You are on page 1of 6

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Semen berasal dari kata CEMENT dalam bahasa asing/inggris yang berarti pengikat/perekat. Perekat cement itu sendiri diambil dari kata latin yaitu CEMENTUM yaitu nama yang diberikan kepada batu kapur yang serbukya telah dipergunakan sabagai bahan adukan (mortar) lebih dari 2000 tahun yang lalu di negara Italia. Semen adalah hydraulic binder (perekat hidraulis) yang berarti bahwa senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen dapat bereaksi denagn air dan ini membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen ada 4 jenis, yaitu: batu kapur (lime stone), batu silika (silica stone), tanah liat (clay), dan pasir besi (iron sand), dalam pembuatan semen keempat material tersebut digiling,dikeringkan dan dihomogenkan di dalam raw mill dan hasilnya disebut dengan Raw Mix . Raw mix ini kemudian dimasukkan ke dalam silo raw mix (CF Silo untuk Indarung IV), raw mix yang masuk ke CF silo dihomogenesikan dan produk raw mix yang sudah homogen siap untuk diumpankan ke kiln. Di dalam klin, raw mix diproses menjadi klinker melalui kalsinasi. Untuk menjaga kualitas produk, semua raw material, klin feed, raw mix dan material lainnya dianalisis di laboraturium proses untuk diketahui komposisi kimia dari material tersebut. Laboraturium proses berfungsi untuk mengontrol kualitas material hingga menjadi semen yang memenuhi standar SNI. Analisis dilakukan di laboraturium meliputi alalisis fisika dan kimia. Analisis fisika : liter weight, blaine, sieve on 45 m, sieve on 90 m, sieve on 180 m, kadar air, false set dan analisis kimia kadar abu, hilang pijar, dan analisis komposisi mineral dengan menggunakan X-ray.

BAB II. TEORI

2.1 PROSES PEMBUATAN SEMEN

2.1.1 Bahan Baku Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian secara integral dari suatu produk dimana bahan tersebut dapat dengan mudah ditelusuri sampai kebahan jadi atau sering juga disebut dengan bahan yang turut serta dalam pembentukan produk yang memiliki pengeruh besar dan dapat dilihat dengan jelas. Bahan baku utama pembuatan semen adalah :

2.1.1.1 Batu Kapur (Lime Stone / CaCO3) Batu kapur (CaCO3) digunakan sebagai deposit di Bukit Karang Putih 2 km dari lokasi pabrik dan digunakan sebagai sumber oksida kalsium. Kandungan oksida kalsium di dalam batu kapur tersebut berkisar antara 50-53 % yang berarti batu kapur tersebut berkualitas baik. Penggunaan batu kapur ini dalam pembuatan semen sebanyak 80 %.

2.1.1.2 Batu Silika (Silica stone / SiO2) Batu silika SiO2 merupakan raw material yang sangat dibutuhkan dalam memproduksi semen.

2.1.1.3 Tanah Liat (Clay/ Al2O3) Tanah merah/ clay atau biasa disebut juga dengan tanah liat digunakan sebagai sumber oksida auminium dan oksida besi yang masing-masing terkandung sebesar 30-38 % dan 8-16 %.

2.1.1.4 Pasir Besi (Iron sand/ Fe2O3) Bahan ini mengandung oksida besi sekitar 77-80 %. Pemakaian bahan tambahan ini didalam pengolahan bahan dasar sebanyak 1 %.

2.1.2 Bahan Pendukung Bahan pendukung adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi bukan bagian dalam pproduksi misalnya katalisator. Bahan tambahan dalam pembuatan semen ini adalah gypsum (CuSO4.2H2O) Gypssum berfungsi sebagai zat yang dapat memperlambat proses pengerasan awal dan ditambahkan pada saat penggilingan akhir. Dimana air yang diikat dalam senyawa gypsum akan terurai sempurna pada suhu 180oC. Gypsum terbagi dua yaitu gypsum alam dan sintesis.

2.1.3 Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak ikut diproses, tetapi merupakan bagian dalam proses produksi. Bahan penolong tersebut adalah : Batu Tahan Api (Fire Brick) Terdapat di kiln mill yang berfungsi sebagai penahan panas dan membantu proses pembakaran semen. Batu Bara (Coal) Berfungsi sebagai bahan bakar yang digunakan pada proses pembuatan klinker. Solar Bahan bakar solar yang dipakai untuk proses pembakaran materil pada klin, digunakan sebagai bahan penolong pembakaran pendahuluan sampai api pembakaran menyala.

2.1.4 Proses Pembuatan

2.1.4.1 Proses Penggilingan bahan Mentah Proses penggilingan keempat bahan-bahan mentah (batu kapur, batu silika, clay, pasir besi) tersebut dilakukan di dalam raw mill.

Di dalam tube mill dilengkapi dengan grinding media yaitu penghancur yang akan ikut terangkat sejalan putaran mill dan jatuh menumbuk dan menggeser material yang ada di dalam mill tersebut sehingga didapatkan bubuk yang halus (powder) Kehalusan material juga dilakukan pengecekan terhadap komposisi kimianya setiap jam yang dilakukan dengan X-ray dan berdasarkan hasil tersebut pengaturan proporsi bahan mentah dilakukan secara komputerisasi. Alat pengecekan komposisi kimia dilakukan dengan X-ray. Raw mix yang dihasilkan melalui alat-alat transpor dialirkan ke separator, disini dipisahkan antara material kasar dan halus, yang kasar dikembalikan ke mill dan yang halus dialirkan ke dalam blending silo. Dari blending silo raw mix didumping ke storage silo dan dari sini raw max diharapkan sudah homogen komposisi kimianya dan sudah selesai dengan standar laboratorium yang ada. Dan selanjutnya dilakukan proses pembakaran.

2.1.4.2 Pembakaran di Area Kiln Bahan bakar yang digunakan adalah minyak residu, gas alam atau batu bara yang telah dihaluskan. Tujuan utama proses pembakaran adalah untuk menghassilkan reaksi-reaksi kimia di antara oksida-oksida yang terdapat dalam raw mix. Proses ini akan menghasilkan produk baru yang diberi nama klinker. Agar reaksi-reaksi tersebut berlangsung secara sempurna dibutuhkan panas yang besar dan suhu yang tinggi.

2.1.4.3 penggilingan Akhir di Cement Mill Pada saat penggilingan klinker dicampur dengan gypsum (4% - 6%) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas semen. Fungsi gypsum dalam semen adalah sebagai retarder yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan semen sehingga semen tidak terlalu cepat mengeras.

2.2 PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)

Penggunaan

sampel

raw

mix

menggunakan

autosampler,

sampel

semen

menggunakan box manual dan untuk pengambilan sampel material, kiln feed, EP dust, fine coal, raw coal, klinker diambil dari spot dan belt conveyor. Untuk sampel klinker diambel sampel dengan ukuran 3-5 mm dengan menggunakan ayakan 5 mm dan 8 mm.

2.3 PREPARASI SAMPEL Tahap tahap preparasi sampel adalah 1. Drying Sampel yang berupa material memiliki kadar air yang tinggi sehingga perlu dilakukan pengeringan. 2. Crushing Sampel yang berupa material terutama lime stone dan silica stone pada umumnya berupa bongkahan dengan ukuran 5 mmsehingga perlu dilakukan crushing untuk memperkecil ukuran material agar sampel lebih mudah mudah dihalogenisasi sehingga lebih representatif dan memudahkan pada proses penggilingan selanjutnya. 3. Pulverizer Sama halnya dengan crushing yang bertujuan untuk memperkecil ukuran sampel, mempermudah homogenisasi sehingga lebih represensitif tetapi pilverizer degunakan khusus untuk klinker. Pada crusher menggunakan gaya tekan sehingga material menjadi hancur sedangkan pulverizer menggunakan gaya gesek sehingga ukuran klinker menjadi lebih kecil. 4. Bowl mill Merupakan proses penggilingan sampel sehingga menghasilkan bubuk yang halus sehingga pada proses pressing membentuk tablet yang padat tanpa rongga udara.

5. Grinding mill Merupakan alat yang berfungsi sama dengan bowl mill 6. Pressing Pada X-ray sampel dianalisa dalam bentuk tablet. Untuk itu, perlu dilakukan pressing untuk membentuk tablet.

2.4 ANALISA

Untuk mendapatkan kualitas semen yang bagus maka perlu dilakuakn pengendalian kualitas dari bahan batu hingga produk yang berupa klinker dan semen. Kadar Air Merupakan jumlah air yang terkandung dalam suatu sampel yang dinyatakan dalam bentuk sampel. Kadar Abu Kadar abu pada fine coal perlu diketahui karena sisa abu yang tidak habis terbakar akan ikut beraksi dengan klinker. Hilang pijar Merupakan bobot sampel yang hilang setelah sampel dipijarkan pada suhu 950oC Analisa Kehalusan Semen Dilakukan beberapa analisa yaitunya Blaine, merupakan analisis untuk mencari kehalusan spesifik yang dinyatakan dengan luas permukaan per berat. Sieve on, analisa untuk menentukan ukuran partikel material dengan pengayakan. Liter Weight, merupakan analisis untuk menentukan berat klinker per liter (bulk density). False Set, merupakan analisa untuk mengetahui waktu semen untuk mengeras.

You might also like