You are on page 1of 4

INFORMASI, PESAN DAN MAKNA Modul 4 Pendahuluan : Informasi itu mahal Belajar 1.

Konsep dan Teori Informasi

Konsep informasi menurut FISHER ( 1986 ) ; Pertama : Penggunaan istilah informasi untuk menunjukkan fakta / data yang diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung. Informasi dapat di konseptualisasikan sebagai kualitas fisik yang dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain. ( identik denga wujud material). Kedua : Penggunaan istilah informasi untuk menunjukan makna data. Jadi menurut pandangan ini informasi berbeda dari data. Informasi adalah arti, maksud/makna yang dikandung data. Suatu data baru dikatakan memiliki nilai informasi jika dianggap memiliki arti lebih pernafsirannya. Misal : Tanda panah 1 di pegunungan arti jalan biasa Tanda panah 2 di artikan berlari. Perbedaan kemampuan memberikan makna juga bisa membuat orang hanya memperoleh banyak data, tetapi sedikit informasi. Contoh : Membaca tulisan bahasa inggris tapi tidak mengetui artinya. Oleh karena itu makna suatu konsep informasi berkaitan soal penafsiran, bisa jadi makna suatu data dapat berbeda antara satu orang dengan orang lain. ( Umumnya penafsiran erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan seseorang ). Latar belakang disiplin ilmu seseorang juga turut menentukan pemberian makna # umpama makna air, bagi ahli biologi / pertanian, air zat yang sangat diperlukan setiap mahluk hidup, ahli kimia air dinyatakan senyawa H2O, bagi yang sering kena banjir di artikan membahayakan. Cokot bahasa sunda ambil, bahasa jawa gigit, di negara India acungan jempol diartikan mengajak berkelahi. Ketiga : Istilah informasi menurut teori informasi, yang mengganggap informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah alternatif pilihan yang tersedia. Contoh 1. Anda bermain-2 melemparkan uang logam, apakah setiap lemparan selalu menunjukkan gambar ? Contoh 2. Anda menemukan dompet di lapangan mau mengembalikan Kepemilik anya, inforasi hanya ada foto di dompet tersebut.

A. TEORI INFORMASI Teori informasi muncul setelah C. Shawnon dan Wassen Weaver dalam bukunya, Mathematical theory of communication. Tahun 1949 terkenal dengan model Shanon Weaver. Salah satu ciri khasnya adalah adanya Faktor (noise) pada komunikasi memungkinkan lahirnya ( Entrophy ) artinya melahirkan situasi yang tidak pasti/tidak teratur. Entropy inilah yang kemudian melahirkan konsep informasi. Menurut teory informasi, pengertian informasi sangaat dekat dengan makna entropy dalam imu pasti, yaitu ukuran tingkat keacakan (Severin Tankard, 1982). Oleh sebab itu informasi menurut teori iformasi adalah jumlah ketidakpastian yang diukur dengan mengurangkannya melalui pemakaian sejumlah alternatif pilihan yang tersedia. B. SIFAT INFORMASI : Ketidakpastian dan Memilih Salah satu ciri khas model Shanon Weaver adanya komponen noise (gangguan) faktor noise dapat menimbulkan ketidakpastian sedang ketidakpastian menmbulkan /mendorong tersedianya alternatif pilihan, yang tiada lain adalah informasiitu sendiri. Jadi sesuai dengan teori informasi, makin banyak gangguan makin besar ketidakpastan dan makin melimpah informasi. Sebaliknya, pesan yang disusun secara baik dikirimkan dalam situasi tanpa gangguan ketidakpastianpun tidak ada atau menjadi serba pasti.

C. Mengatasi Ketidakpastian dengan Redudancy Shanon dan Weaves mengeluarkan konsep Redudancy sbag lawandari Entropy ( ketidakpastian). Redudancy artteh hangatnya pengulangan, baik dg kata yang sama maupun kata yang artinya sama, dengan tujuan pesan yang dikirim jelas maksudnya. Misal : di pesta, kita minta air teh hangat pada pelayan, ( pengulangan kata ). Ketidakpastian ( Entropy ) dapat diatasi dengan menambah tenaga ( power ) penyampaian pesan dengan memperkeras suara anda. D. Jenis dan Kualitas informasi. Jenis informasi apa yang kita butuhkan untuk mengurangi ketidakpastian ? jawaban ketidak pastian itu sendiri. Ada 3 bentuk ketidapastian yaitu : Pertama : Tidak pasti kepada obyek tertentu ( nama benda, musim, massa ) ataupun lingkungan sekitar lainnya. Misal : Jika kita melihat jejak kaki, kita menduga jejak kaki apa itu ? manusia/binatang ? Jika binatang, Jenis hewan apa ? Ketidakpastian ini sebatas sabar dan tahu ( awarennes ). Kedua : Ketidak pastian pada hubungan antara satu alternatif pilihan dengan alternatif lainnya. Misal : Jejak kaki tadi menetapkan orang lari pada malam hari, kita ingin mengaitkan dengan alternatif lainnya disimpulkan jejak kaki itu kaki orang lain. Ketiga : Ketidakpastian pada penilaian baik nilai obyektif maupun nilai hubungan. Jika kita sudah menyimpulkan bahwa jejak kaki itu adalah orang asing, lalu mengapa lewat jalan itu, kesimpulan kemungkinan orang itu berbuat jahat ( penilaian negatif ). Disamping dilihat dari jenisnya, keubutuhan seseorang akan informasi juga di tinjau dari segi kualitasnya. Tinggi rendahnya kualitas informasi dapat dilihat dari tingkat. 1. Kegunaannya (usefull) 2. Nilainya ( Valueable) 3. Faktualitasnya ( factual ) 5. Ketepatannya ( Precision ) 4. Keterandalannya ( Reliable ). 6, Sebenarnya ( Truth ). Misal : Ny. Banna memutuskan untuk memakai pil KB, sepengetahuannya, pil KB mempunyai kegunaan (usefull) yang lebih besar dari pada alat-2 kontrasepsi yang lain, sehingga menilai positif (valuable) pada kontrasepsi pil, fakta-2 ( factual ) juga telah menunjukkan keberhasilan pemakaian pil sehingga dapat diandalkan ( realible ) karena dosisnya yang tepat ( precise ), sebab itu bagi Ny. Banna informasi mengenali pil KB dapat dipercaya karena dinilainya mengandung banyak kebenaran ( true ). Belajar 2 PESAN DAN MAKNA : ANTARA WADAH DAN ISI. Informasi adalah makna pesan, bahwa kata simbol, dan isyarat tak mengandung informasi jika tak ditfsirkan oleh penerimanya, makan dapat dikemukakan bahwa pesan tidklah mempunyai arti apapun juga tidak diberi makna oleh komunikan. Sebaliknya, pesanlah yang mengandung makna apabila pesan tersebut ditafsirkan. Maka dengan rumusan sederhana, dapat kita katakan bahwa hubungan pesan dan makna ibarat wadah dengan isinya. A. MAKNA tentang MAKNA Para ahli bahasa, filsof, psikologi, sosiolgi dan antropologi, 2000 th yang lalu menurut ( Fisher ) gagal memberikan jawaban apa arti makna. Brodback ( 1963) yang dikutif Fisher merumuskan 3 tentang Makna 1. Makna Referensial ( makna suatu istilah ) Mengenai obyek, pikiran, ide atau konsep yang di tujukan oleh istilah itu, Makna itu lahir dari pikiran seseorang ketika suatu istilah pada suatu obyek. Misal : Kendaraan merujuk pada motor, mobil dan sepeda.

2. Makna yang menunjukkan arti suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-2 lain. Misal : Phlogiston kata untuk pembakaran, kata itu tak dipakai lagi dengan ditemukannya oksigen. 3. Makna Intensional : arti suatu istilah/lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh sipemakai dengan arti lambang itu. Misal : Jeruk Garut manis menurut Anda demikian pula dengan teman anda, tasam menurt anda, manis tapi makna manis anda dengan teman anda berbeda, manis campur asam menurut anda, manis rasa pahit kata teman anda. B. TEORI MAKNA Kapan makna itu muncul ? Fiske ( 1960 ), menyatakan makna muncul ketika sebuah SIGN yang mengacu kepada suatu obyek, dipakai oleh pengguna SIGN, saat itulah terjadi pembentukan makna di dalam benak si Pemakai. SIGN dapat berupa kata, tulisan, simbol maupun isyarat, Sedangkan obyek bisa mengacu pada benda, ide atau konsep. Hubungan antara Sign, obyek dan Pemakai di dalam bentuk hubungan segi tiga Maka teory segitiga maknapun ( Triangle meaning theory ) dibuat untuk menjelaskan proses terjadinya makna. seseorang ahlinya adalah CHARLES PIERCE. Menurut Pierce, sebuah sign yang mengacu pada sesuatu diluar dirinya, yaitu obyek, akan mempunyai pengruh pada pikiran pemakainya, karena adanya hubungan timbal balik antara ketiga elemen tersebut. Hasil hubungan timbal balik itulah yang menghasilkan makna suatu obyek, dan dilambangkan oleh pemakainya dengan suatu simbaol anatara lain kata kata, gambar atau isyarat. Misalnya, anda mendengar orang menyebut kata permata. Pikiran / Reference

Simbol

Obyek sasaran

Teori segi tiga makna juga dikembangkan Ogden dan I.A Richard menyatkan bahwa makna muncul tatkala suatu simbol yang mengacu pada suatu obyek mengenai seseorang. LITTLE JOHN, Menyimpulkan bhwa makna itu memunyai tiga dimensi. 1. Dimensi Referential. Secara jelas kata-kata dan simbol-2 yang lain daipakai untuk menunjukkan obyek, situasi, kondisi/pernyataan ( buku menunjuk buku yang anda baca ). 2. Dimensi Experimental Makna adalah bagian terbesar dari suatu pengalaman tentang obyek, tanpa mengenal obyeknya kita tidak dapat memberinya makna. 3. Dimensi Purpossive. Tujuan orang bertatap muka/berkomunikasi ( mengirim dan menerima ) adalah aspek penting dari makna. Jika dihubungkan secara segitiga makna, maka hubungan antara ketiga dimensi itu dapat memerlihatkan bahwa pemakian suatu simbol (referential ) itu didasarkan penglaman atau pengetahuan (experential) pada obyek yang dirujuk simbo tersebut, adalah unti menunjukkan tujuan (purpossive) si pemakainya. Misalnya jika seseorang mengatakan suka kepada temannya, itu didasarkan pada pengalamannya mengenai obyek yang dirujuk istilah suka, untuk memperlihatkan bahwa maksud si orang tersebut adalah senang pada temannya itu. Karena itu, hati-hatilah menggunakan istilah. Orang bisa senang pada kita karena istilah yang kita gunakan, orang juga bisa marah besar pada kita karena penggunaan istilah pula.

Belajar 3 MASALAH BAHASA DAN KOMUNIKASI Menurut teori belajar Noam Chomsky, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui 3 proses yaitu asosiasi, Imitasi, dan peneguhan. 1. Asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi dengan obyek tertentu. 2. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang di dengarnya. 3. Pengeguhan berarti ungkapan kegembiraan, ketika anak mengucapkan dengan benar. Misal : bayi minta minum.......

Keterbatasan pemakaian bahasa Verbal Bahasa erbatas dalam menggabarkan realitas 1. Bahasa itu statis, sedang realitas dinamis. 2. Bahasa itu terbatas, sedang realitanya relatif tak terbatas. 3. Menggambarkan realitaspun bahasa terbatas. Supaya komunikasi kita berhasil dengan baik, 4 hal yang harus di hindari. 1. Abstraksi kaku Memakai istilah dengan abstraksi tinggi/rendah sekali mengaburkan arti. 2. Identifikasi yang tak layak over generalization ( Generalisasi berlebihan umpama semua laki-laki jahat). 3. Penilaian hanya dengan dua nilai. Contoh : benar-salah, pandai-bodoh, cantik-jelek, jauh dekat. Padahal ada kategori lain, sangat, agak, hampir dsb. 4. Mengacaukan kata dengan rujukan. Kecenderungan ukuran menurut penilaianya sendiri misal Jeruk manis.

You might also like