You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang Pemeriksaan hitung sel darah terutama leukosit dan trombosit banyak diminta di klinik. Hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan akan data tersebut dalam upaya membantu membuat diagnosa. Dengan meningkatnya permintaan pemeriksaan hitung sel darah maka pemeriksaan hitung sel secara manual tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan tersebut.Oleh karena itu dibuatlah alat hitung sel otomatis. Dengan alat hitung sel otomatis maka perhitungan sel menjadi lebih mudah, cepat, dan teliti di bandingkan dengan cara manual. Walaupun demikian hitung sel secara manual masiah dipertahankan. Hal ini disebabkan hitung sel darah cara manual masih merupakan metode rujukan.Keuntungan lain ialah hitung sel cara manual dapat dilakukan di laboratorium yang tidak ada aliran listrik. Disamping itu harga sebuah alat hitung sel otomatis cukup mahal (Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro. Ph. D,1996). Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah dengan fungsinya yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit ini umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu (Sadikin Muhammad,2002). Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Harga alat penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat cermat. Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control). Cara-cara

menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya dalam laboratorium (Gandasoebrata,R. 2007). Pada hitung jumlah leukosit cara automatik sampel yang digunakan sangat sedikit dan ada kemungkinan kesalahan dalam pengenceran dan sampling. Karena darah mengandung lebih sedikit leukosit dibanding eritrosit, pengencerannya lebih kecil dan volume sampel yang digunakan lebih besar. Hampir semua laboratorium besar menggunakan cara automatik untuk menghitung leukosit, baik dengan cara menghitung partikel secara elektronik maupun dengan prinsip pembauran cahaya, yang disebut dengan prinsip impedensi elektrik yaitu metode impedansi untuk penentuan WBC(White Blood Cell) (Mindray. 2006). Akan tetapi cara manual dengan menggunakan haemositometer masih tetap dapat dipercaya bila dilakukan dengan teliti (Frances,K.Widman 1995). Tujuan Praktikum Menghitung jumlah leukosit secara manual Membandingkan hasil literature dan hasil pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian leukosit leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.

Leukosit turunannya meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

Jenis-jenis leukosit

Fungsi leukosit

Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihanserpihan dan lainnya, dengan cara yang sama granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi.Yang pertama adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat elektronik. Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu 2%, sedang pada cara pertama kesalahannya sampai 10%.

Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan asal dan lain-lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.00030.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 11.000/ l. Pada keadaan asal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 10.0004/1. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang,tetapi jarang lebih dari 11.000/l. Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid. Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang seimbang dari masing-masing jenis sel,disebut balanced leoko- cytosis. Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada hemokonsentrasi. Yang lebih sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis leukosit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau netrofilia, lymphocytic leukocytosis atau limfositosis, eosinofilia dan basofilia. Leukositosis yang patologik selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leukosit. Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/0 darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia. Hitung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit perliter darah (System International Units = SI unit) atau per satu mmk darah. Nilai normalnya 4000 - 11000 / mmk. Untuk penerapan hitung leukosit ada dua metode, manual dan elektronik. Pada umumnya metode elektronik belum digunakan secara umum, mungkin baru di laboratorium besar, sehingga cara manual masih memegang peranan penting. Metode elektronik tidak dibicarakan. a. Darah

Darah diencerkan dengan larutan asam lemah, yang menyebabkan sel-sel erotrosit hemolisis serta darah menjadi encer, sehingga sel-sel leukosit mudah dihitung. b. Peralatan :
Haemocytometer

bilik hitung Bilik Hitung adalah bilik hitung Neubauer Improve atau Burker karena mempunyai daerah perhitungan yang luas. burker : luas seluruh bilik : 3x 3 mm2. di dalam bilik terdapat kotak besar : 1 x 1 mm2 kotak sedang : 1/5 x 1/5 mm2 kotak kecil : 1/20 x 1/20 mm2

Neubauer Improve : luas seluruh bilik 3 x 3 mm2. tinggi/dalam 0,1 mm. di dalam bilik terdapat : kotak besar : 1 x 1 mm2 kotak sedang ada 2 macam : di tengah : 1/5 x 1/5 mm2 di empat sudut : 1/4 x 1/4 mm2

kotak kecil : 1/20 x 1/20 mm2 pipet leukosit didalamnya terdapat bola berwarna putih, mempunyai garis 0,5 - 1 11

pipet leukosit kaca penutup


Mikroskop

Larutan pengencer yang dapat digunakan salah satunya larutan truk asam asetat glacial 2 ml gentian violet 1 ml

aquades 100 ml Spesimen

Darah vena atau darah kapiler c. Cara Kerja

Bilik hitung dicari dengan menggunakan mikroskop, cari kotak sedang di tempat ujung bilik hitung hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka 1 (pengenceran = 10x) atau sampai angka 5 (pengenceran = 20x) hapus darah yang melekat pada ujung pipet kenudian dengan pipet yang sama hisap larutan truk sampai angka 11 campur (kocok) secara horisontal buang tetesan pertama tuangkan dalam bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup dan diletakkan di mikroskop lakukan perhitungan sel leukosit dengan perbesaran obyektif 10 atau 40 x.

d. Perhitungan untuk leukosit

Jumlah leukosit (/l darah) = n x Fp Vb Vb = 4 x P x L x T = 4 x 1 x 1 x 0,1 = 0,4 l darah Fp = 10 Volume leukosit yang diambil

Keterangan : n = jumlah leukosit (sel darah putih) yang dihitung pada kamar hitung Fp = factor pengenceran Vb = volume bidang yang dihitung e. Nilai Normal menurut Dacie

dewasa pria : 4 - 11 ribu/mm3 dewasa wanita : 4 - 11 ribu/mm3 bayi : 10 -25 ribu/mm3 1 tahun: 6 - 18 ribu/mm3 12 tahun : 4,5 - 13 ribu/mm3

BAB III METODELOGI Alat dan reagen : Objek glass, darah manusia Lanset steril Kapas alkohol 70% Pipet thoma leukosit Reagen Turk Kamar hitung Improved Neubauer Mikroskop

Prosedur: 1. Darah dihisap dengan pipet keukosit sampai tanda 0,5. Kelebihan darah pada ujung pipet dibersuhkan 2. Hisap reagen turk sampai tanda 11 pada pipet (pengenceran 20x), lalu buat homegen dengan mengocok pipet selama 3 menit 3. Kamar hitung yang sudah disiapkan dengan darah + larutan hayem. 4. Biarkan selama 3 menit lalu lihat dibawah mikroskop pembesaran 40x.

BAB IV HASIL dan PERHITUNGAN

Hasil

NO 1 2 3 4 5

Nama Mahasiswa Riki Subagja Rachmawidia Hafilia Haznawati Mustika Agustin Faturrohman

Kadar Eritrosit 500 /l darah 6500/l darah 3500/ l darah 3700/ l darah 5350/ l darah

Perhitungan
1) Riki Subagya :

n x Fp = 102 x 40 = 5100 /l darah Vb 0,4

2) Rachmawidia :

n x Fp = 130 x 20 = 6500 /l darah Vb 0,4

3) Hafilia H

n x Fp = 70 x 20 = 3500 /l darah

Vb 4) Mustika A : n x Fp Vb 5) Faturrahman : n x Fp Vb

0,4 = 74 x 20 = 3700 /l darah 0,4 = 107 x 20 = 5350 /l darah 0,4

BAB V PEMBAHASAN

Sel darah putih atau leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Sel darah putih (leukosit) ternyata jumlahnya 0,5% dari jumlah total darah dalam tubuh manusia. Dalam millimeter kubik darah normal terdapat 5000 sampai 10000 sel darah putih. Sel darah putih mempunyai bentuk yang tidak tetap hal ini dikarenakan sel darah putih selalu berubah bentuk untuk memudahkan bertempur melawan bakteri karena sifatnya sebagai fagosit. Karena adakalanya bakteri tidak masuk kedalam pembuluh darah, melainkan hidup menumpang diselaput bagian dalam

lambung, paru-paru, usus ataupun organ lainnya. Didalam keadaan seperti itulah leukosit dapat berubah menjadi sangat lembut dan menembus keluar dari pembuluh darah untuk mengepung bakteri dan membasminya hingga tuntas. Sel darah putih dibentuk disumsum merah dan kelenjar limfa. Leukosit mempunyai rupa bening dan tidak berwarna, dan bentuknya lebih besar dari sel darah merah. Sel darah putih memiliki beberapa jenis, yaitu granulosit yang terdiri dari basofil, neutrofil, eosinofil; dan agranulosit yang terdiri dari limfosit dan monosit. Hitung sel darah putih (white blood cell count/ WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Terdapat 2 cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi, yaitu : 1)
2)

Cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskopik. Cara semi automatic dengan memakai alat elektronik, dengan kelebihan teknik ini adalah lebih mudah, waktu lebih singkat dan tingkat kesalahan yang lebih rendah yaitu 2% namun kerugiannya adalah alatnya mahal.

Pada praktikum dilakukan ialah cara pertama dengan menggunakan alat haemocytometer. Hitung leukosit memiliki prinsip bahwa darah diencerkan dengan larutan asam lemah yang menyebabkan sel-sel eritrosit hemolisis serta darah menjadi encer sehingga sel-sel leukosit mudah dihitung. Prosesnya dilakukan dengan cara memipet darah darah dari salah satu jari (dilakukan dengan cara aseptis) dengan pipet leukosit hingga batas 0,5 kemudian dengan pipet tersebut dihisap larutan Turk hingga batas 11. Larutan Turk terdiri dari asam asetat 2%, gentian violet 1% dan aquadest ad 100 ml. Kemudian larutan campuran dalam pipet tersebut dikocok menyerupai angka 8 sampai homogeny. Lalu diteteskan 2-3 tetes larutan campuran tersebut kedalam kamar hitung Neubauer melalui tepi kamar hitung tersebut. Kemudian amati dan hitung leukosit dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40.

BAB VI KESIMPULAN

Sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah Fungsi sel darah putih sebagai membantu melawan berbagai penyakit infeksi dan sebagai system kekebalan tubuh. Hitung sel darah putih (white blood cell count/ WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Terdapat 2 cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi, yaitu : o Cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskopik. o Cara semi automatic dengan memakai alat elektronik, dengan kelebihan teknik ini adalah lebih mudah, waktu lebih singkat dan tingkat kesalahan yang lebih rendah yaitu 2% namun kerugiannya adalah alatnya mahal.
Nilai leukosit normal menurut Dacie, yaitu:

Dewasa pria : 4 - 11 ribu/mm3 Dewasa wanita : 4 - 11 ribu/mm3 Bayi : 10 -25 ribu/mm3 1 tahun: 6 - 18 ribu/mm3 12 tahun : 4,5 - 13 ribu/mm3 Dari hasil prktikum, diperoleh bahwa kelompok 1 (Riki Subagya) memiliki kadar leukosit 5100 /l darah; kelompok 2 (Rachmawidiya) memiliki kadar leukosit 6500 /l darah; kelompo 3 (Hafilia Haznawati) memiliki kadar leukosit

3500 /l darah; kelompo 4 (Mustika.A ) memiliki kadar leukosit 3700 /l darah dan kelompo 5 (Faturrahman) memiliki kadar leukosit 5350 /l darah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman

Singapore Publishers Ptc. Ltd., Singapore.


2. Gandasoebrata, R., 1992, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat,

Bandung. 3. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry


4. Kee, Joyce LeFever, 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan

Diagnostik, Edisi 6, EGC, Jakarta.


5. Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill

Livingstone, New York.


6. Laboratorium

Patologi

Klinik

FK-UGM,

1995,

Tuntunan

Praktikum

Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta.


7. Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis,

dalam : Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
8. Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara hitung Trombosit

Metode Langsung dan Tidak Langsung Pada Trombositopenia, Berkala Kesehatan Klinik, Vol. IX, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.
9. Ratnaningsih, T. dan Usi Sukorini, 2005, Pengaruh Konsentrasi Na2EDTA

Terhadap Perubahan Parameter Hematologi, FK UGM, Yogyakarta.

10. Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit

dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta.
11. Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992, Tinjauan

Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-132.

You might also like