You are on page 1of 2

Glosarium Fenomenologi : Sebuah studi tentang fenomena atau apa saja yang tampak.

Fenomenologi mengungkapkan sebuah pendekatan atau cara berfilsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala-gejala yang berhubungan dengan kesadaran.(Gahral Adian, Donny 2010) Fenomena: secara literal berarti apa yang tampak (phainomenon: Yunani) dari yang menampakan diri (phainesthai/phainomai/phainein). Dalam konteks fenomenologi dipahami sebagai apa yang tampak dalam kesadaran. (Gahral Adian, Donny 2010) Kesadaran: dalam konteks fenomenologi Edmund Husserl, kesadaran selalu melibatkan dua bagian, yaitu cogitations (disebut aktivitas intensional atau noesis) dan cogitata (disebut objek intensional atau noema) yang selalu berada dalam keadaan korelasi. (Gahral Adian, Donny 2010) Karakter: Intensionalitas: kesadaran selalu merupakan kesadaran akan sesuatu. (Gahral Adian, Donny 2010) Empirisme: paham yang menegaskan bahan sumber seluruh pengetahuan bisa dicari dari pengalaman. (Gahral Adian, Donny 2010) Terutama melalui pengalaman inderawi. Intuisi: pengetahuan tanpa mediasi. Pemahaman atau pengenalan terhadap sesuatu secara langsung dan bukan melalui interferensi (penyimpulan). (Gahral Adian, Donny 2010) Epoch: Sebuah metode penundaan asumsi tentang realitas untuk memunculkan hakikat. Sebuah sikap penyingkiran penilaian awal(prejudgements) dan sebuah keterbukaan interview penelitian dengan kehadiran dan penerimaan tanpa bias. (Moustakas 1994) Epoch memberikan tanda kurung pada semua pengalaman dan menunda semua presuposisi dan asumsi normal tentang pengalaman tersebut. Epoch juga diperlukan untuk membendung dua presuposisi yang biasa dikandung oleh filsafat dan ilmu pengetahuan, yaitu naturalisme dan psikologisme (aliran-aliran yang dominan di masa Edmund Husserl) (Gahral Adian, Donny 2010) Reduksi: secara harfiah berarti pengurangan, tindakan membuat suatu salinan pada skala yang lebih kecil. Bagi Husserl, reduksi merupakan upaya untuk mencapai hakikat dari segala sesuatu. Tiga buah reduksi yang berlaku dalam tindakan epoch: reduksi eidetis, reduksi fenomenologis dan reduksi transcendental. (Gahral Adian, Donny 2010) Reduksi eidetis: reduksi edietis bertujuan mengungkap struktur dasar (eidos) dari suatu fenomena murni atau yang telah dimurnikan. Caranya adalah menunda sifatsifat yang aksidental atau eksistensial dari objek sehingga yang tersisa hanyalah pengalaman itu sendiri. (Gahral Adian, Donny 2010)

Reduksi fenomenologis: reduksi yang ditujukan pada subjek, sehingga yang tersisa hanya kesadaran sendiri. Reduksi ini bertujuan membendung segenap prasangka subjek tentang objek yang hendak dicari esensinya. Segala macam prasangka disimpan dalam tanda kurung dan pada akhirnya reduksi fenomenologi hanya menyodorkan kesadaran sendiri sebagai sebuah fenomen. (Gahral Adian, Donny 2010) Reduksi transendental: penundaan tidak terbatas pada prasangka terhadap objek, tetapi juga pada keberadaan dari realitas secara keseluruhan, sehingga yang muncul ke permukaan kesadaran tidak lain adalah kesadaran kita sendiri, dan aktivitasaktivitasnya yakni aktivitas-aktivitas yang memberi makna transcenden terhadap bagian integral di dalam kesadaran kita. (Gahral Adian, Donny 2010)

You might also like