You are on page 1of 15

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

135

SISTEM PENGGAJIAN, INSENTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN REFORMASI BIROKRASI1


Oleh : Walujo Djoko Indarto

Rekomendasi Sistem penggajian yang memperhitungkan kreteria asasasas kelayakan, keadilan, konstribusi, dan kemudahan (kesederhanaan) dengan memperhatikan indeks biaya hidup dan insentif membutuhkan anggaran sebesar Rp97.414.851.521.973,-. Dampak sistem penggajian dan insentif PNS yang baru terhadap APBN, adalah meningkatnya anggaran pemerintah untuk pembayaran gaji PNS dari Rp62,2 triliun (tahun 2005) menjadi Rp97,4 triliun bila diterapkan sistem penggajian ini tahun 2005.

Permasalahan Perhitungan besaran gaji pokok sekarang ini mengacu pada masa kerja dan golongan Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS dengan masa kerja dan golongan yang sama akan memiliki gaji pokok yang sama walaupun bobot pekerjaannya berbeda, kondisi ini tidak mendorong PNS untuk lebih berprestasi sesuai dengan kompetensinya. Disamping itu, gaji dan tunjangan yang dterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hidup, sistem penggajian tersebut mengakibatkan kurangnya insentif untuk
1

Penelitian hasil kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Perberdayaan Masyarakat Institut Teknologi Bandung dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan Analisa Fiskal

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

136

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

meningkatkan karier dan prestasi, serta mendorong terjadinya penyalahgunaan wewenang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Untuk itu perlu adanya sistem penggajian dan insentif PNS yang lebih mampu mendorong pengembangan prestasi dan karier, peningkatan kesejahteraan serta mengeliminasi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang. Implementasi sistem penggajian dan insentif PNS ini akan berdampak pada kemampuan pemerintah menyediakan anggaran. Dengan demikian sistem penggajian dan insentif PNS ini harus juga mempertimbangkan sumber-sumber pendanaan pemerintah.

Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi permasalahan dalam sistem penggajian PNS. 2. Mengembangkan alternatif rancangan sistem penggajian dan insentif PNS yang efesien, baik untuk jabatan struktural maupun fungsional, yang mempertimbangkan/ memperhatikan asas-asas kelayakan, keadilan, konstribusi, dan kemudahan (kesederhanaan). 3. Mengevaluasi alternatif usulan rancangan sistem penggajian dan insentif PNS. 4. Membuat estimasi penerimaaan (take home pay) PNS dari berbagai sumber DIK dan DIP. 5. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyediaan dana anggaran untuk penggajian PNS. 6. Memperkirakan dampak sistem penggajian dan insentif PNS yang baru terhadap APBN. 7. Merumuskan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah untuk mengimpli-mentasi sistem penggajian dan insentif pegawai negari.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

137

Metodologi Penelitian Pendekatan perancangan sistem penggajian dan insentif PNS berdasarkan kepada kebutuhan, nilai jabatan (job value), dan kompetensi (competency). Sedangkan pendekatan pendanaan bersifat historis dan eksploratif, serta prespektif. Pendekatan yang dilakukan menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : 1. Identifikasi permasalahan dalam sistem penggajian dan insentif PNS. 2. Pengkajian rancangan sistem penggajian Menpan. 3. Pengembangan alternatif rancangan sistem penggajian dan insentif PNS. 4. Evaluasi alternatif usulan rancangan sistem penggajian dan insentif PNS. 5. Identifikasi sumber-sumber pendapatan PNS. 6. Proyeksi sumber pendanaan gaji PNS. 7. Simulasi dampak alternatif usulan rancangan sistem penggajian dan insentif PNS terhadap APBN. 8. Usulan rancangan sistem penggajian dan insentif PNS, sumber pendanaannya dan rekomendasi bagi implementasi.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

138

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

Gambar-1 Kerangka Pikir

Sistem dan masalah Penggajian PNS

Sistem dan masalah Remunerasi PNS

Kajian Sistem Penggajian BUMN, Swasta, ASEAN

Rancangan Sistem Penggajian PNS Menpan

Identifikasi Sumber Remunerasi PNS

Identifikasi Sumber Pendanaan PNS

Usulan Rancangan Penggajian dan Insentif PNS

Proyeksi Sumber Pendanaan

Simulasi dampak sistem penggajian dan insntif PNS terhadap APBN

Kesimpulan dan Rekomendasi

Jenis dan Sumber Data Secara garis besar, data yang dikumpulkan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok : 1. Benchmark; sistem penggajian perusahaan BUMN, sistem penggajian perusahaan swasta, sistem penggajian PNS di negara ASEAN, Asia. 2. Kajian dan studi MenPan; Reformasi birokrasi, usulan sistem penggajian PNS. 3. Sistem Penggajian PNS ; Gaji pokok, tunjangan, insentif.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

139

Teknik Analisis Data Secara umum, konsep dasar dari model struktur penggajian dan insntif PNS yang dikembangkan harus mencerminkan keadilan, konstribusi, kemudahan (keserhanaan) untuk diimplentasikan. Secara matematis, model struktur gaji PNS dapat ditunjukan dengan persamaan : Gaji = Gaji Pokok + Tunjangan Struktur/fungsional + insentif Gaji Pokok = (komponen tetap + komponen variabel) X faktor inflasi Dimana : Komponen tetap = f ungsi (pendidikan, golongan). Komponen variabel = fungsi (masa kerja, lokasi, tunjangan keluarga, dana pensiun, asuransi kesehatan). Tunjangan struktural = fungsi (eselon, job value) Tunjungan fungsional = f (nature of job, job value). Gaji Pertahun = 12 x (Gaji Pokok + Tunjangan + 1 x Tunjangan hari raya + insntif tahun lalu)

Hasil Penelitian Berdasarkan laporan akhir yang disampaikan dengan memperhatikan tujuan dari penelitian, maka didapati hal-hal sebagai berikut : 1. Tanggapan PNS Tentang Sistem Penggajian PNS Untuk mengetahui sampai berapa jauh penilaian PNS tentang sistem penggajian yang berlaku dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem penggajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

140

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

Negara (BKN) telah melakukan penelitian dengan ringkasan hasil sebagai berikut : a. Hampir semua PNS (94,7% dari responden) menyatakan gaji dan tunjangan saat ini belum mencukupi kebutuhan hidup PNS dan keluarganya. b. Sebanyak 86% para responden dari instansi employer PNS menyatakan bahwa kompensasi saat ini belum mampu mencegah terjadinya kesengjangan kesejahteraan antara PNS dan pegawai swasta c. Imbalan tak langsung : (i) hampir semua PNS (77,7% dari responden) menyatakan bahwa pelayanan Askes selama ini belum memadai., ( ii) hampir semua PNS (52,65% dari responden) menyatakan bahwa pelayanan Taspen selama ini sudah memadai, namun masih dituntut untuk meningkatkan pelayanannya, (iii) hampir semua PNS (75,3% dari responden) menyatakan bahwa pelayanan Taperum selama ini belum memadai. d. Komponen gaji dan Tunjangan, (i) sistem kompensasi saat ini telah mempehitungkan : golongan ruang, masa kerja, jabatan, kemampuan keuangan negara, pendidikan dan promosi (nilai di atas 60%). Dan tidak memperhitungkan lingkungan kerja, prestasi, sifat pekerjaan, ketrampilan, wilayah kerja, keahlian, dan jenis pekerjaan, (ii) sedangkan para responden dari instansi employer PNS menilai bahwa kompensasi saat ini belum memperhitungkan beban kerja, dan tinggi rendahnya tanggung jawab. Disamping itu, juga belum mampu mendorong peningkatan produktivitas, kreativitas, prestasi, dan konsentrasi sepenuhnya pada pekerjaan, serta perlu adanya penambahan jenis kompenasi PNS, (iii) faktor-faktor yang terkait dengan restrukturiasi sistem kompensasi menurut responden PNS sesuai dengan urutan prioritas adalah : golongan ruang, masa kerja, kebutuhan hidup minimal, kemampuan

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

141

keuangan negara, prestasi, pendidikan, ketrampilan, inflasi, promosi, lingkungan kerja, wilayah kerja, sifat pekerjaan, jenis pekerjaan, dan demosi 2. Tanggapan Pakar Berdasarkan brain strorming yang dilakukan oleh Pusat Penelian dan Pengembangan BKN dengan beberapa pakar sebagai masukan rancangan sistem penggajian PNS adalah : a. Dr. Warsito Utomo (MAP-UGM). Gaji PNS seharusnya mengacu pada merit system yaitu meritokrasi seperti yng dilakukan Singapura, sehingga struktur penggajian dapat dibuat berdasarkan kompetensi pegawainya. Karena tidak perlu adanya eselonisasi. Saat ini penggajian PNS berdasarkan pada pendidikannya, dengan demikianmau tidak mau calon yang pendidikannya sarjana akan mendapatkan golongan III/a dengan gaji yang sudah ditentukan dalam daftar gaji. Beban pemerintah menjadi demikian berat karena PNS tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk memperbaiki sistem penggajian PNS. Pertama : penyebaran pegawai, ini berarti pemerintah harus membuat struktur gaji yang diorentasikan pada fungsi dan misi. Kedua, empat juta PNS harus diatur penyebarannya. Ketiga, jangan memakai eselon dalam menentukan tinggi-rendahnya pemberian gaji. Kalau jelas fungsi, kompetensi, dan pekerjaannya maka perbandingan gaji dibuat 1:17. Gaji harus adil dan layak, jangan sampai penggunakan prinsip sama rasa-sama rata tetapi harus didasarkan pada kompetensi. Di Indonesia saat ini gaji tidak didasarkan atas kinerja tetapi tanggung jawab, sedangkan tanggung jawab tidak selalu terkait dengan kinerja. Kebijakan kepegawaian harus dilakukan pemerintah pusat sebab Indonesia adalah

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

142

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

negara kesatuan maka kebijakannya harus dari pusat, tetapi dalam implementasinya bisa saja diberi keleluasaan pada daerah untuk menafsirkan kebijakan dari atas sesuai dengan keadaan daerah kerena setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. b. Prof. Dr. Sofian Effendi (Rektor UGM) Gaji yang adil dan layak harus sebanding dengan swasta, ini untuk menjaga supaya yang masuk ke PNS itu bukan orang yang lebih dahulu dari swasta. Jadi harus seimbang dengan swasta, hanya klasifikasinya tidak sekeras swasta. Tentang gaji pokok dan tunjangan, hal ini terjadi karena pemerintah menggunakan sistem skala ganda. Maksudnya pemberian gaji berdasarkan golongan sedangkan tunjangan berdasarkan eselon. Hal tersebut adalah sistem penggajian yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman. Karena gaji merupakan reward yang harus diberikan untuk menghargai pelaksanaan tugas, dengan kata lain reward system itu harus seimbang dengan beban kerja sehingga yang paling ideal adalah gaji dikaitkan dengan beban kerja seseorang. Oleh sebab itu seorang Kepala Biro harus digaji sesuai dengan bobot pekerjaan Kepala Biro, atau kalau seorang rektor gajinya harus gaji seorang rektor bukan golongan IV/e kemudian ditambah dengan tunjangan struktural. c. Prof. Dr. Ir . M. Syamsul Maarif (UI-IPB). Sistem penggajian saat ini tidak memadai karena tidak terkait dengan kinerja individu dan beban kerja. Unsur utama yang harus dipehatikan pertimbangan perbaikan sistem penggajian adalah : faktor pekerjaan, bobot pekerjaan, dan kompensasi individu. Penggajian harus berbasis bobot pekerjaan dan kompetensi individu. BKN sebagai leading institution harus membangun sistem penggjian.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

143

d. Prof. Dr. Solichin Abdul Wahab (Unibraw) Hal yang mendasar yang harus diperhatikan dalam perhitungan dalam menentukan formula penggajian PNS ialah tingkat kemahalan/inflasi, tanggung jawab pekejaan, resiko pekerjaan, kebutuhan aktualisasi dsb. Yang lebih penting dan lansung berpengaruh pada seorang pegawai adalah ketentuan sistem penggajian itu turun berhadapan dengan inflasi, perencanaan sistem pengajian diperbaiki, misalnya dengan menaikan X% dari gaji pokok jika inflasi terus membumbung. Gaji yang adil dan layak adalah sistem penggajian yang mengamut equal pay for equal work. Selain itu penghargaan (reward) harus diberikan kepada mereka yang bependidikan dan keahlian, sehingga mereka bisa mencukupi kehidupan keluarganya dengan bermodalkan pendidikan dan keahlian. e. Prof Dr. Thaher Alhabsy (Unibraw). Sistem penggajian harus disesuaikan dengan rangking pekerjaan yang sesui dengan sifat pekerjaan (misalnya : sangat sulit, sulit, sedang, mudah, mudah sekali) berdasarkan job evaluation. Perlu adanya rayonisasi karena biaya hidup di Indonesia tidak sama. f. Tanggapan Kantor Menpan. Sistem pengajian yang berlaku saat ini mempunyai banyak kekurangan antara lain : (i) Penghasilan PNS belum mencukupi kebutuhan, (ii) sistem penggajian yang ada belum memenuhi prinsip equity, (iii) skala gaji kurang mendorong motivasi kerja, (iv sistem pengajian tidak transparan.

3. Identifikasi masalah tidak diungkapkan secara explisit, tetapi secara implisit masalah masalah sistem penggajian pegawai negeri saat ini belum memenuhi kreteria asas-asas kelayakan, keadilan, konstribusi, dan kemudahan (kesederhanaan).

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

144

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

4. Telah dikembangkan beberapa alternatif rancangan sistem penggajian dan insentif PNS yang efesien, baik untuk jabatan struktural maupun fungsional, yang mempertimbangkan/memperhatikan asas-asas kelayakan, keadilan, konstribusi, dan kemudahan (kesederhanaan). Pengembangan alternatif sistem penggajian PNS ini dengan mempertimbangkan sistem penggajian di beberapa negara di Asia, Eropa, Afrika. Sedangkan dari dalam negeri mempertimbangkan sistem penggajian yang berjalan saat konsep Menpan, Badan Kepegawaian Negara dan perusahaan BUMN. Alternatif yang diberikan adalah : Alternatif I (Non Merit Based) Gaji Pokok mengacu pada sistem yang berlaku dan merit dalam bentuk insentif : Gaji Pokok = (komponen tetap) X faktor inflasi Dimana : Komponen tetap = fungsi (pendidikan, golongan, masa kerja). Gaji Pertahun = 12 x (Gaji Pokok + Tunjangan ) + 1 x Tunjangan hari raya + insentif tahun lalu) Alternatif II (Semi Merit Based) Gaji Pokok mengacu pada sistem yang berlaku dan merit dalam bentuk tunjangan jabatan dan insentif : Gaji Pokok = (komponen tetap) X faktor inflasi Dimana :

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

145

Komponen tetap =

fungsi (pendidikan, golongan, masa kerja). Gaji Pertahun = 12 x (Gaji Pokok + Tunjangan ) + 1 x Tunjangan hari raya + insentif tahun lalu)

Alternatif III (Merit Based) Gaji Pokok dan tunjangan mengacu pada sistem merit Gaji Pokok berdasarkan atas gabungan pendekatan kebutuhan (KHM) dan bobot jabatan. Dimana : Tunjangan = Fungsi (jabatan, tunjangan keluarga, biaya hidup, hari raya, kompensasi, imbalan lainnya) Gaji pertahun = Gaji pokok + tunjangan + Insentif (prestasi) Alternatif IV (Merit Based-Menpan) Gaji Pokok dan tunjangan mengacu pada sistem merit Gaji Pokok berdasarkan atas gabungan pendekatan kebutuhan (KHM) dan bobot jabatan. Dimana : Tunjangan = Fungsi (jabatan, tunjangan keluarga, biaya hidup, hari raya, kompensasi, imbalan lainnya) Gaji pertahun = Gaji pokok + tunjangan + Insentif (prestasi) 5. Telah dikembangkan 42 alternatif (skenario) sistem penggajian PNS yang terdiri dari komponen gaji pokok untuk golongan I/a, rasio gaji pokok, penghasilan bersih golongan I/a,

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

146

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

Penghasilan bersih golongan IV/a, rasio penghasilan bersih, anggaran perbulan dengan tunjangan dan angaran peratahun tanpa THR. 6. Dari 42 alternatif (skanerio) tersebut berdasarkan analisis sensivitas perubahan komposisi gaji dan tujangan terhadap pensiun dan APBN, maka dipilih alternatif IIA dan IIC dengan pertimbangan kedua alternatif tersebut mempunyai keunggulan karena : pertama telah mengadopsi sistem merit walaupun belum sepenuhnya, kedua juga telah mengakomodasi indeks biaya hidup, ketiga terjadi peningkatan rasio antara golongan penghasilan bersih terendah dan golongan penghasilan tertinggi (golongan IV/e) antara 3,59-3,76. Semetara rata-rata rasio pada saat ini, yaitu kurang dari 3. Peningkatan rasio ini diharapkan akan meningkatkan motivasi PNS untuk lebih berprestasi. Alternatif ini juga memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah mengakomondasikan faktor masa kerja serta anggaran yang dibutuhkan lebih kecil. 7. Dari kedua alternatif tersebut (IIA dan IIC), maka alternatif IIC memiliki keunggulan sebab telah memperhitungkan indeks biaya hidup. Penambahan indeks biaya hidup ini menyebabkan alternatif IIC membutuhkan anggaran sebesar Rp97.414.851.521.973,-, jika dibandingkankan dengan alternatif IIA yang membutuhkan anggaran sebesar Rp94.231.354.956.906,-. Dengan demikian tambahan anggaran yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem ini kurang lebih Rp20 triliun dibandingkan anggaran saat ini. 8. Tidak dijelaskan alternatif-alternatif anggaran untuk penggajian PNS. penyediaan dana

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

147

9. Dampak sistem penggajian dan insentif PNS yang baru terhadap APBN, adalah meningkatnya anggaran pemerintah untuk pembayaran gaji PNS dari Rp62,2 triliun (tahun 2005) menjadi Rp97,4 triliun bila diterapkan sistem penggajian ini tahun 2005. 10. Dijelaskan secara implisit rekomendasi kebijakan bagi pemerintah untuk mengimplimentasi sistem penggajian dan insentif pegawai negari melalui reformasi birokrasi.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

148

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

Daftar Pustaka

Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Pedoman Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil, BKN, Jakarta Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan Dalam Rangka Penyusunan Klasifikasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil Nasional, BKN, Jakarta Badan Pusat Statistik, 2003, Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa di 43 Kota di Indonesia, BPS, Jakarta Badan Pusat Statistik, 2003, Indikator Ekonomi 2004, BPS, Jakarta Badan Pusat Statistik, 2003, Keadaan Pekerja/Buruh/karyawan di Indonesia, BPS, Jakarta. Departemen Keungan Republik Indonesia, 2004, Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2005, Departemen Keuangan, Jakarta. Direktorat Kompensasi Kepegawaian badan Kepegawaian Negara (BKN), Matrik Penghasilan Pejabat Negara dan Komisikomisi, BKN, Jakarta. Henderson, Richard I, 1979, Compensation Management : Rewarding Performance, Third Edition, Reston Publishing Company, Inc, Virginia USA Kementerian Pandayagunaan Apaatur Negara, 2004, Ringkasan Eksekutif Desain Penggajian bagi Pegawai Negeri Sipil, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Jakarta. Mokhsen, Nuraida,2004, Kebijakan Penataan Kelembagaan dan Kepegawaian, makalah, Bandung.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

Sistem Penggajian, Insentif Pegawai Negeri Sipil dan Reformasi Birokrasi

149

Osborne, David and Ted Gaeber, 1996, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Governmennt). Terjemahan Seri Umum No. 17, PT. Pusaka binanman Pressindo, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Penyusunan Evaluasi Jabatan Dalam Rangka Peneyempurnaan Sistem Penggajian PNS, BKN, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Katalog Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan Kepegwaian, BKN, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Penyusunan Standar Kompensasi Pegawai Negeri Sipil, BKN, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara (BKN), 2003, Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil, BKN, Jakarta.

Bunga Rampai Hasil Penelitian 2004

You might also like