You are on page 1of 11

ACARA III PENETAPAN AMILASE ( WOHLGEMUTH )

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum 2. Waktu Praktikum 3. Tempat Praktikum : Menentukan kadar amilase pada air seni. : Sabtu, 5 Mei 2012 : Laboratorium Kimia Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu `Pengetahuan Alam Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Kata enzim berarti dalam ragi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hewan tingkat tinggi memiliki ribuan enzim. Hamper semua reaksi kimia dikatalis oleh enzim. Bahkan kesetimbangan CO2 + H2O H2CO3 dikatalisa oleh enzim karena laju reaksi penyetimbangan tanpa katalis tidak menghasilkan asam karbonat yang cukup cepat untuk keperluan hewan. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri (seperti Pd pada eaksi dehidrogenasi). Reaksi biologis dalam tubuh berlangsung pada 370C dan dalam medium air. Enzim suatu pengendali laju reaksi yang yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Suatu enzyme adalah protein. Beberapa memiliki struktur yang sederhana, namun sebagian besar memiliki struktur yang rumit. Banyak enzim yang strukturnya tidak diketahui. Untuk aktivitas biologis. Beberapa enzim memerluakan gugus-gugus prostetik ddan kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian non-protein dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat brupa ion logam sederhana, ion tembaga misalnya merupakan suatu kofaktor bagi enzim suatu asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul organic non-protein sebagai kofaktor. Gugus prostetik organic biasanya sering kali dirujuk sebagai suatu koenzim. Jika suatuorganisme tidak dapat

mensintesis suatu kofaktor yang diperlukan maka kofaktor itu harus terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil. Satuan-satuan aktif dari banyak kofaktor adalah vitamin (Fessenden, 1989: 396).

Dalam dunia biokimia sering kita mendengar enzim amilase. Amilase merupakan enzyme yang termasuk dalam kelas hidrolase, yang menghidrolisis amilum menjadi monosakaridanya. Enzime amilum memecah ikatan-ikatan amilum hingga membentuk maltosa. Ada 3 macam enzim amilase yaitu a-amilase, -amilase, dan -amilase. a-amilase

terdapat pada saliva dan pancreas. Enzyme ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat pada amilum dan disebut endoamilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. -amilase teutama terdapat pada tumbuhan dan dinamakan ekso-amilase sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul amilum secara berurutan sehingga terbentuk maltosa. -amilase telah diketahui terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan menghasilkan glokosa (Poedjiadi, 1994: 155).

Enzim amilase mengkatalisis hidrolisis ikatan 1,4 pati menghasilkan maltodekstrin linear pendek. Enzim ini digunakan secara luas dalam industri makanan dan deterjen. Penggunaan amilase dari akteri halofil dapat memberikan keuntungan karena memiliki aktivitas optimum di kadar garam tinggi (Ventosa & Nieto 1995). Baru sedikit informasi yang ada mengenai amilase dari bakteri halofil. Acinetobacter sp. (Onishi & Hidaka 1978), Nesterenkonia halobia (Onishi & Sonoda 1979), Micrococcus varians subsp. Halophilus (Kobayashi et al. 1986), dan isolat Micrococcus spp. (Onishi 1972, Khire 1994) dilaporkan memiliki aktivitas amilolitik, tetapi tidak tersedia informasi mengenai karakteristik molekulernya. Satu-satunya bakteri halofil yang telah dikarakterisasi amilasenya secara molekuler ialah Halomonas meridiana. Hasil analisis protein dari gen penyandi amilasenya menunjukkan homologi yang cukup tinggi dengan amilase dari bakteri lain, streptomycetes, serangga, dan mamalia (Coronado et al. 2000).

Dalam pengolongan enzim berdasarkan reaksi yang dikatalis ada 6 kelas utama enzim. Tiap-tiap enzim ditetapkan dalam empat tingkat nomor kelas dan di beri suatu nama sistematik yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalis. Kebanyakan enzyme mangatalis pemindahan electron, atom, atau gugus fungsional. Oleh karena itu klasifikasi enzim menjadi 6 golongan utama (Thenawijaya, 1988: 239) : No. Kelas 1. 2. 3. Oksidoreduktase Tranferase Hidrolase Jenis reaksi yang dikatalis Pemindahan elektron Pemindahan gugus fungsional Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus fungsional ke air) 4. 5. Liase Isomerase Penambahan gugus ke ikatan ganda atau sebaliknya.

Pemindahan gugus di dalam molekul, menghasilakn 6. Ligase bentuk isomer. Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N oleh reaksi kondensasi yang berikatan dengan

penguraian ATP. Enzim - amilase mempunyai kemampuan untuk memotong ikatan -1,4 amilosa dan amilopektin dengan cepat pada larutan pati yang kental yang mempunyai gelahtinasi. Proses ini juga dikenal dengna nama proses Likufikasi pati, produk akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah dekstrin beserta sejumlah kecil glukosa dan malkosa. Menurut Forgaty dan Whitaker, alpha amilase akan menghidralis ikatan -1,4 glukoksida pada polisakarida dengan hasil degradasi secara acak dibagian tengah atau bagian dalam molekul. (Nur Richana, 2000).

Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase). Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme ( Anam, 2010 : 1 ).

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urinsebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menujukandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra ( Syaifudin, 2005: 33 ). Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang

tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat ( Novalia, 2011: 12).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Praktikum Gelas Kimia 2000 mL Gelas Kimia 250 mL Labu Takar 10 mL Labu Takar 100 mL Penangas Air Pengaduk Penjepit Pipet Tetes Pipet Volum 1 mL Pipet Volum 2 mL Rak Tabung Reaksi Stopwatch Tabung Reaksi Panjang Tabung Reaksi Pendek Rubber bulb

2. Bahan Praktikum Air seni Akuades Amilum 0,1 % yang mengandung 0,5 % NaCl Larutan iod Tisu Kertas Label

D. SKEMA KERJA Tabung reaksi Diberi tanda 1-10 + urin diencerkan pada tabung 1-5 + urIn tak diencerkan pada tabung 6-10 + aquades @ tabung + amilum 0,1 % sebanyak 40 tetes @ tabung selama 30 menit T=370C Hasil Dinginkan selama 5 menit dalam air dingin + iod @ tabung sampai terjadi perubahan warna Hasil

Tabel kerja Tabung Urin yang di encercerkan hingga 10 mL (tetes) Urin yang tak di encerkan (tetes) Aquades (tetes) Amilum 0,1 % ( tetes ) 1 10 2 12 3 14 4 16 5 18 2 10 40 8 40 6 40 4 40 2 40 18 40 4 16 40 6 14 40 8 12 40 10 10 40 6 7 8 9 10

E. HASIL PENGAMATAN No. Perlakuan 1. @ urin ditambahkan aquades Hasil pengamatan Urin yang diencerkan (tabung 1-5) setelah penambahan akuades warna larutan

semakin pekat yang semula kuning agak bening sedangkan pada urin yang tak diencerkan penamabahan perubahan warna. @ urin ditambahkan amilum 0,1 % @ urin dipanaskan @ urin didinginkan Perubahan warna semakin keruh untuk semua tabung Perubahan warna terjadi yakni urin menjadi lebih bening dari semula Tidak terjadi poerubahan warna unutuk semua tabung (tabung 1- 10) @ urin ditambahkan larutan iod encer Terjadi perubahan warna pada penambahan larutan iod untuk semua tabung yakni berubah menjadi warna ungu (violet) dengan jumlah tetesan yang berbeda untuk memperoleh warna bening setelah penambahan oid dan di gojog. (tabung tidak 6-10) setelah

mengalamai

F. ANALISA DATA 1. Persamaan Reaksi a. Reaksi Kimia Amilum + H2O(l) Amilum(aq) Amilum + Iodin Amilodestrin (biru tua) Amilodestrin + Amilase Eritrodestrin(aq) Amilodekstrin (aq) + H2O Eritodekstrin (aq) Eritodekstrin (aq) + H2O Akrodekstrin (aq) Akrodekstrin (aq) + H2O Maltosa (aq)

b. Proses Hidrolisis
Amilase

Amilum

Amilodestrin

Akrodestrin (tidak berwarna)

Maltosa

c. Reaksi Hidrolisis
H H H OH HO H OH H OH H OH H CH3 H O H H H O H OH H H H O H OH H H H O H OH H

H2O

H H H OH HO H OH H O H

H O H O H OH H

+
O CH2
O

H H OH H

HO
H OH H OH

G. PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan dibahas mengenai enzim amilase. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar amilase dalam urin. Telah diketahui sebelumnya bahwa di dalam urin terdapat adanya enzim amilase. Namun enzim amilase tidak hanya terdapat pada urin tetapi juga terdapat pada air liur atau saliva dan pangkreas yang berupa amilase, enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. amilase terutama terdapat pada tumbuhan dan dinamakan ekso amilase sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul amilum secara berurutan sehingga pada akhirnya membentuk maltosa, amilase telah diketahui terdapat dalam hati.

Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 2007: 37dan 152-154). Untuk mengetahui adanya amilase dalam urin tersebut maka urin direaksikan dengan larutan amilum 1%, sehingga amilase didalam urin tersebut akan dapat menghidrolisis larutan amilum, menjadi maltose. Pada percobaan ini digunakan 10 tabung reaksi yang masing masing tabung reaksi diisi dengan sampel ( urin ) yang jumlahnya berbeda beda. Pada tabung reaksi 1 sampai 5 diisi dengan urin yang diencerkan ( 1:10 ) sedangkan pada tabung reaksi 6 sampai 10 masing masing diisi dengan urin yang tak diencerkan. Selanjutnya seluruh tabung tersebut ditambahkan dengan aquades 2 tetes sampai 18 tetes. kemudian masing masing tabung tersebut ditambahkan dengan amilum sebanyak 40 tetes. selanjutnya semua larutan tersebut dipanaskan pada suhu 37C, Hal ini dilakukan karena kerja enzim dipengaruhi oleh suhunya. Pada suhu rendah aktifitas enzim rendah tetapi kemantapannya tinggi, sedangkan pada suhu tinggi aktifitas tinggi sedangakan kematangannya rendah (Wirahadi kusumah, 2008 : 61). Setelah dipanaskan, larutan kemudian didinginkan dan ditambahkan larutan iod encer satu tetes, namun apabila setelah dikocok warna larutan hilang,maka ditambahkan lagi satu sampai dua tetes. Namun dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa larutan yang dihasilkan tidak berwarna setelah penambahan amilum yakni setelah di gojog hingga larutan berwarna bening. Dari referensi diketahui bahwa apabila enzim amilase yang terkandung dalam urin tersebut direaksikan dengan amilum maka, enzim amilase akan membantu proses hidrolisis amilum menjadi molekul yang lebuh kecil yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna. Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul yang lebih kecil yang disebut dengan dekstrin, jadi dekstrin adalah produk antara sebelum terbentuknya maltosa. Tahap dalam hidrolisis amilumserta warna yang terjadi dengan penambahan iodium sebagai berikut : (Poedjadi,2007 :38) Tahap hidrolisis Amilum Amilum terlarut Amilodekstrin Eritrodekstrin Akrodekstrin maltosa Warna dengan iodium biru biru lembayung merah tidak berwarna

Apabila larutan yang dihasilkan berwarna merah maka didalam urin terbut terkandung cukup banyak amilase yang dapat mencerna larutan 1% amilum terlarut menjadi eritrodekstrin, tetapi bila kadar amilum didalam urin sedikit maka akan tejadi warna biru atau ungu. Dari hasil pengamatan baik pada urin yang diencerkan dengan 10 ml dan urin yag tak di encerkan terjadi perubahan warna menjadi uangu atau lembayung. Hal itu menyatakan bahwa terdapat kandungan enzim amilase yang terdapat pada urin tersebut ditunjukkan dengan perubahan warna yang terjadi setelah penamabahan larutan iod. Dalam hal ini larutan iod berfungsi sebagai indikator untuk pengujian adaya kinerja dari enzim amilase yang menghidrolisis amilum menjadi molekul yang lebih sederhana dalam hal ini maltosa. Dikarenakan amilum merupakan golongan dari karbohidrat yang dapat di uji dengan uji benedict dan uji iod.

H. KESIMPULAN 1. Kandungan enzim amilase dalam urin dapat di tentukan dengan perubahan warna yang terjadi yakni ditandai dengan perubahan warna merah dan ungu, apabila kandungan enzim amilase dalam urin tersebut banyak maka akan terjadi perubahan menjadi merah sedangkan untuk normal biasanya ditandai dengan warna ungu atau biru.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khairul. 2010. Produksi Enzim Amilase. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Coronado MJ, Vargas C, Mellado E, Tegos G, Drainas C, Nieto JJ, Ventosa A. 2000. The amylase gene amy H of the moderate halophile Halomonas meridiana: cloning and molecular characterization. Microbiology 146:861-868. Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Nur Richana, 2000. Prospek dan Produksi Enzim -Amilase dari Mikroorganisme. http//biogenlitbang deptan.go.id. Jurnal Tinjauan Ilmiah Riset Biologi dan Bioteknologi Pertanian Volume 3 No. 2 tahun 2000. Poedjiadi, Anna dan F. M Tatin Supriyanti.1994. Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta : UI Press. Syaifudin, Mukh. 2005. Efek Radiasi Pada Komponen Biokimia. Jakarta: UI-Press. Thenawijaya, Maggy. 1982. Dasar-dasar biokimia jilid 2 / Albert L. Lehninger, alih bahasa. Jakarta : Erlangga. Wirahadi Kusuma, Muhammad. 1997. Biokimia. Bandung : ITB Press

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

PENETAPAN AMILASE ( WOHLGEMUTH )

OLEH : M. SAID RAMDLAN G1C 009 044

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM 2012

You might also like