You are on page 1of 3

Tidak menyembah berhala Al-Hajj ayat 30

Makna: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, kecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhalaberhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. Dengan menyembah berhala, maka kita telah menyekutukan Allah dan hal itu membuat kita menjadi orang yang musyrik. Hal ini dilarang karena segala aspek dari kehidupan kita, seperti kebahagiaan, kesedihan, dan rezeki, berasal dari Allah SWT, bukanlah berasal dari berhala-berhala tersebut. Allah mengumpamakan kepercayaan orang-orang musyrik terhadap kekuatan berhala-berhala yang disembahnya sama dengan kepercayaan laba-laba terhadap kekuatan sarangnya, seperti termaktub dalam surah Al 'Ankabuut (laba-laba) pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, jikalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, sarang itu akan hancur. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (Al Ankabuut:41) Sholat Al-Israa ayat 78

Makna: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Shalat hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap orang yang beriman kepada Allah SWT yang telah memenuhi syarat, baik laki-laki maupun perempuan. Shalat dibebankan kepada setiap kaum muslimin dan tidak boleh meninggalkannya, kecuali bagi orang gila, anak kecil yang belum baligh, dan wanita yang sedang haid atau nifas. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'anul Karim di antaranya adalah firman Allah Ta'ala, ''Maka dirikanlah shalat itu, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (Q. S. AnNisa': 103)

Puasa Al Baqarah ayat 183

Shaum (puasa) yang disyari'atkan dan difardhukan oleh Allah kepada hamba-hambaNya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan kesenangankesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Allah. Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Allah daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia. Hikmah puasa yang lain adalah

bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya.

You might also like