You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penulisan makalah ini berjudul PENYIMPANGAN SOSIAL. Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku menyimpang banyak terjadi di masyarakat luas. Bahkan semakin berkembangnya zaman sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang semakin beragam. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan yang akan di jabarkan penulis dan di perjelas penulis dalam makalah ini. Melalui tulisan ini, penulis ingin menjabarkan jenis jenis dan sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang dan akan memperjelasnya serta memaparkan cara menanggulanginya agar perilaku menyimpang ini tidak semakin meluas.

1.2 Pembatasan Masalah Bagian ini meliputi dua hal: 1) Pembatasan Istilah, dan 2) Rumusan Masalah

1.2.1

Pembatasan Istilah

Ada beberapa istilah yang didapat dalam pengumpulan data : Norma Proses Sosialisasi Integritas : Aturan yang berlaku dalam masyarakat : Runtunan perubahan (peristiwa) : Proses belajar seorang anggota masyarakat : Keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh

Menyimpang : membelok menempuh jalan yang salah

1.2.2

Rumusan Masalah 1.2.2.1 Apakah penyimpangan sosial itu ? 1.2.2.2 Apa saja jenis dan bentuk perilaku menyimpang dan contohnya? 1.2.2.3 Apa saja sebab-sebab perilaku menyimpang? 1.2.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang? 1.2.2.5 Apa saja dampak penyimpangan sosial ? 1.2.2.6 Adakah cara mengatasi perilaku menyimpang ?

1.3

Tujuan Penulisan 1.3.1 Menjelaskan definisi dari penyimpangan sosial 1.3.2 Menyebutkan jenis dan bentuk perilaku penyimpangan dan contohnya 1.3.3 Menyebutkan sebab-sebab perilaku menyimpang 1.3.4 Menyebutkan faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang 1.3.5 Menyebutkan dampak penyimpangan sosial ? 1.3.6 Menyebutkan cara mengatasi perilaku menyimpang ?

1.4

Metode Pengumpulan Data 1.4.1 Studi Pustaka Penulis membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan objek penulisan. 1.4.2 Interview

Mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber

1.5

Sistematika Penulisan Karya tulis ini memuat : a. Bab I Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah ( meliputi pembatasan istilah dan rumusan masalah ), tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. b. Bab II Pembahasan Bab ini mengungkapkan pembahasan masalah yang bersumber pada data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Bagian ini dapat dipecah-pecah menjadi beberapa sub bab berdasarkan topik-topik tertentu.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat. Berikut ini adalah definisi perilaku menyimpangan menurut beberapa ahli : a. James W. Van Der Zanden: Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. b. Robert M. Z. Lawang: Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. c. Lemert (1951): Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk: 1). Penyimpangan Primer (Primary Deviation) Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: - menunggak iuran listrik, telepon, BTN dsb. - melanggar rambu-rambu lalu lintas. - ngebut di jalanan.
3

2). Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: - pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang. - pemerkosa, pelacuran. - pembunuh, perampok, penjudi.

2.2 Jenis dan Bentuk Penyimpangan 2.2.1 Berdasarkan Intensitasnya 2.2.1.1 Penyimpangan Primer (Primari Deviation) Yaitu perilaku menyimpang yang pertama kali dilakukan seseorang. Bisa juga diartikan penyimpangan yang dilakukan hanya bersifat temporer atau hanya pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak berulang-ulang. Contohnya seorang warga masyarakat terpaksa mencuri karena tidak bekerja dan harus memebeli obat untuk anaknya yang sakit. 2.2.1.2 Penyimpangan Sekunder (Secondari Deviation) Yaitu perilaku menyimpang yang merupakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya atau penyimpangan sosial yang dilakukan berulang kali dan secara khas memperlihatkan perilaku menyimpang. Contoh

penyimpangan sekunder antara lain orang yang mempunyai kebiasaan mabuk atau minum-minuman keras, pencuri kambuhan, dan sebagainya.

2.2.2 Berdasarkan Sifatnya 2.2.2.1 Penyimpangan Positif Penyimpangan Positif adalah penyimpangan yang mengarah kepada nilai-nilai ideal atau yang didambakan dalam masyarakat tetapi tidak atau belum diterima oleh warga masyarakat karena waktunya kurang tepat. Akibatnya orang yang melakukan penyimpangan sosial positif ini akan mendapat celaan.

2.2.2.2 Penyimpangan Negatif Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang mengarah kepadai nilai-nilai yang dipandang rendah, tercela dan melanggar pedoman - pedoman dalam masyarakat. Penyelewengan negatif ini dinilai sebagai perbuatan yang di bawah standar hidup masyarakat. Artinya orang yang melakukan penyimpangan negatif ini kedudukannya di masyarakat sangat rendah bahkan tidak dapat diterima. 2.2.3 Berdasarkan Tempat atau Ruang Lingkupnya 2.2.3.1 Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga Penyimpangan sosial dalam keluarga adalah penyimpangan sosial yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Pelaku penyimpangan dalam hal ini adalah anggota keluarga, bisa anak, ibu atau ayah. Contoh penyimpangan dalam keluarga yaitu seorang Ibu tidak lagi mengurus urusan keluarga justru mementingkan diri sendiri, ikut fitnes, sering ngobrol tanpa mengingat waktu, dan sebagainya. 2.2.3.2 Penyimpangan Sosial Dalam Masyarakat Penyimpangan sosial dalam masyarakat adalah penyimpangan sosial yang terjadi dalam mayrarakat. Penyimpangan sosial dalam mayrarakat terjadi jika seseorang atau kelompok orang anggota masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah atau aturan dalam masyarakat. Beberapa contoh penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat antara lain: terjadinya peristiwa pembunuhan, pencurian, pemerkosaan dan lain sebagainya.

2.2.4 Berdasarkan Pelakunya 2.2.4.1 Individual (Individual Deviation) Penyimpangan individual yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang telah berlaku dalam kehidupan masyarakat. Misalnya seorang anak yang membunuh ibunya, seorang ayah yang memperkosa ibunya, dan lain sebagainya.

Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain: a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel. b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang. c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar. d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat. Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain: a. Penyalahgunaan narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain: - Narkotika (candu, ganja, putau) - Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin) - Alkoholisme. b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya. c. Pelacuran Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang. Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi, keluarga dsb.) d. Penyimpangan seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis penyimpangan seksual: - Lesbianisme dan Homosexual - Sodomi - Transvestitisme - Sadisme - Pedophilia - Perzinahan - Kumpul kebo, dll e. Tindak kejahatan/kriminal Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.
6

f. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain: - Sikap arogansi : Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. - Sikap eksentrik : Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. 2.2.4.2 Penyimpangan Kelompok (Group Deviation) Penyimpangan kelompok yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok, padahal norma tersebut bertentangan dengan norma masyarakat yang verlaku pada umunya. Misalnya: perkelahian pelajar atau tawuran pelajar. Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain: a. Kenakalan remaja Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb. b. Tawuran/perkelahian pelajar Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan. c. Penyimpangan kebudayaan Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam

kepribadian masing masing individu dalam kelompok maka dapat terjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman.

2.2.4.3 Penyimpangan Campuran (Mixture Of Both Deviation) Yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh golongan sosial yang terorganisir secara rapi, sehingga individu ataupun kelompok di dalamnya tunduk dan taat pada norma-norma golongan. Padahal secara keseluruhan mereka mengabaikkan norma-norma masyarakat yang berlaku. Misalnya: Kapak Merah merupakan kelompok perampok/penjabret yang terorganisir secara rapih. Mereka menjalankan aksinya di persimpangan lampu merah yang ada di Jakarta

2.3 Penyimpangan Seksual sebagai Jenis Penyimpangan Individu Salah satu contoh jenis penyimpangan individual (berdasarkan pelakunya), yaitu penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Berikut ini macam-macam bentuk penyimpangan seksual: 1.Homoseksual Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. 2.Sadomasokisme dan Masokisme Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual. 3.Ekshibisionisme Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. 4.Voyeurisme Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Namun penderitanya tidak melakukan hal yang berlanjut.
8

5.Fetishisme Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. 6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. 7.Bestially Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya. 8.Incest Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak cowok. 9.Necrophilia/Necrofil Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati. 10.Zoophilia Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan. 11.Sodomi Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan. 12.Frotteurisme/Frotteuris Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll. 13.Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek).

2.4 Sebab-Sebab Penyimpangan Sosial Berikut ini adalah sebab sebab penyimpangan seksual dan penyimpangan penyimpangan sosial lainnya bisa terjadi.

a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadiannya maka seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan perilaku yang tidak pantas.ini mungkin juga mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna. b. Proses belajar yang menyimpang Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan proses belajar lainnya. Namun kadangkala proses elajar perilaku menyimpang ini dipelajari dari orang yang sudah ahli atau berpengalaman. c. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur social Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaan tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila seseorang tidak diberi peluang maka ia akan memilih cara-cara yang menyimpang dalam memenuhi kebutuhan hidup. d. Ikatan sosial yang berlain-lainan Setiap orang biasanya berhubungan dengan beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut akan cenderung membuatnya mengidentifikasi diri dengan kelompokyang paling dihargainya. Dalam hubungan ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dari perilaku kelopoknya. Jika perlaku kelompok tersebut menyimpang maka kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang. e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang. Proses sosialisasi dapat terjadi karena sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang seringkali merupakan akibat dari sosialisasi yang sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang merupakan hasil sosialisasi tidak senagaj missal anak menjadi buruk kebiasaannya melalui acara televise ataupun membaca buku atau kadangkala anak melihat perilaku menyimpang dari orang tua atau lingkungan sekitar. Sedangkan perilaku menyimpang secara sengaja dapat terjadi melalui kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar mengajarkan penyimpangan

10

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan 2.5.1 Faktor dari Dalam 2.5.1.1 Intelegensi Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilainilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi

penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa. Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.

2.5.1.2 Jenis kelamin Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan. Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.

2.5.1.3 Umur Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya. Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anak-anaknya.
11

2.5.1.4 Kedudukan dalam keluarga Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya. Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.

2.5.2 Faktor Dari Luar (Ekstrinsik) 2.5.2.1 Peran keluarga Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial. Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya. Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis. Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa
12

jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.

2.5.2.2 Peran masyarakat Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma sosial. Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut sebagai subkebudayaan menyimpang. Misalnya masyarakat yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian dari profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.

2.5.2.3 Pergaulan Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.
13

2.5.2.4 Media massa Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat memengaruhi perkembangan perilaku individu. Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang normanorma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentahmentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.

2.6 Dampak Penyimpangan Sosial 2.6.1 Dampak Individu Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakat akan dicap sebagai penyimpang (devian). Sebagai tolok ukur menyim-pang atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut: a. Terkucil Umumnya dialami oleh pelaku penyimpangan individual, antara lain pelaku penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, tindak kejahatan/kriminal. Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya dan tindak

penyimpangannya tidak menulari anggota masyarakat yang lain. Pengucilan dalam berbagai bidang, antara lain: hukum, adat/budaya dan agama. Pengucilan secara hukum, melalui penjara, kurungan, dsb. Pengucilan melalui agama, pada agama tertentu (contohnya: Katolik) ada hak-hak tertentu yang tidak boleh diterima oleh si pelaku penyimpangan, misalnya tidak boleh menerima sakramen tertentu bilamana seseorang melakukan tindakan penyimpangan (berdosa).
14

b. Terganggunya perkembangan jiwa Secara umum pelaku penyimpangan sosial akan tertekan secara psikologis karena ditolak oleh masyarakat. Baik penyimpangan ringan maupun penyimpangan berat akan berdampak pada terganggunya perkembangan mental atau jiwanya, terlebih-lebih pada penyimpangan yang memang diakibatkan dan yang mempunyai sasaran pada jaringan otaknya, misalnya pada pelaku penyalahgunaan narkoba dan kelainan seksual. c. Rasa bersalah Sebagai manusia yang merupakan mahluk yang berakal budi, mustahil seorang pelaku tindak penyimpangan tidak pernah merasa malu, merasabersalah bahkan merasa menyesal telah melanggar nilai-nilai dan norma masyarakatnya. Sekecil apapun rasa bersalah itu pasti akan muncul karena tindak penyimpangan tersebut telah merugikan orang lain, hilangnya harta benda bahkan nyawa.

2.6.2 Dampak Kelompok Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan teman. Lama-kelamaan berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok/masyarakat. a. Kriminalitas Tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Contoh: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk kelompok penjahat, sehingga dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru. b. Terganggunya keseimbangan sosial Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan

15

berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya. Contoh: pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk dsb. c. Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya. Contoh: karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia

2.7 Usaha Mengantisipasi Dan Mengatasi Penyimpangan Sosial 2.7.1 Upaya-upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial Antisipasi adala usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi. Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi seseorang telah siap dengan berbagai perisai untuk menghadapinya. Upaya mengantisipasi tersebut melalui: a. Penanaman nilai dan norma yang kuat Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut: - pembentukan konsep diri - pengembangan keterampilan - pengendalian diri - pelatihan komunikasi - pembiasaan aturan.

16

Dengan melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut. b. Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak penyimpangan. c. Berkepribadian Kuat dan Teguh Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah: Kebiasaan, sikapsikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut

berkepribadian, apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan (positif) atas suatu keadaan. Apabila seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku, pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.

2.7.2 Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial Sebelum kita menemui penyimpangan sosial terjadi dalam masyarakat, secara pribadi individu hendaklah sudah berupaya mengantisipasinya. Namun, apabila penyimpangan sosial terjadi juga, kita masing-masing berusaha untuk mengatasinya. Langkah-langkah apa yang dapat kita lakukan? a. Sanksi yang tegas Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya normanorma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali.
17

b. Penyuluhan-penyuluhan Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebihlebih pada pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan tersebut. c. Rehabilitasi sosial Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba, Wanita Tuna Susila dsb

18

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah mempelajari tentang perilaku menyimpan dalam masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa: Perilaku menyimpang tidak hanya disebabkan karena 1 faktor saja, tetapi banyak hal yang bisa mempengaruhi perilaku menyimpang yang semua bersifat negatif. Perilaku menyimpang tidak hanya berakibat buruk bagi diri sendiri, tetapi berdampak negatif bagi orang banyak di sekitar kita Peran orang tua adalah peran yang paling besar dalam mempengaruhi sikap-sikap dalam individu seseorang Sebelum tindak penyimpangan terjadi, mengantisipasi diri adalah tindakan awal yang paling tepat

3.2 Saran Untuk mengurangi sikap menyimpang pada individu sebaiknya pemerintah dan orang tua melakukan: Memperketat hukum yang berlaku Tidak membiarkan anak terlalu bebas dalam bergaul Selalu mengawasi anak berteman

19

You might also like