You are on page 1of 120

REPRINT

REPRINT

Dari Redaksi

uji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan lindunganNya sehingga Jurnal CCIT untuk Volume I Nomor 3 Bulan Mei Tahun 2008 dapat diterbitkan tepat waktu. Penerbitan jurnal ini dimaksudkan sebagai media dokumentasi dan informasi ilmiah yang sekiranya dapat membantu para dosen, staf dan mahasiswa dalam menginformasikan/mempublikasikan hasil penelitian, opini, tulisan dan kajian ilmiah lainnya kepada berbagai komunitas ilmiah. Penerbitan Jurnal Volume I Nomor 3 ini berisikan 7 artikel yang mencakup bidang informatika dan komputer, walaupun tidak seluruhnya merupakan hasil penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Jurnal ini diterbitkan dengan memuat artikel mengenai Access Restriction Sebagai Bentuk Pengamanan Dengan Metode IP Token, Mencapture EQ Melalui Daftar Nilai Indeks Mutu Komulatif (IMK) Berbasis ICT, Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Self Monitoring, Desain Sistem Pembelajaran Pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology), Desain Grafis Menunjang Karya Seni Dalam Komputer Melalui Aplikasi Software, Perancangan Antarmuka Sistem Pengaman Ruangan Dengan Sensor Infra Merah Berbasis Komputer dan Metode Pengontrolan Situs Web Secara Otomatis (WEBMATIC). Tak lupa pula pada kesempatan ini kami mengundang pembaca untuk mengirimkan naskah ringkasan penelitiannya ke redaksi kami. Akhirnya tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan jurnal ini. Tangerang, 31 Mei 2008

Maimunah, S. Kom. Sekretaris Redaksi

REPRINT

CCIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Raharja Enrichment Centre (REC) Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang CCIT terbit tiga kali dalam satu tahun, setiap bulan Januari, Mei, September Pelindung: Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si. Ketua Dewan Editor: Ir. Untung Rahardja, M.T.I. Sekretaris Redaksi: Maimunah, S.Kom. Mitra Bestari: Prof. Drs. Suryo Guritno Mstats. Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA (STIMIK PERBANAS) Dr. Zainal A. Hasibuan (Universitas Indonesia) Drs.Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc. (Universitas Gajah Mada) Dr. Iping Supriyana (Institut Teknologi Bandung) Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dewan Editor: Prof. Dr. Susanto Rahardja Dr. Ir. Sunar Abdul Wahid, MS. Dr. Ir. Djoko Soetarno, DEA. Henderi, M. Kom. Abdul Hayat, M.T.I. Redaksi Pelaksana: Padeli, S. Kom. Sugeng Santoso, S. Kom. Euis Siti Nuraisyah, S. Kom. Drs. Sugeng Widada Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dari kalangan akademisi, peneliti dan praktisi. Blind review dilakukan untuk menentukan tulisan yang akan dimuat. Pedoman penulisan tercantum pada bagian akhir jurnal ini. Tulisan yang diserahkan harus disertai softcopynya. Alamat Redaksi: Raharja Enrichment Centre (REC) Jl. Jenderal Sudirman Nomor 40 Cikokol - Tangerang Email: urahardja@yahoo.com,zzahra_2020@yahoo.com

ii

REPRINT

Daftar Isi

1 2 3 4 5 6 7

Access Restriction Sebagai Bentuk Pengamanan Dengan Metode IP Token........................................................................................197 - 207 Men-capture EQ Melalui Daftar Nilai Indeks Mutu Komulatif (IMK) Berbasis ICT...............................................................................208 - 223 Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Self Monitoring............................................................224 - 234 Desain Sistem Pembelajaran Pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) .................................................................................................235- 248 Desain Grafis Menunjang Karya Seni Dalam Komputer Melalui Aplikasi Software...................................................................................249 - 270 Perancangan Antarmuka Sistem Pengaman Ruangan Dengan Sensor Infra Merah Berbasis Komputer..........................................271- 288 Metode Pengelolaan Situs Web Secara Otomatis (WEBMATIC) ........289- 296 Pedoman Penulisan....................................................................297 - 298 Formulir Persetujuan Pembuatan Artikel Jurnal........................................299 Formulir Kriteria dan Bobot Penilaian Karya Tulis Ilmiah...................300- 301 Formulir Editor Bahasa Karya Tulis Ilmiah...............................................302 Formulir Editor Layout dan Artistik Karya Tulis Ilmiah...............................303 Formulir Penyelesaian Artikel. ...............................................................304 Formulir Kesediaan Mitra Bestari Jurnal Ilmiah........................................305 Index Judul.................................................................................306 - 307 Index Penulis.................................................................................308 - 309 Index Subjek..............................................................................309 - 310

iii

ISSN: 1978 - 8282

ACCESS RESTRICTION SEBAGAI BENTUK PENGAMANAN DENGAN METODE IP TOKEN


Suryo Guritno1 Untung Rahardja2 Valent Setiatmi3 Email: guritno0@mailcity.com, untung@pribadiraharja.com, v1_mail@yahoo.com ABSTRAKSI
Tujuan utama diterapkannya sistem informasi berbasis web adalah untuk memungkinkan user yang terhubung ke jaringan dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun diinginkan. Akan tetapi, hal ini dapat menjadi bumerang bagi integritas dan keamanan data apabila akses tersebut melibatkan proses penting yang saling terkait atau berkesinambungan satu sama lain, yang sebenarnya hanya boleh diakses oleh user tertentu saja. Di samping itu, adanya pencegahan akses masuk bukanlah solusi yang tepat digunakan apabila informasi harus tetap dapat ditampilkan. Melalui metode IP Token, pembatasan akses (access restriction) dilakukan dengan cara yang bijak. Informasi seutuhnya dapat diakses oleh seluruh user yang terhubung ke jaringan, sementara hak terhadap perubahan data hanya diberikan kepada satu user pemegang IP Address tertentu, yang mana kesenjangan perlakuan akses ini tidak dirasakan oleh user lainnya. Dalam artikel ini, diidentifikasikan masalah yang dihadapi perusahaan dalam hal pengendalian akses pada sistem informasi berbasis web, didefinisikan 7 ciri khas dari konsep access restriction dengan metode IP Token sebagai langkah pemecahan masalah, dan ditetapkan manfaat dari penerapan konsep baru tersebut. Selain itu, ditampilkan listing program yang ditulis menggunakan script ASP serta implementasinya pada Absensi Online (AO) di Perguruan Tinggi Raharja. Penerapan access restriction dengan metode IP Token pada sistem informasi berbasis web menghasilkan manajemen informasi yang jauh lebih efisien, sekaligus dapat menjaga integritas dan keamanan data secara lebih efektif pada sistem informasi berbasis web. Kata kunci: Access Restriction, IP Token, IP Address, Web

PENDAHULUAN Suatu sistem merupakan subyek dari mismanajemen, kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan umum lainnya.
1. Dosen Universitas Gajah Mada Yogyakarta Bulak Sumur, Yogyakarta, Telp. 0274 - 6492347 2. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

197

ISSN: 1978 - 8282 Pengendalian yang diterapkan pada sistem informasi, sangat berguna untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan [Jogi00]. Apabila sistem dilengkapi dengan suatu pengendalian yang berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif tersebut, maka sistem akan dapat terus melangsungkan hidupnya. Pengendalian yang baik juga merupakan hal yang penting bagi sistem informasi berbasis web untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang merugikan, mengingat kemampuan sistem tersebut untuk dapat diakses oleh banyak user, termasuk oleh user yang tidak bertanggung jawab. Salah satu cara dalam pengendalian sistem informasi berbasis web ialah dengan melakukan otorisasi terhadap user berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan haruslah berupa sesuatu yang tidak dimiliki oleh user lainnya. Dalam hal ini, pengendalian berdasarkan IP Address dapat menjadi pilihan, karena setiap komputer yang bisa akses ke jaringan memiliki IP Addess yang unik/khas, dengan kata lain bahwa setiap user yang melakukan akses ke jaringan memiliki identitas yaitu IP Address [Waha08]. PERMASALAHAN Seringkali proses yang terjadi di dalam sistem informasi berbasis web bukanlah proses tunggal, dalam arti melibatkan proses-proses lain sebagai proses lanjutan, dimana dari rangkaian proses tersebut kemudian dihasilkan informasi yang tersimpan dalam sebuah database sehingga dapat diakses oleh user lainnya.

Gambar 1. Diagram Proses-proses yang Berkesinambungan

Namun, ada kalanya data yang diolah melalui rangkaian proses tersebut merupakan data penting yang tidak sembarang user boleh melakukan perubahan, di lain pihak informasi yang dihasilkan justru harus tetap dapat diakses dan dinikmati oleh user lainnya. Untuk menjaga agar rangkaian proses tersebut berjalan dengan semestinya dan data yang dihasilkan merupakan data yang tepat dan akurat, biasanya dilakukan dengan cara pemberian password. Akan tetapi, tindakan ini akan menyebabkan tidak satu user pun dapat mengetahui informasi apa yang ada di dalamnya selain user yang diberi otorisasi. Di samping itu, pemberian password menjadi kurang efektif bagi sistem yang diakses oleh banyak user yang selalu berubah dari waktu ke waktu.

198

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Sebaliknya, tidak adanya batasan akses pada sistem informasi yang berbasis web menyebabkan sangat mungkin bagi user lainnya untuk mengakses dan melakukan perubahan terhadap data yang tidak diingikan pada saat rangkaian proses tersebut belum mencapai finish.

Gambar 2. Akses Oleh User yang Tidak Berkepentingan

Oleh karena itu, dilema yang dihadapi ialah bagaimana agar integritas dan keamanan data dapat terjamin, sementara informasi tersebut tetap dapat dinikmati oleh user manapun tanpa adanya penutupan akses masuk ke dalam sistem.

PEMECAHAN MASALAH Pada dasarnya, menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan supaya tidak diakses oleh orang yang tidak berhak. Salah satu cara dalam pengendalian keamanan data ialah melalui pembatasan akses (access restriction). Metode yang biasa digunakan ada tiga macam [Jogi00], yaitu: 1. isolasi fisik 2. otorisasi dan identifikasi 3. pembatasan pemakaian Dalam hal ini, access restriction dengan metode IP Token merupakan konsep baru yang merupakan gabungan dari point (2) dan (3) di atas. Selain itu, konsep ini juga memanfaatkan sumber daya berupa IP Address sebagai alat otorisasi, atau dengan kata lain alamat IP tersebut menjadi sebuah objek sistem operasi (yang diberi nama Token) yang merepresentasikan subjek dalam beberapa operasi pengaturan akses (access control). Alamat IP tersebut berperan sebagai Primary Token [Wiki08], yakni token yang mengidentifikasikan konteks keamanan dari sebuah proses. Vol.1 No.3 - Mei 2008
199

ISSN: 1978 - 8282 Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet [Wiki08]. Panjang dari angka ini adalah 32bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Gambar 3. Penggunaan IP Address [Davi08]

Adapun 7 (tujuh) ciri khas yang sekaligus merupakan prinsip kerja dari access restriction dengan metode IP token adalah sebagai berikut: 1. Pada saat seorang user/client melakukan akses awal dari suatu rangkaian proses, sistem secara otomatis akan mencatat IP Address dari komputer yang bersangkutan 2. Alamat IP ini berfungsi sebagai token yang dibutuhkan sistem setiap akan melanjutkan ke proses berikutnya hingga seluruh proses selesai dikerjakan 3. Seluruh rangkaian proses tersebut hanya dapat dilakukan dan harus diselesaikan oleh user/client yang memiliki alamat IP tersebut, artinya hanya user yang memiliki token-lah yang dapat mengakses seluruh rangkaian proses 4. Bila ada user/client lain yang berusaha untuk mengakses suatu bagian dari rangkaian proses dan tidak memiliki token (alamat IP yang dimaksud), maka user/client tersebut tidak diizinkan melakukan perubahan data 5. Namun, sistem tetap menampilkan informasi kepada user/client tersebut melalui interface yang mirip dengan interface user/client pemilik otorisasi 6. User/client lain tersebut tidak akan merasakan bahwa terdapat perbedaan perlakuan antara dia dan user/client yang diberi otorisasi 7. Setiap user/client dapat masuk ke dalam sistem tanpa terganggu oleh pertanyaan perihal username dan atau password

200

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Gambar 4 di bawah merupakan ilustrasi dari proses perjalanan IP Address sebagai token selama rangkaian proses berlangsung dalam sistem. IP Addres tersebut terus dibawa dan berpindah dari satu proses ke proses lainnya hingga mencapai finish.

Gambar 4. Perjalanan IP Address Sebagai Token

Apabila di tengah perjalanan/proses terdapat user/client lain yang melakukan akses, dan setelah dilakukan pemeriksaan otorisasi ternyata user/client tersebut bukanlah pemilik IP Token (IP Address tidak sama), maka sistem akan menampilkan interface lain yang serupa, tanpa diberi hak atau kemampuan untuk melakukan perubahan terhadap data, namun tetap dapat memperoleh informasi yang sama.

Gambar 5. Proses Akses Oleh User/Client Tanpa Token

LISTING PROGRAM Untuk menerapkan konsep access restriction dengan metode IP token pada program yang berbasi web, salah satunya dapat menggunakan file ASP. Active Server Pages (ASP) adalah sebuah script yang berbasis Server Side, artinya seluruh proses aplikasi dikerjakan sepenuhnya di dalam server [Seti08]. File ASP sebenarnya merupakan sekumpulan script ASP yang digabung dengan HTML. Jadi, file ASP terdiri dari beberapa struktur yang saling berhubungan dan membentuk suatu fungsi agar memberikan hasil tertentu. Struktur dalam file ASP terdiri atas: teks, tag HTML, dan script ASP [Bowo05]. Vol.1 No.3 - Mei 2008
201

ISSN: 1978 - 8282 Di dalam script ASP ada variable server yang disebut: REMOTE_ADDR, Inilah yang akan memberikan informasi IP Address [Waha08]. Variable server REMOTE_ADDR adalah salah satu dari sekian banyak koleksi variable server yang ada. Header HTTP (HyperText Transfer Protocol) dikirimkan dari browser si pengunjung ke server dimana website berada, informasi IP Address akan menumpang pada header HTTP tersebut yang ditampung dalam variabel REMOTE_ADDR, sehingga bisa didapatkan IP Address dari pengunjung website. Adapun cara penulisan script ASP tersebut adalah sebagai berikut: <% namavariabel=Request.ServerVariables(remote_addr) %> Berikut adalah beberapa tampilan potongan script ASP yang digunakan pada program yang menerapkan konsep access resctiction dengan metode IP Token, yang terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu: 1. Bagian script yang berfungsi sebagai perekam informasi berupa IP Address.

Potongan script pada file di atas merupakan script yang digunakan untuk mengcapture informasi berupa alamat IP dari komputer yang melakukan akses pertama kali. Informasi yang diperoleh kemudian disimpan dalam sebuah tabel di dalam database untuk kemudian digunakan sebagai token untuk proses selanjutnya. Jadi, informasi perihal IP address tersebut baru disimpan dalam database saat user/client pertama memulai akses dari rangkaian proses, bukan telah ada di dalam database sebelumnya.
202

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 2. Bagian script yang berfungsi sebagai pemeriksa otorisasi sekaligus menampilkan informasi. Setelah alamat IP tersebut disimpan dalam sebuah database, secara otomatis proses-proses berikutnya akan ter-protect. Ketika akan melakukan akses lebih lanjut, sistem akan memeriksa alamat IP dari setiap komputer yang masuk. Bila alamat IP tersebut sesuai dengan alamat IP yang tersimpan dalam database, maka seluruh akses akan diberikan, termasuk akses untuk perubahan terhadap data. Sebaliknya, bila IP-nya berbeda maka sistem hanya akan menampilkan informasi kepada user tanpa dapat melakukan tindakan perubahan data.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

203

ISSN: 1978 - 8282 IMPLEMENTASI Telah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep access restriction sebagai bentuk pengamanan dengan metode IP token sangat baik bila diterapkan pada sistem informasi yang di dalamnya terdapat beberapa proses yang saling terkait dan berkesinambungan satu sama lain, dan dibutuhkan adanya suatu pengamanan berupa pembatasan akses terhadap pihak yang tidak berwenang. Sementara itu, informasi juga ingin tetap dapat ditampilkan. Dalam hal ini adalah seluruh sistem informasi yang berbasiskan web. Konsep access restriction dengan metode IP token yang telah diterapkan dan diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja antara lain adalah pada bagian Absensi Online (AO). Absensi Online merupakan pengembangan Raharja Multimedia Edutainment (RME) Versi 2.0 disiapkan oleh Perguruan Tinggi Raharja dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada Pribadi Raharja secara online sebagai bentuk service excellence sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar sebagai kampus unggulan, selain itu juga pengembangan Absensi Online merupakan strategi implementasi teknologi terbaru pada kegiatan perkuliahan dan pembelajaran di Perguruan Tinggi Raharja [Raha07]. Absensi Online pada Perguruan Tinggi Raharja diperuntukkan bagi dosen dan mahasiswa, dimana rangkaian dari proses absensi tersebut dimulai pada bagian dosen, yakni saat dosen melakukan Check In dengan menggunakan layar touchscreen.

Gambar 6. Tampilan Layar Check In Dosen

204

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Setelah dosen Check In dengan cara menekankan ibu jari pada tempat yang telah disediakan pada tampilan layar di atas, dosen baru dapat melakukan absen hadir di kelas. Berikut adalah tampilan layar untuk dosen melakukan absen hadir di kelas:

Gambar 7. Tampilan Layar Dosen Melakukan Absen Hadir di Kelas

Apabila dosen telah meng-click pada bagian yang dilingkari di atas, maka artinya proses kedua yaitu absen hadir dosen di kelas telah selesai. Pada proses inilah sistem akan mencatat atau merekam IP Address dari komputer tempat dosen tersebut melakukan absen hadir. IP Address tersebut akan dicatat pada database untuk digunakan sebagai token. Proses selanjutnya ialah dosen melakukan absen terhadap mahasiswa pada halaman atau tampilan layar yang sama seperti di atas.

Gambar 8. Tampilan Layar Absen Mahasiswa

Setelah dosen absen hadir, maka otomatis link untuk absen dosen akan hilang atau berubah menjadi berupa informasi jam hadir dosen di kelas. Di samping itu, akan muncul link tempat dosen melakukan absen mahasiswa. Bila dosen belum mengabsen, link tersebut akan tertulis Absen, namun ketika mahasiswa telah di absen maka link akan berubah menjadi angka yang menunjukkan jam hadir mahasiswa di kelas, seperti tampak pada gambar di atas. Vol.1 No.3 - Mei 2008
205

ISSN: 1978 - 8282 Proses absen mahasiswa tersebut hanya dapat dilakukan melalui komputer tempat dosen yang bersangkutan melakukan absen hadir. Hal ini berkaitan dengan IP Token, atau hanya komputer yang memegang IP Address tertentu saja yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Bila ada komputer lain yang mencoba masuk ke halaman tersebut dengan IP yang berbeda (bukan pemegang token), maka tampilan layar yang muncul adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Tampilan Layar Absen Mahasiswa (Tanpa Link)

Dari kedua tampilan di atas (Gambar 10 dan Gambar 11), terlihat bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara keduanya. Yang membedakan hanya tampilan link dimana absen mahasiswa bisa dilakukan. Pada komputer pemegang token, link untuk absen mahasiswa akan muncul, sebaliknya link tersebut akan hilang bila halaman tersebut dibuka oleh komputer lain dengan IP yang berbeda. Jadi, bila ada user dari komputer lain yang mencoba melakukan absen hadir mahasiswa pada kelas tersebut, maka secara otomatis sudah terblokir. Baik komputer pemegang token maupun komputer lainnya keduanya akan dapat memperoleh informasi yang sama dari halaman tersebut, hal ini karena keduanya ada pada halaman/alamat yang sama pula. Dapat dilihat bahwa tampilan angka berupa jam hadir mahasiswa di kelas pada kedua gambar di atas tidak berbeda. Dengan demikian, seluruh informasi sama-sama dapat dinikmati baik oleh komputer pemegang token, maupun melalui komputer lainnya. Di samping itu, baik komputer pemegang token maupun komputer lainnya tetap dapat masuk ke halaman tersebut dan memperoleh informasi di dalamnya tanpa mendapati adanya halaman yang menanyakan perihal username dan atau password sebelumnya. Atau dengan kata lain, tidak ada larangan bagi siapapun untuk masuk dan memperoleh informasi darinya.

206

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 KESIMPULAN Untuk menjaga integritas dan keamanan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam hal ini konsep access restriction dengan metode IP token menjadi bagian dalam lapisan keamanan Sistem Informasi. Konsep ini merupakan suatu terobosan baru yang terbukti memiliki keandalan dan kelebihan. Di samping untuk tujuan keamanan data, penerapan konsep ini tetap mendukung tujuan daripada sistem informasi berbasis web, yaitu menampilkan informasi kepada seluruh user kapanpun dan dimanapun juga tanpa adanya pembatasan akses masuk. DAFTAR PUSTAKA 1. Bowo Ekowidodo (2005). Membuat Website dengan ASP dan Microsoft Access. Yogyakarta: ANDI. Davit Kurniawan. (2008). Metode IP Address Lanjutan VLSM: Variable Length Subnet Mask. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://ilmukomputer.com/2007/12/15/ metode-ip-address-lanjutan-vlsm/. Jogiyanto Hartono (2000). Pengenalan Komputer: Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Edisi ketiga. Yogyakarta: Andi.

2.

3.

4. Rahardja. U, Budiarto. M, dan Maimunah (2007). Absensi Online (AO). Jurnal Cyber Raharja. Edisi 7 Th IV/April. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Valent Setiatmi (2007). Desain dan Implementasi Sistem Informasi Penilaian Mahasiswa pada Raharja Multimedia Edutainment. Tangerang: Skripsi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja. 6. Anonim (2008). Access Token: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Diakses pada 22 Maret 2008 dari: http://id.wikipedia.org wiki/Access_token. 7. ................... Alamat IP: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP. 8. ................... Mendeteksi Asal Negara dari IP Address. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://www.wahanaprogrammer.net/content.php?cid=31.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

207

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

MEN-CAPTURE EQ MELALUI DAFTAR NILAI INDEKS MUTU KOMULATIF (IMK) BERBASIS ICT
Untung Rahardja1 Augury El Rayeb2 Hidayati3 Email : Untung@pribadiraharja.com gury.mail@gmail.com, hieda_purple@yahoo.com ABSTRAKSI
Berkembangnya IPTEK yang diikuti dengan perkembangan zaman, menuntut setiap mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang baik, tetapi juga harus mempunyai kedisiplinan dan dedikasi yang sangat tinggi, yang tidak kalah pentingnya mahasiswa pun harus berkomitmen terhadap peraturan yang berlaku karena bila tidak mahasiswa tersebut akan tersingkir dan tereliminasi dari persaingan dunia kerja. Namun sayangnya perguruan tinggi pada umumnya kurang memperhatikan permasalahan ini. Sampai saat ini perguruan tinggi hanya menghasilkan daftar nilai yang berisi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai satu-satunya hasil yang diterima mahasiswa dalam menggambarkan atau menentukan keberhasilannya setelah 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi. Untuk menjawab tantangan dunia kerja, daftar nilai IMK harus dapat berdampingan dengan daftar nilai IPK dalam memberikan penilaian komprehensif terhadap mahasiswa. Untuk itu dalam artikel ini dikemukakan beberapa metodologi pemecahan permasalahan, diantaranya mengidentifikasikan setidaknya ada beberapa masalah yang mendasar perihal metode penilaian mahasiswa yang lama, mendefinisikan metode penilaian EQ melalui daftar nilai IMK, merancang daftar nilai IMK melalui flowchart, dan terakhir yaitu membangun daftar nilai IMK melalui Macromedia Dreamweaver MX. Hasil akhir dari artikel ini yaitu dilahirkanlah sebuah konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa yang kita sebut dengan istilah IMK. IMK merupakan nilai rata-rata dari Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) setiap semester. IMK inilah yang berperan dalam mengukur EQ dari seorang mahasiswa secara terus menerus selama 4 (empat) tahun yang sebaiknya di-capture dalam bentuk daftar nilai IMK. Kata kunci : EQ, daftar nilai IMK,IMM,IPK.

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

209

208

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

PENDAHULUAN Saat ini paradigma lama tentang anggapan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satusatunya tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan dan kesuksesan kinerja sumber daya manusia, digugurkan oleh munculnya paradigma kecerdasan lain yang ikut menentukan terhadap kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Berdasarkan survei yang dilakukan Lohr, yang ditulis oleh Krugman dalam artikel On The Road On Chairman lou (The New York times 26/06/ 1994), menyebutkan bahwa IQ ternyata sesungguhnya tidak cukup untuk menerangkan kesuksesan seseorang.[Raha08] Lulusan Perguruan Tinggi selama ini banyak diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau identik dengan IQ sebagai indikator kelulusan. Suatu kenyataan bahwa setelah 4 (empat) tahun mahasiswa kuliah di Perguruan Tinggi dinyatakan lulus bergelar dengan hanya satu indeks pengukuran yaitu Indeks Prestasi Kumulatif. Apakah dengan melihat IPK pengguna lulusan dalam hal ini pihak perusahaan dapat menjawab persyaratan penerimaan karyawan baru yang ditetapkan? Kalau stakeholder pada akhirnya menetapkan rantai uji dan tidak melihat IPK dari calon tersebut, apakah artinya sistem penilaian dari perguruan tinggi, tidak Link and match dengan kaum pengguna? Pada akhirnya perlu disadari bahwa EQ lebih dominan ingin diuji oleh pengguna lulusan sebelum diterima pada suatu perusahaan. Masalahnya adalah, stakeholder sendiri merasa kesulitan bahwa rantai uji yang dimiliki oleh perusahaan tersebut belum tentu dapat mencerminkan EQ yang sesungguhnya. Bahwa seorang calon, kelihatannya memiliki Good Attitude dalam waktu singkat (short time), pada saat diterima dan bekerja dengan tempo yang lebih lama (long time) ternyata mempunyai (Bad Attitude). Untuk menjawab tantangan dunia kerja sudah selayaknya bila setiap Perguruan Tinggi tersebut dapat memanfaatkan ICT, men-capture IMM yang merupakan bentuk penilaian EQ dari mahasiswa tersebut secara terus menerus, sehingga pada akhirnya dapat mengeluarkan Indeks Mutu Kumulatif (IMK) yang dominan mengukur kecerdasan emosi dari lulusannya. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosional (EQ) Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. [Raha08]

Vol.1 No.3 - Mei 2008

209

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya kecerdasan emosi merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. [Raha08] Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain). [Raha08]
Komponen komponen kecerdasan emosional Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyatannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan disekolah, tempat kerja, dan dalam komunikasi dilingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: [Raha08] 1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

210

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

2)

Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. 3) Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut: v cara mengendalikan dorongan hati; v derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; v kekuatan berpikir positif; v optimisme; dan v keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada suatu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positive dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. 4) Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Ketika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5) Membina hubungan dengan orang lain Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan. 2. On-line Sesuatu dikatakan On-line adalah bila ia terkoneksi atau terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik:[Raha107] Vol.1 No.3 - Mei 2008

211

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

dalam percakapan umum, jaringan atau network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah kepada internet, sehingga On-line lebih pada menjelaskan bahwa ia dapat diakses melalui internet. 2. secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktivitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan On-line jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan On-line jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik. dalam telekomunikasi istilah On-line memiliki arti lain yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan On-line bila berada dalam control langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (On-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri diluar dari sistem tersebut. 1. 3. Parameter Indeks Mutu Kumulatif (IMK) Indeks Mutu Kumulatif (IMK) dihasilkan melalui beberapa parameter dibawah ini, yaitu : a. Waktu kehadiran mahasiswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. IMMTH yang merupakan nilai mutu kehadiran mahasiswa mengikuti KBM c. IMMT yang merupakan nilai mutu ketepatan mahasiswa mengikuti KBM d. IMM yang merupakan nilai rata-rata dari IMMTH dan IMMT PERMASALAHAN Demi menjawab tantangan mutu lulusan, Perguruan Tinggi memerlukan adanya sistem penilaian yang mengarah pada perilaku, kedisiplinan dan komitmen terhadap peraturan yang berjalan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang perlu dihadapi pada era globalisasi saat ini dimana perusahaan tidak hanya selalu memperhatikan penilaian dari segi kepandaian dan kemampuan menyerap materi perkuliahan tetapi juga dari segi kedisiplinan seseorang. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas pengukuran EQ yang praktis, lancar dan akurat, dimana hasilnya merupakan cermin nilai EQ seorang mahasiswa selama 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi.[Raha307] Perlu disadari bahwa sampai saat ini belum ada yang mampu mengukur EQ secara akurat. Namun selama 4 (empat) tahun mendidik mahasiswa, Perguruan Tinggi ternyata mempunyai peluang dan potensi yang besar untuk mendidik sekaligus mengukur EQ dari mahasiswa.

212

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Berdasarkan hal tersebut dikemukakan ada 2 masalah yang melatarbelakangi pembuatan artikel ini yaitu : 1. Bagaimanakah cara men-Capture Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) secara terus menerus sehingga dihasilkanlah sebuah Indeks Mutu Kumulatif (IMK)? 2. Output seperti apakah yang sebaiknya diterima oleh mahasiswa sebagai bentuk pengukuran nilai EQ selama menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi? PEMECAHAN MASALAH Untuk dapat menjawab seluruh permasalahan diatas, saat ini telah diluncurkan sebuah sistem penilaian baru yaitu melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM). Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) merupakan sistem penilaian yang disiapkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa dengan menggunakan Absensi Online (AO). Melalui AO tersebut seluruh waktu kehadiran mahasiswa ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan terekam seluruhnya, sehingga akan terekam juga waktu keterlambatannya. Tingkat kedisiplinan yang digambarkan melalui IMM merupakan pengukuran tingkat emosional (EQ) seorang mahasiswa yang terus menerus direkam dari waktu ke waktu, seperti halnya pihak Perguruan Tinggi merekam nilai mahasiswa setiap semester sampai akhirnya dihasilkanlah sebuah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Agar setiap mahasiswa dapat mengukur kemampuan akademisnya, biasanya pihak manajemen Perguruan Tinggi memberikan hasil belajar mahasiswa dalam bentuk daftar nilai. Dalam daftar nilai tersebut dihasilkanlah sebuah nilai ratarata dari seluruh nilai yang telah diperoleh yang biasa disebut dengan kata IPK. Sampai saat ini IPK tersebut terus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur tingkat kecerdasan mahasiswa dalam menyerap seluruh materi perkuliahan. Seperti halnya IPK, IMM pun akan direkam secara terus menerus. Agar setiap mahasiswa mengetahui kadar kedisiplinannya, seharusnya pihak manajemen Perguruan Tinggi men-capture seluruh data IMM dalam bentuk daftar nilai IMK. Dari daftar nilai tersebut perlu dihitung ratarata nya untuk kemudian dikemas menjadi sebuah nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK). IMK ini yang nantinya harus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur kadar perilaku, kedisiplinan, dan emosional seorang mahasiswa selama 4 (tahun) kuliah di Perguruan Tinggi. Bukan hanya itu, seharusnya nilai IMK tersebut menjadi gambaran mutlak tingkat EQ seorang mahasiswa untuk selamanya. Dengan adanya daftar nilai IMK ini yang dipadukan dengan daftar nilai IPK, diharapkan Perguruan Tinggi sudah dapat menjawab seluruh tantangan dunia kerja. Pihak pengguna lulusan, tidak perlu lagi mengadakan uji saring untuk mengetahui tingkat

Vol.1 No.3 - Mei 2008

213

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

EQ lulusan, karena EQ sudah tergambar dengan jelas pada daftar nilai IMK yang diukur oleh manajemen Perguruan Tinggi terhadap seluruh mahasiswa nya selama 4 (tahun). MERANCANG ALGORITMA 1. Algorima update daftar nilai IMK Var Main () { Pilih Database Genap 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM Into DMQ from A_View_IMM_All_Detail Pilih Database Ganjil 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM from A_View_IMM_All_Detail Ulangi sampai data habis Seleksi NIM,Kode_Kelas from DMQ where NIM nya sama dan Kode nya sama Jika data tidak ditemukan Tambah data pada DMQ Jika data ditemukan Update data pada DMQ where NIM nya sama dan Kode_Kelas nya sama Selesai Jika Selesai Ulang } 2. Algoritma Daftar nilai IMK Var Char strNIM Float AM, Total_AM, Total_SKS, IMK Main () { strNIM = request(NIM) Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM where NIM = strNIM Ulangi sampai data habis AM=IMM*SKS Total_AM=Total_AM+AM Selesai Jika

214

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Seleksi sum(sks) as jum_sks where NIM = strNIM Total_SKS = jum_sks IMK = Total_AM / Total_SKS } MERANCANG PROGRAM MELALUI FLOWCHART

Y T

Gambar 1. Flowchart Daftar Nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

215

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

APLIKASI PROGRAM Software yang digunakan untuk membuat program daftar nilai IMK yaitu ASP, Karena ASP merupakan suatu framework yang dapat digunakan untuk membuat web dinamis. ASP banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan database, baik menggunakan Microsoft Access database hingga SQL server atau Oracle database. Scripting yang paling banyak digunakan dalam menulis ASP adalah Vbscript.[Raha207] ASP adalah macromedia dreamweaver MX yang secara dinamais menggunakan koneksi database. Untuk mengkoneksikan antara ASP dengan database digunakanlah SQL (Structured Query Language). ASP (Active Server Pages) adalah sebuah objek lebih tepatnya Component Object Model (COM), bukan bahasa pemrograman yang sering kita lihat. ASP dikembangkan atas dasar ISAPI yang terdiri dari 6 (enam) objek sederhana. Akan tetapi karena digabungkan dengan struktur teknologi Microsoft lainnya, objek ini menjadi sangat berguna. Keenam objek tersebut adalah Application, Session, Response, Request, Server dan ObjectContext.[Andi05] SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basis data relational. Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang menggunakan SQL sebagai sub bahasa untuk mengakses data. Perangkat lunak ini biasanya disebut RDMS (Relational Database Management System). Database yang digunakan yaitu SQL server dimana SQL didesain untuk dapat digunakan secara client server dalam lingkungan intranet bahkan internet. Dalam pembuatan database SQL server tidak menyediakan kemampuan untuk membuat form, report, dan sebagainya. SQL server hanya menyediakan database dan pengaturan hak (privillage), security dan semua yang berkaitan dengan manajemen database. Tipe data yang dapat digunakan dalam SQL server hampir sama dengan Microsoft Access tetapi penamaannya saja yang berbeda, berikut daftar konversi penamaan untuk Access SQL server:

216

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Tabel 1. Daftar konversi penamaan untuk Access SQL server

LISTING PROGRAM Daftar nilai IMK merupakan sebuah program yang menggunakan metode DMQ (Data Mart Query), sehingga listing program yang akan ditampilkan yaitu meliputi listing update daftar nilai IMK, dan listing tampilan daftar nilai IMK. Berikut listing programnya: Listing program update daftar nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

217

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

218

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Listing program tampilan daftar nilai IMK

a.

IMPLEMENTASI PROGRAM Konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja. IMM tersebut merupakan hasil perpaduan antara program Raharja Multimedia Edutaiment (RME) versi 1 dan Absensi On-line (AO). TAMPILAN LAYAR Tampilan layar (interface) Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah terintegrasi dengan beberapa sistem informasi seperti Raharja Multimedia Edutainment (RME) versi 1, Absensi On-line (AO), dan Panel pimpinan. Adapun interface interface tersebut terdiri dari : a. Interface IMM pada RME

Gambar 2. Interface IMM pada RME

Vol.1 No.3 - Mei 2008

219

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Dalam gambar diatas terdapat jumlah kuantitatif IMM : 1246. Jumlah tersebut merupakan jumlah mahasiswa aktif yang pada semester ini aktif mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ketika nilai tersebut di klik, maka akan terbuka sebuah URL yang berisi seluruh mahasiswa aktif secara detail beserta nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG. URL tersebut memiliki interface seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3. Daftar seluruh mahasiswa

Pada interface diatas dapat dijelaskan bahwa IMMTH merupakan sebuah nilai yang menggambarkan tingkat kehadiran mahasiswa mengikuti KBM. IMMT merupakan nilai yang menggambarkan tingkat ketepatan mahasiswa masuk kedalam kelas, sedangkan IMMG merupakan nilai rata rata antara IMMTH dan IMMT. Untuk dapat melihat secara detail nilai data kedisiplinan seorang mahasiswa untuk setiap kelas yang diambilnya pada semester ini, silahkan klik pada nama mahasiswanya. Berikut gambar dari interfacenya.

Gambar 4. Rekapitulasi IMM per mahasiswa

220

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Interface diatas melukiskan nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG untuk seluruh kelas yang diambil oleh seorang mahasiswa dalam hal ini AHMAD ZAMZAMI sebagai salah satu contohnya. Nilai diatas mengandung makna sebagai berikut : IMMT = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah telah hadir di kelas. IMMTH = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah tidak hadir mengikuti perkuliahan. IMMG = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI seorang mahasiswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi karena tidak pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat dalam mengikuti KBM. Sedangkan IMM merupakan nilai ratarata IMMG dari seluruh kelas yang sedang dijalani oleh setiap mahasiswa dalam satu semester. IMM tersebut akan diabadikan dalam bentuk sebuah Piagam IMM. Piagam IMM bukan hanya berisikan nilai IMM seorang mahasiswa, melainkan juga nilai IMM tertinggi, IMM terendah, Deviasi IMM, rata rata IMM, dan yang terpenting yaitu rangking IMM. Dengan rangking tersebut dapat diukur bahwa tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa itu berada pada titik mana berbanding dengan seluruh mahasiswa yang aktif saat ini? Jika mahasiswa yang bersangkutan merupakan mahasiswa yang terbaik, maka seharusnya dia memperoleh rangking 1. Berikut adalah interface Piagam IMM.

Gambar 5. Piagam IMM

Vol.1 No.3 - Mei 2008

221

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

b. Interface IMM pada Panel Pimpinan Berbeda dengan interface sebelumnya, interface IMM pada panel pimpinan ini khusus menggambarkan nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK) setiap mahasiswa. IMK merupakan nilai ratarata IMM pada seluruh semester yang telah dijalankan oleh setiap mahasiswa. IMK tersebut dikemas dalam sebuah Daftar Nilai IMK yang formatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Daftar nilai IMK

Daftar nilai inilah yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa setiap akhir semester sebagai bentuk evaluasi diri terhadap penilaian EQ nya selama menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

222

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa Daftar Nilai IMK sangat cocok untuk dikembangkan dilingkungan Perguruan Tinggi. Melalui Daftar Nilai IMK, Perguruan Tinggi dapat membuktikan kepada pihak pengguna lulusan, bahwa lulusan mereka benarbenar mempunyai kompetensi yang bukan hanya diukur berdasarkan nilai intelektualnya melainkan juga berdasarkan nilai emosionalnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Andi (2005). Aplikasi Web Database ASP Menggunakan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi Offset. 2. Bernard, R, Suteja (2006). Membuat Aplikasi Web Interaktif Dengan ASP. Bandung: Informatika. 3. Rahardja, Untung (2007). Thesis Program Studi Magister Teknologi Informasi. Analisis Kelayakan Investasi Digital Dashboard pada Manajemen Akademik Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Raharja. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia. 4. Rahardja. U, Maimunah dan Hidayati (2007). Artikel CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1. Metode Pencarian Data dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS). Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Rahardja. U, Fitria Murad. D (2007). Usul Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Meret 2008 dari http://rww.stmik raharja.com/dina/HIBAH_Penelitian/Proposal_HibahBersaing_Update.doc. 6. Rahardja, Untung (2008). Proposal Perancangan IMM pada Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Maret 2008 dari http://rww.stmik-raharja.com/ur/dokumen_S3 imm_versi_dr_sunar_1.doc.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

223

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

MEN-CAPTURE EQ MELALUI DAFTAR NILAI INDEKS MUTU KOMULATIF (IMK) BERBASIS ICT
Untung Rahardja1 Augury El Rayeb2 Hidayati3 Email : Untung@pribadiraharja.com gury.mail@gmail.com, hieda_purple@yahoo.com ABSTRAKSI
Berkembangnya IPTEK yang diikuti dengan perkembangan zaman, menuntut setiap mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang baik, tetapi juga harus mempunyai kedisiplinan dan dedikasi yang sangat tinggi, yang tidak kalah pentingnya mahasiswa pun harus berkomitmen terhadap peraturan yang berlaku karena bila tidak mahasiswa tersebut akan tersingkir dan tereliminasi dari persaingan dunia kerja. Namun sayangnya perguruan tinggi pada umumnya kurang memperhatikan permasalahan ini. Sampai saat ini perguruan tinggi hanya menghasilkan daftar nilai yang berisi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai satu-satunya hasil yang diterima mahasiswa dalam menggambarkan atau menentukan keberhasilannya setelah 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi. Untuk menjawab tantangan dunia kerja, daftar nilai IMK harus dapat berdampingan dengan daftar nilai IPK dalam memberikan penilaian komprehensif terhadap mahasiswa. Untuk itu dalam artikel ini dikemukakan beberapa metodologi pemecahan permasalahan, diantaranya mengidentifikasikan setidaknya ada beberapa masalah yang mendasar perihal metode penilaian mahasiswa yang lama, mendefinisikan metode penilaian EQ melalui daftar nilai IMK, merancang daftar nilai IMK melalui flowchart, dan terakhir yaitu membangun daftar nilai IMK melalui Macromedia Dreamweaver MX. Hasil akhir dari artikel ini yaitu dilahirkanlah sebuah konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa yang kita sebut dengan istilah IMK. IMK merupakan nilai rata-rata dari Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) setiap semester. IMK inilah yang berperan dalam mengukur EQ dari seorang mahasiswa secara terus menerus selama 4 (empat) tahun yang sebaiknya di-capture dalam bentuk daftar nilai IMK. Kata kunci : EQ, daftar nilai IMK,IMM,IPK.

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

209

208

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

PENDAHULUAN Saat ini paradigma lama tentang anggapan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satusatunya tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan dan kesuksesan kinerja sumber daya manusia, digugurkan oleh munculnya paradigma kecerdasan lain yang ikut menentukan terhadap kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Berdasarkan survei yang dilakukan Lohr, yang ditulis oleh Krugman dalam artikel On The Road On Chairman lou (The New York times 26/06/ 1994), menyebutkan bahwa IQ ternyata sesungguhnya tidak cukup untuk menerangkan kesuksesan seseorang.[Raha08] Lulusan Perguruan Tinggi selama ini banyak diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau identik dengan IQ sebagai indikator kelulusan. Suatu kenyataan bahwa setelah 4 (empat) tahun mahasiswa kuliah di Perguruan Tinggi dinyatakan lulus bergelar dengan hanya satu indeks pengukuran yaitu Indeks Prestasi Kumulatif. Apakah dengan melihat IPK pengguna lulusan dalam hal ini pihak perusahaan dapat menjawab persyaratan penerimaan karyawan baru yang ditetapkan? Kalau stakeholder pada akhirnya menetapkan rantai uji dan tidak melihat IPK dari calon tersebut, apakah artinya sistem penilaian dari perguruan tinggi, tidak Link and match dengan kaum pengguna? Pada akhirnya perlu disadari bahwa EQ lebih dominan ingin diuji oleh pengguna lulusan sebelum diterima pada suatu perusahaan. Masalahnya adalah, stakeholder sendiri merasa kesulitan bahwa rantai uji yang dimiliki oleh perusahaan tersebut belum tentu dapat mencerminkan EQ yang sesungguhnya. Bahwa seorang calon, kelihatannya memiliki Good Attitude dalam waktu singkat (short time), pada saat diterima dan bekerja dengan tempo yang lebih lama (long time) ternyata mempunyai (Bad Attitude). Untuk menjawab tantangan dunia kerja sudah selayaknya bila setiap Perguruan Tinggi tersebut dapat memanfaatkan ICT, men-capture IMM yang merupakan bentuk penilaian EQ dari mahasiswa tersebut secara terus menerus, sehingga pada akhirnya dapat mengeluarkan Indeks Mutu Kumulatif (IMK) yang dominan mengukur kecerdasan emosi dari lulusannya. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosional (EQ) Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. [Raha08]

Vol.1 No.3 - Mei 2008

209

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya kecerdasan emosi merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. [Raha08] Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain). [Raha08]
Komponen komponen kecerdasan emosional Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyatannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan disekolah, tempat kerja, dan dalam komunikasi dilingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: [Raha08] 1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

210

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

2)

Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. 3) Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut: v cara mengendalikan dorongan hati; v derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; v kekuatan berpikir positif; v optimisme; dan v keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada suatu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positive dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. 4) Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Ketika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5) Membina hubungan dengan orang lain Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan. 2. On-line Sesuatu dikatakan On-line adalah bila ia terkoneksi atau terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik:[Raha107] Vol.1 No.3 - Mei 2008

211

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

dalam percakapan umum, jaringan atau network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah kepada internet, sehingga On-line lebih pada menjelaskan bahwa ia dapat diakses melalui internet. 2. secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktivitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan On-line jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan On-line jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik. dalam telekomunikasi istilah On-line memiliki arti lain yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan On-line bila berada dalam control langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (On-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri diluar dari sistem tersebut. 1. 3. Parameter Indeks Mutu Kumulatif (IMK) Indeks Mutu Kumulatif (IMK) dihasilkan melalui beberapa parameter dibawah ini, yaitu : a. Waktu kehadiran mahasiswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. IMMTH yang merupakan nilai mutu kehadiran mahasiswa mengikuti KBM c. IMMT yang merupakan nilai mutu ketepatan mahasiswa mengikuti KBM d. IMM yang merupakan nilai rata-rata dari IMMTH dan IMMT PERMASALAHAN Demi menjawab tantangan mutu lulusan, Perguruan Tinggi memerlukan adanya sistem penilaian yang mengarah pada perilaku, kedisiplinan dan komitmen terhadap peraturan yang berjalan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang perlu dihadapi pada era globalisasi saat ini dimana perusahaan tidak hanya selalu memperhatikan penilaian dari segi kepandaian dan kemampuan menyerap materi perkuliahan tetapi juga dari segi kedisiplinan seseorang. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas pengukuran EQ yang praktis, lancar dan akurat, dimana hasilnya merupakan cermin nilai EQ seorang mahasiswa selama 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi.[Raha307] Perlu disadari bahwa sampai saat ini belum ada yang mampu mengukur EQ secara akurat. Namun selama 4 (empat) tahun mendidik mahasiswa, Perguruan Tinggi ternyata mempunyai peluang dan potensi yang besar untuk mendidik sekaligus mengukur EQ dari mahasiswa.

212

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Berdasarkan hal tersebut dikemukakan ada 2 masalah yang melatarbelakangi pembuatan artikel ini yaitu : 1. Bagaimanakah cara men-Capture Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) secara terus menerus sehingga dihasilkanlah sebuah Indeks Mutu Kumulatif (IMK)? 2. Output seperti apakah yang sebaiknya diterima oleh mahasiswa sebagai bentuk pengukuran nilai EQ selama menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi? PEMECAHAN MASALAH Untuk dapat menjawab seluruh permasalahan diatas, saat ini telah diluncurkan sebuah sistem penilaian baru yaitu melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM). Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) merupakan sistem penilaian yang disiapkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa dengan menggunakan Absensi Online (AO). Melalui AO tersebut seluruh waktu kehadiran mahasiswa ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan terekam seluruhnya, sehingga akan terekam juga waktu keterlambatannya. Tingkat kedisiplinan yang digambarkan melalui IMM merupakan pengukuran tingkat emosional (EQ) seorang mahasiswa yang terus menerus direkam dari waktu ke waktu, seperti halnya pihak Perguruan Tinggi merekam nilai mahasiswa setiap semester sampai akhirnya dihasilkanlah sebuah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Agar setiap mahasiswa dapat mengukur kemampuan akademisnya, biasanya pihak manajemen Perguruan Tinggi memberikan hasil belajar mahasiswa dalam bentuk daftar nilai. Dalam daftar nilai tersebut dihasilkanlah sebuah nilai ratarata dari seluruh nilai yang telah diperoleh yang biasa disebut dengan kata IPK. Sampai saat ini IPK tersebut terus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur tingkat kecerdasan mahasiswa dalam menyerap seluruh materi perkuliahan. Seperti halnya IPK, IMM pun akan direkam secara terus menerus. Agar setiap mahasiswa mengetahui kadar kedisiplinannya, seharusnya pihak manajemen Perguruan Tinggi men-capture seluruh data IMM dalam bentuk daftar nilai IMK. Dari daftar nilai tersebut perlu dihitung ratarata nya untuk kemudian dikemas menjadi sebuah nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK). IMK ini yang nantinya harus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur kadar perilaku, kedisiplinan, dan emosional seorang mahasiswa selama 4 (tahun) kuliah di Perguruan Tinggi. Bukan hanya itu, seharusnya nilai IMK tersebut menjadi gambaran mutlak tingkat EQ seorang mahasiswa untuk selamanya. Dengan adanya daftar nilai IMK ini yang dipadukan dengan daftar nilai IPK, diharapkan Perguruan Tinggi sudah dapat menjawab seluruh tantangan dunia kerja. Pihak pengguna lulusan, tidak perlu lagi mengadakan uji saring untuk mengetahui tingkat

Vol.1 No.3 - Mei 2008

213

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

EQ lulusan, karena EQ sudah tergambar dengan jelas pada daftar nilai IMK yang diukur oleh manajemen Perguruan Tinggi terhadap seluruh mahasiswa nya selama 4 (tahun). MERANCANG ALGORITMA 1. Algorima update daftar nilai IMK Var Main () { Pilih Database Genap 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM Into DMQ from A_View_IMM_All_Detail Pilih Database Ganjil 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM from A_View_IMM_All_Detail Ulangi sampai data habis Seleksi NIM,Kode_Kelas from DMQ where NIM nya sama dan Kode nya sama Jika data tidak ditemukan Tambah data pada DMQ Jika data ditemukan Update data pada DMQ where NIM nya sama dan Kode_Kelas nya sama Selesai Jika Selesai Ulang } 2. Algoritma Daftar nilai IMK Var Char strNIM Float AM, Total_AM, Total_SKS, IMK Main () { strNIM = request(NIM) Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM where NIM = strNIM Ulangi sampai data habis AM=IMM*SKS Total_AM=Total_AM+AM Selesai Jika

214

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Seleksi sum(sks) as jum_sks where NIM = strNIM Total_SKS = jum_sks IMK = Total_AM / Total_SKS } MERANCANG PROGRAM MELALUI FLOWCHART

Y T

Gambar 1. Flowchart Daftar Nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

215

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

APLIKASI PROGRAM Software yang digunakan untuk membuat program daftar nilai IMK yaitu ASP, Karena ASP merupakan suatu framework yang dapat digunakan untuk membuat web dinamis. ASP banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan database, baik menggunakan Microsoft Access database hingga SQL server atau Oracle database. Scripting yang paling banyak digunakan dalam menulis ASP adalah Vbscript.[Raha207] ASP adalah macromedia dreamweaver MX yang secara dinamais menggunakan koneksi database. Untuk mengkoneksikan antara ASP dengan database digunakanlah SQL (Structured Query Language). ASP (Active Server Pages) adalah sebuah objek lebih tepatnya Component Object Model (COM), bukan bahasa pemrograman yang sering kita lihat. ASP dikembangkan atas dasar ISAPI yang terdiri dari 6 (enam) objek sederhana. Akan tetapi karena digabungkan dengan struktur teknologi Microsoft lainnya, objek ini menjadi sangat berguna. Keenam objek tersebut adalah Application, Session, Response, Request, Server dan ObjectContext.[Andi05] SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basis data relational. Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang menggunakan SQL sebagai sub bahasa untuk mengakses data. Perangkat lunak ini biasanya disebut RDMS (Relational Database Management System). Database yang digunakan yaitu SQL server dimana SQL didesain untuk dapat digunakan secara client server dalam lingkungan intranet bahkan internet. Dalam pembuatan database SQL server tidak menyediakan kemampuan untuk membuat form, report, dan sebagainya. SQL server hanya menyediakan database dan pengaturan hak (privillage), security dan semua yang berkaitan dengan manajemen database. Tipe data yang dapat digunakan dalam SQL server hampir sama dengan Microsoft Access tetapi penamaannya saja yang berbeda, berikut daftar konversi penamaan untuk Access SQL server:

216

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Tabel 1. Daftar konversi penamaan untuk Access SQL server

LISTING PROGRAM Daftar nilai IMK merupakan sebuah program yang menggunakan metode DMQ (Data Mart Query), sehingga listing program yang akan ditampilkan yaitu meliputi listing update daftar nilai IMK, dan listing tampilan daftar nilai IMK. Berikut listing programnya: Listing program update daftar nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

217

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

218

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Listing program tampilan daftar nilai IMK

a.

IMPLEMENTASI PROGRAM Konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja. IMM tersebut merupakan hasil perpaduan antara program Raharja Multimedia Edutaiment (RME) versi 1 dan Absensi On-line (AO). TAMPILAN LAYAR Tampilan layar (interface) Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah terintegrasi dengan beberapa sistem informasi seperti Raharja Multimedia Edutainment (RME) versi 1, Absensi On-line (AO), dan Panel pimpinan. Adapun interface interface tersebut terdiri dari : a. Interface IMM pada RME

Gambar 2. Interface IMM pada RME

Vol.1 No.3 - Mei 2008

219

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Dalam gambar diatas terdapat jumlah kuantitatif IMM : 1246. Jumlah tersebut merupakan jumlah mahasiswa aktif yang pada semester ini aktif mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ketika nilai tersebut di klik, maka akan terbuka sebuah URL yang berisi seluruh mahasiswa aktif secara detail beserta nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG. URL tersebut memiliki interface seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3. Daftar seluruh mahasiswa

Pada interface diatas dapat dijelaskan bahwa IMMTH merupakan sebuah nilai yang menggambarkan tingkat kehadiran mahasiswa mengikuti KBM. IMMT merupakan nilai yang menggambarkan tingkat ketepatan mahasiswa masuk kedalam kelas, sedangkan IMMG merupakan nilai rata rata antara IMMTH dan IMMT. Untuk dapat melihat secara detail nilai data kedisiplinan seorang mahasiswa untuk setiap kelas yang diambilnya pada semester ini, silahkan klik pada nama mahasiswanya. Berikut gambar dari interfacenya.

Gambar 4. Rekapitulasi IMM per mahasiswa

220

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Interface diatas melukiskan nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG untuk seluruh kelas yang diambil oleh seorang mahasiswa dalam hal ini AHMAD ZAMZAMI sebagai salah satu contohnya. Nilai diatas mengandung makna sebagai berikut : IMMT = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah telah hadir di kelas. IMMTH = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah tidak hadir mengikuti perkuliahan. IMMG = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI seorang mahasiswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi karena tidak pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat dalam mengikuti KBM. Sedangkan IMM merupakan nilai ratarata IMMG dari seluruh kelas yang sedang dijalani oleh setiap mahasiswa dalam satu semester. IMM tersebut akan diabadikan dalam bentuk sebuah Piagam IMM. Piagam IMM bukan hanya berisikan nilai IMM seorang mahasiswa, melainkan juga nilai IMM tertinggi, IMM terendah, Deviasi IMM, rata rata IMM, dan yang terpenting yaitu rangking IMM. Dengan rangking tersebut dapat diukur bahwa tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa itu berada pada titik mana berbanding dengan seluruh mahasiswa yang aktif saat ini? Jika mahasiswa yang bersangkutan merupakan mahasiswa yang terbaik, maka seharusnya dia memperoleh rangking 1. Berikut adalah interface Piagam IMM.

Gambar 5. Piagam IMM

Vol.1 No.3 - Mei 2008

221

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

b. Interface IMM pada Panel Pimpinan Berbeda dengan interface sebelumnya, interface IMM pada panel pimpinan ini khusus menggambarkan nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK) setiap mahasiswa. IMK merupakan nilai ratarata IMM pada seluruh semester yang telah dijalankan oleh setiap mahasiswa. IMK tersebut dikemas dalam sebuah Daftar Nilai IMK yang formatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Daftar nilai IMK

Daftar nilai inilah yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa setiap akhir semester sebagai bentuk evaluasi diri terhadap penilaian EQ nya selama menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

222

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa Daftar Nilai IMK sangat cocok untuk dikembangkan dilingkungan Perguruan Tinggi. Melalui Daftar Nilai IMK, Perguruan Tinggi dapat membuktikan kepada pihak pengguna lulusan, bahwa lulusan mereka benarbenar mempunyai kompetensi yang bukan hanya diukur berdasarkan nilai intelektualnya melainkan juga berdasarkan nilai emosionalnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Andi (2005). Aplikasi Web Database ASP Menggunakan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi Offset. 2. Bernard, R, Suteja (2006). Membuat Aplikasi Web Interaktif Dengan ASP. Bandung: Informatika. 3. Rahardja, Untung (2007). Thesis Program Studi Magister Teknologi Informasi. Analisis Kelayakan Investasi Digital Dashboard pada Manajemen Akademik Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Raharja. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia. 4. Rahardja. U, Maimunah dan Hidayati (2007). Artikel CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1. Metode Pencarian Data dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS). Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Rahardja. U, Fitria Murad. D (2007). Usul Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Meret 2008 dari http://rww.stmik raharja.com/dina/HIBAH_Penelitian/Proposal_HibahBersaing_Update.doc. 6. Rahardja, Untung (2008). Proposal Perancangan IMM pada Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Maret 2008 dari http://rww.stmik-raharja.com/ur/dokumen_S3 imm_versi_dr_sunar_1.doc.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

223

ISSN: 1978 - 8282

DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN PADA JURUSAN SISTEM KOMPUTER KONSENTRASI CCIT (Creative Communication and Innovative Technology)
Untung Rahardja1 Asep Saefullah2 Anil Ram3 Email : urahardja@yahoo.com; asep7567@yahoo.com ABSTRAKSI
Perkembangan teknologi informasi semakin pesat apalagi setelah ditemukannya komunikasi nirkabel (wireless), begitu juga kebutuhan industri terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) yang menguasai teknologi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) semakin meningkat. Teknologi CCIT merupakan teknologi berbasis komunikasi wireless serta pengembangan secara kreatif teknologi informasi. Berdasarkan searching internet terdapat 380.000.000 hasil penelusuran tentang ICT (Information Communication Technology), ICT merupakan dasar pembentukan CCIT. Melihat begitu besarnya perhatian dunia akan CCIT dan belum adanya suatu kurikulum yang khusus mempelajari teknologi CCIT, maka dipandang sangat perlu untuk mendesain sistem pembelajaran yang dapat menjawab tantangan kebutuhan dunia akan lulusan yang kompeten dalam teknologi CCIT. Serta perangkat-perangkat apakah yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran dibidang teknologi CCIT tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan survey terhadap stakeholder, dalam hal ini mahasiswa dan masyarakat pengguna baik industri, swasta maupun pemerintah mengenai kurikulum Sistem Komputer yang sedang berjalan dan kurikulum usulan. Di samping itu dilakukan studi pustaka dengan melihat hasil penelitian sebelumnya yang terkait pengembangan kurikulum Jurusan Sistem Komputer. Hasil dari desain sistem pembelajaran pada Jurusan Sistem Komputer dengan konsentrasi CCIT adalah satu jilid kurikulum yang dapat memahami teknologi CCIT beserta peralatan-peralatan penunjang pembelajaran CCIT dan kurikulum CCIT merupakan kurikulum yang diminati oleh stakeholder. Kata kunci : CCIT, ICT, Sistem Komputer

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi semakin pesat setelah ditemukannya komunikasi nirkabel (wireless), begitu juga kebutuhan industri-industri terhadap sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi wireless semakin meningkat, dapat

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

235

ISSN: 1978 - 8282 dilihat dari hasil searching internet tanggal 28 November 2007 bahwa untuk kategori Job Wireless Technology ada 125.000.000, hasil penelusuran, sedangkan hasil penelusuran yang sama untuk Indonesia ada 1.820.000. Sedangkan yang membicarakan tentang ICT (Information Communication Technology) dari seluruh dunia ada 380.000.000, di mana ICT ini menjadi dasar pembentukan dari CCIT (Creative Communication and Innovative Technology). Terkait dengan perkembangan CCIT, maka dunia industri pada saat ini masih kekurangan tenaga ahli dalam bidang CCIT, ini sejalan dengan hasil searching internet bahwa kebutuhan dunia kerja dalam CCIT sebesar 2.220.000. Sedangkan kebutuhan dunia kerja di Indonesia akan lulusan yang kompeten dalam bidang CCIT sebesar 551.000. Pada saat ini terdapat kesenjangan yang cukup besar antara ketersediaan dan kebutuhan SDM ICT di Indonesia, yaitu sekitar 300%, dan diperkirakan kesenjangan tersebut pada tahun 2008 turun menjadi sekitar 165%. Jawaban kunci untuk meningkatkan literasi dan juga meningkatkan kualitas pekerja di bidang ICT, ialah melalui pengembangan standar kompetensi dan pemberian sertifikasi bagi tenaga ICT (Depkominfo:2007). Bidang kerja CCIT yang terbuka pun beragam dan hampir sama baik yang internasional maupun nasional. Kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking, internet protocol, wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari suatu vendor. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++, J2ME dengan embedded IP dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking, paham tentang IP (Internet Protocol). Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang begitu beragam dan banyak sangat disayangkan masih sedikit sekali lulusan perguruan tinggi yang berkemampuan tinggi dalam bidang CCIT. Jika situasi seperti itu dibiarkan, maka akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang teknologi informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan dalam bidang CCIT. Permasalahannya pada kurikulum yang sedang berjalan, yang belum mampu menjawab tantangan dunia kerja dalam bidang CCIT. Melihat kebutuhan dunia kerja yang begitu besar akan outcome yang mempunyai kompetensi dalam bidang CCIT, maka dipandang sangat perlu untuk mendesain sistem pembelajaran yang betul-betul dapat menjawab tantangan atau kebutuhan dari dunia industri. Pembenahan dapat dimulai dari peninjauan terhadap kurikulum yang sedang berjalan, kemudian memperhatikan kebutuhan dunia kerja serta mencermati perkembangan teknologi CCIT. Desain sistem pembelajaran dikhususkan untuk memahami perkembangan teknologi CCIT, teknologi ini terkait dengan Jurusan Sistem Komputer. Jurusan Sistem Komputer

236

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 yang berjalan, mempunyai kurikulum yang kurang memadai dalam menghadapi perkembagan teknologi CCIT. Untuk itu maka diperlukan suatu konsentrasi khusus dari Jurusan Sistem Komputer yang secara khusus pula menangani teknologi CCIT. Kurikulum yang di desain secara khusus untuk CCIT harus dapat mencakup dari kebutuhan stakeholder (dunia kerja) dalam bidang CCIT. Arah dari kurikulum CCIT adalah penguasaan teknologi embedded IP, teknologi internet protocol dan networking baik cabling maupun wireless serta research dalam bidang CCIT. Dalam desain pembelajaran CCIT juga perlu dibuatkan suatu standar kompetensi bidang teknologi CCIT, hal ini perlu ditetapkan dan begitu penting karena; Pertama, akan bermanfaat bagi industri dalam melakukan proses penerimaan atau pengangkatan tenaga; Kedua, standar kompetensi akan bermanfaat untuk mengembangkan SDM di bidang CCIT; Ketiga, dengan adanya standar kompetensi akan lebih mudah bagi perguruan tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi CCIT. PERUMUSAN MASALAH dan HIPOTESIS Permasalahan prioritas yang diinginkan adalah solusi untuk menutup gap pada kebutuhan SDM bidang ICT. Solusi itu berwujud dalam tatanan pembedahan kurikulum yang sedang berjalan, menciptakan proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi dari mahasiswa, endorsement dari stakeholder terhadap sistem pembelajaran CCIT. Serta peralatan apa saja yang mendukung terciptanya desain sistem pembelajaran yang dapat menghasilkan outcome kompeten dalam bidang CCIT. Ada beberapa pendekatan dan konsep yang dilakukan untuk menjawab masalah yang diteliti. Pendekatan pertama adalah pembuatan naskah kajian tentang Jurusan Sistem Komputer. Naskah itu berisi konsep pengembangan Konsentrasi CCIT pada Jurusan Sistem Komputer dengan melihat kepada peraturan pemerintah dan APTIKOM beserta informasi mengenai sistem pembelajaran di kelas. Hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan adalah dengan terbangunnya desain sistem pembelajaran pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT akan meningkatkan academic atmosphere dalam proses belajar mengajar sehingga menghasilkan outcome yang kompeten dalam bidang CCIT. Hipotesis selain itu adalah kurikulum CCIT merupakan suatu kurikulum yang diminati oleh masyarakat pengguna atau stakeholder. Batasan lingkup penelitian: 1) Kurikulum yang sedang berjalan di Jurusan Sistem Komputer STMIK RAHARJA, 2) Peraturan pemerintah dan APTIKOM mengenai batasan kurikulum, 3) Proses belajar mengajar yang sedang berjalan.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

237

ISSN: 1978 - 8282 PEMBAHASAN Pemahaman desain sistem pembelajaran adalah merupakan suatu proses komprehensif yang dimulai dari pengkajian kurikulum yang sedang berjalan, menerima dan mempertimbangkan masukan dari stakeholder, merancang kurikulum hasil kajian yang dilanjutkan dengan proses pembelajaran baik di kelas maupun laboratorium. Titik fokus untuk memahami sistem pembelajaran, melihat kepada kurikulum yang tidak dapat memenuhi harapan dari stakeholder, namun untuk kurikulum inti tetap mengacu kepada peraturan pemerintah dan APTIKOM. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di kelas melalui proses belajar mengajar berbasis pengembangan kreativitas dan inovasi. Desain Sistem Pembelajaran Manajemen pendidikan tinggi dalam beberapa tahun terakhir mengalami perubahanperubahan, berkaitan dengan adanya perubahan permintaan pasar dan juga adanya perkembangan teknologi informasi yang signifikan. Perubahan yang terjadi secara global tersebut didorong pula oleh berkembangnya sistem Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management). Beberapa pengamat pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa fenomena yang perlu dicermati dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia adalah ketidakmampuan lulusan untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan industri modern. Hal tersebut terjadi antara lain oleh adanya kesenjangan persepsi antara pengelola perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusannya dan pengelola industri sebagai pengguna lulusan perguruan tinggi. Gaspersz (2003) menguraikan adanya kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri di Indonesia seperti ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Kesenjangan lulusan Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan Industri Di Indonesia.
Lulusan Perguruan Tinggi Hanya memahami teori Memiliki ketrampilanindividual Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian Hanya berorientasi pada pencapaian grade atau nilai tertentu (pembatasan target ) Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah Proses belajar bersifat pasif, hanya menerimainformasi dari dosen Penggunaan teknologi (misal : komputer) terpisah dari proses belajar Kebutuhan Industri Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah Memiliki ketrampilan kelompok Mempelajari bagaimana belajar yang efektif Berorientasi pada peningkatan terus menerus dengan tidak dibatasi pada target tertentu saja.Setiap target yang tercapai akan terus menerus ditingkatkan Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antardisiplin ilmu untuk solusi masalah industriyang komplek Bekerja adalah suatu proses berinteraksidengan orang lain dan memproses informasisecara aktif Penggunaan teknologi merupakan bagianintegral dari proses belajar untuk solusi masalah industri

238

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Permasalahan proses pembelajaran di pendidikan tinggi saat ini adalah kesenjangan antara permasalahan pekerjaan yang dihadapi oleh masyarakat pemakai (stakeholder) dengan materi pembelajaran di kelas atau praktikum. Permasalahanpermasalahan yang teridentifikasi tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mengarah pada peningkatan soft skill mahasiswa, dan akses informasi permasalahan dunia kerja dan pemutakhiran ICT untuk mendukung Student Center Learning (SCL) masih kurang memadai.

Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja, dari waktu ke waktu melakukan perbaikan terus-menerus (continuous educational process improvement) terutama dalam hal mutu baik mutu input (calon mahasiswa), mutu proses (sistem pembelajaran) dan mutu outcome. Pemikiran continuous educational process improvement dimulai dari adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada pemuasan pengguna lulusan (pelanggan) dan alumni. Selanjutnya berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang berasal dari pengguna lulusan, alumni, orang tua dan mahasiswa dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain sistem pembelajaran di Jurusan Sistem Komputer dan memperbaiki proses pendidikan perguruan tinggi yang ada. Selanjutnya model manajemen perguruan tinggi dengan dasar konsep Roda Deming dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Roda Deming dalam Manajemen Perguruan Tinggi

Vol.1 No.3 - Mei 2008

239

ISSN: 1978 - 8282 Dari gambar tersebut terlihat bahwa penerapan Roda Deming dalam manajemen Perguruan Tinggi terdiri dari empat komponen utama, yaitu : riset pasar tenaga kerja, desain proses pendidikan yang dinamis dan berorientasi pasar, operasional proses belajar mengajar yang terkontrol, dan bertanggung jawab menyerahkan tepat waktu lulusan yang adaptif, kompetitif dan berkualitas baik, agar mampu berkompetisi dalam persaingan global. Dalam konsep manajemen kualitas modern, kualitas suatu perguruan tinggi tidak cukup hanya ditentukan oleh kualitas sarana/prasarana atau reputasi institusional. Kualitas pendidikan adalah suatu standar minimum yang harus dipenuhi agar mampu memuaskan pengguna lulusan, serta harus terus-menerus ditingkatkan sejalan dengan peningkatan tuntutan pasar tenaga kerja.

Student Learning Center(SLC) Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, inovasi, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi perkuliahan karena dosen harus intensif menyesuaikan materi dengan perkembangan teknologi terbaru. Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan dosen dalam menyesuaikan materi perkuliahan dengan perkembangan tersebut, karena dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi terbaru. Sehingga dengan latar belakang tersebut maka pola pembelajaran konvensional atau paradigma Faculty teaching ke StudentLearning Center (SLC) berbasis ICT khususnya Project Based Learning (PBL) yang dilaksanakan oleh Jurusan Sistem Komputer konsentrasi CCIT dan diberi nama CCIT Based Project (CBP). Aktivitas peningkatan softskill mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT melalui inovasi dan relevansi pembelajaran tersebut terdiri atas tiga sub aktivitas dengan tujuan masing masing kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan softskill dosen, yang mendukung pembelajaran SCL. Sub aktivitas ini bertujuan meningkatkan soft skill dosen, yang mendukung pembelajaran Student Learning Center (SLC). 2. Peningkatan metode pembelajaran yang mengarah ke SLC. Sub aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan metode pembelajaran yang mengarah ke SLC.
240

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 3. Peningkatan kegiatan ekstra dan ko-kurikuler mahasiswa, bertujuan memberikan bekal ketrampilan (soft skill) yang diperlukan lulusan untuk mengantisipasi situasi dunia kerja yang semakin kompetitif melalui peningkatan kegiatan ekstra dan ko-kurikuler mahasiswa. Sistem Pembelajaran CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) Sistem pembelajaran pada CCIT lebih mengedepankan kepada pentingnya kesadaran individu mahasiswa untuk memperkaya diri dalam ranah knowledge, skill dan attitude. Sistem pembelajaran CCIT menganut kepada pengembangan kreativitas dan inovasi dari mahasiswa. CCIT memiliki potensi untuk mendorong mahasiswa belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan irama belajarnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan diri masing-masing, irama belajar mahasiswa tersebut perlu dipandu agar terus dinamis dan mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi, yaitu dengan bantuan metode pendekatan perkuliahan CBP (CCIT Based Project). Sebelum masuk pada inti perkuliahan CCIT, sebagai prasyarat harus mengikuti Independent Study (IS). Tujuan dari IS CCIT ini adalah untuk menumbuh kembangkan kemampuan dari seorang mahasiswa dalam menggali potensi diri, baik untuk meneliti, skill maupun pengetahuan. IS CCIT bersifat proyek, di mana telah ditentukan terlebih dahulu beberapa topik yang akan diteliti, dieksplorasi, dan dicarikan pemecahannya dengan bimbingan dosen. Untuk meningkatkan kemampuan kerja kelompok seperti yang diungkap oleh Gasperz (2003), maka IS CCIT membagi kelompok mahasiswa dalam mengambil topik tersebut. Pembagian kelompok ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bekerja secara berkelompok. Dalam segi konsultasi dengan dosen dan komunikasi antar mahasiswa maka IS CCIT mewajibkan mahasiswa untuk mempunyai WEB personal, pembuatan WEB ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan skill dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang teknologi informasi. IS CCIT memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menggali ilmu pengetahuan baik melalui internet, intranet maupun text book di ruang Raharja Enrichment Center dengan internet yang terkoneksi penuh, konsep ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan jiwa kreativitas dan inovasi mahasiswa. IS CCIT berisi pendalaman pada materi J2ME (Java Micro Edition) yang difungsikan untuk melakukan pengontrolan pada devices melalui smart phone, hand phone ataupun PDA. Setelah mengikuti IS CCIT, maka dilanjutkan dengan CCIT Introduction dengan materi fokus kepada embedded IP dan ditambahkan materi pendahuluan untuk jaringan CISCO. Pendalaman CCIT dilakukan pada mata kuliah CCIT di mana diberikan materi embedded

Vol.1 No.3 - Mei 2008

241

ISSN: 1978 - 8282 IP lanjut dan CISCO lanjut. Akhir perkuliahan CCIT berupa sebuah proyek yang harus diselesaikan dengan lingkup materi pada embedded IP, J2ME dan CISCO. Kompetensi yang dimiliki oleh outcome CCIT berupa kemampuan dalam melakukan pengontrolan devices melalui internet protocol baik menggunakan sistem embedded maupun J2ME. Kompetensi lainnya yaitu berkemampuan dalam teknologi jaringan terutama untuk vendor CISCO. Pilar-pilar CCIT : 1. Kerja kelompok, interaksi sosial yang positif dapat dibentuk melalui kerja berkelompok. Perasaan senasib sepenanggungan antara sesama teman dalam kelompok dan keunggulan dari belajar dalam peer dan cohort (teman seangkatan) adalah faktor positif yang akan dimanfaatkan yang ini sulit didapatkan dalam pembelajaran konvensional tapi dalam CCIT akan diperoleh. Nilai-nilai sosial positif dalam kerja kelompok juga diperlukan oleh lulusan perguruan tinggi pada saat berkarya di dunia kerja yang nyata. 2. Percaya diri, kemampuan seorang individu tidak hanya terbatas oleh pengetahuan yang tinggi, namun demikian harus diikuti oleh rasa percaya diri yang tinggi pula. Dalam perkuliahan konvensional jarang didapatkan tapi dalam CCIT akan diperoleh karena diberikan kesempatan yang luas dalam eksplorasi dan pada akhirnya harus mempresentasikan dihadapan pembimbing terhadap apa yang telah dikerjakan. Dengan membiasakan diri berbicara di depan umum kepercayaan diri akan tumbuh dengan baik. 3. Penuh perhatian, setiap tugas proyek akan diberikan via email dan jika lalai tentu akan ketinggalan oleh yang lainnya. Disamping untuk meningkatkan kerja kelompok maka penugasan via email ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sifat positf yaitu penuh perhatian. Sikap ini penting, karena dalam dunia kerja akan dituntut perhatian yang penuh dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. 4. Mampu memberikan alternatif solusi, seringnya tugas proyek yang diberikan menimbulkan pola berpikir terangsang untuk tidak berpikir hanya satu arah, tapi akan selalu mencari berbagai jawaban, berbagai bahan untuk mencarikan solusi solusi terhadap permasalahan. Ke empat pilar ini diharapkan akan membawa dampak yang luas terhadap proses peningkatan softskill mahasiswa sehingga mampu menjadikan outcome dari CCIT seorang yang kreatif dan inovatif dalam pengembangan teknologi ICT.

242

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Proses Kurikulum CCIT Kurikulum CCIT diperoleh setelah melewati kajian yang mendalam, untuk interaksi dalam komunitas maka mahasiswa, dosen dan orang tua/alumni menjadi stakeholder. Artinya kurikulum CCIT dibentuk dengan memperhatikan keinginan dari komunitas internal tersebut, setelah disepakati bersama antara pihak Jurusan Sistem Komputer dengan stakeholder internal maka langkah berikutnya mencari masukan dari stakeholder eksternal (industri, pemerintah dan profesional). Kurikulum sementara yang telah dibentuk sesuai dengan keinginan komunitas internal di endorsement kepada pihak user (pemakai lulusan) dalam hal ini industri, pemerintah dan profesional. Kurikulum CCIT yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kurikulum yang telah disepakati antara Jurusan Sistem Komputer, komunitas internal dan stakeholder (industri, pemerintah dan profesional).

Gambar 2. Proses Pengkajian Kurikulum CCIT

Selanjutnya dilakukan pengkajian dengan melihat kepada tiga aspek, sebagai berikut : a. Problem yang dihadapi lulusan Jurusan Sistem Komputer, diklasifikasi ke dalam business domain problem, computer skill problem, dan soft skill problem b. Kompetensi utama yang diperlukan untuk setiap klasifikasi c. Menurunkan kurikulum sesuai kompetensi utama

Vol.1 No.3 - Mei 2008

243

ISSN: 1978 - 8282

Gambar 3. Analisa desain kurikulum CCIT

Peralatan Pendukung CCIT Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada konsentrasi CCIT, maka setelah dilakukan desain sistem pembelajarannya langkah selanjutnya menentukan peralatan pendukung untuk kelancaran perkuliahan CCIT. Beberapa peralatan tersebut baik berupa hardware maupun software yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1. Hardware, beberapa peralatan yang diperlukan CCIT : NM7010B merupakan IP controlled device yang masih berupa network module dan belum ada uC. Keuntungan dengan device ini tidak terikat kepada salah satu jenis uC namun mempunyai kelemahan yaitu waktu akan tersita untuk programming boot loader agar komunikasi uC dengan network module tersebut dapat terjadi, dengan NM7010B kita harus melakukan beberapa hal:

programming uC, agar uC tersebut dapat berkomunikasi dengan modul berbasis IP (semacam RTOS, lebih menyita waktu dan pasti akan terlalu banyak trouble shooting) programming uC untuk menangani tugas/fungsi kontrolnya
program pada PC untuk mengendalikan device berbasis IP

Gambar 4. NM7010B

244

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Modul lainnya yaitu SR-7150MJ merupakan IP controlled device berupa Ethernet gateway, sudah memiliki uC Atmel AT89C51RC2). Keuntungan dari device ini yaitu easy to use karena sudah memiliki uC yg sudah diprogram untuk komunikasi device berbasis IP. Kelemahannya yaitu harga lebih mahal karena sudah termasuk uC, dan perlu 1 uC lagi untuk device control, dengan SR-7150MJ harus melakukan beberapa hal:

programming uC, agar uC tsb dapat berkomunikasi secara serial dengan module SR-7150MJ. (lebih simple) programming uC untuk menangani tugas/fungsi controlnya.

Gambar 5. SR-7150MJ Paket CISCO router, hub/switch dan AP yang dipergunakan dalam praktikum jaringan kabel maupun wireless. 2. Software, beberapa software yang diperlukan CCIT : - Java (java SDK, netbean, netbean mobility pack) - Software development tools untuk embedded IP yaitu eVt (embedded visual tools) - CISCO packet tracer KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dihasilkan satu jilid kurikulum desain pembelajaran pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT. 2. Kurikulum CCIT merupakan kurikulum yang memperhatikan perkembangan teknologi ICT dan merupakan hasil komunikasi dengan users/stakeholder, CCIT merupakan the first, the best dan the future (FBF).

Vol.1 No.3 - Mei 2008

245

ISSN: 1978 - 8282 3. Dengan diterapkannya desain pembelajaran CCIT maka Jurusan Sistem Komputer dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki potensi dalam mengembangkan keahlian dibidang teknologi ICT, dan outcomenya sangat diminati oleh stakeholder 4. CCIT sangat diperlukan pada Jurusan Sistem Komputer untuk dapat menjembatani antara dunia kerja dengan dunia pendidikan 5. Untuk mendukung keberhasilan dari desain pembelajaran CCIT maka diperlukan juga beberapa hardware dan software dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA 1. APTIKOM (2003), Hasil Pertemuan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer dan Kelompok Kerja APTIKOM Penyusunan Kurikulum Inti, Jakarta 2. Siswono (2008), Student Centered Learning : Kunci Keberhasilan E-Learning, Prosiding, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 3. ...........(2004), Computing Curricula - Computer Engineering 2004"CE2004 Final Report, Approved by IEEE-CS and ACM 4. Djoko Soetarno (2005), Pengelolaan Perguruan Tinggi Berbasis Sistem Industri dan Sistem Manajemen Mutu, Orasi Ilmiah di STMIK CIC, Cirebon 5. Terry Freedman (2007), All change in England and Wales: the new secondary curriculum, and its implications for ICT, Created on Thu, 20 Dec 2007, 16:50

246

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

Konsentrasi Unggulan Jurusan Sistem Komputer STMIK RAHARJA Nama/Perusahaan Alamat No. Tlp/HP : : : TTD

CCIT

Vol.1 No.3 - Mei 2008

247

ISSN: 1978 - 8282

Dari hasil questioner terlihat bahwa secara keseluruhan responden menyatakan minat yang besar akan outcome CCIT dan setuju bahwa CCIT yang pertama di Indonesia : 1. Sebanyak 92 % responden menyatakan setuju bahwa CCIT merupakan The First, The Best dan The Future (FBF). Sebanyak 88 % responden menyatakan setuju bahwa CCIT merupakan bidang ilmu yang paling diminati.

2.

248

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

DESAIN GRAFIS MENUNJANG KARYA SENI DALAM KOMPUTER MELALUI APLIKASI SOFTWARE
Maimunah1 Muhamad Irsan2 Vivi Candy Viditya3 Email : zzahra_2020@yahoo.com ABSTRAKSI
Karya seni identik dengan suatu yang unik. Oleh karenanya seorang seniman dalam melahirkan karyanya selalu mencari bentuk atau inovasi inovasi baru. Unik berarti membuat suatu karya seni yang belum pernah ada atau mungkin jarang dipakai oleh seniman lainnya pada karya sebelumnya. Dulu seorang seniman membuat suatu seni lukis (gambar) dengan menggunakan cara manual. Seiring dengan berjalannya waktu cara manual mulai ditinggalkan, diganti dengan cara menggunakan bantuan teknologi (komputer). Dengan menggunakan bantuan komputer desain dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi software. Dalam hal seni ini terdapat suatu ilmu yang disebut desain grafis. Desain Grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada seorang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan dan garis diatas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Suatu gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain Grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain lain. Terdapat dua bentuk image dalam komputer dalam konsep image digital, yaitu bitmap dan vector. Pengolah gambar grafis selalu memberitahukan kemampuan optimal yang dimilikinya sehingga user tidak akan keliru. Aplikasi pengolah gambar bitmap tidak akan optimal bila digunakan untuk mengolah gambar vector, demikian juga sebaliknya. Meskipun user terkadang juga bingung karena suatu aplikasi ternyata dapat mengolah image bitmap dan vector dengan baik, akan tetapi bagaimana pun juga aplikasi tersebut optimal untuk jenis image tertentu saja, sebagai contoh : CorelDraw, FreeHand, Sodi Podi (Linux), dan Macromedia Flash. Kata Kunci : Image, Aplikasi, vector.

Latar Belakang Desain Grafis merupakan ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan
1. Dosen Jurusan Manajemen Informatika, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Manajemen Informatika, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

249

ISSN: 1978 - 8282 menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, foto, ilustrasi dan lain sebagainya. Desain Grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual. Sebagaimana layaknya informasi yang disampaikan menggunakaan bahasa lisan (suara) yang dapat disampaikan secara tegas, ceria, keras, lembut, penuh gurauan, dan sebagainya dengan menggunakan gaya bahasa dan volume suara yang sesuai, Desain grafis juga dapat melakukan hal serupa namun bukan dengan cara menggunakan bahasa lisan tetapi identik dengan gambar. Kita dapat merasakan sendiri setelah membaca sebuah berita (tulisan), melihat foto atau ilustrasi, melihat permainan warna dan bentuk dari sebuah karya desain yang berbentuk publikasi cetak, nuansa yang ditimbulkannya. Apakah informasi itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan sebagainya. Dengan menggunakan bantuan teknologi komputer desain suatu gambar dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi software. Aplikasi software yang digunakan sangat membantu dalam mendesain atau menghasilkan suatu gambar yang dapat memiliki unsur visual yang menarik dan cukup kuat. Selain itu pengerjaan untuk menghasilkan suatu gambar tidak membutuhkan waktu yang relatif lama serta hasilnya pun jauh lebih rapi, bersih, dan baik. Setelah diketahui fungsi dari sebuah aplikasi software maka dapat dirasakan apa manfaatnya ? Kenapa objek publikasi itu bisa menimbulkan kesan dan pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan hingga dapat di mengerti oleh kita sebagai pembaca? Jawabannya adalah karena adanya unsur unsur desain dan prinsip prinsip desain yang terdapat dalam sebuah karya desain tersebut, baik disadari maupun tidak oleh pembuatnya. Permasalahan Permasalahan yang dikemukan dalam artikel ini adalah bagaimana desain grafis dapat menunjang karya seni dalam komputer serta media dan software apa yang tepat digunakan dalam menunjang karya seni dalam komputer. Landasan Teori Grafis yang dalam istilah bahasa inggris disebut Graphic diartikan sebagai goresan yang berupa titik titik atau garis yang berhubungan dengan kegiatan cetak mencetak (Freddy Adiono Basuki, 2000). Desain menurut Atisah Sipahelut (1991) diartikan sebagai bentuk rumusan dan suatu proses pemikiran. Rumusan atau proses pemikiran yang dituangkan dalam wujud gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan kongkrit si

250

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 perancang kepada orang lain. Desain Grafis dapat diartikan sebagai proses pemikiran untuk mengalihkan gagasan dalam wujud gambar. Selain itu ada beberapa tokoh yang menyatakan pendapatnya tentang Desain Grafis diantaranya: Menurut Suyanto Desain Grafis didefinisikan sebagai Aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri. Aplikasi aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Menurut Jessica Helfand dalam situsnya http://www.aiga.com/ mendefinisikan Desain Grafis sebagai kombinasi kompleks kata kata dan gambar, angka angka dan grafik, foto foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversive atau sesuatu yang mudah diingat. Menurut Danton Sihombing Desain Grafis mempekerjakan berbagai elemen seperti : marka, simbol, uraian verbal yang di visualisasikan lewat tipografi dan gambar baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. Elemen elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai : perangkat visual dan perangkat komunikasi. Menurut Michael Kroeger visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan konsep konsep melalui tema tema visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran (juxtaposition). Warren dalam suyanto memakai Desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke dalam beberapa jenis urutan yang struktual dan visual. Sedangkan menurut Blanchard mendefinisikan Desain Grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan. Desain Grafis Komputer dapat diartikan sebagai upaya untuk mengalihkan gagasan kepada orang lain dalam wujud gambar yang dibuat menggunakan bantuan teknologi komputer. Seni Grafis adalah sejenis karya seni murni yang umumnya memiliki dwimantra yang merupakan hasil kerja diatas kertas, lempengan batu, logam, kayu, lembar sablon atau yang lain yang pada permukaannya terlebih dahulu seseorang telah mengungkapkan gagasan dan cita rasa seninya dalam bentuk goresan, cukilan, torehan, guratan, sapuan, dan sebagainya. Communication atau komunikasi diartikan sebagai penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang lambang sebagai paduan pikiran dan perasaan yang berupa ide, gagasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung / tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap atau Vol.1 No.3 - Mei 2008

251

ISSN: 1978 - 8282 perilaku. Menurut Wether dan Keith Devis dalam Moekijat (1993) menyatakan komunikasi sebagai penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Sementara Himstreet dan Batty mengartikan komunikasi sebagai proses pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih melalui suatu sistem simbol simbol, isyarat isyarat yang sudah lazim (Moekijat, 1993). Dengan demikian komunikasi grafis dapat diartikan sebagai proses penyampaian lambang lambang yang mengandung pengertian tertentu oleh seseorang kepada orang lain melalui media cetak. Pembahasan Kategori Desain Grafis Secara garis besar, desain grafis di bedakan menjadi beberapa kategori yaitu : 1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis. 2. Web Desain : desain untuk halaman web. 3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi. 4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman. 5. Desain produk, pemaketan dan sejenisnya. Bidang Komunikasi Grafis Komunikasi Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) disaat informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang akan dipetik dari keakuratan penyampaian informasi pada masyarakat. Perkembangan diatas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektifitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah graphic arts yang masih dikonotasikan dengan seni, maka abad ke-20 istilahnya menjadi graphic communication atau juga visual communication. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai kunci profesi dalam bidang ini. Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam di antaranya : informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan), pelajaran interaktif (pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding).

252

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Munculnya istilah Komunikasi Visual sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini : percetakan / grafika, film dan video, televisi, web design dan CD Interaktif. Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi ini. Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik posisinya dalam jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya. Standarisasi yang saat ini dibuat tidak mungkin menahan laju perkembangan bidang komunikasi grafis, tetapi dengan melihat apa yang telah terjadi baik di negeri orang maupun di negeri sendiri, diharapkan usaha membuat acuan dapat mengantisipasi cukup panjang untuk menghadapi perkembangan bidang ini. Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual Tugas penyusunan kompetensi ini adalah pada bidang komunikasi grafis, istilah yang diberikan oleh Dikmenjur setelah berkonsultasi dengan Ditjen Grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian : 1. Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi graphic Arts atau komunikasi Grafis, 2. Graphishe Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi grafika, diartikan sebagai percetakan. Dalam pengertian ini Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan atau pada bidang dua dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time based images). Dasar terminology perlu untuk menjelaskan perbedaan antara Komunikasi Grafis dengan Komunikasi Visual. Komunikasi Visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media seperti : percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film / video, internet dan lain lain, baik dua dimensi maupun tiga dimensi dan baik yang statis maupun bergerak (time based). Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari komunikasi visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini merupakan standar kompetensi komunikasi grafis yang dibuat. Bidang profesi komunikasi grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi Vol.1 No.3 - Mei 2008

253

ISSN: 1978 - 8282 grafis juga menjadi penunjang pada industri non komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphic di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan. Pekerjaan komunikasi grafis meliputi olah gambar / images (gambar ilustrasi, fotografi), olah teks / tipografi (cipta dan susun huruf) dan penggabungan unsur teks dan image ke dalam rancangan atau desain yang siap dilaksanakan. Dalam kenyataan di lapangan, situasi kegiatan komunikasi grafis di Indonesia tidak sepenuhnya. Olah huruf / type design dan typography yang ada di beberapa negara maju merupakan profesi khusus (mendesain font / typeface, hand lettering, tipografi / olahan tata huruf). Namun di Indonesia tidak berkembang menjadi profesi sendiri (peryataan Danton Sihombing MFA pakar bidang huruf). Di Indonesia olah huruf pada era digital dikerjakan sendiri di komputer oleh desainer ataupun operator atas petunjuk desainer. Meski ada juga olah huruf khusus seperti hand lettering dan kaligrafi tapi tidak merupakan bidang spesialisasi profesi yang berkembang baik. Oleh karena itu dalam standar kompetensi komunikasi grafis olah huruf / tipografi tidak dibuat sebagai sub bidang kompetensi tersendiri, tetapi menjadi sub kompetensi untuk sub bidang desain grafis. Bidang Komunikasi Grafis dibagi menjadi 3 sub bidang yaitu : 1. Desain Grafis : merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak) yang di mengerti publik. 2. Ilustrasi : menampilkan informasi dengan keterampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi / kreatifitas. 3. Fotografi : menampilkan informasi dengan keterampilan menangkap cahaya melalui kamera dan kepiawaian dalam memilih dan mengolah hasil bidikan dari berbagai sumber. Mempelajari desain komputer berarti kita juga mempelajari, memahami, menguasai teori dan praktik wawasan keilmuan dan pengetahuan. Merancang desain grafis / desain komunikasi visual ditujukan agar mampu mengolah data, memecahkan masalah dan mencari solusi kebutuhan desain dan informasi khususnya di bidang pembelajaran yang meliputi penguasaan cetak informasi, publikasi, media penerbitan , kampanye dan promosi. Komunikasi Grafis / visual dapat diartikan sebagai proses penyampaian lambang lambang yang mengandung pengertian tertentu oleh seseorang kepada orang lain melalui media cetak (printed material), media luar ruang (outdoor), media elektronik (electronic), tempat pajang (display), dan barang barang kenangan (special offer).

254

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Adapun macam - macam media komunikasi grafis dapat di kelompokan sebagai berikut: 1. Media Komunikasi Cetak / Visual Contoh : poster (dalam dan luar), stiker, sampul buku, pembungkus, selipat (folder), selebaran (leaflet), amplop dan kop surat, tas belanja, katalog, iklan majalah dan surat kabar. 2. Media Luar Ruang Contoh : spanduk (banner), papan nama, umbul umbul, neon box, neon sign, billboard, baliho, mobil box. 3. Media Elektronik Contoh : radio, televisi, internet, film, program video, animasi komputer. 4. Tempat Pajang (display) Contoh : etalase (window display), point of purchase, desain gantung, floor stand. 5. Barang Kenangan Contoh : Kaos, topi, payung, gelas, aneka souvenir, tas, dan sebagainya. Apabila telah terbiasa dengan image di komputer, tentu tidak asing lagi dengan dua bentuk image dasar dalam konsep imagedigital, yaitu bitmap dan vector. Pengolah gambar grafis selalu memberitahukan kemampuan optimal yang dimilikinya sehingga user tidak akan keliru. Aplikasi penglah gambar bitmap tidak akan optimal bila digunakan untuk mengolah gambar vector, demikian juga sebaliknya. Meskipun user terkadang juga bingung karena suatu aplikasi ternyata dapat mengolah image bitmap dan vector dengan baik, akan tetapi bagaimanapun juga aplikasi tersebut akan lebih optimal untuk jenis image tertentu saja, sebagai contoh : CorelDraw, FreeHand, Sodi Podi (Linux), dan Macromedia Flash. Macromedia Flash adalah Aplikasi yang terkenal dalam pengolahan image yang berbasis Vektor, Corel PhotoPaint, Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator, Gimp (Linux), Paint Shop Pro, Macromedia Fireworks Bitmap. Sedangkan aplikasi adalah aplikasi yang terkonsentrasi untuk mengolah image. Disini akan dibahas mengenai salah satu contoh pemanfaatan Adobe Ilustrator dalam pembuatan gambar. Mendesain objek dapat dipercantik dengan menggunakan Adobe Ilustrator. Program ini memberi beragam fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah dan mendesain objek seperti objek tiga dimensi. Untuk mendapatkan efek tiga dimensi dapat menggunakan Effect 3D, Pen Tool, Ellipse Tool, dan kumpulan kumpulan tool Direct Selection Tool. Penggunaan program adobe illustrator ini diharapkan dapat memberi kemudahan dan solusi untuk mendapatkan gambar yang hampir serupa dengan objek atau contoh gambar aslinya.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

255

ISSN: 1978 - 8282 Implementasi Gambar MEMBUAT JAM DINDING MENARIK 1. Siapkan dokumen baru isi kolom Name dengan jam dinding.

Gambar 1. New Document

2. Selanjutnya untuk mempermudah pekerjaan mendesain objek, aktifkan ruler pada dokumen kerja dengan cara pilih View > Rulers atau tekan tombol Ctrl + R pada keyboard.

Gambar 2. Preview

3. Selain itu aktifkan juga kotak dialog Attributes, pilih Windows > Attributes kotak dialog ini berfungsi untuk menunjukan titik pusat suatu objek.

Gambar 3. Attributes

256

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 4. Selanjutnya pilih Ellipse Tool pada Toolbox untuk membuat objek awal lingkaran jam dinding, tampilkan kotak dialog Ellipse dengan klik pada Artboard. 5. Akan muncul kotak dialog Ellipse buat lingkaran dengan mengisi kolom Width dan Height menjadi 177 mm kemudian klik OK.

Gambar 4. Ellipse

6. Beri garis Bantu pada titik pusat lingkaran dengan menarik garis dari ruler, garis Bantu ini akan mempermudah penentuan garis menit, detik, dan titik pusat yang akan Anda buat nanti.

Gambar 5. Ellipse

7.

Pilih Line Segment Tool untuk membuat garis menit pada lingkaran yang telah kita buat. 8. Buat garis vertikal, letakkan garis tersebut pada menit ke-12. 9. beri warna garis dengan merah, ubah ukurannya menjadi 3 pt.

Gambar 6. Ellipse

Vol.1 No.3 - Mei 2008

257

ISSN: 1978 - 8282 10. Seleksi garis menit yang di buat dengan Selection Tool. 11. Pilih Rotate Tool untuk melakukan rotasi dan duplikasi garis menit, tampilkan rotate dengan klik Rotate Tool pada titik pusat lingkaran dengan menekan Alt isikan kolom Angle = 30 kemudian klik Copy.

Gambar 7. Rotate

12. Untuk menghasilkan garis menit duplikasi lainnya tekan tombol Ctrl + D sebanyak 11 kali. Hasilnya seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Hasil Duplikasi

13. Pilih Zoom Tool pada Toolbox perbesar objek lingkaran untuk memudahkan Anda membuat garis detik. 14. Pilih Line Segment Tool untuk membuat garis detik. Buat garis vertikal sejajar seperti pada gambar 3.9.

Gambar 9. Hasil Segment Tool

258

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 15. Ubah garis detik dengan ukuran 1 pt dan beri warna hijau untuk membedakan dengan garis menit. 16. Pilih Rotate Tool dan lakukan penyesuaian dengan mengisi kolom Angle = 6 klik Copy kemudian tekan tombol Ctrl + D untuk melakukan duplikasi sebanyak 59 kali seperti pada gambar berikut.

Gambar 10. Hasil Rotate Tool

17. Seleksi garis detik yang sejajar dan menutupi garis menit kemudian tekan tombol.

Gambar 11. Gambar Seleksi

18. Kembalikan tampilan Artboard dengan menekan tombol Alt + Zoom Tool, ini berguna untuk mempermudah dalam membuat angka pada jam. 19. Pilih Type Tool tuliskan 12 pada lingkaran, kemudian ubah ukuran dengan 36 pt dengan jenis font Comic Sant Ms.

Gambar 12. Gambar hasil Type Tool

Vol.1 No.3 - Mei 2008

259

ISSN: 1978 - 8282 20. Dengan angka 12 yang masih terseleksi pilih Rotate Tool lakukan duplikasi seperti langkah sebelumnya Angle = 30 kemudian klik Copy. 21. Tekan Ctrl + D untuk duplikasi sebanyak 11 kali seperti pada gambar berikut.

Gambar 13. Hasil Duplikasi

22. Untuk melakukan perubahan angka yang terbalik gunakan Rotate Tool atur posisi angka seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 14. Hasil Rotate Tool

23. Selanjutnya buat jarum jam menggunakan Line Segment Tool buat 2 garis dengan arah yang berbeda berukuran 4 pt. 24. Tambahkan tanda panah pada ujung jarum menggunakan menu Effect > Stylize > Add Arrowheads, lakukan penyesuaian seperti pada gambar berikut.

Gambar15. Add Arrowheads

260

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 25. Klik OK lihat hasilnya seperti pada gambar berikut.

Gambar 16. Hasil Add Arrowhead

26. Karena angka masih diluar lingkaran seleksi objek lingkaran kemudian tekan Shift + Alt lalu geser agar lingkaran berada di luar angka. 27. Untuk menghilangkan garis Bantu, pilih View > Guides > Hide Guides.

Gambar 17. Hasil Review

28. Selanjutnya beri warna hijau pada garis tepi lingkaran agar tampilan objek terlihat menarik, kemudian ubah ukuran garis tepi 15 pt. 29. Beri efek Outer Glow untuk membuat bayangan hitam di sekitar luar lingkaran, pilih Effect > Stylize > Outer Glow lakukan penyesuaian seperti pada gambar berikut.

Gambar 18. Outer Glow

Vol.1 No.3 - Mei 2008

261

ISSN: 1978 - 8282 30. Aktifkan kotak palet Gradient pilih Window > Gradient kotak ini digunakan untuk mengatur posisi warna gradasi. 31. Pada background jam dinding ubah warna Fill menjadi gradasi dengan pilih Window > Swatch Libraries > Other Library. 32. Pada kotak dialog Select a Library to Open pilih folder Gradient > Fruits and Vegetables > Apple seperti pada gambar berikut.

Gambar 19. Select Library To Open

33. Selanjutnya pada kotak palet Gradient ubah Type menjadi Radial.

Gambar 20. Gradient

262

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 34. Langkah selanjutnya seleksi kedua objek jarum jam beri warna biru pada kedua objek.

Gambar 21. Select

35. Agar tampilan jam dinding lebih menarik tambahkan symbol menggunakan palet Symbol, pilih Window > Symbol klik diatas palet, kemudian pilih Open Symbol Library > Other Library. 36. Pada kotak dialog Select a Library to Open pilih Fruits > Apple, drag gambar ke dalam objek jam dinding.

Gambar 22. Select A Library To Open

37. Ubah Opacity gambar bunga menjadi 65. 38. Seleksi semua objek, pilih Object > Grup hasil jam dinding Anda akan terlihat seperti pada gambar berikut. Vol.1 No.3 - Mei 2008

263

ISSN: 1978 - 8282 MEMBUAT BUNGA MATAHARI 1. Siapkan dokumen kerja baru.

Gambar 23. New Document

2. Pilih Ellipse Tool pada Toolbox untuk membuat sari bunga matahari , dengan ukuran Width dan Height menjadi 35 mm.

Gambar 24. Ellipse Tool

3. Ubah warna Fill menjadi tak berwarna sedangkan warna Stroke = 307CIF.

Gambar 25. Fill

264

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 4. Seleksi sisi kiri objek lingkaran menggunakan Direct Selection Tool kemudian tekan tombol Delete seperti pada gambar berikut.

Gambar 26. Hasil Direct Selection Tool

5. Pilih Rotate Tool lalu klik titik tengah sisi paling kanan kemudian ubah kolom Angle menjadi 5 kemudian tekan Copy.

Gambar 27. Hasil Rotate Tool

6. Tekan tombol Ctrl + D untuk membuat duplikasi objek sehingga akan tampak hasil objek seperti tampak pada gambar berikut ini. Gambar ini akan dijadikan sari bunga matahari .

Gambar 28. Hasil Duplikasi

Vol.1 No.3 - Mei 2008

265

ISSN: 1978 - 8282 7. Sekarang Anda akan membuat sari bunga matahari berwarna kuning menggunakan Ellipse Tool ubah kolom Width dan Height menjadi 60 mm. 8. Beri warna objek lingkaran yang baru Anda buat dengan Fill dan Stroke kuning. 9. Tempatkan objek berwarna kuning ke dalam objek sari bunga matahari posisikan di belakang objek pilih Object > Arrange > Send To Back. 10. Beri efek Father pada lingkaran dengan Feather Radius = 15 mm. Pengaturan ini dimaksudkan agar warna kuning tidak terlalu mencolok sehingga di dapat warna yang natural pada bunga matahari.

Gambar 29. Feather Radius

11. Selanjutnya Anda akan membuat kelopak menggunakan Ellipse Tool, buat objek elips dengan Width = 8 mm dan Height = 30 mm.

Gambar 30. Hasil With dan Height

12. Tampilkan warna gradasi seperti pada penjelasan sebelumnya kemudian pilih folder Gradient pada kotak pilihan Select Library To Open > pilih Brights.

Gambar 31. Select Libraey To Open

266

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 13. Pilih warna Fill dengan gradasi Gold dan Stroke menjadi tidak berwarna tampilkan kotak palet Gradient dan ubah Angle menjadi -180.

Gambar 32. Hasil Fill

14. Tempatkan kelopak bunga seperti pada gambar berikut.

Gambar 33. Hasil Fill

15. Seleksi kelopak bunga kemudian pilih Rotate Tool ubah kolom Angle menjadi 12 kemudian klik Copy.

Gambar 34. Hasil Rotate

Vol.1 No.3 - Mei 2008

267

ISSN: 1978 - 8282 16. Dengan menekan tombol Ctrl + D duplikasi objek elips sehingga menjadi objek bunga.

Gambar 35. Hasil Duplikasi

17. Selanjutnya Anda membuat tangkai dan daunnya menggunakan Pen Tool buatlah garis seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 36. Hasil Pen Tool

18. Duplikasi garis dengan Edit > Copy lalu Edit > Paste seperti pada gambar berikut.

Gambar 37. Hasil Pen Tool

268

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 19. Ubah warna Fill menjadi tak berwarna dan Stroke pada tangkai kiri = 307 CIF, sedangkan tangkai kanan = BFE10E. 20. Seleksi kedua objek garis, pilih Object > Blend > Make tempatkan tangkai ke dalam bunga dan posisikan di belakang bunga.

Gambar 30. Hasil Seleksi

21. Pilih Pen Tool untuk membuat daun seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 39. Hasil Pen Tool

22. Perhalus tampilan daun menggunakan Simplify dengan Object > Path > Simplify kemudian atur Curve Precision tandai Preview untuk melihat hasil sementara. 23. Warnai kedua objek daun dengan Fill dan stroke warna 307CIF.

Gambar 40. Hasil Fill

Vol.1 No.3 - Mei 2008

269

ISSN: 1978 - 8282 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Desain grafis dengan di dukung banyak software aplikasi dapat menunjang karya seni terutama dalam bidang computer menjadi lebih maksimal. 2. Program adobe illustrator adalah sebuah software ilustrasi berbasis vector yang banyak digunakan desainer dunia. 3. Dengan program adobe illustrator dapat menghasilkan suatu gambar atau objek yang lebih nyata. 4. Penggunaan sistem komputerisasi harus didukung dengan fasilitas software dan hardware yang memadai untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. 5. Kreatifitas seorang desainer atau animator sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan suatu objek yang sempurna. DAFTAR PUSTAKA 1. Hartono, Jogiyanto, (2006), Analisa dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, Yogyakarta : Andi. 2. Hendratman, Hendi, (2006), Tips n Trik Computer Graphics Design, Bandung: Informatika. 3. Pujiriyanto, (2005), Desain Grafis Komputer (Teori grafis komputer),Yogyakarta: CV. Andi Offset. 4. Wahana Komputer, (2006), Mendesign Gambar dan Logo dengan Adobe Ilustrator Creative Suite 2, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Infotek.

270

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

Perancangan Antar Muka Sistem Pengaman Ruangan dengan Sensor Infra Merah Berbasiskan Komputer
Indrianto 1 Asep Saefullah Fredy Susanto

2 3

Email : anto@yahoo.com; asep7567@yahoo.com ABSTRAKSI


Suatu ruang yang diklasifikasikan sebagai ruangan khusus atau suatu ruang untuk menyimpan dokumen rahasia tentunya tidak sembarang orang dapat masuk ruangan tersebut. Permasalahannya bagaimana mengamankan ruang khusus tersebut untuk tidak dimasuki oleh yang tidak berkepentingan. Pengamanan yang sudah umum dipergunakan yaitu pengontrolan pintu menggunakan komputer melalui port serial maupun paralel. Jika hanya menggunakan kontrol memalui port saja maka pendeteksian tidak dapat dilaksanakan, untuk menangani masalah tersebut maka dirancang suatu sistem pengamanan ruang dengan memanfaatkan Personal Computer dan sensor infra merah. Sensor infra merah difungsikan untuk mengambil data inputan. Untuk berkomunikasi antara sensor infra merah dengan komputer diperlukan suatu interface yaitu PPI 8255. Dengan menggunakan suatu program dapat dirancang setiap ruangan hanya diberi hak otonomi kepada pihak tertentu untuk masuk ke ruangan yang ada. Sistem yang dirancang ini memiliki kemampuan untuk memonitoring beberapa ruangan. Prosedur yang harus dijalankan untuk memperoleh hak akses memasuki ruangan dengan mempergunakan password ke dalam komputer yang terdapat pada ruangan monitoring. Bila pasword diterima maka ruangan dapat dimasuki dan sistem pendeteksi dinonaktifkan. Bila telah selesai maka pengguna dapat mengaktifkan kembali sistem keamanan dengan cara memasukan password pada komputer yang terdapat pada ruangan tersebut. Penyimpangan prosedur yang terjadi di atas dapat mengakibatkan alarm berbunyi, pintu keamanan yang terdapat diruangan aktif dan menutup ruangan, kemudian layar monitor komputer pada ruang petugas monitoring akan aktif memperlihatkan ruangan yang sedang bermasalah. Hasilnya diperoleh suatu sistem keamanan dengan menggunakan sensor infra merah berbasis komputer yang dapat memonitor ruangan, menghasilkan suatu bunyi alarm dan pintu pengaman menutup apabila terjadi penyimpangan prosedur keamanan. Kata kunci : Interface, Infra Merah, Keamanan

1. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

271

ISSN: 1978 - 8282 1. PENDAHULUAN Pengamanan ruang yang ada sekarang masih mengandalkan port-port pada komputer baik serial port maupun parelel port. Jika hanya menggunakan port maka pendeteksian tidak dapat dilaksanakan, sehingga perlu bantuan alat lainnya seperti kamera sebagai monitor dan ada operator yang berfungsi mengawasi dari waktu ke waktu pada display monitor. Sistem seperti ini sangat riskan, di mana aspek manusia sebagai subyek kontrol masih dominan, suatu saat operator ini perlu untuk istirahat atau yang lebih ekstrim tidak melakukan pengamatan display monitor dengan tekun sehingga terjadilah ruangan tersebut dapat diakses oleh yang tidak berkepentingan. Untuk itu dirancang suatu sistem keamanan ruang atau gedung dengan memanfaatkan PC (Personal Computer) dan sensor infra merah. Penggunaan sensor infra merah sangat dominan dalam perancangan ini dikarenakan penggunaannya sebagai inputan data yang akan diolah komputer. Dengan adanya sensor infra merah maka fungsi operator diminimalkan, operator hanya perlu melihat sisi dalam dari ruang saja, sementara sisi luar (pintu) sudah diwakili oleh sensor infra merah. Perancangan alat ini dibuat agar sistem dapat mengawasi kejadian yang ada pada salah satu atau beberapa ruangan sehingga operator lebih mudah mengawasi dan dengan cepat dapat mengantisipasi keadaan. Komputer sebagai pengendali dalam mengatur peripheral yang ada di luar komputer, untuk mengenal peripheral maka komputer harus memiliki interface (antar muka) yang memungkinkan suatu alat dapat dikenal dan dikendalikan oleh komputer. Interface digunakan sebagi jembatan antara dua alat yang berbeda, ketika suatu alat memberikan suatu masukan kepada komputer maka harus melewati interface sehingga dapat dikenal dan diolah oleh komputer. Interface sebagai penghubung antara masukan yang berasal dari sensor infra merah dengan komputer yang kemudian diolah komputer, keluaran yang ada dari komputer melalui interface dapat dilakukan untuk mengontrol actuator seprti motor untuk menggerakan pintu. 2. PEMBAHASAN 2.1 RANCANGAN ALAT Tahapan dalam perancangan sistem dibagi ke dalam dua tahapan perancangan, yaitu perancangan hardware dan perancangan software, setiap perancangan memiliki subsub bagian yang saling terkait. Perancangan software sendiri terdapat beberapa bagian walaupun prosedur setiap program berdiri- sendiri tapi pada penggunaannya menjadi satu. Dalam perancangan software, pembahasan mencakup pada masalah pengenalan data dari sensor, tampilan pada monitor serta bagaimana program menjalankan pintu utama berdasarkan gerak motor stepper. Sedangkan untuk hardware sendiri terdiri dari beberapa rangkaian pokok yang saling berhubungan satu sama lain. Perancangan

272

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 hardware dimulai dengan mengumpulkan data-data inputan, proses yang diinginkan dan output yang diharapkan, sehingga diperoleh blok diagram perancangan alat sebagai berikut : 2.2. BLOK DIAGRAM PADA RANCANGAN ALAT Blok diagram hardware dapat dilihat pada gambar 1, terdapat Slot Bus pada IBM PC, addres dekoder yang terdiri dari addres comparator, addres dekoder, buffer dan juga sensor serta penggunaan motor stepper sebagai output dari program.

Gambar 1. Blok diagram interface dengan Sistem pengaman ruangan

Slot Bus Setiap komputer dipastikan mempunyai sarana untuk dapat berkomunikasi dengan peralatan yang lain yang ada di dalam atau di luar komputer itu sendiri. Dalam hal ini komputer dapat berkomunikasi melalui slot yang ada sehingga dapat mudah dikembangkan dan ditambahkan melalui card. Fungsi dari card tersebut bermacammacam, baik itu pada penggunaan printer, monitor, ataupun sebagai penggerak alat yang lain. Data dari sensor yang ada pada sistem keamanan juga dapat dikenal komputer melalui slot. Setiap Bus memiliki 62 pin signal kontrol, termasuk bus data, bus addres dan bus kontrol.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

273

ISSN: 1978 - 8282 Blok Addres Dekoder Setiap peralatan yang ada di dalam komputer memiliki alamat yang digunakan untuk mengirimkan data. Peralatan yang menentukan alamat tersebut biasanya disebut addres dekoder. Blok ini terdiri dari komparator dac dekoder yang fungsinya menentukan suatu alamat peralatan di dalam komputer, sehingga tidak terjadi bentrokan alamat pada saat pengiriman data. Blok Antar Muka (Interface) Yang dimaksud blok antar muka disini adalah blok yang didalamnya berisi interface yang menjadi penghubung dengan peripheral di luar komputer yang berbeda jenis. Adapun interface yang digunakan adalah interface PPI (Programble Peripheral Interface) 8255, yaitu merupakan IC yang dapat diprogram bisa menjadi pendukung peralatan IO. Blok Penyangga Adapun yang dimaksud blok penyangga ini adalah bagian yang berfungsi menyangga agar data tidak hilang. Blok penyangga ini terdiri atas IC buffer 74LS244, yaitu IC yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan agar data tidak hilang yang disebabkan data yang berjarak jauh dan juga adanya hambatan yang besar. Sensor Infra Merah Sensor infra merah digunakan sebagai input/masukan, sensor dapat memberikan masukan berupa logika 1. penggunaan sensor sendiri sebagai input data bagi program tidak seluruhnya digunakan pada tiap- tiap ruangan. penggunaan sensor ini ditempatkan hanya pada satu ruangan saja. Dan untuk ruangan yang lain dipergunakan switch sebagai pengganti sensor untuk menghasilkan logika 1. Motor stepper Penggunaan motor ini adalah sebagai output dari data yang telah diolah. Motor ini bergerak berdasarkan pada program keluaran yang dihubungkan oleh interface melaui port C, kemudian melalui IC Driver 8216 dicoba untuk menggerakkan motor. 2.3. PRINSIP KERJA ALAT Data analog yang berasal dari keluaran sensor infra merah berupa data berlogika 1 atau 0, sehingga dalam perancangan harus dirubah/dikonversi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam komputer. Pembacaan data dilakukan pada port- port yang telah disediakan, port yang digunakan sebagai port masukan data adalah port A dan port B. untuk port A digunakan untuk pembaca switch yang ada pada pintu utama. Untuk

274

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 pembacaan sendiri yang digunakan adalah 2 bit data, yang pertama untuk memberi signal pintu sudah tertutup dan pintu kedua yang memberi signal pintu terbuka. Sedangkan port yang lain digunakan untuk mendeteksi sinyal yang berasal dari sensor infra merah, sedangkan port yang terakhir digunakan sebagai output, yaitu port yang digunakan untuk menggerakkan motor stepper. Untuk rancangan alat secara lengkap dapat digambarkan dibawah ini :

Gambar 2. Rangkaian Lengkap Sistem Pengaman Ruangan.

Signal keluaran pada sensor masih berupa signal analog, kemudian dirubah menjadi signal digital, dalam blok sensor terdapat rangkaian transmitter dan reciever yang mempunyai fungsi untuk memberikan logika 1 dan 0 pada rangkaian keluaran, logikalogika itulah yang dibutuhkan oleh komputer untuk dapat diolah. Rangkaian transmitter sendiri terdiri dari beberapa komponen antara lain seperti capasitor, led dan juga IC 555. Alat ini bekerja berdasarkan kerja IC 555 yang memberikan keluaran berupa tegangan, frekuensi yang beraturan. Keluaran ini digunakan untuk menghasilkan data yang terpancarkan oleh led infra merah. Kemudian pada penggunaannya, cahaya tersebut diterima oleh photo transistor yang ada pada rangkaian reciever, sehingga dapat digunakan untuk memicu rangkaian reciver. Vol.1 No.3 - Mei 2008

275

ISSN: 1978 - 8282

Gambar 3. Rangkaian Transmitter infra merah

Penggunaan reciever sebagai kelanjutan dari rangkaian transmitter. Rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu terdiri dari photo transistor, relay dan komponen pendukung yang lain.

Gambar 4. Rangkaian Reciever Infra Merah

Setelah sinar infra merah dipancarakan oleh rangkaian transmitter, sinar tersebut diterima oleh photo transistor sebagai masukan. Adapun sinar tersebut berpengaruh pada perubahan arus dan tegangan yang terhubung dengan photo transistor. Perubahan yang terjadi membuat tegangan menjadi berkurang sehingga berpengaruh pada kerja sistem rangkaian. Hal tersebut menyebabkan relay bekerja dari keadaan awal dalam keadaan normal terbuka menjadi keadaan tertutup jika data tidak diterima oleh photo transistor. Untuk membuat agar photo transistor lebih sensitif lagi adalah memperkecil nilai hambatan yang ada pada trimphot.
276

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Keadaan data yang ada pada relay ketika dalam keadaan normal adalah berupa nilai tegangan dengan keluaran berbentuk logika 1. Dan pada saat itu transmitter sendiri dapat memberikan signal kepada reciever tanpa terhalang. Keadaan ini berubah ketika reciever tidak lagi mendapatkan signal dari transmitter. Hal ini menyebabkan rangkaian bekerja dan menghasilkan logika 0 pada relay. Kondisi awal dari relay ini adalah normaly close, atau dapat dikatakan relay ini bekerja dalam keadaan normalnya menghasilkan logika 1. Ketika terjadi perubahan pada rangkaian, dikarenakan hambatan yang dihasilkan dari photo transistor, menyebabkan relay berubah dari logika 1 menjadi logika 0. Hal inilah yang menyebabkan relay menjadi dalam keadaan terbuka, dan data tersebut menjadi masukan yang akan dikirim ke interface. Ketika relay bekerja dan mengeluarkan data berupa logika 0, data tersebut dilanjutkan ke IC 74LS04 untuk diubah menjadi logika 1. Adapun tegangan yang dihasilkan adalah dari relay sendiri berupa data sebesar 0 volt, dan karena relay dan IC inverter masingmasingi bekerja pada tegangan 12 volt maka ketika tegangan 0 volt tersebut diubah menjadi 12 volt pada logika 1. Dan logika tersebut kemudian diberikan pada IC regulator tegangan. Data yang dihasilkan dari dari relay setelah melewati inverter mempunyai tegangan keluaran sebesar 12 volt. Karena data inputan yang ingin diambil oleh komputer berupa data sebesar 5 volt, maka terlebih dahulu dihubungkan dengan IC regulator. Fungsi dari regulator tersebut untuk mengatur tegangan masukan menjadi tegangan konstan sebesar 5 volt. Data tersebutlah yang nantinya dapat dibaca dan diolah oleh komputer.

Gambar 5. Rangkaian lengkap Sensor Infra Merah

2.4 INTERFACING Pada penggunaan interfacing dipakai sebagai sarana berkomunikasi antara 2 alat yang berbeda, seperti juga manusia yang berbicara dengan 2 bahasa yang berbeda, jika pada saat mereka berkomunikasi, maka dibutuhkan seorang penerjemah bahasa sehingga kedua orang tersebut dapat saling berkomunikasi. Interfacing yang digunakan berupa Programable Peripheral Interface 8255 (PPI 8255) dengan digambarkan dibawah ini. Vol.1 No.3 - Mei 2008
277

ISSN: 1978 - 8282

Gambar 6. Penggunaan Interface

Interface berguna untuk menerjemahkan keadaan yang terdapat pada sensor infra merah. Adapun hasil yang diharapkan adalah berupa data dengan logika 1. Kemudian oleh interface sendiri data tersebut dikirimkan melalui slot bus ke CPU yang seterusnya diolah berdasarkan program pengendali pada sistem pengaman yang ada. Setelah diolah di CPU kemudian dikembalikan melalui interface lagi untuk menjalankan perintah output. Interface memerlukan komponen- komponen pembantu yang dapat menentukan pengalamatan pada komputer, maka dibutuhkan dekoder alamat. Fungsi dari dekoder ini adalah menentukan almat yang dipergunakan oleh interface sendiri.

Gambar 7. Addres Dekoder

Addres dekoder atau dekoder alamat, merupakan rangkaian yang dapat menentukan alamat suatu peralatan yang bekerja atas intruksi dari komputer. Digunakannya alat ini agar saat menjalankan peralatan tersebut tidak terjadi bentrok dengan peralatan yang lain, juga menjaga agar tidak terjadi kerusakan atau kehilangan data saat menjalankan program. Addres dekoder ini terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu komparator dan dekoder.
278

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

Gambar 8. Comparator

Komparator adalah suatu logic sirkuit yang dipakai untuk membandingkan 2 bit biner atau lebih yang menghasilkan output yang berkondisikan High(1), jika nilai yang adalah lebih kecil, lebih besar atau sama dengan. Komparator pada perencangan ini menggunakan IC 7485 yaitu IC komparator yang memiliki 2 masukan paralel 4 bit yaitu A dan B. Pada saat masukan, A dan B dibandingkan, yang diharapkan oleh penulis adalah nilai 4 bit A dan B dalam keadaan sama. Jadi pada saat keadaan sama, nilai yang dimasukkan pada A9A6 adalah bernilai 1100. Jadi alamat inilah yamg menentukan alat yang digunakan beserta penggabungan nilai yang ada pada slot bus. Karena hal tersebut maka tidak terjadi konflik alamat addres yang ada untuk itu sangat dibutuhkan sekali. Dekoder akan menghasilkan pilihan yang akan mengaktifkan chip select (CS) dari satu chip pada rancangan sementara chip- chip yang lain dalam keadaan tidak aktif. Bila dilihat IC74LS138 dekoder ini memiliki tiga saluran masukan (input) A,B dan C dengan kombinasi 3 bit ini dapat diset keluarannya. Pada perancangan ini pengkodean satu dari delapan baris dilakukan dengan memberi kombinasi nilai bit yang bebeda pada ketiga saluran inputnya (A,B dan C) dan memberi logika high (1) pada saluran G1 yang mana sinyal itu diaktifkan oleh IC 7485 (comparator) seperti terlihat pada perancangan. Jadi dalam hal ini IC 7485 dalam perancangan berfungsi untuk memberikan sinyal pada G1, yang mana dengan begitu IC dekoder ini akan aktif. IC dekoder ini mempunyai tiga saluran input, satu saluran G1 yang aktif dengan kondisi high (1) dan dua saluran G2 yang aktif dengan kondiisi low (0), serta delapan saluran keluaran yang berkondisikan low (0).

Vol.1 No.3 - Mei 2008

279

ISSN: 1978 - 8282

Gambar 9. IC PPI 8255

PPI 8255adalah IC yang dirancamg untuk masukan dan keluaran, IC ini mempunyai 24 bit I/O yang terorganisir menjadi 3 port 8 bit dengan nama port A, port B dan port C. Pada PPI 8255 ini terdapat D0 sampai D7 merupakan Bus data dua arah, yang merupakan tempat untuk mentransfer data, memprogram PPI 8255 dan membaca status PPI 8255. Untuk memilih port PPI 8255 digunakan dua buah alamat A1 dan A2. Chip Select (CS) harus dibuat nol pada saat pembacaan atau penulisan pada PPI 8255 ini. Sinyal resat digunakan untuk membersihkan seluruh register PPI. Pada gambar rancangan di atas CS diaktifkan oleh rangkaian dekoder yang selanjutnya akan mengeluarkan data dari port yang ada dan dikeluarkan ke motor stepper yang sebelumnya harus melewati IC buffer terlebih dahulu. Untuk menentukan alokasi alamat dari alat yang dirancang, dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 1. Peta Alamat I/O Komputer IBM PC

280

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Pemilihan alamat ini bertujuan agar setelah interface yang dipasang pada slot IBM PC tidak akan mengubah tata kerja komputer secara umum. Dari tabel di atas tampak keadaan setiap alamat I/O pada sistem komputer IBM PC, misalnya 378 H -37F H adalah alamat untuk printer paralel. Pada perancangan alat ini, menggunakan almat 300 H-31FH, alamat ini telah disediakan oleh komputer IBM PC untuk prototype card. Sebagai perantara antara mikrokomputer dengan pheripheral adalah card interface yang tediri dari Addres dekoder 74LS138, 7485, IC 8255 dan 74LS244. IC 8255 digunakan sebagi tempat pengeluaran data yang berasal dari mikrokomputer yang nantinya data ini akan ditampilkan perancangan sistem keamanan. Penyususnan alamat logika dari rangkaian ini berdasarkan logika yang terdapat pada pin A0 sampai A9 dengan bantuan sinyal kontrol AEN (Adddres Enable) yang aktif low (0). penyusunan alamat tersebut sebagai berikut : PIN Alamat Logika A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 0 0 1 1 A0 0 1 0 1 300 H 301 H 302 H 303 H

1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 Keterangan : Alamat 300H diperuntukkan bagi PORT A Alamat 301H diperuntukkan bagi PORT B Alamat 302H diperuntukkan bagi PORT C Alamat 303H diperuntukkan bagi Register kontrol

Alamat A9..A6 dipakai sebagai nilai input pada comparator 4 bit, yaitu pada input A3..A0. Nilai ini akan dibandingkan dengan suatu nilai yang telah diatur pada input B3..B0. Jika hasil perbandingan menunjukkan nilai yang sama, maka pada output A=B akan menghasilkan logika 1. Output ini nantinya bersama-sama dengan pin A5 (dalam hal ini harus berlogika 0) dan sinyal kontrol AEN (juga berlogika 0) akan mengaktifkan decoder. Selajutnya kombinasi alamat A4..A2 digunakan sebagai input untuk decoder yang akan memilih satu dari kedelapan output yang ada. Pada rancangan ini telah ditentukan bahwa output akan diambil pada output Y0, sehingga kombinasi nilai input yang harus diberikan adalah 000. Output dari decoder akan mengaktifkan sinnyal CS yang diperlukan bagi PPI 8255 untuk pembacaan dan penulisan pada PPI 8255 tersebut. PPI 8255 juga memiliki konfigurasi alamat tersendiri yang digunakan untuk memilih port yang terdapat pada PPI 8255, dengan kombinasi sebagai berikut: Vol.1 No.3 - Mei 2008
281

ISSN: 1978 - 8282 A1 0 0 1 1 A0 0 1 0 1

PORT A PORT B PORTC Reg, Control

Slot Bus pada penggunaannya digunakan untuk berhubungan antara komponen yang ada, seperti hubungan dengan mikroprosesor dan memory yang ada pada komputer serta juga menghubungkan ke I/O yang dibutuhkan. Adapun gambaran umum penggunaan Slot Bus pada komputer dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 10. Penggunaan Slot Bus

Slot bus dapat menghubungkan suatu peralatan melalui interface kemudian dihubungkan baik untuk ke CPU untuk dapat diolah dan juga dihubungkan ke memori untuk dapat disimpan dan dikembalikan melalui slot bus untuk dapat diolah pada CPU. Adapun pada penggunaan slot bus dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah bus data yaitu penggunaan bus yang dilakukan secara 2 arah dengan menggunakan 8 bit dari tiap data yang kita kenal sebagai bytes atau pada pengalamatan kita mengenal sebagai D0-D7. Kemudian bus yang kedua adalah bus alamat yaitu bus yang kami gunakan sebanyak 16 bit, sebagai penghubung kealamat mana suatu data dapat dikirimkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pada penggunaannya suatu alamat dibawa oleh bus Alamat ketempat lokasi dalam suatu alat. Pada saat pengiriman data bus alamat membawa data tersebut kealamat yang diinginkan. Pada slot bus kita mengenal bus alamat tersebut sebagai A0- A9. Bus control adalah bus yang ketiga yang berfungsi sebagai pengendali mekanisme peralatan yang ada pada komputer. Hal ini digunakan pada saat komputer bekerja secara bersamaan maupun secara bergantian. Adapaun penggunaan bus control adalah memberikan sinyal- sinyal khas yang dapat menyelaraskan kerja komputer. Adapun sinyal- sinyal tersebutdibagi menjadi 3 sinyal yaitu sinyal RD(read), WR(tulis) dan IO/M (input output memori) serta penggunaan
282

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 sinyal lain. Pada saat komputer bekerja signal- signal ini menentukan kapan suatu komponen mana yang bekerja. Signal- signal tersebut akan memberi lokasi alamat dan membiarkan data yang tersimpan didalam lokasi. Ini akan tersimpan didalam memori dan dikerjakan oleh mikroprosesor. Pergerakan pintu berdasarkan input masukan dari sensor yang diteruskan oleh interface untuk menggerakan motor, motor yang digunakan adalah motor stepper. Adapun digunakannya motor stepper karena pada penggunaannya bisa diatur pergerakannya sesuai dengan sudut yang diinginkan maupun kecepatan yang dapat ditentukan. Ketika sensor membuat kondisi 1 pada saat sensor menerima perubahan dari reciever, maka data tersebut memicu keluaran pada port A untuk bekerja menjalankan program penggerak motor. Adapun yang dijadikan data pada port A adalah berupa data 4 bit yang kemudian masuk pada IC 8216 yang kemudian diolah dalam bentuk 4 bit juga, yang keluarannya berbentuk tegangan yang berbeda- beda sesuai dengan data yang masuk. Data- data tersebut dalam bentuk tegangan digunakan untuk menggerakkan pergerakan dari motor itu sendiri. Sehingga kita dapat mengatur pergerakan dari motor dengan mengubah data- data sesuai dengan yang kita inginkan. Pada saat sensor menerima signal masukan dari ruangan yang terdeteksi, signal tersebut diolah dan menjadi inputan untuk menggerakkan motor stepper. Dalam menggerakan motor stepper menggunakan data full step, sehingga penulis dapat membuat gerak motor menjadi lebih halus, dikarenakan banyaknya data yang dapat menggerakkan motor. Perbedaan tiap data- data yang masuk pada motor stepper menyebabkan perbedaan tegangan yang terdapat pada motor, sehingga motor tersebut berputar sesuai dengan data yang masuk. Adapun rangkaian motor stepper adalah seperti dibawah ini.

Gambar 11. Rangkaian motor stepper

Vol.1 No.3 - Mei 2008

283

ISSN: 1978 - 8282 2.5 PERANCANGAN SOFTWARE Pada perancangan software menggunakan bahasa C++ sebagai bahasa pemograman yang digunakan. Penggunaan perangkat lunak ini dengan pertimbangan lebih mudah penerapannya pada data masukan dan data keluaran. Dalam perancangan sofware ini pembahasan mencakup pada masalah pengenalan data dari sensor, tampilan pada monitor serta bagaimana program menjalankan pintu utama yang berdasarkan gerak motor stepper. Pengendalian data dari sensor ditentukan sesuai dengan program masukan dan keluaran. Pengenalan data berupa logika 1 diterima dari sensor melalui interface yang terhubung dengan slot bus yang ada pada PC. Data dari sensor dibaca berdasarkan atas data dan alamat data yang telah ditentukan dan juga atas pengendalian sesuai dengan alamat control word yang digunakan. Alamat yang digunakan oleh sensor melalui penggunaan port data yang ada pada PPI 8255. Adapun alamat yang digunakan adalah sebagai berikut : PORT A PORT B PORT C CONTROL WORD : 300 H : 301 H : 302 H : 303 H

Penggunaan program sangat berpengaruh pada saat menjalankan alat tersebut, karena setiap alamat yang ada pada tiap- tiap port ditentukan sesuai dengan program yang ada. Pada tulisan ini penulis menggunakan program C++ karena penggunaanya dapat digunakan untuk membaca data, mengolah data, dan mengirimkan data itu kembali sebagai ouput pada layar monitor dan output pada pintu gerbang sedangkan untuk sensor menggunakan port B. Adapun untuk port B sendiri tidak menggunakan seluruh bagian port yang ada (PBOPB4) yaitu antara lain : PORT B(PB0) Yaitu untuk pengunaan ruangan 1 yaitu Ruang penyimpanan PORT B(PB1) Yaitu untuk pengunaan ruangan 2 yaitu Ruang Harta karun PORT B(PB2) Yaitu untuk pengunaan ruangan 3 yaitu Ruang Pameran PORT B(PB3) Yaitu untuk pengunaan ruangan 4 yaitu Ruang Baca PORT B(PB4) Yaitu untuk pengunaan ruangan 5 yaitu Ruang Arsip

284

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Pada penggunaannya program sendiri pembacaan data dari sensor dilakukan secara berulang- ulang sehingga program langsung mengenal data yang ada jika terjadi perubahan data pada sensor. Prosedur program yang dilakukan adalah sebagai berikut
void alarm() { while (kbhit()) { for(z=1;z<=2;z++) { int A; A=inportb(0x301); switch (A) { case 1: setcolor(random(15)); circle(138,210,(30-z)); outtextxy(150,350,Ada Penyelusup di Ruang 1"); sound(3000); delay(1000); sound(1000); delay(500); hilang2 (); break; case 2: setcolor(random(15)); circle(138,285,(30-z)); outtextxy(150,350,Ada Penyelusup di Ruang 2"); sound(2000); delay(500); sound(500); delay(500); hilang2 (); break; case 3: setcolor(random(15)); circle(138,210,(30-z)); circle(138,285,(30-z)); outtextxy(150,350,Ada Penyelusup di Ruang 1 2"); hilang2 (); sound(2500); delay(500);

Vol.1 No.3 - Mei 2008

285

ISSN: 1978 - 8282


sound(750); delay(100); break; . . dst.. default: hilang(); nosound (); setcolor(15); outtextxy(220,360,AMAN); outtextxy(150,380,TEKAN ENTER JIKA INGIN KELUAR); outtextxy(170,400,ATAU MERESET PROGRAM); } }

Pembacaan data dari sensor dilakukan pada 5 tempat pada pada program di atas data sensor dibaca dengan pembacaan hexadesimal jika ada 5 tempat maka terdapat 32 logika pembacaan pada sensor. Adapun port yang digunakan adalah pada port B. Pemograman untuk menampilkan pada layer monitor dimaksudkan agar data yang ada dari sensor infra merah setelah dibaca oleh komputer, selanjutnya dapat ditampilkan pada layar monitor. Tampilan itu sendiri pada bahasa C++ digunakan mode grafik, sehingga tampilan bisa terlihat lebih baik. Pergerakan motor menggunakan port keluaran, port yang digunakan ada 2 yang pertama port C yaitu port yang digunakan untuk menggerkan motor sesuai dengan data yang masuk, sedangkan port kedua yang dipergunakan adalah Port A, yang penggunaannya dihubungkan pada switch atau saklar di mana swith tersebut dapat dipakai untuk menghentikan kerja motor walaupun sedang mengalami looping. Pada perancangan ini dibuatkan 2 buah procedure, pertama adalah prosedure pergerakan motor tutup dan prosedure kedua adalah prosedure motor mundur. Untuk program motor sendiri datanya dibuatkan array sehingga lebih singkat pada pemogramannya, dibawah ini adalah merupakan prosedure motor untuk maju:
void motor maju() { int keluar,dat,R; int V[8]={9,8,12,4,6,2,3,1}; for (keluar=0;keluar<=(10/7.25);keluar++) { for (R=0;R<=7;R++) { dat=V [R];

286

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282


outportb (PA,dat); delay(120); } } outportb (PA,0); delay (75); }

Selanjutnya untuk program membuka pintu digunakan program yang sama hanya pada pemberian data array diberikan data yang berbeda, yaitu dengan memberikan data terbalik dari data pada prosedure motor maju. Algoritma Algoritma pemograman secara lengkap adalah merupakan penggabungan beberapa prosedur program yang ada pada program utama.

Gambar 12,

Flowchart Sistem Pengaman Ruangan

Vol.1 No.3 - Mei 2008

287

ISSN: 1978 - 8282 3. KESIMPULAN 1. Penggunaan port-port komputer baik serial maupun parallel dalam suatu sistem keamanan kurang mendukung pada sistem pengamanan ruangan. Sensor infra merah yang dipergunakan dalam sistem ini menutup kekurangan system pengendalian yang dilakukan hanya oleh port-port komputer saja. Infra merah difungsikan untuk mendapatkan data yang akan diolah oleh komputer, interface membantu dalam mengolah data yang dikirim oleh sensor sehingga dapat berkomunikasi dengan komputer. 2. Diperoleh suatu sistem keamanan yang dapat memonitor ruangan dari sebuah ruangan kontrol melalui display monitor, pengamanan yang dapat dilakukan adalah menghasilkan suatu bunyi alarm dan pintu pengaman menutup apabila terjadi penyimpangan prosedur keamanan. 4. Daftar Pustaka 1. Hakim, Rusman (1994), Menjelajah Sistim Komputer, PT Elex Media Komputtindo, Jakarta 2. Hobbs, Perencanaan dan Tehnik lalu lintas, Edisi Kedua, Gajah Mada University Press. 3. Kadir, Abdul (2001), Pemrograman C++, Penerbit Andi 4. Rizkiawan, Rizal (1996), Turtorial Perancangan Hardware, PT Elex Media Komputtindo, Jakarta 5. Zack,Rodnay (1993), Dari Chip ke System, Erlangga

288

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

Model Pengelolaan Situs Web secara Otomatis (WEBMATIC)


Iping Supriana1 email: iping@informatika.org Abstraksi
Tulisan ini berisi kajian model pengelolaan situs secara otomatis. Tujuan utama dari kajian ini adalah membangun sistem yang dapat melakukan pengelolaan isi situs berdasarkan suatu model kaidah pengelolaan, sehingga isi dari situs mencerminkan aktualitas yang lebih baik. Model kaidah pengelolaan dibangun dalam dua kelompok: kaidah pengelolaan layout situs, dan kaidah pengelolaan isi layout (content) situs. Kata kunci : layout situs, isi layout, kaidah pengelolaan. webmatic, web generator, layout generator.

PENDAHULUAN Selama ini yang menjadi kendala dalam perawatan situs web adalah dibutuhkan biaya, waktu dan usaha yang besar untuk dapat membangun dan kemudian merawat situs tersebut. Di lain pihak, arus informasi semakin lama, semakin cepat dan berlimpah. Situasi seperti ini mengakibatkan macetnya jalur informasi dari sumber-sumber informasi menuju situs-situs web yang berfungsi sebagai kanal penyampaian informasi ke seluruh dunia. Dengan semakin tingginya kebutuhan pengembangan situs, maka dibutuhkan pula tools yang mampu membantu pengguna hingga tahap automatisasi. Salah satu unsur utama dalam pengembangan situs web yang dapat di-automatisasi adalah penyusunan layout lembar yang mencakup penyusunan area dan penyusunan content lembar tersebut. Secara manual, penyusunan area dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan pengguna. Begitu pula halnya jika dilakukan perubahan area. Perubahan area diantaranya adalah penambahan ruang artikel dalam layout lembar atau penghilangan ruang artikel dalam layout lembar. Jika pengguna menggunakan alat bantu pembuatan situs seperti Macromedia atau Frontpage, maka pengubahan area layout secara manual berarti bahwa pengguna harus mengubah tampilan situs melalui alat bantu tersebut dengan mempertimbangkan ruang artikel lainnya yang terpengaruh

1. Dosen Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40/32 Telp. 022-2500935, Fax. 022-2500935

Vol.1 No.3 - Mei 2008

289

ISSN: 1978 - 8282 oleh perubahan tersebut. Hal ini berarti bahwa kerja yang dilakukan pengguna untuk menangani pengubahan area layout sama dengan kerja yang dilakukannya untuk membuat layout situs pertama kali. Hal ini juga dapat berlaku jika ada perubahan content situs. Perubahan content situs berupa isi data dapat ditangani dengan penggunaan berbagai bahasa pemrograman seperti PHP, ASP, Perl, dan lain lain. Tetapi perubahan content yang mengakibatkan ruang kosong atau membutuhkan ruang yang lebih banyak dari sebelumnya harus ditangani dengan cara yang sama seperti perubahan area layout. Oleh karena itu dalam kajian ini, webmatic diimplementasikan untuk menjawab tantangan pembuatan dan perawatan situs web dengan biaya yang murah dan mudah. Webmatic menyediakan kakas yang memungkinkan orang dengan keahlian minim untuk dapat ikut berpartisipasi untuk meremajakan konten dari situs web. Kemudian orang-orang dengan keahlian khusus seperti desainer web tetap dapat bekerja tanpa perlu terlalu peduli dengan konten-konten yang ada. Masing-masing orang akan bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing dalam membangun dan merawat situs webmatic ini. MODEL STRATEGI Definisi permasalahan utama pada kajian ini adalah bagaimana menyusun (atau menerapkan aturan tertentu yang terdapat pada layout script) dan membagi (berdasarkan pada berbagai parameter) sekumpulan blok data (teks, gambar, animasi, suara) terpisah yang berasal dari berbagai sumber menjadi suatu rangkaian data yang memenuhi batasan tertentu contohnya adalah batasan tempat dan waktu secara dinamis dan efisien. Strategi penyusunan layout lembar (layar) situs terdiri atas pemilihan artikel yang upto-date, pemecahan artikel untuk ditampilkan pada berbagai lembar yang berbeda, dan penataan letak artikel pada lembar tertentu. Setiap strategi tersebut akan dijelaskan pada point-point berikut ini. 1. Strategi pengambilan data dari berbagai sumber yang bervariasi Strategi ini berkaitan dengan komponen antar muka antara pengguna dengan sistem. Komponen antar muka terbagi atas dua jenis yaitu editor manual dan supplier. Editor manual adalah komponen yang menerima masukan dari pengguna secara langsung dimana pengguna mengetikkan masukan bagi sistem. Supplier adalah komponen yang menghubungkan berbagai sumber masukan yang tidak berupa masukan langsung dari pengguna, misalnya file teks, data dari DBMS, dan lain lain. Setiap jenis sumber masukan membutuhkan sejenis supplier tertentu.

290

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Semakin banyak jenis sumber masukan maka semakin banyak supplier yang dikembangkan dan berarti sistem menjadi semakin fleksibel. 2. Strategi Pemilihan Artikel yang Up-To-Date Pemilihan artikel yang up-to-date dapat diselesaikan dengan menerapkan sebuah fungsi tertentu pada data yang akan ditampilkan. Fungsi yang diterapkan di sini adalah fungsi berdasar waktu atau scheduler. 3. Strategi Pembagian Artikel Pemecahan artikel dilakukan dengan berdasar atas berbagai parameter seperti ukuran ruang untuk artikel, keterhubungan antar bagian dari artikel, dan sebagainya. Setiap pemecahan artikel dapat dilakukan dengan parameter yang berbeda. 4. Strategi Penataan Letak Artikel Penataan letak artikel dapat dilakukan dengan melihat pada acuan sketsa naskah yang diinginkan pengguna. Acuan sketsa naskah ini selanjutnya disebut layout script. Penulisan layout script memiliki format berupa list blok data yang dapat bersarang. List blok data ini menggambarkan komposisi artikel pada lembar. Contoh layout script adalah (A, (B,C)), yang berarti bahwa artikel A akan menempati setengah lembar dan setengah lembar lainnya akan dibagi dua untuk artikel B dan C. MODEL DESKRIPSI Arsitektur model sistem perangkat lunak secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1 Model Arsitektur Webmatic.

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat berbagai komponen perangkat lunak yang perlu dibangun untuk memenuhi fungsi penyusunan layout situs, yaitu:

Vol.1 No.3 - Mei 2008

291

ISSN: 1978 - 8282

1. user interface yaitu antarmuka antara input pengguna dengan penyimpan blok data. Antarmuka ini dapat dibagi menjadi dua jenis komponen yaitu manual editor dan supplier. Manual editor adalah antarmuka yang menerima masukan dari pengguna secara langsung. Supplier adalah antarmuka yang menghubungkan antara berbagai external source dengan kumpulan waiting source. Supplier merupakan salah satu bagian penting dalam perangkat lunak karena supplier harus mampu menangani berbagai external sources yang bervariasi. 2. scheduler yaitu komponen yang berfungsi memilih blok data pada waiting source menjadi active source. Untuk melakukan pemilihan blok data ini, scheduler menggunakan parameter seperti waktu. 3. dispatcher yaitu komponen yang berfungsi memilah active source ke dalam berbagai lembar yang berkaitan, dengan berdasar pada parameter tertentu seperti marker, spasi, dan lain lain. 4. composer yaitu komponen yang berfungsi menyusun pilahan active source (hasil dispatcher) ke dalam berbagai lembar dengan mengacu pada layout script
Gambar 1 juga menunjukkan berbagai struktur data yang terlibat yaitu: 1. Waiting Source, terdiri atas berbagai kumpulan blok data yang terpisah. Dapat digambarkan sebagai berbagai himpunan A, B, , X, dimana setiap himpunan memiliki anggota yang berbeda tapi mungkin berkaitan dengan jumlah yang berbeda. A={i 0..n | Ai}, B = {j 0..m | Bj},, X = {k 0..o | xk} 2. Active Source, terdiri atas sekumpulan blok data dengan jumlah yang bervariasi dalam satuan waktu. Jumlah blok data yang terdapat pada active source tergantung pada scheduler. AS = f(A,B,X) = {ai,bj,,xk}. Active source juga mengandung informasi hasil dispatcher yaitu bagian-bagian setiap blok data yang ditempatkan pada lembar-lembar situs. AS= {disp(ai), disp(bj),, disp(x k )} = {{ai1,a i2,,a iy},{bj1,b j2,,b jy},,{ x k1,x k2,,xky}} dimana y menunjukkan jumlah lembar. 3. Rule of Presentation, yang terbagi atas: a. Layout Script, mencakup sekumpulan aturan penyusunan pada lembar. Setiap lembar dapat memiliki format penyusunan yang berbeda. Format penyusunan ini sama dengan yang dijelaskan pada bagian strategi penataan letak artikel. b. Parameter untuk Scheduler, yaitu variable penentu jenis scheduler, dapat berupa waktu atau yang lainnya.

292

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 c. Parameter untuk Dispatcher, terdiri atas sekumpulan variable penentu jenis dispatcher yang dijalankan. Variabel ini menentukan rumus pembagian source yang dibutuhkan. Contoh parameter adalah marker berupa simbol penghubung seperti titik (.), koma (,), titik koma (;) atau spasi ( ). Dengan parameter simbol penghubung, maka pemisahan artikel didasarkan pada simbol penghubung terdekat yang dapat digunakan. Contoh parameter lainnya adalah pemisahan kata terakhir dengan menggunakan - atau spasi ( ).

MODEL IMPLEMENTASI Model Animasi Dan Web. Pergantian isi layout berdasarkan waktu dapat dipandang sebagai model animasi. Walaupun konsep animasi dan web merupakan dua konsep yang berbeda. Namun dalam kajian ini akan dibuat suatu konsepsi baru yang menjembatani antara konsep animasi dan web tersebut. Pertama-tama kita harus memahami sifat dasar dari animasi. Sifat dari animasi adalah: a. Merupakan koleksi gambar siap saji yang ditampilkan secara beruntun dan bergantian dengan waktu jeda yang konstan. b. Merupakan konsep aliran gambar (stream atau flow) dengan debit yang konstan. c. Merupakan konsep PUSH dalam arti gambar ditampilkan tanpa menunggu diminta pengguna. d. Setiap gambar memiliki time limited passport yang relatif terhadap waktu animasi mulai dimainkan. Kemudian kita juga harus memahami karakteristik dan sifat dari web. Sifat dan karakteristik dari web adalah: a. State-less, yaitu setiap pasangan request/respond adalah saling lepas dan saling bebas satu sama lain. b. Connection-less, yaitu tidak dikenal konsep stream/flow dengan debit yang konstan. c. Konsep PULL, yaitu informasi disajikan hanya ketika diminta oleh pengguna. Karena animasi dan web masing-masing memiliki sifatnya yang berbeda, maka dibutuhkan strategi untuk mengadopsi konsep animasi ke dalam lingkungan web. Namun adopsi konsep animasi tersebut tidaklah mungkin menghasilkan animasi yang sejati, melainkan hanya simulasi dari animasi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsepsi baru, yang dalam kajian ini disebut sebagai webmatic.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

293

ISSN: 1978 - 8282 Konsep Implementasi Webmatic Webmatic mencoba menyatukan keindahan animasi dengan kepopuleran web dengan cara mengadopsi konsep animasi sehingga membuat halaman web menjadi suatu jendela hidup. Webmatic mencoba menjembatani perbedaan konsep antara animasi dan web kedalam suatu konsep baru yang memperlakukan halaman-halaman web sebagai sesuatu yang bergantian untuk ditampilkan seperti halnya dalam animasi. Webmatic dikendalikan oleh presentation rule yang penulisannya mengikuti suatu himpuran aturan gramatika tertentu. Dengan demikian, presentation rule ini membentuk suatu bahasa tersendiri. Bahasa ini harus lebih ekspresif dibanding dengan bahasabahasa script ataupun sarana untuk produksi HTML seperti PHP, Perl, dan sebagainya. [MATIC03]. Presentation rule yang akan dibuat dalam kajian ini adalah dalam bentuk file template berformat XML [XML01] [XHTML05] [XSLT01] [CSS05] . Terdapat dua poin yang harus disimulasikan oleh webmatic untuk dapat mengadopsi konsep animasi ke dalam lingkungan web: a. Koleksi gambar siap saji Webmatic tidak memiliki koleksi halaman siap saji. Namun webmatic memiliki komponen-komponen yang siap di-render untuk menghasilkan halaman siap saji. Proses rendering halaman dilakukan dengan cepat ketika ada permintaan dari pengguna sehingga pengguna akan merasa bahwa informasi disajikan dengan seketika seakan-akan pengelola situs memiliki koleksi halaman siap saji. Strategi ini dipilih karena untuk menjamin kesegaran data, bahwa halaman yang disajikan baru diolah ketika ada permintaan. Seperti halnya juga di dunia nyata, untuk menjamin kesegaran makanan, maka masakan hanya dimasak ketika ada permintaan dari pembeli. Untuk mempercepat penyajian halaman, dapat diterapkan strategi caching sehingga proses rendering halaman yang repetitif tidak terjadi. Strategi caching ini sangat efektif apabila diterapkan pada halaman-halaman yang sering dikunjungi. b. Konsep aliran gambar dengan debit konstan Dalam web tidak ada yang namanya konsep aliran karena konsep tersebut hanya ada jika kita memiliki konsep PUSH, yaitu kita dapat memaksakan informasi ke sisi pengguna. Namun karena web hanya memiliki konsep PULL, yaitu informasi tidak dapat dipaksakan ke pengguna, informasi hanya disajikan ketika ada permintaan dari pengguna, maka konsep aliran dengan debit konstan didekati dengan memberikan absolute time limited passport pada setiap konten yang akan ditampilkan dalam halaman web.

294

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

Absolute time limited passport merupakan paspor yang dilekatkan kepada setiap konten web sehingga webmatic hanya akan menyajikan konten yang memiliki paspor yang valid. Kevalidan suatu paspor dibatasi dalam rentang waktu mutlak tertentu. Dengan menggunakan paspor ini maka, suatu konten hanya akan tampil ketika ada permintaan pengguna dan apabila memang sudah waktunya tampil (paspornya sah). Akibatnya adalah setiap konten memiliki waktunya masingmasing untuk tampil secara bergantian sehingga dengan melakukan request halaman yang sama berulang-ulang, pengguna akan merasakan pengalaman menyaksikan suatu animasi gerak lambat dari halaman-halaman web yang berubah-ubah sesuai fungsi waktu. Pendekatan dengan cara seperti mengakibatkan debit yang terjadi adalah variabel, tergantung dari waktu-waktu pengguna meminta informasi, hal ini diakibatkan karena tidak adanya konsep PUSH melainkan PULL dalam lingkungan web. Diharapkan konsep ini sudah cukup memadai untuk membuat suatu ilusi animasi jendela hidup dalam lingkungan web.
Perbedaan antara konsep animasi dan web dihampiri dengan konsepsi baru yaitu webmatic. Tabel di bawah ini menampilkan perbedaan antara konsep sejati dan konsep hampirannya. Tabel 1 Perbedaan konsep Animasi dan Webmatic Animasi
1. Koleksi gambar siap saji. 2. Stream/flow sejati dengan debit konstan. 3. Konsep PUSH. 4. State-full 5. Setiap gambar memiliki relative time limited

Webmatic
1. Koleksi konten mentah dan template yang siap di-render untuk menghasilkan halaman siap saji. 2. Stream/flow yang disimulasikan dengan debit variabel. 3. Konsep PULL. 4. State-less 5. Setiap konten memiliki absolute time limited

passport.

passport.

HASIL Hasil kajian adalah sebuah sistem perangkat lunak yang mampu menampilkan web secara dinamis dan otomatis serta mampu mengelola daftar data dokumen dalam berbagai bentuk (teks, gambar, animasi ). Kemampuan yang telah dicapai sampai saat ini adalah sebagai berikut:

Vol.1 No.3 - Mei 2008

295

ISSN: 1978 - 8282 1. mampu menerima masukan berupa rangkaian data dari berbagai sumber baik berupa teks, gambar, animasi ataupun suara. 2. mampu memilih data yang akan ditampilkan berdasar fungsi waktu . 3. mampu memilah data sesuai parameter pemilahan data yang ditentukan pengguna 4. mampu menyusun berbagai pilahan data tersebut menjadi situs yang terdiri atas lembar-lembar yang saling berhubungan dengan layout per lembar yang mungkin berbeda. PENUTUP Telah disampaikan suatu model pengelolaan web secara otomatis (webmatic). Webmatic bekerja dengan cara menggabungkan template yang telah diberikan suatu penanda tag khusus dengan konten-konten yang tersedia untuk menghasilkan suatu halaman web siap saji melalui proses yang disebut dengan rendering. Proses ini bekerja dengan cepat untuk melayani pembuatan halaman web sehingga seolaholah tampak bahwa halaman web tersebut sudah siap saji sebelumnya. Untuk lebih mempercepat lagi waktu respons dari webmatic, dapat digunakan strategi cache sehingga kinerja dapat meningkat hingga 15 kali lipat. PUSTAKA 1. 2. Key, Michael (2001). XSLT , 2nd Edition, Wrox Press Ltd. Supriana Iping; Hariyanto, Bambang; Purwarianti Ayu; Leyla Khodra, Masayu; Maulidevi, Nur Ulfa (2003). Kajian Konsepsi Otomatisasi Pembentukan Komponen Presentasi Pada Aplikasi Berbasis We. Bandung: Departemen Teknik Informatika ITB. Williamson, Heather (2001). XML The Complete Reference, Osborne/McGrawHill http://www.w3.org/TR/xhtml1http://www.w3.org/Style/CSS

3.

296

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

PEDOMAN PENULISAN
Lingkup Jurnal. Tulisan yang dapat dimuat adalah yang mengkaji masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu komputer dan teknologi informasi, baik ilmudasar maupun aplikasinya. Jenis tulisan . Tulisan dapat berupa laporan/hasil penelitian atau makalah ilmiah bukan penelitian seperti laporan studi kasus atau kajian pustaka komprehensif. Tulisan ilmiah/penelitian dapat merupakan hasil a) Pengembangan, b) Penemuan, dan c) Pembuktian
A. Laporan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan (latar belakang, t ujuan, hipotesis, konsep2 utama), metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan pustaka. B. Makalah ilmiah bukan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan pustaka.

Panjang Tulisan. Panjang tulisan 10-15 halaman A4 spasi single termasuk tabel dan gambar serta lampiran, dengan jenis huruf Times New Roman, font 11. Abstrak. Panjang abstrak maksimum 250 kata, dalam satu paragraf, dilengkapi dengan kata-kata kunci pada bagian akhir abstrak. Abstrak memuat latarbelakang, metodologi, hasil dan kesimpulan. Abstrak tidak bersifat matematis, tidak berisi saran dan harapan, tidak ada kutipan. Kata kunci (keywords) adalah kata-kata penting yang digunakan untuk mengidentifikasikan isi dokumen, dapat berupa metode/alat yang dipakai, variabel yang diteliti atau substansi penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Tabel dan gambar. Tabel dan gambar harus diberi nomer dan judul lengkap serta harus diacu dalam tulisan. Gambar dan tabel dalam format hitam putih. Persamaan. Persamaan matematik harus diberi nomer urut dalam kurung biasa ,(x), dengan penulisan rata kanan.
Setiap makalah diwajibkan untuk mengutip sumber pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah nasional maupun internasional.

Nama Penulis. Ditulis tanpa gelar dan jabatan, disebutkan nama Lembaga dan alamatnya serta alamat e-mail. Bahasa. Ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa ragam ilmiah. Khusus untuk yang menggunakan bahasa Indonesia, hindari penggunaan kata ganti orang.
Vol.1 No.3 - Mei 2008

Kutipan. Setiap kutipan harus menyertakan sumbernya yang ditulis pada

297

ISSN: 1978 - 8282


kutipan, yaitu dengan menuliskan nama belakang pengarang pertama (jika pengarang lebih dari satu: dituliskan nama pengarang pertama et al), dan tahun terbit. Contoh : ........menurut Angel (2003), atau ...................(Angel, 2003), atau .......... Chen et al(2007)

3. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007, Bandung : Departemen Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 233-238. Jurnal. 1. Goyal, D.P (2007). Information Systems Planning Practices in Indian Public Enterprises. Information Management & Computer Security, 15(3), 201-213 Sumber online. 1. Chen, CC., Wu, J., Yang, SC. (2007). The Efficacy of online cooperative l earning systems. The perspective of task-technology fit. Diakses pada 20 Mei 2007 dari : http: // www emeraldinsight.com/1065-0741.htm. 2. Marques, O., Baillargeon, P (2007). Design of multimedia traffic classifier for snort. Diakses pada 2 Juni 2007 dari : http: // www.emeraldinsight com/0968-5527.htm.

Pustaka . Pustaka disusun terurut berdasarkan nama belakang pengarang dan hanya memuat pustaka yang dikutip dalam tulisan. Nama pengarang ditulis tanpa gelar, jika ada nama tengah dan belakang, disingkat. Contoh : Buku. 1. Angel (2003). Interactive Computer Graphics: A Top-Down Approach Using OpenGL. Third Edition. London: Pearson Education. 2. Irianto (2004). Embedding Pesan Rahasia Dalam Gambar. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tulisan/artikel dalam buku. 1. Bolton, MA: Anker Publisher Inc, 144158. Yudhana, A (2007). Desain Routing Trafik Jaringan Telekomunikasi dengan algoritma Genetik, dalam Wibowo, T.A (Ed), Berbagai Makalah Sisitem Informasi, 2. Olanivan, B.A (2004). Computermediated Communication as an instruction learning tool: course evaluation with communication students, in Comeaux, P(Eds), Assessing Online Teching&Learning,

Redaktur Pelaksana

Maimunah, S. Kom.

298

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282


Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-003

FORMULIR PERSETUJUAN PEMBUATAN ARTIKEL JURNAL

PENANGGUNG JAWAB
KETUA STMIK RAHARJA

MENYETUJUI

DIREKTUR AMIK RAHARJA INFORMATIKA

TENTANG/PERIHAL/JUDUL
Judul terlampir : Abstraksi terlampir :

BAGIAN PENULIS
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1

MEMOHON

Nama Penulis Naskah/Pengarang 2

Nama Penulis Naskah/Pengarang 3

Nama Editor/Penyunting

Nama Penyunting/Picture Layout & Artistik

KETUA EDITOR
Reviewer 1

MEREKOMENDASIKAN

Reviewer 2

Vol.1 No.3 - Mei 2008

299

ISSN: 1978 - 8282


FORMULIR KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-001

Judul Karya Tulis Ilmiah :

Reviewer Nama Reviewer


KRITERIA (NILAI MAKSIMAL) JUDUL (5)

: :

Mitra Bestari

Dewan Redaksi

NO

INDIKATOR PENILAIAN

HASIL PENILAIAN NARATIF DAN SARAN

NILAI SETIAP KRITERIA

1.

A. Maksimal 14 (empat belas) kata dalam Bahasa Indonesia atau 10 (sepuluh) kata dalam Bahasa Inggris (1) B. Relevan dengan isi sangat jelas (2) C. Relevansinya dengan permasalahan sangat jelas (2)

2.

ABSTRAK (5)

A. Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang baik (5) jika hanya dalam Bahasa Indonesia .............................., ......................................... yang baik atau Bahasa Inggris yang baik (2.5) B. Format sesuai dengan pedoman (1) Mitra Bestari / Dewan Redaksi C. Isi : Latar belakang metode, hasil, dan kesimpulan tertuang dengan kalimat yang jelas (4)

300

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282

3.

SISTEMATIKA (15)

A. Sesuai dengan Pedoman (5) B. Ada Instrumen pendukung (gambar, grafik) dan sangat relevan (5) C. Daftar pustaka : dominan terbitan 10 (sepuluh) tahun terakhir dan pustaka primer (5)

4.

SUBSTANSI (70

A. Data/informasi telah diolah dengan sangat baik (10) B. Relevansi latar belakang dan pembahasan sangat jelas (15) C. Analisis dan sintesis atau pembahasan sangat baik (25) D. Kesimpulan : sangat jelas relevansinya dengan latar belakang dan pembahasan, dirumuskan dengan singkat (20) TOTAL NILAI MAKSIMAL

Hasil Penilaian:* Diterima Diterima dengan baik Ditolak

Keterangan: * Hasil penilaian: nilai total > 75, makalah diterima


Catatan untuk redaksi pelaksana: 1. Tulisan yang dikirim kepada pemeriksa, nama penulisnya ditutup, dan diganti nomer kode. 2. Setiap tulisan diperiksa oleh dua orang, satu orang dari dewan redaksi dan satu orang dari mitra bestari.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

301

ISSN: 1978 - 8282


FORMULIR EDITOR BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah : :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-004

Editor Nama Editor

: :

Editor Bahasa

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan semua tulisan/kalimat sesuai dengan kaedah EYD, atau sesuai dengan kaedah-kaedah tata bahasa. Catatan:

Rekomendasi: * Diterima Diterima dengan perbaikan Tangerang, Ditolak

Editor
Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor

302

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282


FORMULIR EDITOR LAYOUT DAN ARTISTIK KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah : :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-005

Editor Nama Editor

: :

Editor Layout dan Artistik

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa desain untuk layout dan artistik sudah format jurnal CCIT yang ditentukan. Catatan:

Rekomendasi: * Diterima Diterima dengan perbaikan Tangerang, Ditolak

Editor
Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor

Vol.1 No.3 - Mei 2008

303

ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR PENYELESAIAN ARTIKEL


TENTANG/PERIHAL/JUDUL ARTIKEL:
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-006

BAGIAN
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1 Nama Penulis Naskah/Pengarang 2 Nama Penulis Naskah/Pengarang 3 Nama Editor/Penyunting NamaPenyunting Picture/Layout & Artistik Nama Peninjau (Reviewer) 1 Nama Peninjau (Reviewer) 2

KETERANGAN
Lengkap Lengkap Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Nama Percetakan

Lengkap

MENYETUJUI KETUA DEWAN EDITOR


SEKRETARIS REDAKSI

(..............................................)

(..............................................)

304

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282


FORMULIR KESEDIAAN MITRA BESTARI JURNAL ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap Jenjang Pendidikan Bidang Keahlian Jabatan Fungsional Pengalaman ReviewerJurnal nama jurnal yang di review: : : : : : Ya / Tidak *), jika Ya sebutkan dimana, kapan
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-002

Bersedia menjadi reviewer ahli / Mitra Bestari Jurnal Ilmiah yang berada di bawah naungan Perguruan Tinggi Raharja. Demikian formulir ini saya tanda tangani untuk dapat dipergnakan sebagai mana mestinya. Tangerang, Mengetahui, Mitra Bestari,

(............................................)

(............................................)

*) Coret yang tidak perlu

Vol.1 No.3 - Mei 2008

305

ISSN: 1978 - 8282

Index Judul
A Automated Track Recording Sebagai Sistem Pengamanan Pada Sistem Informasi ........................................................................................ 103 A Aplikasi Sistem Administrasi Pendapatan, Meningkatkan Efisiensi, Efektivitas Dan Akuntabilitas ....................................................................................... 67 A Access Restriction Sebagai Bentuk Pengamanan Dengan Metode IP Token ........................................................................................ 197 D Design Dan Implementasi Data Warehouse Sebagai Pengukur Kinerja ........................................................................................ 78 D Desain Sistem Pembelajaran Pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi Ccit (Creative Communication And Innovative Technology) ................................................................................................ 235 D Desain Grafis menunjang karya seni dalam komputer melalui aplikasi software ............................................................................ 251 E E-Leadership: Konsep Dan Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Kepemimpinan ............................................................................ 165 M Metode Pencarian Data Dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS) ..................................................................................... 1 M Model Pengelolaan Situs Web Secara Otomatis (WEBMATIC) .............................................................................................. 291 M Men-Capture Eq Melalui Daftar Nilai Indeks Mutu Kumulatif (Imk) ......................................................................... 208 P Perancangan Aplikasi Jajak Pendapat Melalui Pesan Singkat Dengan Menggunakan Toxygen Sms Dan Delphi 6.0 ........................................................................................... 34

306

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282


P Perancangan Matriks Led Yang Dikendalikan Oleh Komputer Berbasis Ic 8255 ....................................................................................... P Pengontrolan Dan Otomatisasi Workflow Dengan Menggunakan Company Wide Web (CWW) ...................................................................... P Periodic Historical System Sebagai Evaluasi Strategis Dalam Mendukung Pengambilan Keputusan Manajemen .............................................................................. P Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Self Monitoring .......................................................................... P Perancangan Antarmuka Sistem Pengaman Ruangan Dengan Sensor Infra Merah Berbasis Komputer .................................................................................... R Rekayasa Dialog Dua Mail Server 25 R Rekayasa Teknik Pemrograman Pencegahan Dan Perlindungan Dari Virus Lokal Menggunakan Api Visual Basic ........................................... S Sistem Pemasaran Berbasis Web Dalam Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan ................................................................................. T Teknik Membongkar Pertahanan Virus Lokal Menggunakan Visual Basic Script Dan Text Editor Untuk Pencegahan ....................................................................................

13

121

154

224

273

134

55

173

Vol.1 No.3 - Mei 2008

307

You might also like