You are on page 1of 7

Friday, January 20, 2012

Pemetikan pucuk daun teh


Kegiatan untuk menyediakan daun teh segar adalah pemetikan daun teh. Kegiatan ini berupa pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat pengolahan. Pemetikan menjadi sangat penting karena dapat menentukan mutu teh yang akan diolah. Apabila petikan merupakan petikan halus maka potensi kualitas teh jadi tinggi. Makin kasar petikannya maka makin rendah potensi kualitas teh . Pemetikan berfungsi pula sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Pemetikan pada tanaman teh tidak hanya untuk memanen tetapi mempunyai fungsi yaitu: 1. memecah dormansi tunas dari sifat apical dominan 2. merangsang pertumbuhan vegetatif 3. perombakan cadangan pati 4. pengendalian hama dan penyakit Pucuk yang dipetik mengakibatkan tanaman kehilangan salah satu alat fotosintesis . Fotosintesis merupakan kegiatan pembuatan zat pati yang sangat penting untuk kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Kehilangan zat pati akibat pucuk dipetik tidak akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu asalkan daun-daun yang tertinggal pada lapisan daun pemeliharaan cukup memadai untuk melakukan fotosintesis. Daun-daun tua yang ada di bawah bidang petik dinamakan lapisan daun pemeliharaan (perdu). Peranan daun pemeliharaan utama yaitu sebagai penyalur hasil fotosintat ke bagianbagian tanaman. Karbohidrat sebagai hasil fotosintesa dari daun pemeliharaan bagian atas dialirkan ke atas untuk menumbuhkan daun tunas-tunas baru, sedangkan dari daun pemeliharaan sebelah bawah dialirkan ke bawah untuk menumbuhkan akar serta sebagian disimpan sebagai makanan cadangan dalam akar. Makin banyak daun pemeliharaan tersebut, makin banyak fotosintat yang dihasilkan, sehingga pertumbuhan perdu tersebut makin kuat (Manivel, 1978). Tebal lapisan daun pemeliharaan 25 cm ini perlu dipertahankan agar perdu tetap dalam kondisi pertumbuhan yang sehat. Sebab gangguan terhadap pertumbuhan pucuk akan terjadi jika tebal daun pemeliharaan mencapai 10 cm. Ini berkaitan dengan kemampuan sinar matahari untuk menembus perdu . Dalam kegiatan pemetikan ada perlu diperhatikan kaitannya dengan kesinambungan keberadaan pucuk, yaitu laju pertumbuhan pucuk. Bagian tanaman teh yang mempunyai nilai

ekonomi yaitu daun muda yang disebut pucuk. Pucuk merupakan daun muda yang sebetulnya sudah berfungsi, tetapi fotosintat yang dihasilkan dipakai untuk membangun diri sendiri yaitu untuk pertumbuhan dan berkembang. Laju pertumbuhan pucuk teh terdiri dari beberapa fase yaitu: 1. Fase inisiasi fase ini dimulai dari tunas dorman saat pucuk dipetik sampai perpanjangan sel dan membutuhkan waktu selama 14-16 hari. 2. Fase peralihan antara membuka dua helai daun perisai sampai daun kepel membentang , lamanya 11 hari. 3. Fase terakhir melaju secara linier yaitu daun-daun normal yang masing-masing setiap helai 8-9 hari Macam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan disebut jenis petikan. Proses pemetikan menghasilkan beberapa jenis petikan dengan rumus petik tertentu. Jenis petikan adalah penamaan petikan yang didasarkan pada mutu pucuk yang dihasilkan dengan tidak memperhatikan bagian yang ditinggalkan pada perdu. Sedangkan rumus petik adalah petikan yang digambarkan dengan lambang huruf dan angka. Berikut ini adalah gambar kegiatan pemetikan pucuk teh yang dilakukan oleh pemetik teh.

Gambar 1. Pemetikan teh Berikut ini adalah beberapa jenis petikan yang dilakukan di PPTK Gambung: 1. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan adalah pucuk peko (p) dengan satu daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m) biasanya ditulis dengan rumus p+1, b+1m. 2. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, 3 daun muda serta pucuk burung dengan 1,2 atau 3 daun muda (p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m).

3. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko dengan 4 daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (p+4 atau lebih), (b+2t atau lebih).

Gambar 2. Jenis petikan Terdapat beberapa macam pucuk daun teh yang harus dipetik yaitu sebagai berikut: 1. Pucuk peko Pucuk peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk. Pucuk ini akan mengalami dormansi setelah menghasilkan 4-7 pucuk. Di dalam pucuk peko terkandung banyak senyawa katekin yang belum mengalami degradasi sehingga dapat menghasilkan teh yang berkualitas baik. 2. Pucuk burung Pucuk burung adalah tunas tidak aktif yang berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk. Pada periode ini pucuk in-aktif mereduksi atau memperlambat pertumbuhan. Pucuk burung sering terbentuk jika pemupukan tanaman kurang dan ketersediaan air yang kurang. 3. Pucuk nagog Pucuk nagog adalah pucuk yang tumbuh dari pucuk burung. Biasanya pucuk ini baru muncul setelah 90 hari. 4. Pucuk atau cabang cakar ayam Pucuk atau cabang cakar ayam adalah pucuk yang pertumbuhan tunas dari ketiak daunnya lebih dari satu dan berada di atas bidang petik. Biasanya, pertumbuhan pucuk ceker ayam ini tidak akan stabil.

Terdapat beberapa jenis pemetikan antara lain 1. Pemetikan jendangan Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini bertujuan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata serta agar tanaman mempunyi potensi produksi yang tinggi. Pemetikan jedangan dilakukan 2-3 bulan setelah pemangkasan produksi, apabila 60-70% areal memenuhi syarat untuk dijendang. Pemetikan jendangan biasanya dilakukan 6-10 kali petikan, kemudian diteruskan dengan pemetikan produksi.jenis petikan yang dilakukan pada jedangan adalah petikan medium Tinggi bidang petik jendangan dari bidang pangkasan tergantung pada tinggi rendahnya pangkasan produksi: - Pangkasan 40-45 cm, tinggi jendangan 20-25 cm - Pangkasan 45-50 cm, tinggi jendangan 15-20 cm - Pangkasan 50-55 cm, tinggi jendangan 15-20 cm - Pangkasan 55-60 cm, tinggi jendangan 10-15 cm - Pangkasan 60-65 cm, tinggi jendangan 10-15 cm Bidang petik harus rata pada ketinggian yang sama selama masa pemetikan jedangan. Tinggi jedangan ditentukan dengan alat ukur yang berbentuk salib dan terbuat dari bambu. Alat ini biasanya digunakan oleh para pemetik yang masih baru sehingga dapat mempermudah dalam menyamakan tinggi bidang petik. 2. Pemetikan produksi Pemetikan produksi dilakukan setelah pemetikan jendangan. Pemetikan produksi dilakukan terus-menerus hingga tanaman teh dipangkas kembali. Tujuan dari pemetikan produksi adalah untuk mengambil semua pucuk-pucuk daun teh segar yang memenuhi syarat untuk dipetik, baik secara manual atau dengan menggunakan alat (gunting dan mesin), yang memenuhi syarat mutu pengolahan. Berdasarkan daun yang ditinggalkan, pemetikan produksi dibedakan menjadi 3 yaitu: a. Pemetikan ringan Merupakan pemetikan yang meninggalkan satu atau dua daun di atas kepel (pertumbuhan daun pertama yang tumbuh dari tunas), biasanya ditulis dengan rumus k+1 atau k+2. b. Pemetikan sedang

Merupakan pemetikan yang tidak menyisakan daun di atas kepel (k+0) pada bagian tengah perdu tetapi pada bagian tepi perdu ditinggalkan satu daun di atas kepel (k+1). c. Pemetikan berat Merupakan pemetikan yang tidak meninggalkan daun sama sekali pada perdu di atas kepel (k+0). Pemetikan produksi dilakukan dengan mengikuti barisan tanaman teh dalam barisan berbanjar. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan. 3. Pemetikan gendesan Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan pada kebun yang akan dipangkas produksi. Pemetikan gendesan dilakukan seminggu sebelum pemangkasan dilakukan.Pada pemetikan ini, semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah akan dipetik tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan.Pemetikan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sebelum tanaman dipangkas. Tunas dan daun muda akan terbuang saat pemangkasan sehingga dipetik gendesan agar dapat dimanfaatkan. Waktu pemetikan daun teh didasarkan pada daur petik. Daur petik merupakan jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya,dihitung dalam hari. Panjang pendeknya daur petik tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk dipengaruhi oleh: a. Umur pangkas Semakin tua umur pangkas, semakin lambat pertumbuhan, sehingga daur petik lebih panjang. b. Iklim Pada musim kemarau, pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga daur petik lebih panjang. Sebaliknya, pada musim penghujan, pertumbuhan tunas semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek. c. Elevasi atau ketinggian tempat Semakin tinggi letak kebun dari permukaan laut, semakin lambat pertumbuhan, sehingga semakin panjang daur petik. d. Kesehatan tanaman Jika kondisi tanaman teh semakin sehat, semakin cepat pertumbuhan pucuk sehingga semakin pendek daur petiknya.

Pemetikan dapat dilakukan secara manual (menggunakan tangan) atau pun mekanik (menggunakan gunting maupun mesin). Teknik pemetikan ini berpengaruh terhadap daur petik tanaman teh. Dengan menggunakan tangan, gilir petiknya adalah 10-14 hari, dengan menggunakan gunting, gilir petiknya adalah 18-20 hari serta dengan menggunakan mesin, gilir petiknya adalah 25-30 hari. Manfaat pemetikan menggunakan gunting diantaranya adalah kapasitas pemetikan yang lebih tinggi dan dapat menekan dan mengurangi populasi hama dan penyakit pada daun teh. Kelemahan yaitu mutu petikan cenderung menjadi kasar terutama pada awal-awal pemakaian. Sedangkan jika menggunakan mesin, kapasitas pemetikan dengan menggunakan mesin lebih tinggi daripada pemetikan dengan menggunakan tangan dan gunting. Pemetikan menggunakan mesin hanya dilakukan jika jumlah pucuk yang harus dipetik melimpah dan tidak sesuai dengan jumlah tenaga pemetik yang ada. Pemetikan manual dilakukan oleh para pemetik teh. Pemetik teh tersebut harus memahami cara pemetikan teh, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memetik teh adalah: a. Berjajar menurut kontur tanaman b. Mengambil semua pucuk yang posisisnya ada diatas bidang petik c. Mengambil semua burung yang posisinya ada di atas bidang petik, yang muda dikumpulkan sebagai hasil petik, yang tua dibuang d. Tidak melakukan pemetikan yang ada di dalam bidang petik karena akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sehat e. Tidak melakukan pemetikan ditepi tanaman yang posisisnya belum melebihi bidang petik agar bidang petik tidak saling menutup yanh bisa menyebabkan produksi pucuk menurun f. Mengambil atau memetik pucuk tanggung yang posisinya sejajar dengan pucuk yang masuk petik g. Mengambil pucuk yang pertumbuhanya mengelompok mengarah pada cakar ayam agar tidak megganggu pertumbuhan pucuk lainnya

Posted by diary yuphy at 6:19 PM 0 comments Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Links to this post Labels: teknologi pangan

You might also like