You are on page 1of 56

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Praktikum : Mempermudah mahasiswa untuk mengidentifikasi organ bagian dalam tubuh manusia. Mahasiswa dapat menyebutkan bagian-bagian organ dealam tubuh manusia secara lengkap. Mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran aanatomi fisiologi manusia. Agar para praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari panca indera. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur anatomi dan fungsi organ sensorik khusus. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme fisiologis dan sifat-sifat indera. Mahasiswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi dari organ dalam pada manusia.

Indera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal. 1. Indera Penglihatan = Mata Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. 2. Indera Pendengaran = Telinga Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies. 3. Indera Peraba = Kulit Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll. 4. Organ Dalam Wanita

Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya.Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

BAB II TEORI ALAT INDERA DAN ORGAN DALAM WANITA

A. Indera Penglihatan (Mata) Struktur Mata Akan bermanfaat jika orang tua, guru dan para profesional lainnya memiliki pemahaman tentang anatomi mata karena hal itu akan membantu mereka memahami sebab-sebab dan implikasi ketunanetraan pada anak.

Dari luar, mata itu tampak berbentuk bulat dan dilindungi oleh kelopak mata. Conjunctiva, yang mengandung banyak pembuluh darah, adalah selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan bola mata hingga ke cornea. Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersamasama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering. Air mata mempunyai fungsi yang penting sebagai minyak pelumas dan turut mencegah kekeringan pada mata. Kelebihan air mata dibuang melalui lubang-lubang kecil pada kelopak mata dan mengalir ke dalam hidung. Bulu mata (pada bagian luar kelopak mata) serupa fungsinya dengan kumis pada kucing, yang bereaksi cepat terhadap rangsangan eksternal, yang menyebabkan mata berkedip dengan cepat untuk menghindari cedera. Dinding keras atau "putih" mata disebut sclera. sclera ini buram dan melindungi bagian-bagian mata yang lebih peka. Pada bagian depan mata, yang sinambung dengan sclera, terdapat cornea, yang merupakan jendela bagi mata, yang

berbentuk bulat. Cornea tidak mengandung pembuluh darah dan bening, berfungsi mengarahkan cahaya ke dalam mata. Meskipun lebih tipis daripada lensa yang terdapat di bagian dalam mata, cornea merupakan lensa cembung yang sangat kuat. Bersama-sama dengan lensa, cornea memfokuskan citra optik pada retina yang terletak di bagian belakang mata. Cornea, yang mengandung banyak serabut syaraf, merupakan bagian dari tubuh manusia yang paling peka, sehingga iritasi yang kecil sekali pun dapat menimbulkan rasa nyeri yang parah padanya. Cornea dapat menjadi buram jika mengalami kerusakan atau terinfeksi.

Lensa, seperti halnya cornea, bening bila sehat. Lensa berbentuk cembung pada kedua permukaannya, dan mengandung air dan protein. Lensa tidak mengandung syaraf ataupun pembuluh darah dan strukturnya elastis. Akan tetapi, elastisitasnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia, yang mengakibatkan orang berkesulitan membaca tulisan kecil pada usia pertengahan (presbyopia). Lensa membagi mata menjadi dua segmen: bagian mata yang berada di depan lensa disebut anterior chamber (rongga depan) dan berisi cairan bening, aqueous, yang senantiasa diproduksi oleh ciliary body. Aqueous memberikan gizi yang penting bagi lensa, membantu membersihkan kotoran dan mengatur tekanan di dalam bola mata serta memelihara bentuk mata. Kelebihan aqueous dikeluarkan oleh trabeculum yaitu jaringan saluran penyaring yang terdapat di sudut anterior chamber. Di samping berfungsi memproduksi aqueous, ciliary body mempunyai tiga macam otot yang membantu memfokuskan lensa, agar citra yang terbentuk pada retina tetap jelas. Bagian mata yang terletak di belakang lensa, yang dibatasi oleh

retina, kadang-kadang disebut posterior chamber (rongga belakang). Rongga ini berisi vitreous, zat bening yang menyerupai jeli, yang memenuhi empat perlima bagian dari mata. Seperti aqueous, vitreous tidak berisi pembuluh darah ataupun serabut syaraf, dan sebagian besar (99%) berupa air. Satu persen lainnya terdiri dari collagen dan asam hyaluronic yang berfungsi memelihara konsistensi vitreous agar bentuknya tetap selaras dengan mata. Jika karena sebab tertentu kebeningan vitreous itu berkurang, misalnya karena infeksi, maka ketajaman penglihatan menjadi terganggu. Cahaya masuk melalui lensa dan vitreous menuju ke lapisan mata paling dalam, yaitu retina. Retina terdiri dari beberapa lapisan yang berisi dua jenis sel, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dalam responnya terhadap rangsangan visual, yang bekerja berdasarkan reaksi fotokimia. Informasi yang dihasilkannya masuk ke otak melalui syaraf optik. Bagian yang paling peka dari retina ini disebut macula, yang bagian tengahnya disebut fovea. Fovea terdiri dari sel-sel berbentuk roket yang disebut "cones", yang peka terhadap citra visual yang rinci dan warna, dan karenanya bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan. Sel-sel berbentuk seperti rokok yang disebut "rods" sebagian besar terdapat di bagian tepi retina, dan hanya sedikit saja yang terdapat pada bagian tengah. Selsel ini terutama peka terhadap pergerakan dan sangat peka terhadap cahaya, sehingga bekerjanya lebih baik dalam keadaan cahaya yang lebih redup. Di antara retina dan sclera terdapat choroid, yang merupakan lapisan lingkaran utama mata, yang berfungsi mengalirkan darah untuk memberi makanan kepada berbagai bagian mata (terutama kepala syaraf optik).

Di depan lensa adalah iris, yang berupa bagian mata yang berwarna, berisi jaringan otot yang dapat mengerut atau mengembang, sehingga berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk melalui pupil, yaitu bagian tengah iris, terus ke retina. The Ciliary body terletak di antara iris dan choroid, dan ketiga struktur ini membentuk uvea. a. Anatomi kelopak mata Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak mata akan mengakibatkan keringnya permukaan mata. Pada kelopak terdapat bagian-bagian: a. Kelenjar seperti: kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus b. Otot seperti: M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasialis. M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit

tempat ninsersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata c. Di dalam kelopak mata terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra d. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan e. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita> tarsus (tediri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak mata atas dan 20 buah di kelopak bawah)). f. g. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. Palpebrae Persarafan sensorik kelopak mata atas dapat dibedakan dari remus frontal N. V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II daraf ke V. Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghaslkan musin.

b. Anatomi Sistem Lakrimal Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu: - Sistem produksi atau glandula lakrimal. Galndula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita. - Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus nasolakrimal terletatak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior. Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang

disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal. Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriositis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal. c. Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang> bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas 3 bagian: Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.

d. Anatomi Bola Mata Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu: a. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang

memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera b. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.

c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan membran neurosensorisyang akan merubah sinar dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina. Badan kaca mengisi rongga si dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel papil dan saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada bagian badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea. Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita. 1. Kornea Kornea adala selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis: a. Epitel Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula ikluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm permukaan b. Membran Bowman Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi c. Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen yang bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yan merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

d.

Membran Descement Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakng stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

e.

Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040m. endotel-endotel pada membran descement melalui

hemidesmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukandi daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

2.

Uvea Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan

koroid. Perdarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, datu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 1520 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optika. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu: a. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar. b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil. c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil. Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm

temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar dan sirkular. Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk fungsisimpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraokular. Otot longitudinal badan siliar yang berinersi di daerah baji sklera bila berkontraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata. Otot melingkar badan siliar bila berkontraksi pada akomodasi akan mengakibatkan mengendurnya zonula Zinn sehingga terjadi pencembungan lensa. Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi bail terhadap obat parasimpatomimetik. 3. Pupil Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari: a. Berkurangnya rangsangan simpatis

b.

Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafgragmanya dikecilkan. 4. Sudut bilik mata depan Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Endotel dan membran descement dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya.

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer. 5. Lensa mata Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus sehingga memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks lensa yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu:

Kenyal karena memegang peranan penting dalam akomodasi yaitu menjadi cembung

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan Terletak di tempatnya

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa: 6. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia Keruh atau apa yang disebut katarak Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

Badan kaca Kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa

dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darahdan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskop. 7. Retina Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina dan terdiri atas lapisan: a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar yang terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut b. c. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang d. Lapis pleksiform luar merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral f. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakanb tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengans sel ganglion g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua h. Lapis serabut saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik i. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan merah pada hiperemia.

Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid. Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan sunjektif retina seperti: tajam penglihatan, pengliahtan warna, dan lapang pandang. Pemeriksaan objektif seperti: elektroretinografi (ERG), elektrookulografi (EOG), dan visual evoked response (VER). 8. Saraf optik Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu: saraf penglihat dan serabut papilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik

9.

Sklera Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea. Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Walaupun sklera kaku dan tipisnya 1 mm ia masih tahan terhadap kontusi trauma

tumpul. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien DM, atau merendah pada eksoftalmus goiter, miotika dan meminum air banyak.

e.

Rongga Orbita Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang

membentuk dinding orbita: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus. Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya. Dinding orbita terdiri atas tulang: 1. Superior: os. Frontal

2. 3. 4. f.

Lateral : os. Frontal, os. Zigomatikus, ala magna os. Sfenoid Inferior: os. Zigomatik, os. Maksila, os. Palatina Nasal: os. Maksila, os. Lakrimal, os. Etmoid

Otot Penggerak Mata Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan

mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot: 1. Otot oblik inferior Oblik inferior mempunyai origo pada fosa lakrimal, tulang lakrimal, berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor bekerja untuk menngerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi 2. Otot oblik superior Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi do atas foramen optik, berjalan menuju troklea dan di katrol balik dan kemudian berjalan di atas rektus superior yang kemudian beninsersi pada sklera di bagian temporal belakang bola mata. Mempunyai aksi pergerakkan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan searah atau mata melihatke arah nasal. Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi terutama bila melihat ke nasa, abduksi dan insiklotorsi 3. Otot rektus inferior Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn.

Fungsi menggerakkan mata: a. b. c. 4. Depresi Eksoklotorsi Aduksi

Otot rektus lateral Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah

foramen optik. Rektus lateral dipersarafi N. VI, dengan pekerjaan menggerakkan bola mata terutama abduksi. 5. Otot rektus medius Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Berfungsi menggerakkan mata untuk aduksi. 6. Otot rektus superior Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Fungsinya menggerakkan mata-elevasi terutama bila mata melihat ke lateral: o o Aduksi Insiklotorsi

a) Mata Membiaskan Cahaya yang Masuk untuk Memfokuskannya ke Retina Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri atas paketpaket individual seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut caracara gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoreseptor di mata peka hanya pada panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari berbagai panjang gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbedabeda. Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru, panjang gelomang yang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah. Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya berpindah dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium denagn tingkat kepadatan yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui medium transparan lainnya seperti kaca atau air. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke sebuah medium yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat (begitu pula sebaliknya). Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan medium baru pada setiap sudut kecuali sudut tegak lurus. Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan sudut jatuhnya benda ke madium kedua. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin

besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau

penyatuan, berkasberkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata besifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkasberkas cahaya, suatu lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya berpenglihatan dekat. b) Akomodasi Meningkatkan Kekuatan Lensa untuk Penglihatan Dekat Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan jaringan kapiler (yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang

mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih dekat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Seratserat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem syaraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat. Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari seratserat transparan. Kadangkadang serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan dengan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata kompensasi. Seumur hidup hanya selsel ditepi luar lensa yang diganti. Selsel di bagian tengah lensa mengalami kesulitan ganda. Selsel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi juga terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan pertambahan usia, sel sel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku. Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk

sferis yang diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk penglihatan dekat. Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks penglihatan. Sebagian diproyeksikan ke daerahdaerah otak lain untuk tujuantujuan selain persepsi penglihatan langsung, seperti : - Mengontrol ukuran pupil - Sinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam intensitas cahaya (siklus tidurbangun disesuaikan dengan siklus siangmalam). - Kontribusi terhadap kewaspadaan dan perhatian korteks. - Kontrol gerakangerakan mata. Mengenai yang terakhir, kedua mata dilengkapi oleh enam otot mata eksternal yang menempatkan dan menggerakkan mata, sehingga mata dapat menentukan gerakan, lokasi, melihat, dan mengikuti benda. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh tercepat dan terkontrol secara tajam. c) Kelainan Pada Mata Gangguan Pada Mata Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket individual energi seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara gelombang. Gerakan ke depan suatu

gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas cahaya. Pembelokan suatu berkas cahaya, refraksi, ketika suatu berkas berpindah dari suatu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu dengan medium yang berbeda. Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawabayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Berkas-berkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata, daripada berkas-berkas dari sumber jauh. Berkas dari sumber sejajar yang terletak lebih dari 6 meter (20 kaki) dianggap sejajar saat mencapai mata. Mata normal (emetropi memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga di depan mata. Mata yang jangkauan penglihatannya tidak terdekat di titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga disebut cacat mata. Cacat mata dapat ditanggulangi dengan menggunakan kaca mata, lensa kontak, atau operasi. Penderita miopi atau rabun jauh memiliki titik jauh terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh pada miopi jatuh di depan retina. Cacat mata ini disebabkan karena mata terlalu cembung (jarak fokus lensa terlalu pendek). Agar bayangan benda jatuh tepat pada retina digunakan kaca mata berlensa negatif atau lensa cekung.

Penderita hipermetropi atau rabun dekat memiliki titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat pada mata hipermetropi jatuh di belakang retina. Hal ini disebabkan karena bola mata terlalu pipih (jarak fokus lensa terlalu panjang). Agar bayangan benda jatuh tepat pada retina digunakan kaca mata berlensa positif atau lensa cembung.

Gambar 4: Gangguan Mata Miopi

Gambar 5: gangguan mata hipermetropi Buta Warna Baru-baru ini ditemukan adanya pusat penglihatan warna tersendiri di korteks penglihatan primer. Pusat ini mengkombinasikan dan mengolah masukan-masukan tersebut untuk menghasilkan persepsi warna dengan mempertimbangkan benda dibandingkan dengan latar belakangnya. Dengan demikian, konsep warna tergantung pada benak yang melihat. Sebagian besar dari kita setuju mengenai warna yang kita lihat karena kita memiliki jenis-jenis sel kerucut yang sama dan menggunakan jalur-jalur saraf yang sama untuk membandingkan keluaran mereka. Namun, kadang-kadang ada orang yang tidak memiliki jenis sel kerucut tertentu, sehingga penglihatan mereka adalah produk kepekaan diferensial dua jenis sel kerucut saja, suatu keadaan yang dikenal sebagai buta warna. Para individu yang mengalami gangguan penglihatan warna tidak saja mempersepsikan warna tertentu secara

berbeda, tetapi juga mereka tidak mampu membedakan banyak variasi warna. d) Mekanisme Protektif Membantu Mencegah Cedera Mata Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar. Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saat saat yang mengancam, misalnya bendabenda yang datang cepat, cahaya yang sangat menyilaukan, dan keadaankeadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang ulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terusmenerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap bendabenda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata. Bagian Mata 1. Konjungtiva

2. Sklera 3. Pupil 4. Kornea 5. Koroid 6. Retina 7. Lensa 8. Vitreous 9. Titik buta 10. Musculus rectus superior (otot lurus bag.atas) 11. Musculus rectus inferior (otot lurus bag.bawah) 12. Musculus rectus medialis (otot lurus bag.kanan) 13. Musculus rectus lateral (otot lurus bag.kiri) 14. Musculus obligus superior (otot serong atas) 15. Musculus obligus inferior (otot serong bawah) 16. Arteri oktalmika (pembuluh arteri mata) 17. Saraf optic 18. Kelenjar airmata 19. Vena dahi (frontal/pelipis) 20. Otot dahi 21. Dahi (pariental) B. Indera Pendengaran (Telinga) Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera

pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).

a) Bagian Telinga Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. 1. Telinga luar Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun

telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam. Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula). 2. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Saluran Eustachius juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan

menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.

Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap. Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media Teknik menghafal 3 macam tulang pendengaran supaya tidak terbalik,sbb : 3 tulang pendengaran adalah martil, landasan dan sanggurdi. Tekniknya adalah perhatikan huruf belakang setiap nama tulang pendengaran, dan samakan dengan huruf depan nama yang berikutnya (Marti(l), (l)anda(san), (san)ggurdi) yang penting kita tau huruf depan /kata depannya ,,, (Graciella Eunike Satriyo.Sanjose,Bali 2011) 3. Telinga Dalam (labirin)

Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada tengah diagram. Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe. Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran

tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis. 4. Organ Keseimbangan Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran. Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

b) Telinga Memahami Cara Kerjanya TELINGA adalah salah satu pancaindra penting yang dimiliki manusia. Indra ini berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Namun, dalam menjalankan fungsinya, telinga kadang-kadang terancam oleh berbagai hal berbahaya yang dapat mengganggu fungsinya. Berbagai hal berbahaya itu bisa berupa kuman patogen penyebab infeksi saluran napas atas dan telinga, bising yang bersifat terus-menerus, bising yang hilang timbul, ledakan singkat dan keras, cedera pada kepala karena kecelakaan lalu lintas, cedera telinga akibat olahraga beladiri, serta cedera telinga akibat berenang (penyelaman) dan penerbangan.

c) Telinga dan Fungsinya Dalam menjalankan fungsinya sebagai alat pendengaran dan

keseimbangan tubuh, Tuhan telah menciptakan telinga dengan susunan yang sangat menakjubkan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yakni bagian luar, tengah, dan bagian dalam. Ketiga bagian itu bekerja sama menangkap gelombang suara dan menjadikannya bunyi yang nyata. Mulanya, gelombang suara diterima telinga luar yang terdiri dari daun dan liang (lubang) telinga. Daun telinga menampung suara yang kemudian menyalurkannya ke liang telinga. Dari liang telinga, suara masuk ke telinga tengah melalui gendang telinga. Di belakang gendang telinga terdapat tulang pendengaran yang bentuknya menyerupai lantai. Tulangtulang ini saling berhubungan dengan sendi dan berfungsi mengantarkan gelombang suara, sehingga menggetarkan gendang sampai ke telinga dalam. Di telinga dalam terdapat alat penerima yang disebut dengan rumah siput yang di dalamnya terdapat ujung saraf, cairan, dan organ yang mengambang. Gelombang suara yang diantarkan gendang dan tulang telinga akan menggetarkan cairan di dalam rumah siput, sehingga membuat organ yang mengambang bergerak dan menyentuh ujung-ujung saraf pendengaran. Proses yang sebelumnya menggunakan tenaga mekanik, selanjutnya berubah menjadi tenaga listrik dan disampaikan ke otak, sehingga manusia bisa mendengarkan suara.

Telinga yang dimaksudkan sebagai alat keseimbangan tubuh berada di bagian dalam. Bagian dalam telinga ini akan bekerja sama dengan organ lain, seperti mata, sendi-sendi, otak, dan organ lainnya. Jika ada dua organ yang tidak berfungsi, keseimbangan manusia akan hilang. Agar bagian-bagian dari telinga berjalan sebagaimana mestinya, hal-hal berbahaya yang bisa mengancam fungsi telinga harus dihindari. Caranya, harus rajin menjaga kebersihan dan kesehatan telinga dengan benar. Telinga yang bersih bisa menghindari keberadaan kuman patogen. Membersihkan telinga bisa dilakukan dengan mengoreknya menggunakan cara dan alat yang tepat. Hal lain yang harus dihindari adalah suara-suara yang keras serta kebisingan yang kuat dan kontinu. Di dalam telinga bagian tengah terdapat sebuah otot paling kecil dalam tubuh manusia yang disebut dengan tensor timpani. Otot ini berfungsi membuat rangkaian telinga (tulang pendengaran) menegang saat ada bunyi yang berkekuatan atau memiliki intensitas lebih dari 85 desible (dB) dan meredam getaran yang mencapai sel-sel reseptor pendengaran manusia mencapai sistem pendengaran. Bagian-bagian telinga 1. Helix 2. Lipatan helix 3. Anti helix

(1-3 untuk mengumpulkan gelomang suara, menangkap bunyi. Menerima suara yang masuk) 4. Concha telinga 5. Krushelikus 6. lubang telinga 7. temporal bone (7 dan 9 : tempat melekatnya telinga) 8. gendong telinga 9. temporal bone 10. tabung eustachius 11. tulang martil (malealus) 12. tulang landasan (inchus) 13. duktus cochlearis 14. area cochlearis 15. cupula cochlearis 16. duktus cochlearis 17. kanalis semi sirkunalis anterior (depan) 18. kanalis semi sirkunalis posterior (sisi) 19. kanalis semi sirkunalis lateral (tengah) (17-19 saluran setengah lingkaran (alat keseimbangan)) 20. krus membran C. Indera Peraba (Kulit) Kulit beserta aksesorinya, yaitu rambut, kelenjar keringat, dan kuku, termasuk dalam sistem integument atau system peliput.

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis ,dermis, dan subkutan. A. Epidermis Epidermis atau lapisan luar merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1milimeter, misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Epidermis terbagi atas 5 lapisan, yaitu : 1. Stratum Korneum / Lapisan Tanduk Lapisan tanduk terdiri dari beberapa lapisan sel pipih tidak berinti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air. Protoplasma lapisan tanduk telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Proses pembaruan lapisan tanduk terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikannya memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. 2. Stratum Lusidum Lapisan ini tembus cahaya, terdiri dari sel-sel mati, mengandung eleidin (protein peralihan antara soft keratin dengan keratohyaline), dan hanya tampak di telapak tangan dan kaki. Lapisan ini berperan dalam melindungi kulit dari sinar Ultra Violet. 3. Stratum Granulosum / Lapisan Granular

Lapisan ini terdiri dari 2 atau 3 lapis sel pipih yang memiliki inti di tengahnya. Sitoplasmanya berbutir kasar dan terdiri atas keratohialin. Lapisan ini berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu, sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. 4. Stratum spinosum / Lapisan Malphigi Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling tebal. Lapisan malphigi terdiri dari sel polygonal yang besarnya berbeda-beda karena ada proses mitosis. Protoplasma lapisan ini jernih karena banyak mengandung glikogen dan intinya terletak di tengah. Pada lapisan ini juga terdapat jembatan antarsel (intecelluler bridges) yg terdiri dari protoplasma dan tonofibril. 5. Stratum basale / Stratum Germinativum Stratum basale atau Stratum Germinativum merupakan lapisan terbawah dari epidermis. Lapisan ini terdiri dari sel - sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis dan tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. Sel-sel pada lapisan ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Pada lapisan ini juga terdapat melanosit (clear cell), yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang melindungi kulit dari sinar matahari. Dengan sitoplasma yang basofilik dan inti gelap, lapisan ini mengandung butir pigmen (melanosomes). B. Dermis

Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu : 1. Pars papilare Lapisan ini merupakan bagian yang menonjol ke epidermis. Lapisan pars papilare berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. 2. Pars retikulare Pars retikulare merupakan bagian yang menonjol ke subkutan. Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matriks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas) dan sel fibroblast yang memproduksi kolagen serta retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus. C. Jaringan Hipodermis / Subkutan Jaringan ini terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Kelenjar - Kelenjar pada Kulit 1. Kelenjar keringat (glandula sudorifera) Terdapat di lapisan dermis. Diklasifikasikan menjadi 2 kategori: a. Kelenjar Ekrin Terdapat di semua kulit. Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan

oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap stress, nyeri dll. b. Kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar innaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen (wax). 2. Kelenjar Sebasea Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. JENIS-JENIS RESEPTOR Setiap jenis mikroindra memiliki kedalaman tertentu di dalam dermis yang sesuai dengan fungsi mereka. Reseptor paling besar, korpuskel Pacini terletak paling dalam, dekat dasar dermis. Indra untuk rabaan halus terletak di dekat atau tepat di lapisan epidermis. Ujung saraf bebas Bercabang, biasanya tidak berselubung, berupa indra suhu, rabaan halus, tekanan dan rasa sakit. Ditemukan di seluruh tubuh dan seluruh jenis jaringan ikat. Korpuskel Meissner

Ujung saraf berselubung dalam bagian atas dermis kulit, khususnya pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, kelopak mata, kelamin bagian luar dan putting. Bereaksi terhadap tekanan ringan. Cakram Merkels Reseptor tidak berselubung, biasanya di bagian atas dermis atau bagian bawah epidermis, khususnya di daerah tidak berambut. Reseptor ini merasakan rabaan yang sangat halus dan tekanan ringan. Korpuskel Ruffini Reseptor berselubung di dalam kulit dan jaringan lebih dalam yang bereaksi terhadap rabaan dan tekanan terus-menerus. Di dalam kapsul sendi, indra ini bereaksi terhadap gerakan berputar. Korpuskel Pacini Reseptor berselubung besar terletak di dermis bagian dalam juga di dinding kandung kemih dan dekat sendi dan otot. Indra ini merasakan tekanan yang lebih kuat dan lebih lama.

Gambar Penampang Melintang Kulit Manusia dan Bagian bagiannya

Gambar Akar Rambut

Gambar Diagram Reseptor pada Kulit Manusia

Bagian dari Kulit: 1. Stratum korneum (lapisan tanduk) 2. Lusidum (lapisan jernih) 3. Granulosum 4. Sel saraf nyeri 5. Reseptor clause 6. Pembuluh arteri 7. Puting ranbut

8. Pembuluh vena 9. Lapisan dasar 10.Kelenjar keringat 11.Batang rambut bebas 12.Kandung rambut 13.Akar rambut 14.Papilapili (papil rambut) 15.Reseptor tekanan 16.Jaringan adiposa 17.Otot penegak rambut 18.Kelenjar sebasea 19.Kelenjar apokrin 20.Jaringan ikat 21.Badan-badan peraba (ujung-ujung peraba) 22.Reseptor panas 23.Sel kelenjar minyak 24.Pori-pori

D. Organ Dalam Wanita Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya.Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. Dengan kata lain sistem organ juga merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi-fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung didalam tubuh suatu organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang bersangkutan. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perbedaan antara organ dalam pria dengan organ dalam wanita terletak pada : Pria dan wanita memiliki organ seks yang berbeda. Perempuan memiliki dua ovarium yang memproduksi telur, dan rahim yang terhubung ke vagina. Pria memiliki testikel yang memproduksi sperma. Testis ditempatkan dalam skrotum belakang penis. Penis laki-laki dan skrotum yang ekstremitas eksternal, sedangkan organ intim wanita ditempatkan "di dalam" tubuh. Organ Organ dalam tubuh secara umum : Otak Besar Otak Kecil Faring Laring

Kelenjar Tiroid Pembuluh Darah Arteri Pembuluh Darah Vena Trakea Bronkus Esofagus Alveolus Atrium Kanan Ventrikal Kanan Atrium Kiri Ventrikal Kiri Arteri Pulmonalis Paru Paru Kiri Paru Paru Kanan Diafragma Lambung Pankreas Hati Empedu Ginjal Kanan Medula Ginjal Korteks Adrenal Ginjal Kiri Usus 12 Jari Usus Halus Usus Besar Usus Buntu Ureter Kandung Kemih

BAB III METODOLOGI KERJA

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah model pancar indera yaitu mata, kulit dan telinga, dan mengamati model organ dalam manusia. Kemudian praktikan menyebutkan bagian-bagian serta fungsi yang ada pada model dalam bentuk presentasi kelompok. Sebagai berikut: Mengamati model kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita. Menuliskan bagian-bagian kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita. Mencari informasi tentang fungsi dan bagian-bagian kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita. Mendiksusikan fungsi dan fungsi bagian-bagian kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita. Melaporkan hasil diskusi tentang fungsi dan fungsi bagian-bagian kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita. Mancatat kesimpulan hasil diskusi tentang bagian-bagian dan fungsi bagian-bagian kulit, mata, telinga dan organ dalam wanita.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Alat indera manusia terdiri dari : indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera pembau (hidung), indera pengecap (permukaan lidah), indera peraba (permukaan kulit) Saraf indera penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial kedua) muncul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus. Proses mendengar ditimbulknan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volemunya berbeda. Kulit beserta aksesorinya, yaitu rambut, kelenjar keringat, dan kuku, termasuk
dalam sistem integument atau system peliput.

Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis ,dermis, dan subkutan. S i st em O r gan a d al a h b en t uk k e rj as am a a nt ar o r gan u nt u k m el ak uk a n fun gsi - fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung didalam tubuhsuatu organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi 1. William Lippincott dan wilkins.Atlas Anatomi.erlangga.2009 2. Karim, saiful dkk. Belajar IPA. Departemen Pendidikan Nasional.2010 3. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006. 4. Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta : Graha Ilmu; 2007. 5. Gustream e Stanley. Anatomy and Physiology. 2th ed . USA.2000 Internet 1. http://www.scribd.com/fl_autumn/d/76286463-LAPORAN-PRAKTIKUM 2. http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

KELOMPOK II Disusun oleh : NAMA NIM

1. Adinda Mutiarini : 1104015003 2. Dewi Puspa 3. Dewi Puspita D. 4. Ega Elvira 5. Yashinta Puspita : 1104015064 : 1104015065 : 1104015082 : 1104015347

Dosen Pembimbing Asisten Dosen

: Dwitiyanti, M.Farm, Apt. : - Zaky - Dhea - Tria

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012

You might also like