You are on page 1of 2

Perjuangan Cinta di Gunung Wilis

Gunung Wilis terletak di jawa Timur. Gunung yang sudah tidak aktif ini memiliki ketinggian 2552 meter di atas permukaan laut. Puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Madiun, dan Ponorogo. Konon, dulunya gunung ini bernama Gunung Pawinihan. Pawinihan berarti pembenihan atau pembibitan. Dalam cerita rakyat Jawa, di sinilah Sang Hyang Batara Wisnu menciptakan manusia pertama kali. Karena itu, gunung ini dinamakan gunung pawinihan. Selain mitos tentang penciptaan manusia pertama yang pastinya hanya fiktif belaka, gunung wilis juga menyimpan kisah nyata perjuangan cinta Dandang Gendis kepada Dewi Amisani anak dari Resi Brahmaraja. Resi Brahmaraja adalah seorang pertapa yang hidup bersama putrinya, Dewi Amisani, di Gunung Wilis pada sekitar tahun 1200an. Dewi Amisani memiliki kecantikan yang luar biasa. Rumor tentang kecantikan Dewi Amisani telah tersebar ke seantero penjuru kerajaan Kediri dan sampai akhirnya terdengar oleh telinga Dandang Gendis. Dandang Gendis adalah putra mahkota Kerajaan Kediri. Kelak dia akan menduduki tampuk singgasana kekuasaan di Kerajaan Kediri dan bergelar Sri Kertajaya. Mendengar tentang kabar kecantikan Dewi Amisani, Dandang Gendis langsung jatuh hati. Ada sesuatu dari dalam jiwanya yang memanggilnya ingin segera bertemu dengan Dewi Amisani. Dia telah membulatkan tekad untuk mencari di manapun Dewi Amisani berada. Dia yang ketika itu masih sebagai seorang putra mahkota Karajaan Kediri, nekad kabur sendirian dari istana dan memasuki hutan belantara di gunung wilis untuk menemukan di mana tempat tinggal Dewi Amisani pujaan hatinya. Ketka itu, Gunung Wilis masih merupakan gunung berapi dengan hutan belantaranya yang sangat lebat. Dari gunung wilis mengalir banyak sumber mata air yang beberapa membentuk air terjun. Saat ini ada beberapa air terjun yang masih dapat dtemukan. Di sebelah selatan terdapat air terjun Irenggolo dan di sebelah utara ada air terjun Sedudo. Konon Air Terjun Sedudo memiliki akses gaib dengan air terjun Coban Rondo yang terletak di wilayah Waduk Selorejo, Malang. Selain kedua air terjun tersebut, di dekat puncak Gunung Wilis terdapat air terjun Ngleyangan. Air terjun ini masih belum banyak di kunjungi orang, tidak seperti air tejun Irenggolo dan air terjun Sedudo yang telah menjadi objek wisata. Air terjun Ngleyangan memiliki pemandangan yang sangat indah. Ketinggian air terjun mencapai 25 meter. Air terjun berwarna putih di tengah lebat hijaunya hutan belantara membuat pesona air terjun Ngleyangan sungguh menakjubkan. Apalagi pada waktu-waktu tertentu dapat ditemukan pelangi yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel kecil air terjun. Suara deburan air yang jatuh menambah romantis suasana. Menenteramkan hati yang dilanda risau. Di puncak air terjun inilah Mpu Brahmaraja menjalani laku tapa dan hidup bersama Dewi Amisani putrinya. Dengan susah payah Dandang Gendis menerobos masuk hutan yang sama sekali belum ia kenal. Dia hanya mengikuti suara hatinya memanggil dan kemana langkah kaki membawanya. Sebagai seorang putra mahkota yang terbiasa hidup dengan kemewahan istana, tidak mudah bagi Dandang Gendis untuk survive di hutan belantara sendirian. Tetapi tekadnya yang besar telah mengalahkan segalanya. Berbulan-bulan ia menyusuri hutan dan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan Dewi Amisani. Sampai suatu saat dia sangat kelelahan, haus, dan ingin mecari sumber mata air. Sayup-sayup dia mendengarkan suara deburan air. Sebuah pertanda akan adanya sungai. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menemukan sungai itu. Sejenak ia melepas lelah dan

membasahi kerongkongan dengan air sungai yang menyegarkan. Terdengar suara deburan air yang lebih besar dari arah hulu sungai. Rasa penasaran membawanya berjalan menyusuri sungai dan sampai pada air terjun Ngleyangan. Disitulah akhirnya dia menemukan Dewi Amisani. Ternyata rumor kecantikan Dewi Amisani bukan omong kosong belaka. Mendengar kabar kecantikan Dewi Amisani mampu membawa Dandang Gendis sampai ke air terjun Ngleyangan, dan kini melihat kecantikan Dewi Amisani mungkin mampu membawa Dandang Gendis sampai ke surga. Singkat cerita, Dandang Gendis kemudian hidup disitu dengan misi utama untuk menaklukkan hati Putri Resi Brahmaraja. Sampai akhirnya ia dijemput pulang ke keraton Kediri untuk dinobatkan menjadi raja kerajaan Kediri yang baru, bergelar Sri Kertajaya, menggantikan Jayasheba yang meninggal beberapa bulan sebelumnya. Tidak lama berselang, Dandang Gendis akhirnya dapat memboyong Dewi Amisani ke keraton Kediri untuk dijadikan permaisuri mendampingi dirinya.

You might also like