You are on page 1of 6

Wanita adalah makhluk yang berbeda dengan pria.

Ada keadaan tertentu dimana penanganan jaringan periodontal pada wanita sedikit berbeda dengan pria. Utamanya ketika masa puberitas, menstruasi, kehamilan dan menopause. Artikel juga ini mudah-mudahan sedikit menjawab pertanyaan kak Irwan tentang keadaan istrinya. Didedikasikan untuk seluruh wanita yang punya masalah per-gusi-an. PUBERITAS

Pada wanita usia 11 -14 tahun Terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesteron Rentan terjadi gingivitis puberitas atau peningkatan inflamasi gingiva khas pada masa puber

Penanganan :

Perawatan pencegahan -- > jaga kebersihan mulut dengan baik Skeling dan root planning -- > untuk gingivitis yang ringan Kultur mikrobial, obat kumur antimokrobial, pemberian antibiotik secara lokal pada gingivitis yang parah.

MENSTRUASI Gingiva :

Lebih bengkak dari normal Lebih kemerahan Peningkatan eksudat(cairan) gusi Peningkatan mobilitas gigi alias giginya agak goyang

Penanganan :

Pemeliharaan jaringan periodontal lebih sering Perawatan jaringan periodontal berdasarkan kebutuhan individu Obat kumur anti microbial Pemeliharaan kesehatan rongga mulut

KEHAMILAN / PREGNANCY

Terjadi penyakit periodontal Terjadinya Gingivitis Pregnancy, Tanda tanda gingivitis pregnancy : gusi merah (eritema), bengkak (edema), hyperplasia, peningkatan perdarahan, gigi depan/regio anterior lebih sering terkena Adanya inflamasi dipicu kembali dengan meningkatnya kebiasaan bernafas melalui mulut. Peningkatan kedalaman poket sehingga terjadi mobilitas gigi. Granuloma pyogenik, tumor kehamilan, epulis kehamilan/gravidarum

Etiologi respon gingiva untuk menigkatkan estrogen dan progesterone selama kehamilan Terjadi respon imun maternal yang berlebihan

Penanganan :

Riwayat kesehatan merupakan komponen pemeriksaan jaringan periodontal yang penting khususnya pada wanita hamil. Agar tidak keliru untuk menentukan jenis perawatan Tingkat kebersihan mulut yang optimal tujuan utama perawatan pada wanita hamil. Program pencegahan penyakit periodontal dan pengukuran kontrol plak pada praktek drg dan di rumah.

MENOPAUSE

Usia kehidupan wanita sangat penting untuk mengidentifikasi pengaruh hormonal dalam rongga mulut. Terjadi perubahan keadaan rongga mulut Penipisan lapisan mukosa oral Rasa tidak nyaman (burning mouth) Resesi gingiva (gusi melorot) Xerostomia Perubahan kemampuan pengecap Resorbsi tulang alveolar Osteopenia dan Osteoporosis

Penanganan

Pada proses penipisan mukosa oral dan jaringan gingiva, dilakukan augmentasi jaringan lunak. Menggunakan sikat gigi berbulu lunak Menggunakan pasta gigi dengan partikel abrasif yang minimal Obat kumur dengan bahan yang kurang mengandung alkohol Pemeliharaan jaringan periodontal degan debridement yang baik untuk mengurangi trauma Pasien yang rentan dengan osteoporosis akan dikonsul ke dokter umum.

Apakah Nyeri Kepala Dan Nyeri Haid Dapat Berkurang Dengan Perawatan Periodontal? Nyeri kepala pada wanita, terutama yang terjadi pada saat haid seringkali dianggap sebagai hal yang biasa, sehingga umumnya penderita cukup mengkonsumsi obat anti nyeri saja. Mungkin ada yang belum mendengar bahwa jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi) yang tidak sehat juga ikut serta dalam memperparah nyeri tersebut.

Perawatan periodontal, misalnya pembersihan karang gigi dapat menghilangkan nyeri kepala dan nyeri haid sepertinya tidak mungkin, lain halnya perawatan pada gigi pulpitis yang sangat mungkin menyembuhkan nyeri kepala. Akan tetapi, bila kita kaji lebih lanjut maka pendapat kita mungkin berubah. Mengapa wanita lebih sering menderita nyeri, baik nyeri kepala, nyeri haid, nyeri otot dan sebagainya. Menurut penelitian Gremillion (2001), penderita nyeri kepala wanita : pria adalah 2:1, bahkan pada usia 15-45 tahun, yaitu usia produktif (usia subur) perbandingan meningkat menjadi 3 s/d 9 : 1.(1) Walaupun begitu, penyebab utama mengapa masalah nyeri sangat dominan pada wanita belum terungkap dengan jelas. Beberapa peneliti mengatakan bahwa kadar estrogen yang tinggi adalah penyebab utama dari nyeri tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan yang besar antara kadar estrogen waktu subur dan menstruasi (estrogen withdrawal).(2) Penjelasan tersebut untuk sementara dapat diterima, akan tetapi pada beberapa kasus, penderita yang sudah mengalami menopause (55-65 tahun), tetap menderita nyeri kepala. Pada saat tersebut estrogen dalam sirkulasi sangat sedikit, estrogen hanya diproduksi lokal di bagian tubuh tertentu,(3) sehingga penjelasan sehubungan dengan tingginya kadar estrogen tidak mengena. Ternyata setelah diteliti, dalam keadaan basal konsentrasi nitric oxide (NO) pada wanita lebih tinggi dari pria. Dalam beberapa hal kadar NO tinggi menguntungkan karena merupakan vasodilator alami, sehingga wanita sebelum menopause jarang menderita hipertensi atau stroke. Hal ini disebabkan karena estrogen dapat meningkatkan kadar NO dari endotel (eNOS) sehingga terjadi vasodilatasi.(4) Selain keuntungan tersebut, kadar NO tinggi dapat pula menimbulkan vasodilatasi pada pembuluh darah kranial sehingga merangsang saraf perasa (sensoris) dan menimbulkan gejala migren pada seseorang yang peka.(5) Ternyata, adanya lipolisakarida (LPS), yaitu toksin dari bakteri gram negatif dengan bantuan estrogen akan merangsang sel makrofag melalui iNOS (inducible Nitric Oxide Synthase) untuk menghasilkan NO lebih banyak, (6) sehingga nyeri makin parah karena NO dapat bekerja sama dengan prostaglandin E2 (PGE2) untuk menurunkan nilai ambang nyeri. Akibatnya dapat menimbulkan hiperalgesia (peningkatan kepekaan terhadap nyeri) pada jaringan,(5) manifestasinya secara awam disebut sebagai pegallinu pada otot atau sendi. LPS ini dapat berasal dari infeksi gigi dan jaringan periodontal, sehingga bukan tidak mungkin setelah dilakukan perawatan periodontal sederhana, misalnya pembersihan karang gigi gejala nyeri dapat berkurang atau hilang. Sehingga bila anda sering menderita nyeri kepala, migren atau nyeri haid, tidak ada salahnya untuk mengunjungi dokter gigi anda. Perawatan Gigi dan Mulut Ibu

Hamil Dok, kenapa jika saya sedang hamil, gigi dan gusi seringkali terasa sakit. Gusi mudah berdarah di beberapa tempat dan bentuknya berbenjol-benjol? Demikian keluhan ibu hamil ketika mengunjungi dokter gigi. Kehadiran anak bagi setiap keluarga adalah sesuatu yang sangat istimewa dan dinanti-nantikan kehadirannya. Kehamilan adalah masa-masa yang penuh perhatian, baik untuk ibu hamil juga si jabang bayi. Pada saat ini ibu hamil betul-betul harus menjaga kondisi kesehatan dengan baik, mengonsumsi berbagai jenis makanan dan vitamin demi kesehatan ibu dan bayinya. Kehamilan adalah suatu proses fisiologis yang dapat menimbulkan perubahanperubahan pada tubuh wanita, baik fisik maupun psikis. Keadaan ini disebabkan adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron. Saat kehamilan disertai berbagai keluhan lain seperti ngidam, mual, muntah termasuk keluhan sakit gigi dan mulut. Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditandai dengan adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Bentuk iritasi lokal ini berupa karang gigi, gigi berlubang, susunan gigi tidak rata atau adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan ibu pada saat tidak hamil. Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses inflamasi/peradangan. Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil. Pembesaran gusi ini dapat mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat (single/multiple) bentuk membulat, permukaan licin mengilat, berwarna merah menyala, konsistensi lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini di dunia kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum/pregnancy gravidarum/hyperplasia gravidarum sering muncul pada trisemester pertama kehamilan. Keadaan di atas tidaklah harus sama bagi setiap ibu hamil. Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat dibagi 2 bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder. 1. Penyebab primer Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi

lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisasisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan. 2. Penyebab sekunder Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya; a. Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua. b. Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat. c. Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur. d. Risiko perdarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko perdarahan gusi. e. Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut. Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi dalam 4 tahap, yaitu: 1. Tahap jaringan lunak, iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh karena itu, tujuan dari penanggulangan gingivitis selama kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti plak, kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurng baik. 2. Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti

pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan, dll. 3. Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan. 4. Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan pemeriksaan secara periodik kesehatan jaringan periodontal. Sebagai tindakan pencegahan agar gingivitis selama masa kehamilan tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan kebersihan mulut di rumah atau pemeriksaan secara berkala oleh dokter gigi sehingga semua iritasi lokal selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat mungkin. (drg. R. Ginandjar Aslama Maulid) Penulis adalah dokter gigi di RS Al Islam Bandung. Sumber : pikiran-rakyat.com

You might also like