You are on page 1of 77

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA merupakan suatu pembelajaran yang mengkaji alam dari lingkungan dengan segala isinya. Ruang lingkup pembelajaran IPA di SMP pada kurikulum 2004 maupun kurikulum 2006 (KTSP) meliputi aspek kerja ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapan. Salah satu indikator yang diharapkan, siswa dapat memahami konsep dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari diantaranya induksi elektromagnetik. Pada kurikulum 2006, Induksi elektromagnetik dipelajari di kelas IX semester 2. Sesuai dengan standar kompetensi, setelah mempelajari materi

tersebut siswa dapat memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pada kompetensi dasar diharapkan siswa mampu menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah dilaksanakan pada tahun lalu menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi Induksi Elektromagnetik masih belum memuaskan. Materi tersebut bagi sebagian siswa merupakan pelajaran yang dianggap sulit karena banyak yang harus dipahami dengan meggunakan rumus rumus fisika dan memerlukan keterampilan berhitung, sehingga hasil belajar masih masih banyak yang hasil tesnya dibawah kriteria ketuntasan minimal. Hal tersebut mungkin disebabkan karena penulis dalam mengajar tidak memakai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar. penulis hanya menerangkan materi secara klasik untuk mencapai target kurikulum sehingga siswa kurang bergairah dalam belajar, kurang bersemangat dan kurang siap untuk menghadapi pelajaran. Keadaan tersebut berpengaruh pada berlangsungnya proses belajar mengajar dimana suasana kelas menjadi pasif tidak ada interaksi timbal balik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa itu sendiri. Siswa cenderung hanya menerima saja apa yang diberikan oleh guru.

Faktor penghambat lain keberhasilan belajar yang penulis rasakan dalam pembelajaran Induksi Elektromagnetik adalah masih lemahnya kemampuan siswa dalam materi yang berhubugan dengan perhitungan secara matematik, sebagaian anak kesulitan apabila berhadapan dengan soal soal yang didalamnya ada rumus rumus dan perkalian. Sehingga persentasi keberhasilan siswa yang mencapai kriteri ketuntasan minimal (KKM) masih rendah. Selain itu beberapa faktor permasalahan yang juga timbul dari peserta didik di antaranya kemampuan dasar kurang, motivasi rendah, kurang perhatian, bakat/minat belajar, malu dalam bertanya dan lain sebagainya. Menurut Slamet (2003:54) keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain: (a). faktor internal; meliputi faktor jasmani, faktor psikologis serta factor kelelahan. dan (b). faktor eksernal; meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan. Oleh krena itu seorang guru harus betul betul memahami karateristik anak, dengan mencari metode dan model model pembelajaran yang sesuai untuk kompetensi dasar atau standar kompetensi dalam matari tersebut agar mencapai tujuan pembelajaran. Selama ini metode yang digunakan oleh penulis dalam mata pelajaran Induksi Elektromagnetik masih banyak menggunakan metode ceramah, di mana guru sangat dominan dan hanya menekankan pada pencapaian tujuan kurikulum dari pada mengembangan kemampuan belajar siswa. Metoda pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran IPA adalah model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif terlibat langsung, sehingga terjadi interaksi yang dinamis antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa itu sendiri. Interaksi dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Winarno Surakhmad (dalam Sutikno Sobry 2004:6), bahwa di dalam proses belajar mengajar selalu ditekankan pengertian interaksi, yaitu istilah yang menggambarkan hubungan aktif dua arah antara guru dengan siswa. Komunikasi yang baik dalam pembelajaran harus melibatkan adanya interaksi yang baik antar guru dengan siswa, dan interaksi antara siswanya itu sendiri. Proses komunikasi tersebut dimungkinkan oleh kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa sosial. Salah satu model pembelajaran yang biasa

digunakan adalah model pembelajaran cooperative. Model pembelajaran cooperative lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk bisa belajar lebih aktif, sehingga dari keadaan tersebut dapat tercipta suatu interaksi yang baik, walaupun model pembelajaran tersebut bukan satu-satunya sumber informasi bagi siswa untuk dijadikan model belajar. Model pembelajaran cooperative memiliki beberapa tipe, diantaranya : jigsaw, group investigation, make a match, student team achievement division (STAD), cooperative integrated reading and composision (CIRC), number heads together (NHT) dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk

mencoba melihat bagaimana pembelajaran tipe cooperative number heads together (NHT) dalam meningkatkan keaktipan siswa pada kegiatan belajar. Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Keagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Tipe tersebut juga memberikan kebebasan berpikir bagi siswa, dan menuntut siswa dalam memberikan informasi lain dari materi yang dipelajari, dan menimbulkan komunikasi yang baik antara sesama kelompok. Bertitik tolak pada pendapat dan permasalahan-permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk mengimplementasikan penggunaan salah satu model tersebut dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsepinduksi elektromagetik. mengambil judul Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian dengan Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Cooperative Type NHT Pada Konsep Induksi Elektromagnetik Di Kelas IXA SMP Negeri 1 Pagerageung Tahun Pelajaran 2011/2012

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah Rendahnya hasil belajar siswa siswa kelas IX A SMPN 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya pada konsep induksi elektromagnetik. 2. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi hanya pada konsep induksi elektromagnetik berupa contoh alat pada kehidupan sehari-hari.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Model Pembelajaran

Kooperatife Type NHT dapat Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Induksi elektromagnetik di Pelajaran 2011/2012 Kelas. IX A SMP Negeri 1 Pagerageung Tahun

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pendidikan nasional 2. Tujuan khusus Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meningkatkan pembelajarn kooperatife type NHT dapat

Hasil belajar siswa pada konsep Induksi elektromagnetik

pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Pagerageung.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa, a. Melatih anak untuk bekerjasama memecahkan suatu masalah secara berdiskusi dalam kelompoknya dan menghargai pendapat orang lain.

b.

Diharapkan dapat meningkatkan aktifitas, motivasi, dan prestasi belajar siswa.

c. 2.

Untuk meningkatkan hasil belajar.

Bagi guru, a. Sebagai alternatif sutu model pembelajaran yang mampu

meningkatkan efektifitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar. b. Mengatasi problem pembelajaran yang selama ini dikeluhkan terutama terhadap rendahnya prestasi belajar siswa 3. Bagi Sekolah a. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan arah kebijakan dalam hal pembaharuan proses pembelajaran b. Sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pemenuhan sarana prasarana pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Type NHT di Sekolah Menengah Pertama 1. Pembelajaran Cooperatife Type NHT Model pembelajaran mempunyai makna lebih luas dari pada strategi, metode, pendekatan atau prosedur. Model pembelajaran mencakup satu pendekatan pengajaran yang luas dan menyeluruh, jadi satu model pengajaran dapat menggunakan sejumlah keterampilan metodologis dan prosedural. Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain. Pembelajaran cooperative mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok tersebut (Solihatin, Etin, 2007: 4). Pembelajaran cooperative adalah suatu kondisi pembelajaran yang dengan segala upaya setiap individu mendukung dan didukung individu lainnya dalam pencapaian tujuan (Lie, Anita, 2007) Model pembelajaran cooperative bukan sekedar kerja kelompoknya melainkan pada penstrukturannya. Sistem pengajaran cooperative dapat didefinisikan juga sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur di sini adalah lima unsur pokok menurut Johnson & Johnson, 1993 (Lie, Anita, 2007:18) yaitu, saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan model cooperative siswa diarahkan untuk bisa bekerja sama untuk mengembangkan diri secara oftimal dan

bertanggung jawab secara individual untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Model pembelajaran cooperative memiliki beberapa tipe, diantaranya : jigsaw, group investigation, make a match, student team achievement division (STAD), cooperative integrated reading and composision (CIRC), number heads together (NHT) dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mencoba melihat bagaimana pembelajaran tipe cooperative number heads together (NHT) dalam meningkatkan keaktipan siswa pada kegiatan belajar. Menurut Anita Lie (2005: 59), teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Langkah-langkah dalam melaksanakan teknik kepala bernomor seperti yang dikemukakan Anita Lie (2005: 63) adalah sebagai berikut. a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjankannya. c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. 2. Belajar, Mengajar dan Hasil Belajar 1) Definisi Belajar Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk memperoleh perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan untuk menuju taraf yang lebih tinggi dari semula. Perubahan tersebut bisa terjadi dengan disadari, karena adanya usaha dari

orang yang belajar, sehingga memperoleh kemampuan baru yang diharapkan. Sudjana Nana (1996 : 5) mengemukakan bahwa : "Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri sendiri sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya,dan lain-lain yang ada pada individu belajar. 2) Definisi Mengajar Mengajar merupakan suatu proses yang komplek. Dalam mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, sehingga rumusan pengertiannya dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam proses mengajar. Menurut Hadis, Abdul (2006:76) menyatakan bahwa Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkunganlingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. 3) Definisis Hasil Belajar Dalam sistem pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan baik kurikulum maupun instruksional mengemukakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin S. Bloom (dalam Sudjana, Nana, 2007:23) secara garis besar dirumuskan menjadi tiga ranah yaitu : 1) Ranah kognitif (Cognitive domain) terdiri dari : a) Pengetahuan (Knowledge), yaitu kemampuan untuk

mengingat bahan pelajaran yang telah dipelajari. b) Pemahaman (Comprehension), yaitu kemampuan

memahami makna suatu bahan pelajaran. c) Aplikasi (Aplication), yaitu kemampuan menggunakan atau menerapkan bahan pelajaran yang telah dipelajari situasi baru. pada

d) Analisis (Analysis), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu kedalam unsur-unsur hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. e) Sintesis (Syntesis), yaitu kemampuan menyatukan bagianbagian menjadi satu. f) Evaluasi (Evaluation), yaitu kemampuan menilai suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria tertentu. 2) Ranah Afektif (Afective domain) berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu : a) Penerimaan (Receiving) b) Penanggapan (Responding) c) Pengorganisasian (Organization) d) Penghayatan (Characterzation) e) Penilaian (Valung) 3) Ranah psikomotor (Psycomotoric domain) berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak individu yang terjadi dari tujuan aspek, yaitu : a) Persepsi (Perception) b) Kesiapan (Set) c) Gerakan terbimbing (Guided response) d) Gerakan yang terbiasa (Mechanical response) e) Gerakan yang komplek (Complex response) f) Penyesuaian (adjusment)

g) Penciptaan (Creativity) Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sedangkan Gagne (Winkel 1996 : 266) membagi lima kategori hasil belajar yaitu : 1) Informasi verbal 2) Kemahiran intelektual 3) Pengaturan kegiatan kognitif

10

4) Keterampilan motorik 5) Sikap Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah memperoleh pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungannya, yang ditandai dengan suatu perubahan pada individu yang diukur melalui tes hasil belajar, dapat dilihat dalam bentuk tingkah laku siswa, pengetahuan, kecakapan, penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slamet (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah : 1) Faktor internal, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang meliputi : a) Aspek jasmani, baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh salah satu panca indera yang mengalami kelainan atau kurang berfungsi dengan baik. b) Aspek psikolog, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh salah satu contoh terdiri dari faktor intelektif, yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat juga kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki. c) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi emosi dan penyesuaian diri. d) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor Eksternal (dari luar) meliputi : a) Lingkungan sosial, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi. c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

11

d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

B. Induksi Elektromagnetik Sebuah magnet yang dikeluar masukan pada sebuah kumparan dapat menghasilkan arus listrik (arus Induksi) pada kumparan tersebut. Terjadinya arus listrik tersebut diakibatkan oleh perubahan garis gaya magnet (fluk magnet) pada kumparan. Makin cepat magnet digerakan makin besar garis gaya manet. Bertambahnya garis gaya magnet ini menimbulkan GGL Induksi pada ujung kumparan. GGL yang timbul akibat perubahan jumlah garis gaya magnet dalam kumparan disebut deangan GGL induksi. Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat perubahan jumlah garis gaya magnet disebut Induksi Elektromagnetik. Factor yang mempengaruhi GGL Induksi adalah: 1. 2. 3. Kecepatan Gerakan Magnet atau kecepatan perubahan GGL Jumlah Liitan pada kumparan Besar medan magnet.

Magnet batang Kumparan

Galvanometer Gb. Percobaan terjadinya arus induksi Dalam kehidupan sehari hari induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energy listrik. Pembangkit listrik yang menerapkan prinsip induksi

elektromagnetik adalah dynamo dan generator. Dynamo dan generator dapat menghasilkan arus listri AC (arus bolak balik)dan DC (arus searah). Perbedaan tersebut terletakpada jenis cincinnya. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah(komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar dinamo berupa

12

arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dynamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).

Gb. Dinamo DC

Gb. Dinamo AC

Transformator yang lazim disebut trafo adalah alat yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan besar tegangan bolak balik Induksi. Bagian tarfo terdiri atas kumparan primer, (AC) dengan cara

kumparan sekunder dan

sebuah int besi lunak yang berfungsi memperkuat garis gaya magnetik yang dihasilkan oleh kumparan primer. Arus AC yang terdapat pada kumparan primer menyebabkan inti besi menjadi magnet (electromagnet), pada electromagnet arus AC menyebabkan perubahangaris gaya magnet. Perubahan garis gaya magnet akan bergeser kekumparan sekunder sehingga menimbulkan GGL Induksi pada kumparan sekunder. Ada dua jenis transpormator yaitu; 1. Transpormator step up (untuk menaikan Tegangan, dan transpormtor step down (untuk menurunkan tegangan). 2. Perbedaan keduannya terletak pada jumlah lilitan antara kumparan primer dan kumparan sekunder.

Gb 2. Skema Trapo Step Up dan Step Down

Besar tegangan dan kuat arus pada tranformator bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan, tegangan yang dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuklilitan primer

13

dan sekunder. Hubungan antara jumah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

Np = Jumlah lilitan Primer Vp = Jumlah Tegangan Primer

Ns = Jumlah liitan Sekunder Vs = Jumlah Tegangan Seunder

Penggunaan transformator dalamkehidupan seharihari : a. Transpormator step up, contoh; transmisi jarak jauh (Gardu listrik) b. Transpormator step down, contoh; Power suplay (catu daya), c. Transpormator step down yang ditambah dennganpenyearah arus yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC, contoh; Adaptor.

Gb 3. Catu daya

Adaftor

Gb 4. Transmisi jarak jauh

Suatu transformator tidak pernah ada yang ideal. Jika trafo digunakan selalu timbul energi kalo (panas), sehingga energy listrik yan gmasuk pada kmparan primer selalu lebih besaar daripada energy yang keluar dari kumparan sekunder.akibatnya daya primer lebih besar dari dya sekunder. Perbandingan antara daya sekunder dan daya primer atau hasil bagi antara energy sekunder dengan energy primer yang dinyatakan dengan persen disebut efesiensi rafo. Besar efesiensi trafodapat dirumuskan sebagai berikut :

14

1.

Satandar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA tentang

materi Induksi Elektromagnetik yang ada kaitannya dengan penelitian penulis yang tercantum dalam Permendiknas no. 22 tahun 2006 adalah: Kelas IX, Semester 2 Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Induksi Elektromagnetik Standar Kompetensi 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet 4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi 4.3 Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik (Depdiknas, Lampiran Permen 22 tahun 2006: 383)

C. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori tersebut diatas, maka titik tolak kerangka berpikir penulis adalah sebagai beriut : 1. Konsep Induksi Elekromagnetikadala salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas IX SMP/MTS. 2. Salah satu faktor yang dapat menigkatkan keberhasilan belajar siswa

adalah penggunaan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

15

D. Hipotesis Penggunaan Model koperatif Type NHT dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Induksi Elektromagnetik di Kelas IX/a SMP Negeri 1 Pagerageung tahun pelajaran 2011/2012.

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada siswa kelas IXa SMPN. 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya semester 2 tahun ajaran 2011/2012. Waktu perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan pelaporan penelitian tindakan kelas mulai dari bulan Maret 2012 sampai Mei 2012.

B. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan. Metode penelitian yang terdapat dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan karena berusaha menggambarkan permasalahan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas, dimana penulis melaksanakan pembelajaran Induksi elektromgentik dengan menggunakan teknik kepala bernomor dalam beberapa tahapan proses penelitian dalam bentuk siklus sesuai dengan kebutuhan.

C. Desain Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan model spiral. Model sipral menurut Hopkins (Arikunto, 2007: 105) berpendapat bahwa spiral penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yang meliputi : (a) perencanaan; (b) pelaksanaan tindakan; (c) observasi; (d) refleksi. Sejalan dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain yang disarankan dalam PTK. Desain PTK yang penulis gunakan

17

mengacu pada desain PTK model Hopkins (Arikunto, 2007: 105) yang dapat penulis gambarkan dalam diagram sebagai berikut.

PERENCANAAN REFLEKSI

SIKLUS 1
PELAKSANAAN TINDAKAN I DAN OBSERVASI

REFLEKSI

SIKLUS 2
PELAKSANAAN TINDAKAN II DAN OBSERVASI

Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Hopkins (Arikunto, 2007: 105)

1. Tahap Perencanaan Tahapan perencanaan merupakan persiapan dalam setiap siklus pembelajaran. Dalam setiap siklusnya tahap perencanaan meliputi: a. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan teknik kepala bernomor. b. Menyiapkan sumber belajar serta alat penunjang lainnya demi kelancaran proses pembelajaran. c. Menyiapkan instrumen penelitian, yang meliputi intrumen tes hasil belajar serta formatoservasi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan direncanakan terbagi menjadi dua siklus pembelajaran. Siklus pertama,

18

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik kepala bernomor untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul ketika berlangsungnya proses belajar mengajar. Siklus kedua, pelaksanaan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus pertama dan seterusnya sampai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3. Observasi Observasi dilakukan dalam setiap siklus pembelajaran. Dalam penelitian ini observasi dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Observasi dilakukan dengan bekerja sama dengan dua orang guru IPA selaku observer. Kegiatan observasi bertujuan untuk melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru serta pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan ketika pembelajaran berlangsung. Observasi ini meliputi kegiatan-kegiatan mengenali, mengamati, dan

mendokumentasikan setiap aktivitas siswa dan guru untuk bahan kajian refleksi. Sehingga dapat diambil suatu keputusan mengenai diteruskan tindakan penelitian tanpa perubahan, diteruskan dengan modifikasi atau diganti dengan tindakan yang lain.

4. Refleksi Tahap refleksi adalah tahap penganalisisan data hasil observasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Dari observasi tersebut, peneliti dapat merefleksikan mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dengan demikian, peneliti dapat dengan mudah mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti merencanakan siklus selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan pada pembelajaran siklus pertama. Belajar dianggap tuntas apabila secara klasikal 75 % siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

19

Dalam merefleksikan tentang prilaku belajar siswa serta mendata hasil evaluasi untuk menemukan siswa yang telah tuntas, maka peneliti dibantu observer. Tim terdiri dari 3 orang ( 1 peneliti dan 2 observer).

D. Teknik Pengumpulan Data dan Intrument Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Data hasil penelitian yang diperlukan, dikumpulkan dengan

menggunakan teknik penelitian yang dianggap tepat untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif yang yang diperlukan di antaranya: a. Teknik Tes Tes yang diberikan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II tujuannya untuk melihat hasil pembelajaran IPA pada konsep Induksi elektromagnetik. Nantinya hasil belajar tersebut akan dibandingkan

antara tes akhir siklus I dengan tes akhir siklus II sehingga dapat terlihat perbedaannya. Untuk melihat keberhasilan hasil belajar siswa , maka digunakan kriteria keberhasilan yang diadopsi dari Tatang Suhendar (2007) sebagai berikut: 80 100 60 79.9 40 59,9 20 39,9 0 19,9 : Sangat berhasil : Berhasil : Cukup berhasil : Kurang berhasil : Tidak Berhasil

Kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Pagerageung telah ditetapkan sebesar 6,0. b. Teknik Observasi Pedoman observasi digunakan oleh observer untuk mengamati kelas, kegiatan siswa dan kegiatan guru pada setiap pertemuan kegiatan belajar mengajar berlangsung agar diperoleh informasi mengenai peningkatan

20

kegiatan belajar mengajar juga sebagai bahan kajian untuk refleksi setiap siklus. Sikap dan prilaku siswa yang dinilai dalam proses pembelajaran adalah kesungguhan, keaktipan dan partisipasi siswa saat kegiatan berlangsung. Sedangkan kriteria penilaian untuk melihat sikap dan prilaku siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah: niai (1) kurang, nilai (2) cukup, dan nilai (3) baik. kriteria keberhasilan : 33,0 55,6 66,7 77,8 88,9 100 = Kurang baik = Cukup baik = sangat baik

c. Teknik Angket Angket dilakukan untuk memperoleh Informasi dari siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative NHT, apakah menyenangkan atau tidak. kriteria kebeberhasilan adalah apabila yang menjawab menyenagkan > 60 % maka model tersebut perlu dilaksanakan dan disempurnakan pada siklus berikutnya. 2. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik yang lebih menekankan pada hasil dan proses pembelajaran, maka instrumen penelitian yang penulis gunakan, yaitu: (1) Lembar Observasi, (2) Lembar angket, dan (3) Lembar Soal Tes tertulis bentuk pilihan ganda sebanyak 15 butir soal dengan mengacu kepada indikator yang telah ditetukan.

21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Setelah melaksanakan kegiatan penelitian, penulis perlu mendeskripsikan proses dan hasil dari penelitian. Namun sebelum penulis mendeskripsikan proses dan hasil penelitian perlu menyampaikan dulu langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh sebelum penelitian ini dilaksanakan. Langkah pertama penulis meminta ijin penelitian kepada kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pagerageung, kedua penulis menyusun silabus dan Rencana Pembelajaran yang akan dilaksanakan pada penelitian di IX a. Kepala sekolah menyambut baik maksud penulis dan mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian tersebut.

1. Pelaksanaan Siklus Satu a. Perencanaan Setelah ada kesepakatan tentang waktu penelitian yang akan dilaksanakan, penulis segera menyiapkan seperangkat alat peraga yang akan digunakan. Kegiatan pembelajaran pada Siklus I membahas materi mengenai Induksi Elektromagnetik. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa adalah siswa dapat menjelaskan fungsi transformator dan Memahami prinsif kerja tranformator. Waktu yang digunakan pada tindakan siklus I selama satu kali pertemuan, termasuk tes akhir siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus satu dimulai dengan tahap elaborasi, dimana siswa menyimak penjelasan guru tentang prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Selanjutnya dilanjutkan dengan tahap eksplorasi, dimana penulis meminta siswa untuk membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam atau tujuh orang. Terbentuklah 5 kelompok siswa karena jumlahnya terdiri dari 32 orang.

22

Penulis menjelaskan bahwa setiap individu dalam kelompok harus aktif dalam melaksanakan proses demi proses pembelajaran, sebab sewaktu-waktu setiap individu itu akan dipanggil oleh penulis untuk menjawab soal entah yang nomor berapa. Setiap kelompok kemudian diberikan satu LKS, alat/bahan percobaan dan lembar soal. Selain itu masing-masing individu dalam kelompok dibagikan nomor berurutan dari 1 sampai dengan 6/7. Materi yang penulis gunakan dalam penelitian siklus I adalah indikator tentang menjelaskan prinsip kerja sederhana cara kerja transpormator. Setelah kelompok mendapatkan LKS, alat/bahan eksperimen, lembar soal dan nomor peserta, kemudian melanjutkan proses

pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mengerjakan percobaan dengan petunjuk dari LKS dan

mendiskusikan soal-soal yang ada pada lembar soal. Setelah siswa-siswa selesai mendiskusikan soal-soal yang penulis berikan, maka penulis melanjutkan proses pembelajaran dengan memanggil salah satu siswa yang memegang salah satu nomor dalam setiap kelompok untuk maju dan menjawab salah satu soal yang tadi telah didiskusikan. Nomor siswa dan soal yang harus dijawab penulis pilih secara acak. Contohnya ialah siswa yang memegang nomor 2 dalam kelompok II. Siswa tersebut bernama Abdi Satia Riadi, siswa tersebut penulis perintahkan untuk menjawab pertanyaan nomor 3, begitupun seterusnya sampai seluruh kelompok terwakili oleh dua atau tiga siswa. Penulis melakukan kegiatan monitoring selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Pada siklus satu ini semua siswa belum memahami benar cara belajar menggunakan teknik kepala bernomor. Siswa masih tampak banyak yang masih bingung dan belum oftimal melakukan diskusi dalam kelompok. Banyak siswa yang masis fasif dan seperti kurang paham untuk memulai belajar secara berkelompok, keaktifan siswa dalam melaksanakan ekperiment belum tampak merata. Apalagi ketika harus menjawab soal yang diberikan penulis ketika berada

23

di depan siswa lainnya. Mereka seperti kurang persiapan ketika berada di depan kelas. Karena itu, proses belajar siswa pada siklus satu belum berjalan lancar.

Photo Kegiatan Pembelajaran Cooperatife Siklus I

Jawaban siswa dalam menjawab soal yang diberikan penulis saat berada di depan siswa lainnya masih kurang meyakinkan. Maksudnya adalah siswa kurang memberikan penjelasan alasan kenapa menjawab demikian, hal ini dimaklumi karean mereka belum siap dan belum terbiasa dengan cara belajar demikian. Sikap siswa pun ada yang masih belum menunjukan kesungguhan belajar yang optimal. Penulis beranggapan bahwa proses belajar siswa pada siklus satu masih belum sesuai dengan harapan. Penulis jabarkan hasil analisis proses pembelajaran meliputi kesungguhanh, keaktipan dan partisipasi siswa

dalam siklus 1 pada tabel berikut ini.

24

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Sikap/Perilaku Siswa pada Siklus Satu Jenis/Kode Penilaian Proses No Nama Siswa Kesungguhan (1-3) a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 b Aam Abdul S Abdul azis Acep Zenal Achmad Arif Ahmad Toriq Ai Syadikah Dea Anggraeni Dede Rizki Devi Siti H Dewin R Dian P Firmansyah Fitri Ratna Herni M. Ismi nadia Kasmi Hizzan Lubis Z M Numan Muslim Nurul S Putri balqis Reyza Reza Rima c 2 2 1 3 1 2 3 3 3 2 1 3 2 3 1 1 1 1 3 3 2 1 2 3 Keaktifan (1-3) d 2 2 2 3 1 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 2 3 2 3 3 1 1 Partisipasi (1-3) e 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 3 Nilai (100) f 66,7 55,6 44,4 100 44,4 55,6 88,9 66,7 88,9 88,9 55,6 66,7 66,7 55,6 44,4 33,3 33,3 44,4 88,9 77,8 66,7 66,7 66,7 77,8

25

Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Penilaian Sikap/Perilaku Siswa pada Siklus Satu a 25 Rina 26 Robi 27 Siti N 28 Siti salamah 29 Siti Sofa 30 Susi 31 Tia 32 Yuni Jumlah Rata-rata b c 1 2 2 1 1 1 2 2 61 1,9 d 1 1 2 2 2 3 1 1 57 1, 7 e 3 3 1 2 2 2 3 1 62 1,9 f 55,6 66,7 55,6 55,6 55,6 66,7 66,7 44,4 2188 68,38

Keterangan: Skor 1 = Kurang Skor 2 = Cukup Skor 3 = Baik

Perolehan nilai sikap atau perilaku pada siklus satu terhadap siswa kelas IXa yaitu: yang mendapat nilai prilaku kurang baik sebanyak 15 orang terdiri atas nilai 33,3 = 2 orang, nilai 44,4 = 5 orang, dan nilai 55,6 = 8 orang. Yang mendapat nilai prilaku cukup baik terdiri atas 12 orang, yaitu niali 66,7 = 10 orang, dan nilai 77,8 = 2 orang. Yang mendapat nilai prilaku sangat baik terdiri atas 5 orang, yaitu nilai 88,9 = 4 orang, dan nilai 100 = 1 orang. Nilai rata-rata dari keseluruhan siswa kelas IXa adalah 68,38. Dari data tersebut dapat lihat bahwa pada siklus 1 sebanyak 15 siswa mendapat nilai prilaku kurang, 12 siswa mendapat nilai cukup dan 5 siswa mendapat nilainya prilaku baik.

26

Setelah penulis selesai melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I, kemudian penulis lanjutkan dengan melaksanakan tes tertulis untuk memperoleh data tentang hasil belajar pada siklus tersebut.

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Tes Tertulis pada Siklus I

No a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Siswa b Aam Abdul S Abdul azis Acep Zenal Achmad Arif Ahmad Toriq Ai Syadikah Dea Anggraeni Dede Rizki Devi Siti H Dewin R Dian P Firmansyah Fitri Ratna Herni M. Ismi nadia Kasmi Hizzan Lubis Z M Numan

Nilai Hasil Belajar c 60 53 67 87 40 73 87 53 57 87 57 60 53 73 87 53 67 53

KKM d 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Keterangan e Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas

27

Lanjutan Tabel 4.2 Hasil Penilaian Tes Tertulis pada Siklus I a 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Muslim Nurul S Putri balqis Reyza Reza Rima Rina Robi Siti N Siti salamah Siti Sofa Susi Tia Yuni Jumlah Rata-rata b c 100 93 67 57 73 67 67 57 57 67 47 67 47 57 2090 65.31 d 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 e Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas

Tes akhir belajar siklus I diperoleh nilai dengan skor terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 100. Skor maksimum untuk tes akhir siklus I adalah 100. Dari data tersebut dapat dilihat siswa mendapat nilai cukup berhasil 14 orang, siswa yang mendapat nilai berhasil 12 orang dan siswa yang mendapat nilai sangat berhasil 6 orang. Rata-rata skor yang diperoleh sebesar 65,31 dengan skor terbanyak (modus) adalah 57 yaitu sebanyak 7 orang. Berdasarkan data pada tes akhir siklus I, sebanyak 18 orang atau 56,25% dari siswa kelas IX a dinyatakan tuntas dengan memperoleh skor

28

> 60. Sedangkan sisanya sebanyak 14 orang atau 43,75 % dari siswa masih belum tuntas. Siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila dalam tes hasil belajarnya memperoleh KKM > 60. c. Repleksi Berdasarkan pada hasil pengamatan penulis serta masukan dari observer pada siklus satu, penulis mencoba merefleksikan proses hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif Type NHT. Hasil pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran siklus I telah menemukan beberapa permasalahan yang perlu di perbaiki untuk proses pembelajaran siklus berikutnya. Refleksi siklus I diambil berdasarkan hasil observasi kelas, siswa dan guru adalah sebagai berikut: 1) Hasil tes belajar siswa yang mencapai KKM baru 56 % dari seluruh siswa, belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yang mencapai minimal 75 %. Sehingga perlu dilanjutkan kedalam siklus berikutnya. 2) Waktu yang digunakan dalam pembelajaran belum optimal sehingga harus lebih diefektifkan lagi. 3) Anak masih kesulitan untuk melakukan kerja kelompok dengan

model NHT sehingga Partisipasi, keaktipan dan kesungguhan siswa dalam melaksanakan pembelajaran perlu ditingkatkan. 4) Perlu teguran terhadap siswa yang ngobrol dan melakukan kegiatan yang tidak relevan dalam pembelajaran. 5) Anak banyak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan soal hitungan (no 4 dan 5), sehingga pada siklus 2 perlu adanya perubahan kelompok yang didasarkan pada pemerataan kemampun. Atas dasar refleksi di atas penulis memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus dua.

29

2. Pelasanaan siklus dua Untuk menghilangkan kejenuhan dan lebih menghidupkan kegiatan diskusi dalam proses belajar, pada siklus dua penulis mengubah anggota kelompok berdasarkan pemerataan tingkat kemampuan siswa dalam soal hitungan. Pengelompokan berdasarkan kemampuan siswa tersebut datanya diambil dari hasil belajar siswa pada siklus pertama. Dalam pelaksanaan siklus II ini penulis masih melaksanakan teknik kepala bernomor.

a. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus I. Masalah yang berhasil diidentifikasi dari siklus I dijadikan sebagai bahan acuan untuk pembelajaran pada siklus II.

melaksanakan proses perbaikan

Pembelajaran pada siklus II adalah membahas mengenai Induksi elektromagnetik tentang indikator mendeskripsikan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari hari. Tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat menjelaskan Efesiensi trafo dan menjelaskan kegunaan transpormator

dalam kehidupan sehari hari. Waktu yang digunakan pada tindakan siklus 2 selama adalah satu kali pertemuan termasuk tes akhir siklus 2.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 merupakan tindakan perbaikan dari siklus 1 dengan tetap menggunakan model kooperatif NHT, tetapi pengelompokkan siswa

dibentuk berdasarkan pemerataan tingkat kemampuan yang di peroleh dari hasil tes siklus I, dengan tujuan agar proses diskusi kelompok lebih hidup. Selama siswa melaksanakan tugas tersebut, penulis selalu berupaya memantau, memonitor dan menilai proses dan hasil belajar siswa. Ternyata pada siklus dua sebagian besar siswa sudah memahami cara kerja teknik kepala bernomor. Siswa terlihat aktif dengan kelompoknya untuk

30

melaksanakan diskusi dalam mencari jawaban atas soal-soal yang penulis berikan.

Photo Kegiatan Pembelajaran Cooperatife Siklus II

Pada siklus dua semua siswa sudah mampu belajar secara efektif. Siswa sudah benar-benar melaksanakan teknik kepala bernomor dengan baik. Proses kegiatan belajar semakin meningkat baik. Karena itu, penulis jabarkan perolehan proses belajar siswa pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Penilaian Sikap/Perilaku Siswa pada Siklus Dua No a 1 2 3 4 5 6 Nama Siswa b Aam Abdul S Abdul azis Acep Zenal Achmad Arif Ahmad Toriq Ai Syadikah Jenis/Kode Penilaian Proses Kesungguhan Keaktifan Partisipasi (1-3) (1-3) (1-3) c 3 3 2 3 2 3 d 2 3 3 3 2 2 e 3 3 2 3 3 3 Nilai (100) f 88,9 100 77,8 100 77, 8 88,9

31

Lanjutan Tabel 4.3 Hasil Penilaian Sikap/Perilaku Siswa pada Siklus Dua a 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 b Dea Anggraeni Dede Rizki Devi Siti H Dewin R Dian P Firmansyah Fitri Ratna Herni M. Ismi nadia Kasmi Hizzan Lubis Z M Numan Muslim Nurul S Putri balqis Reyza Reza Rima Rina Robi Siti N Siti salamah Siti Sofa Susi Tia Yuni Jumlah Rata-rata Keterangan: Skor 1 = kurang Skor 2 = Cukup Skor 3 = baik c 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 84 2,63 d 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 80 2,5 e 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 87 2,7 f 88,9 88,9 100 100 77,8 88,9 100 77,8 77,8 55,6 66,7 77,8 100 100 88,9 88,9 88,9 88,9 77,8 88,9 88,9 88,9 88,9 88,9 88,9 77,8 2514 78,56

32

Perolehan hasil penilaian sikap atau perilaku pada siklus dua terhadap siswa kelas IX a yaitu; yang mendapat nilai prilaku kurang baik sebanyak 1 orang terdiri atas nilai 55,6 = 1 orang, Yang mendapat nilai cukup baik sebanyak 9 orang, terdiri atas nilai 66,7= 1 orang, nilai 77,8 = 8 orang, sedangkan yang mendapat nilai prilaku sangat baik sebanyak 22 orang, terdiri atas nilai 88,9 = 15 orang, dan nilai 100 = 7 orang. Nilai sikap rata-rata dari keseluruhan siswa kelas IX adalah 78,56 termasuk kriteria baik. Dari data prilaku tersebut dapat dilihat bahwa nilai kurang baik 1 orang, nilai cukup baik 9 siswa dan mendapat nilai sangat baik 22 siswa. Setelah penulis selesai melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 2, penulis melanjutkan ke tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa pad asiklus tersebut. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, proses belajar mengajar pada siklus dua dengan menggunakan pembelajaran cooperatiev type NHT telah menunjukkan perkembangan ke arah lebih baik dari sebelumnya. Untuk membuktikan bahwa proses belajar dengan menggunakan cooperatiev type NHT telah berjalan dengan baik dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat. Hasil evaluasi siklus II Penulis jabarkannya pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Tes Tertulis pada Siklus II No a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Siswa b Aam Abdul S Abdul azis Acep Zenal Achmad Arif Ahmad Toriq Ai Syadikah Dea Anggraeni Dede Rizki Devi Siti H nilai c 67 67 73 100 53 73 93 67 67 KKM d 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Ketuntasan e Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

33

Lanjutan Tabel 4.4 Hasil Penilaian Tes Tertulis pada Siklus II a 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 b Dewin R Dian P Firmansyah Fitri Ratna Herni M. Ismi nadia Kasmi Hizzan Lubis Z M Numan Muslim Nurul S Putri balqis Reyza Reza Rima Rina Robi Siti N Siti salamah Siti Sofa Susi Tia Yuni Jumlah Rata-rata c 87 53 67 67 87 87 53 73 53 100 93 73 67 73 73 67 60 53 73 53 67 53 67 2.273 71.03 d 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 e Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak Tuntas

Tes akhir belajar siklus II diperoleh nilai dengan skor terendah adalah 57 dan skor tertinggi adalah 100. Skor maksimum untuk tes akhir siklus II adalah 100. Dari hasil tes tertulis dapat dilihat 6 orang siswa mendapat nilai cukup, 19 orang siswa mendapat nilai berhasil, dan 7 siswa mendapat nilai sangat berhasil. Rata-rata skor yang diperoleh sebesar 71.03 termasuk, dengan skor terbanyak (modus) adalah 67 sebanyak 11 orang.

34

Hasil belajar siswa pada siklus II

meningkat jika dibandingkan

dengan siklus I. Hal ini dikarenakan dari segi penyampaian materi, penegasan dalam membimbing siswa dan kreativitas siswa pada siklus II jauh lebih baik. Berdasarkan perhitungan data pada tes akhir siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor > 60 % sebanyak 25 orang dari 32 siswa yang hadir atau 78,13% sedangkan siswa yang memperoleh skor < 60% sebanyak 7 orang dari 32 siswa yang hadir atau 21,88%.

c. Repleksi Berdasarkan data-data di atas penulis merefleksikan hasil pembelajaran pada siklus dua sebagai berikut: a. Hasil tes belajar siswa yang mencapai KKM sudah mencapai 78,13 % dari seluruh siswa, berarti sudah melebbihi kriteria ketuntasan secara klasikal. b. Siswa telah memahami dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan pembelajaran cooperatife type NHT. c. Keaktifan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran sudah merata. d. Partisipasi siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat. e. Kemampuan siswa dalam memahami konsep meteri yang dipelajari telah meningkat. Berdasarkan kedua tabel di atas telah tampak adanya peningkatan proses dan hasil belajar yang cukup memadai, sehingga penulis beranggapan bahwa penelitian ini dicukupkan sampai siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melaksanakan penelitian, penulis perlu mengemukakan hasil penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya, penulis dapat menjawab bahwa teknik kepala bernomor dapat meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pagerageung kelas IXa semester 2 tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat

35

dilihat dari adanya peningkatan prilaku dalam proses belajar serta peningkatan hasil belajar dari siklus satu ke siklus dua. Pada siklus 1 nilai prilaku kurang sebanyak 15 siswa, nilai cukup13 siswa dan nilainya baik 5 siswa. Sedangkan pada siklus 2 nilai kurang 1 orang, nilai cukup 9 orang dan mendapat nilai baik dan 22 siswa. Untuk lebih jelas penelitian prilaku siswa, penulis menggambarkannya dalam bentuk grafik berikut ini.

25

20

15

Kurang Cukup

10

Baik
5

siklus 1

siklus 2

Diagram Priaku Siklus 1 dan 2

Gambar 4.1 Dari hasil belajar siswa siklus 1 , keberhasilan belajar dapat dilihat bahwa 14 orang siswa mendapat nilai cukup, 12 orang siswa mendapat nilai baik dan 6 siswa mendapat nilai sangat baik. Sedangkan pada siklus 2 sebanyak 6 orang siswa mendapat nilai cukup, 24 orang siswa mendapat nilai baik dan 8 siswa mendapat nilai sangat baik. Untuk lebih jelas penelitian hasil belajar siswa, penulis

menggambarkannya dalam bentuk grafik berikut ini.

36

20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Siklus 1 Siklus 1
Cukup

Baik Sangat Baik

Diagram Hasil Belajar Siklus 1 dan 2 Gambar 4.2 Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus satu adalah 68,38. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus satu adalah 65,31. Pada siklus dua, perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa adalah 78,56. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus dua adalah 71,03. Untuk lebih jelasnya penulis mencoba menggambarkannya niai rata rata proses dan nilai rata rata hasil belajar dalam bentuk diagram berikut ini.
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus 1 Siklus 2

Proses Belajar Hasil Belajar

Diagram Rata rata proses belajar dan Hasil Belajar Siklus I dan II Gambar 4.3

37

Persentasi ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifkan. Persentase ketuntasan belajar siklus 1 adalah 56,25 %, dan sikus II adalah 78.13 %. Kenaikan persentase ketuntasan siklus I ke siklus II dapat di gambarkan pada diagram berikut

Siklus 1 Siklus 2

Diagram Pen. Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II Gambar 4.4 Berdasarkan hasil perolehan tersebut penulis merasa yakin bahwa Bahwa teknik

penelitian sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan.

pembelajaran kooperatife type NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXa semester 2 SMPN.1 Pagerageung tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan teknik kepala bernomor sangat berpengaruh dan merupakan sumber belajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar siswa. Dengan adanya teknik kepala bernomor proses pembelajaran dapat termotivasi sehingga siswa memiliki minat untuk belajar secara efektif dan efisien. Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, dan untuk menyakinkan bahwa siswa termotivasi oleh teknik kepala bernomor yang penulis gunakan, penulis mencoba memberikan angket kepada siswa tentang proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Materi yang penulis ajukan kepada siswa yaitu tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pertanyaan angket yang penulis gunakan adalah Bagaimana menurut anda tentang Teknik Pembelajaran Kepala

38

Bernomor yang anda laksanakan di kelas? Dengan opsi jawaban: (a) Menyenangkan dan (b) Tidak Menyenangkan. Hasil jawaban siswa terhadap angket yang diberikan penulis dapat dilihat di bawah ini. a. Siswa menjawab menyenangkan sebanyak 39 siswa. Secara presentase maka jawaban ini memiliki nilai.

30 x100% 93,75% 32

b. Siswa menjawab tidak menyenangkan sebanyak 2 siswa. Secara presentase maka jawaban ini memiliki nilai

2 x100% 6,25% . 32

Jawaban atas pertanyaan Angket yang penulis berikan membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyenangi menggunakan teknik kepala bernomor. proses pembelajaran dengan

39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah penulis jabarkan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif type NHT pada konsep Induksi Elektromagnetik di kelas IXa SMP Negeri 1 Pagerageung menyebabkan : a. Hasil belajar siswa dapat berhasil ditingkatkan, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata rata tes hasil belajar pada siklus I adalah 65,31 berhasil ditingkatkan ke 71,03 pada siklus II. b. Ketuntasan belajar meningkat yaitu dari 56,25 % siswa yang tuntas pada siklus 1 meningkat menjadi 78,13 % pada siklus II, yang menurut pencapaian ketuntasan klasikal sudah tuntas. c. Proses Pembelajaran yang meliputi kesungguhan, keaktifan dan

partisipasi mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari hasilpenelitian yaitu pada siklus I rata rata 68,38 meningkat menjadi 78,56 pada sikus II. Selain peningkatan hasil nilai tes individu, penulis juga menyajikan bukti bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan teknik kepala bernomor disenangi siswa. Bukti tersebut berupa jawaban siswa terhadap kuesioner yang penulis berikan kepada siswa setelah penelitian dilaksanakan. Siswa yang menjawab menyenangkan berjumlah 39 siswa dengan presentase 95,12% sedangkan sejumlah 2 siswa menjawab tidak menyenangkan dengan presentase 4,88%. Artinya peningkatan nilai proses dan nilai tes individu terjadi akibat siswa menyenangi proses pembelajaran dengan menggunakan teknik kepala bernomor, sehingga berimplikasi pada kesungguhan mereka dalam laksanakan di kelas. Perencanaan yang matang oleh guru terutama dalam pemilihan model pembelajaran yang dianggap cocok untuk suatu materi pelajaran serta pembagian kelompok yang seimbang baik antara jumlah laki-laki dan menjalani proses pembelajaran yang di

40

perempuan maupun pada tingkat kemampuan siswa yang berbeda ternyata dapat mendorong siswa untuk belajar bekerjasama dan salang tolong menolong dalam kelompok

B. Saran Pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan beberapa saran yang terkait dengan penelitian yang penulis laksanakan. Saran-saran tersebut adalah: 1. Guru hendaknya tidak tertinggal informasi tentang perkembangan pembelajaran yang aktual. 2. Model Cooperatife NHT hendaknya digunakan sebagai alternatif

pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi keaktifan, Partisipasi, dan prestastasi 3. Hendaknya guru dalam setiap melaksanakan pembelajaran, bisa

menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
4. Hendaknya guru dapat memvariasikan model pembelajaran sehingga siswa

termotivasi untuk belajar lebih sungguh-sungguh.

41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Thasnawiah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hadis, Abdul. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Slamet. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Solihatin, Etin, dkk. (2007). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Surdjana, Nana (2006). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, Remaja Rosdakarya. Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. (2008). Mari Belajar Ilmu Pengetahuan Untuk SMP kls IX , Jakarta : Usaha Makmur Suparman, Atwi. (1997). Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: PT Repro International. Surakhmad, W. (1990). Metode Ilmiah. Bandung : Tarsito.

42

Lampiran A Surat Ijin Kepala Sekolah

43

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 PAGERAGEUNG Jl. Tanjaknangsi No. 9 Telp. (0265) 455535 Email : smpnesapa_tsm@yahoo.co.id TASIKMALAYA

SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor : 070/367/SMPN.1-Pag/2012


Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah SMP Negeri 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, dengan ini sesungguhnya bahwa: Nama NIP : PURKON HIDAYAT,S.Pd : 196501201989031010 Yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Maret 2012 sampai bulan April 2012, untuk memenuhi kewajiban mengumpulkan angka kredit unsur menerangkan dengan

pengembangan profesi, bagi keperluan skripsi berjudul: Penggunaan model Cooperative Type NHT Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Induksi Elektromagnetik (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII A SMPN 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012) Demikian keterangan ini kami sampaikan untuk diketahui dan

dipergunakan sebagaimana mestinya. Pagerageung, April 2012 Kepala Sekolah

Drs. Yoyo Yohansyah,M.Pd NIP.195907011986031010

44

Lampiran B RPP Silkus I

45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pokok Bahasan Alokasi waktu : SMP Negeri 1 Pagerageung : IPA(Ilmu Pengetahuan Alam) : IX A / Genap : Induksi Elektromagnetik : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 4.3 Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Indikator Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan secara transpormator

kualitatif

prinsip

sederhana

cara

kerja

A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan fungsi transformator. 2. Memahami prinsip kerja trafo. 3. Membedakan trafo step-up dan trafo step-down. B. Materi Pembelajaran Induksi Elektromagnetik C. Metode Pembelajaran 1. Model : - Cooperative Learning Type NHT 2. Metode : - Ceranah - Diskusi kelompok 3. Pendekatan : - Kontektual. Keterampilan proses D. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Apakah yang dimaksud dengan induksi elektromagnet? Apakah Nama alat yang menghasilkan arus Listrik Alat apakah yang paling berperan untuk mengubah tegangan listrik? Prasyarat pengetahuan:

46

Apakah yang dimaksud dengan transformator ?. b. Kegiatan Inti 1. Elaborasi Siswa menyimak penjelasan guru tentang prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. 2. Eksplorasi Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor Guru membagikan LKS kepada setiap siswa dalam kelompok Siswa mengambil alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai perintah dalam LKS Siswa berdiskusi dalam kelompok dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya Guru mebimbing siswa dalam berdiskusi 3. Konpirmasi Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka Guru memberi kesempatan kelompok lain memberi tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

c. Kegiatan Penutup a. Repleksi Guru mengomentari hasil kerja siswa dan memberikan penguatan Guru bersama sama dengan siswa berdiskusi untuk membuat kesimpulan. b. Evaluasi : Tes Guru memberikan evaluasi dan tugas rumah berupa latihan soal. D. Sumber, alat dan Media pembelajaran Sumber : 1. Sukis Wariyono dan Yani Muharomah,Buku IPA Bse , 2008 2. Buku referensi yang relevan Alat dan bahan : 1. LKS 2. Kumparan 250 lilitan dan 500 lilitan. 3. Inti besi bentuk U dan batang Besi Penutup bentuk I 4. Volmeter 5. Power Splay (catu daya) 6. Kabel Penhubung warna merah dan hitam 7. Saklar E. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. tertulis

47

b. tes unjuk kerja 2. bentuk intrumen Pilihan ganda

Pagerageung, April 2012 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 1 Pagerageung, Guru Peneliti

Drs. Yoyo Yohansyah,M.Pd NIP.195907011986031010

Purkon Hidayat, S.Pd NIP: 196501201989031010

48

Lampiran C Soal Test Siklus I dan Contoh Pekerjaan Siswa

49

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) A. Topik B. Tujuan : Transpormator : 1. Menjelaskan fungsi transformator. 2. Memahami prinsip kerja trafo. 3. Membedakan trafo step-up dan trafo step-down.

Transpormator yang lazim disebut trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah besar tegangan bolak balik dengan cara Induksi. Skema trafo dapat digambarkan sebagai berikut: Bagian tarfo terdiri atas kumparan primer, kumparan sekunder dan sebuh int besi lunak yang berfungsi memperkuat garis gaya magnettik yang dihasilkan oleh kumparan primer. Besar tegangan sekunder bergantung pada perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder. Perbandingan liitan primer dan sekunder sama dengan perbandngan tegangan primer dan tegangan sekunder. Dalam bentuk matematika ditulis sebagai berikut Keterangan : Np = Jumlah lilitan Ns = Jumlah liitan Primer Sekunder Vp = Jumlah Tegangan Primer Is = Arus Sekunder Vs = Jumlah Tegangan Seunder Ip = Arus Primer

C. Petunjuk kegiatan Sediakan Alat dan bahan SebagaiBerikut a. Kumparan 250 lilitan dan 500 lilitan. b. Inti besi bentuk U dan batang Besi Penutup bentuk I c. Volmeter d. Power Splay (catu daya) e. Kabel Penhubung warna merah dan hitam f. Saklar

50

D. Langkah Kerja 1. Susun alat seperti pada gambar dengan menasukan kedua kumparan kedalam inti besi lunak berbentuk U kemudian tutup kedua ujung besi dengan batang besi penutup. Lihat gambar Input output

2. Hubungkan Kumparan 250 lilitan dengan catu daya 3 Vol dan kumparan 500 lilitan dengan voltmeter AC. a. Catat tegangan induksi yang ditunjukan oleh volt meter b. Naik atau turunkah tegangannya 3. Ulangi kegiatan 2 dengan cara membalik kumparan 500 lilitan dihubungkan dengan catu day dan kumparan 250 lilitan dihubungkan dengan vol 3 volt. a. Catat tegangan induksi yang ditunjukan oleh volt meter b. Bandingkan besar tegangan induksi dengan tegangan catu daya. c. Naik atau turunkah tegangannya 4. Ulangi kegiatan No 2 dan 3 dengan mengubah tegangan dan jumah lilitan primer dan catat hasilnya pada table berikut ! No 1 2 3 4 Jumlah Liitan Tegangan Primer Sekunder Primer Sekunder 250 500 3v .. 250 500 6v .. 500 250 3v .. 500 250 6v .. Jenis Trapo .. .. .. ..

51

Kesimpulan :

Jawablah pertanyaan berikut !. 1. 2. 3. 4. 5. Apakah fungsi tranpormator Sebutkan bagian bagian dari tranpormator bagai mana prinsip kerja transpormator Sebutkan 2 perbedaan transpormator step up dan step dwn Perhatikan Gambar berikut ini ! Berdasarkan gambar skema trafo tersebut, Tentukan : a. Tegangan infut b. Jenis trapo

Selamat bekerja

52

LEMBAR HASIL KEGIATAN SISWA

Kelompok : .... Kelas :

Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. 6. .. .. . . .

53

LEMBAR EVALUASI Siklus 1 Nama siswa : No. Absen : Pilihlah salah satu jawaban yang benar ! 1. Arus listrik yang terjadi akibat perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut. a. arus lemah c. arus induksi b. arus kuat d. arus searah 2. Magnet yang diam di dalam kumparan tidak menghasilkan GGL induksi karena. a. dalam kumparan terjadi perubahan fluks magnetic b. dalam kumparan tidak terjadi perubahan fluks magnetik c. dalam kumparan tidak terjadi medan magnet d. di dalam kumparan terjadi kehilangan sifat kemagnetannya 3. Beda potensial listrik yang ditimbulkan akibat perubahan fluks magnetik disebut. a. GGL sumber c. GGL induksi b. GGL elemen d. GGL jepi 4. Peristiwa induksi elektromagnetik mengubah energi . a. listrik menjadi energi gerak linier b. gerak linier menjadi energi listrik c. gerak rotasi menjadi energi listrik d. listrik menjadi energi gerak rotasi 5. Berikut ini yang tidak memengaruhi besar GGL induksi adalah . a. kecepatan gerakan magnet b. jumlah lilitan c. hambatan kawat d. kumparan berputar di dekat magnet 6. Alat berikut yang digunakan untuk menimbulkan GGL induksi adalah . a. kumparan, galvanometer, penghantar, dan magnet b. kumparan, termometer, kabel, dan magnet c. galvanometer, akumulator, kabel, dan magnet d. generator, komutator, penghantar, dan magnet 7. Gambar berikut yang dapat menimbulkan GGL induksi paling besar adalah . a. b.

d.

8. Prinsip kerja generator dapat dianggap sebagai kebalikan dengan.... a. galvanometer b. transformator c. motor listrik d. elektromagnetik 9. Jika garis gaya magnet yang memotong kawat diperkecil, arus induksi akan menjadi ....

54

a. tetap b. tidak dapat diperkirakan c. naik d. turun 10. Alat yang mengubah besar tegangan bolak-balik adalah .... a. galvanometer b. transformator c. motor listrik d. elektromagnetik 11. Menghasilkan arus listrik dengan menggerakkan kawat melalui medan magnet adalah .... a. kemagnetan b. transmisi tegangan c. induksi elektromagnetik d. elektromagnetik 12. Alat yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik adalah .... a. galvanometer b. transformator c. motor listrik d. generator 13.Alat berikut yang menerapkan GGL induksi adalah . a. generator, dinamo, akumulator, transformator b. generator, dinamo, induktor Ruhmkorf, transformator c. generator, motor listrik, transistor, transformator d. adaptor, dinamo, resistor, catu daya 14. Induksi elektromagnetik menghasilkan arus .... a. DC c. lemah b. AC d. kuat 15. Perbedaan antara generator AC dengan DC adalah . a. generator AC menggunakan cincin belah b. generator DC menggunakan dua cincin c. generator AC menggunakan interuptor d. generator DC menggunakan komutator

55

LEMBAR EVALUASI Siklus 1 Nama Siswa : No. Absen : Pilihlah salah satu jawaban yang benar !
1. Pernyataan berikut yang tidak benar untuk sebuah trafo adalah . a. trafo bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik b. perubahan fluks magnetik pada kumparan primer menyebabkan GGL induksi pada kumparan sekunder c. trafo digunakan untuk merubah tegangan AC menjadi lebih tinggi atau lebih rendah d. trafo juga dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan DC 2. Cara Kerja Tranpormator yang benar adalah.. 1. Elektromagnet kumparan primer menginduksi kumparan sekunder 2. mengubah besar tegangan bolak balik dengan cara Induksi 3. Kumparan sekunder menginduksi kumparan primer Pernyataan diatas yag benar adalah. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 4 3. Perbedaan antara Tanspormatur Step up dan Step Down yang benar, kecuali a. Trafo step down Lilitan primer < Lilitan Sekunder b. Trafo step down tegangan primer > tegangan Sekunder c. Trafo step Up Lilitan primer < Lilitan Sekunder d. Trafo step Up Arus primer > Lilitan Sekunder 4. Sebuah trafo jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 500 dan 400 lilitan. Jika tegangan primernya 220 V, tegangan sekundernya adalah. a. 375 V c. 196 V b. 275 V d. 176 V 5. Perbandingan antara jumlah lilitan primer dan sekunder sebuah transpormator dalah 5 :3. Jika kuat arus outputnya a A, kuat arus primernya adalah . a. 1,8 A c. 15 A b. 5,0 A d. 45 A 6. Transpormato yang terdapat pada pesawat TV digunakan untuk a. Menaikan tegangan b. Menstabilkan tegangan c. Menurunkan tegnagn d. Menyearah tegnagn AC menjadi DC 7. Berikut ini dalah yang tidak mempengaruhi kualitas tranpormator . a. Hambatan kumparan b. Kecepatan gerak magnet c. Bbanyaknya lilitan d. Besar medan magnet 8. Transpormator yang digunakan untuk mengubah teangan dari listrik PLN kerumah rumah adalah .

56

a. Menaikan tegangan b. Menstabilkan tegangan c. Menurunkan tegnagn d. Menyearah tegnagn AC menjadi DC 9. Sebuah transformator yang menurunkan tegangan adalah .... a. Ttransformator hambatan b. transformator step-down c. transformator step-up d. motor tegangan. 10. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan..... lebih besar daripada tegangan .... a. sekunder,primer,input,output b. sekunder,primer,output,input c. primer,sekunder,input,output d. primer,sekunder,output,input 11. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati a. transformator step-up b. transformator step-down c. komutator d. voltmeter 12. Gaya magnet terkuat terletak di a. kutub utara dan selatan b. kutub selatan c. kutub utara d. di tengah-tengah 13. Berikut ini yang bukan keuntungan transmisi daya listrik jarak jauh dengan tegangan tinggi adalah . a. energi listrik yang hilang dapat diperkecil b. kabel yang digunakan ukurannya kecil c. arus yang mengalir menjadi kecil d. hambatan kabel besar 14. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan .... lebih besar daripada tegangan .... a. sekunder,primer,input,output b. sekunder,primer,output,input c. primer,sekunder,input,output d. primer,sekunder,output,inpu 15. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati .... a. transformator step-up b. transformator step-down c. komutator d. voltmeter

57

LAMPIRAN D Hasil Test Siklus I

58

LAMPIRAN E RPP Siklus II

59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) (Pertemuan ke 2)

Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pokok Bahasan Alokasi waktu

: SMP Negeri 1 Pagerageung : IPA(Ilmu Pengetahuan Alam) : IX A / Genap : Induksi Elektromagnetik : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 4.3 Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Indikator Peserta didik dapat : 1. Mendeskripsikan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari hari A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan efisiensi trafo. 2. Menjelaskan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari-hari. B. Materi Pembelajaran Induksi Elektromagnetik C. Metode Pembelajaran 1. Model : 2. Metode : 3. Pendekatan : -

Cooperative Learning Type NHT Ceranah Diskusi kelompok Kontektual. Keterampilan proses

D. Langkah-langkah Kegiatan c. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Bagaimana prinsip kerja transpormator Bagaimana cara membedakan trafo step dowen dan step up Prasyarat pengetahuan: Apa yang terjadi bilasebuh trafo yang seang dipakai mengeluarkan panas

60

d. Kegiatan Inti 1. Elaborasi Siswa menyimak penjelasan guru tentang efesiensi transpormator seta kegunaannya dalam kehidupan sehari hari 2. Eksplorasi Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor Guru membagikan LKS kepada setiap siswa dalam kelompok Siswa mengambil alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai perintah dalam LKS Siswa berdiskusi dalam kelompok dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya Guru mebimbing siswa dalam berdiskusi 3. Konpirmasi Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka Guru memberi kesempatan kelompok lain memberi tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik c. Kegiatan Penutup 1. Repleksi Guru mengomentari hasil kerja siswa dan memberikan penguatan Guru bersama sama dengan siswa berdiskusi untuk membuat kesimpulan. 2. Evaluasi : Tes Guru memberikan evaluasi dan tugas rumah berupa latihan soal. E. Sumber, alat dan Media pembelajaran Sumber : 1. Sukis Wariyono dan Yani Muharomah,Buku IPA Bse , 2008 2. Buku referensi yang relevan Alat dan bahan : LKS F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. tertulis b. tes unjuk kerja 2. bentuk intrumen Pilihan ganda

61

. Tasikmalaya, April 2012 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 1 Pagerageung, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Yoyo Yohansyah,M.Pd NIP.195907011986031010

Purkon Hidayat, S.Pd NIP: 196501201989031010

62

LAMPIRAN F Soal Test Siklus I dan Contoh Pekerjaan Siswa

63

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(LKS) : Transpormator : 1. Menjelaskan pengertian efisiensi trafo 2. Menjelaskan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari-hari Sebuah transpormator Ideal jika tidak ada energi yang hilang menjdi kalor. Jumlah energy yang masuk pada kumparan primer harus sama dengan jumlah energy yang keluar dari kumparan sekunder. Pada kenyataannya transpormator tidak pernah ideal, jika trafo digunakan selalu selalu timbul kalor, sehingga energy listrik yang masuk kumparan primer selalu lebih besar dari pada energy yangkeluar. Sehingga daya primer lebih besar dari pada daya sekunder. Perbandingan antara daya sekunder dan daya primer dinyatakan dengan persen, disebut efesiensi trafo . Besar efesiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : A. Topik B. Tujuan

%
= Efesiensi Trafo Penggunaan transpormator dalam kehidupan sehari hari diantaranya a. Adaptor b. Catu day (power suplay) c. Transmisijarak jauh Jawablah pertanyaan berikut !. 1. Apa yang dimagsud dengan efesiensi trafo 2. Sebua trafo tegangan primer dan sekunder 220 V dan 55 Volt. Jika kuat arus primer 0,5 A dan arus sekunder 1,5 A berapakah efesiensi trafo 3. Sebuah trafo memiliki efisiensi 75%. Tegangan inputnya 220 V dan tegangan outputnya 110 V. Jika kuat arus primer yang mengalir 2 A, kuat arus sekundernya adalah . 4. Sebutkan beberapa macam kegunaan transpormator dalam kehidupan sehari hari

###### Selamat bekerja ######

64

LEMBAR HASIL KEGIATAN SISWA

Kelompok : .... Kelas :

Anggota Kelopok : 1. 2. 3. 4. 5. 6. .. .. . . .

65

LEMBAR EVALUASI Siklus 2 Pilihlah salah satu jawaban yang benar ! 1. Pernyataan berikut yang tidak benar untuk sebuah trafo adalah . a. trafo bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik b. perubahan fluks magnetik pada kumparan primer menyebabkan GGL induksi pada kumparan sekunder c. trafo digunakan untuk merubah tegangan AC menjadi lebih tinggi atau lebih rendah d. trafo juga dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan DC 2. Cara Kerja Tranpormator yang benar adalah.. 1. Elektromagnet kumparan primer menginduksi kumparan sekunder 2. mengubah besar tegangan bolak balik dengan cara Induksi 3. Kumparan sekunder menginduksi kumparan primer Pernyataan diatas yag benar adalah. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 4 3. Perbedaan antara Tanspormatur Step up dan Step Down yang benar, kecuali a. Trafo step down Lilitan primer < Lilitan Sekunder b. Trafo step down tegangan primer > tegangan Sekunder c. Trafo step Up Lilitan primer < Lilitan Sekunder d. Trafo step Up Arus primer > Lilitan Sekunder 4. Sebuah trafo jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 500 dan 400 lilitan. Jika tegangan primernya 220 V, tegangan sekundernya adalah. a. 375 V c. 196 V b. 275 V d. 176 V 5. Perbandingan antara jumlah lilitan primer dan sekunder sebuah transpormator dalah 5 :3. Jika kuat arus outputnya a A, kuat arus primernya adalah . a. 1,8 A c. 15 A b. 5,0 A d. 45 A 6. Inti besi pada transpormator terbuat dari pelat besi tipis. Itu memiliki tujuan untuk a. Memperkecildyalistrik b. Menurunkan arus listrik searah c. Menaikan efesiensi trafo d. Menaikan hambatan listrik 7. Berikut ini dalah yang tidak mempengaruhi kualitas tranpormator . a. Hambatan kumparan b. Kecepatan gerak magnet c. Banyaknya lilitan a. Besar medan magnet 8. Rumus persamaan untuk menghitung tegagan yang dihasilkan dari tanspormator yang dugunakan adalah. a. =

66

b. c. d.

= = =

9. Sebuah transformator yang menurunkan tegangan adalah .... a. Ttransformator hambatan b. transformator step-down c. transformator step-up d. motor tegangan. 10. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan..... lebih besar daripada tegangan .... a. sekunder,primer,input,output b. sekunder,primer,output,input c. primer,sekunder,input,output d. primer,sekunder,output,input 11. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati a. transformator step-up b. transformator step-down c. komutator d. voltmeter 12. Gaya magnet terkuat terletak di a. kutub utara dan selatan b. kutub selatan c. kutub utara d. di tengah-tengah 13. Berikut ini yang bukan keuntungan transmisi daya listrik jarak jauh dengan tegangan tinggi adalah . a. energi listrik yang hilang dapat diperkecil b. kabel yang digunakan ukurannya kecil c. arus yang mengalir menjadi kecil d. hambatan kabel besar 14. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan .... lebih besar daripada tegangan .... a. sekunder,primer,input,output b. sekunder,primer,output,input c. primer,sekunder,input,output d. primer,sekunder,output,inpu 15. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati .... a. transformator step-up b. transformator step-down c. komutator d. voltmeter

67

LEMBAR EVALUASI Siklus 2 Pilihlah salah satu jawaban yang benar ! 1. pernyataan berikut adalah cirri dari sebuah transpormator dikatakan ideal , kecuali a. Besar Tegangan Sebanding jumlah lilitan b. Makin banyak jumlah lilitan makin tegangan yang dihasilkan makin besar c. Tidak ada energy yang hilang menjadi kalor d. Selalu ada energy yang hilang menjadi kalor 2. Rumus persamaan untuk menghitung evesiensi transporator pada tanspormator yang dugunakan adalah. a. = x 100% b. c. = x 100% d. = x 100% = x 100%

3. Transpormator yang terdapat pada pesawat TV digunakan untuk a. Menaikan tegangan b. Menstabilkan tegangan c. Menurunkan tegnagn d. Menyearah tegnagn AC menjadi DC 4. Berikut ini dalah yang tidak mempengaruhi kualitas tranpormator . a. Hambatan kumparan b. Kecepatan gerak magnet c. Banyaknya lilitan d. Besar medan magnet 5. Transpormator yang digunakan untuk mengubah teangan dari listrik PLN kerumah rumah adalah . e. Menaikan tegangan f. Menstabilkan tegangan g. Menurunkan tegnagn h. Menyearah tegnagn AC menjadi DC 6. Sebuah transformator yang menurunkan tegangan adalah .... a. Ttransformator hambatan b. transformator step-down c. transformator step-up d. motor tegangan. 7. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan..... lebih besar daripada tegangan .... a. sekunder,primer,input,output b. sekunder,primer,output,input c. primer,sekunder,input,output d. primer,sekunder,output,input

68

8. Berikut ini yang bukan keuntungan transmisi daya listrik jarak jauh dengan tegangan tinggi adalah . e. energi listrik yang hilang dapat diperkecil f. kabel yang digunakan ukurannya kecil g. arus yang mengalir menjadi kecil h. hambatan kabel besar 9. Pada transformator step-down, jumlah lilitan kawat lebih banyak di kumparan ... daripada di kumparan ..., dan tegangan .... lebih besar daripada tegangan .... e. sekunder,primer,input,output f. sekunder,primer,output,input g. primer,sekunder,input,output h. primer,sekunder,output,inpu 10. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati .... e. transformator step-up f. transformator step-down g. komutator h. voltmeter 11. Sebuah Trafo mempunyai efesiensi 75 %. Tegangan infunya 220 Vdan tegangan outputnya 110 V.jika kuat arus primeryang mengalir 2 A, kuat arus sekunder adalah. a. 5 A c. 2 A b. 4 A d. 3 A 12. Sebelum tegangan pada jala-jala listrik memasuki rumahmu, ia harus melewati a. transformator step-up b. transformator step-down c. komutator d. voltmeter 13. Gaya magnet terkuat terletak di a. kutub utara dan selatan b. kutub selatan c. kutub utara d. di tengah-tengah 14. Sebuah trafo memiliki daya primer sebesar480 waat. Jika tegangansekunder dan kuat arus sekundertranspormator tersebut masing masing 2400 volt dan 2 ampere, maka efesiensi transpormator itu adalah . a. 97,5 % b. 22,5 % b. 87,5 % d. 10,0 % 15. Transpormator yang terdapat pada pesawat TV digunakan untuk a. Menaikan tegangan b. Menstabilkan tegangan c. Menurunkan tegnagn d. Menyearah tegnagn AC menjadi DC

69

LAMPIRAN G Hasil Test Siklus II

70

LAMPIRAN F Lembar Observasi dan Angket

71

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN (Siklus I) Mata Pelajaran : Kelas/Sekolah : Nama Pengajar :


TAHAP/ASPEK KEGIATAN AWAL PERTANYAAN 1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awalatau memoivasi siswa?. HASIL OBSERVASI

Apersepsi dan motivasi

KEGIATAN INTI

2. Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang masalah yang terkait dengan sajian guru peserta pada kegiatan awal? 3. Apakah guru peserta memberikan penjelasan umumtentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?

Materi ajar. 4. Bagaimana kaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya. ?

Pengelolaan sumber belajar / media

5. Apakah guru peserta trampil dalam memanfaatkan dan memanipulasi pembelajaran ?

6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?.

Strategi Pembelajaran

7. Apakah strategipembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar ?. 8. Apakah siswa dapat mengikutialur kegiatan?

72

9. Bagaimana guru peserta memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir, dan beraktifitas. ? 10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpkir). Berapa banyak siswa yang aktif belajar.

KEGIATAN PENUTUP Penguatan/konsoli dasi

11. Bagaimana guru peserta memberikan penguatan, dengan meriviu, merangkum atau menyimpulkan ?

12. Apakah guru peserta member tugas rumah untuk remidi atau penguatan?

Evaluasi

13. Bagaimana guru peserta melakukan evaluasi pembelajaran

Komentar Observer

Pelaksanaan Skenario Pembelajaran (berdasarkan RPP) :

Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat :

73

Lain-lain

Pagerageung, Observer,

April 2012

Jabatan/Posisi

74

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN (Siklus II) Mata Pelajaran : Kelas/Sekolah : Nama Pengajar :
TAHAP/ASPEK KEGIATAN AWAL PERTANYAAN 1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awalatau memoivasi siswa?. HASIL OBSERVASI

Apersepsi dan motivasi 2. Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang masalah yang terkait dengan sajian guru peserta pada kegiatan awal? 3. Apakah guru peserta memberikan penjelasan umumtentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?

KEGIATAN INTI

Materi ajar. 4. Bagaimana kaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya. ?

Pengelolaan sumber belajar / media

5. Apakah guru peserta trampil dalam memanfaatkan dan memanipulasi pembelajaran ?

6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?.

Strategi Pembelajaran

7. Apakah strategipembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar ?. 8. Apakah siswa dapat mengikutialur kegiatan?

75

9. Bagaimana guru peserta memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir, dan beraktifitas. ? 10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpkir). Berapa banyak siswa yang aktif belajar.

KEGIATAN PENUTUP Penguatan/konsoli dasi

11. Bagaimana guru peserta memberikan penguatan, dengan meriviu, merangkum atau menyimpulkan ?

12. Apakah guru peserta member tugas rumah untuk remidi atau penguatan?

Evaluasi

13. Bagaimana guru peserta melakukan evaluasi pembelajaran

Komentar Observer

Pelaksanaan Skenario Pembelajaran (berdasarkan RPP) :

Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat :

76

Lain-lain

Pagerageung, Observer,

April 2012

Jabatan/Posisi

77

LEMBAR QUESIONER Nama Siswa Kelas : .. : ..

1. Apa yang kalian rasakan pada saat diskusi kelompok dengan model pembelajaran Kooperatife type kepala bernomor ? Senang Tidak Senang

2. Apa yang dirasakan oleh kalian pada saat mempelajari Induksi Elektromagnetik dengan model pembelajaran Kooperatife type kepala bernomor? Sulit Mudah

3. Bagaimana perasaan kalian pada saat menampilkan hasil diskusi didepan kelas ? Senang Tidak Senang

4. Apa yang kalian rasakan mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatife type kepala bernomor ? Senang Tidak Senang

URAIAN Tuliskan pesan dan kesan kalian mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Cooperatife Nomber Head together (NHT)

You might also like