You are on page 1of 10

2.

Kegiatan selama bulan November 19X7 a. Pembelian bahan baku sebesar Rp. 660.000. b. Jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925.000. c. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 37. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam bulan November berjumlah Rp 1.261.000. d. Produk yang di transfer ke gudang selama bulan November berjumlah 35.500 kg. e. Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg. Persediaan pada akhir bulan November 19X7. a. Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) sebesar Rp 40.000. b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2.500 kg dengan tingkat penyelesian sebagai berikut : Biaya bahan baku 100% ; Biaya konversi 20%. c. Persediaan produk jadi berjumlah 1.000 kg.

3.

Atas dasar data tersebut diatas, jurnal-jurnal pencataan yang dibuat dalam system biaya taksiran adalah sebagai berikut : 1. Jurnal pembelian bahan baku : Pembelian Utang dagang Rp 660.000 Rp 660.000

2. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai : Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku Persediaan bahan baku Perseidaan bahan baku Pembelian Rp 640.000 Rp 40.000 Rp 20.000 Rp 660.000

Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya adalah sebagai berikut : Harga pokok persediaan bahan baku pada awal bulan Pembelian Rp 20.000 Rp 660.000 + Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir bulan Biaya bahan baku selama bulan November 3. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja sesungguhnya : Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja Gaji dan upah Rp 925.000 Rp 925.000 Rp 680.000 Rp 40.000 Rp 640.000

4. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk : Biaya dalam proses-Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 1.276.500 Rp 1.276.500

Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif adalah sebagai berikut : 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.276.500 5. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama bulan November Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 1.261.000 Berbagai macam rekening yang dikredit Rp 1.262.000 6. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya. Biaya overhead pabrik yang dibebankan Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 1.276.500 Rp 1.276.500

7. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang. Persediaan produk jadi BDP-Biaya bahan baku BDP-Biaya tenaga kerja BDP-Biaya overhead pabrik Rp 2.911.000 Rp 639.000 Rp 958.500 Rp 1.313.500

Harga pokok produk jadi ditentukan dengan cara mengalihkan kuantitas produk jadi yang sesungguhnya dihasilkan dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut : Biaya bahan baku : Biaya tenaga kerja : Biaya overhead pabrik : Harga pokok taksiran produk jadi 35.500 x Rp 18 35.500 x Rp 27 35.500 x Rp 37 Rp 639.000 Rp 958.500 Rp 1.313.500 + Rp 2.911.000

8. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan November 19X7. Persediaan produk dalam proses BDP-Biaya bahan baku BDP-Biaya tenaga kerja BDP-Overhead pabrik Rp 77.000 Rp 45.000 Rp 13.500 Rp 18.500

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ditentukan dengan cara mengalihkan unit ekuivalensi persediaan produk dalam proses akhir dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan adalah sebagai berikut : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik 100% x 2.500 x Rp 18 20% x 2.500 x Rp 27 20% x 2.500 x Rp 37 Rp 45.000 Rp 13.500 Rp 18.500 + Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses akhir bulan Rp 77.000

9. Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan November 19X7. Harga pokok penjualan Persediaan produk jadi Rp 2.870.000 Rp 2.870.000

Perhitungan harga pokok yang dijual adalah sebagai berikut : Persediaan produk jadi akhir bulan kg Produk selesai bulan November 500 35.500 + 36.000 kg Persdiaan produk jadi akhir bulan Jumlah produk yang terjual dalam bulan November kg Biaya taksiran per kg produk Harga pokok penjualan 1.000 35.000 Rp 82 x Rp 2.870.000

10. Jurnal pencatatan hasil penjualan bulan November 19X7. Piutang dagang Hasil penjualan 35.000 kg x Rp 110 11. Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat dalam rekening Barang dalam Proses. Selisih BDP-Biaya bahan baku BDP-Biaya tenaga kerja BDP-Biaya overhead pabrik Rp 35.000 Rp 10.000 Rp 7.000 Rp 18.500 Rp 3.850.000 Rp 3.850.000

Selisih yang terdapat dalam rekening barang dalam proses dihitung dengan cara mencari saldo tiap-tiap rekening barang dalam proses (lihat gambar 12.3). 12. Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang dibebankan atas dasar tarif. BOP sesungguhnya Selisih Rp 15.500 Rp 15.500

Karena rekening barang dalam proses di debit dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka, maka selisih antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan yang sesungguhnya terjadi terdapat dalam dua rekening : barang dalam proses (Rp 35.000) dan biaya overhead pabrik sesungguhnya (Rp 15.500).

Debit Rekening BDP-Biaya Overhead Pabrik Jam tenaga kerja sesungguhnya x tarif BOP per jam 34.500 jam x Rp 37 Kredit Rekening BDP-Biaya Overhead Pabrik Taksiran jam tenaga kerja x Tarif BOP per satuan produk untuk menghasilkan produk 34.000 x Rp 37

= Rp 1.276.500

= Rp 1.258.000 Rp 18.500

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik

Gambar 12.3 perhitungan selisih biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik menurut taksiran . Jumlah taksiran jam kerja untuk menghasilkan produk dalam November 19X7 dihiutng sebagai berikut : Jumlah produk selesei sebanyak 35.500 kg yang ditransfer ke gudang terdiri dari 3.000 kg produk yang pada awal bulan masih dalam proses dan 32.500 kg sisanya merupakan produk yang berasal dari produksi bulan November 19X7. Karena menurut taksiran setiap 1 kg produk memerlukan 1 jam tenaga kerja, maka perhitungan jumlah taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk dalam bulan November adalah sebagai berikut :
Jam tenaga kerja yang digunakan untuk menyeleseikan produk yang pada awal bulan masih dalam proses : (1-2/3) x 3000 kg x 1 jam Jam tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan produk jadi yang berasal dari produksi bulan November : 32.500 x 1 jam Jam tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah produk yang pada akhir bulan November masih dalam proses : 20% x 2.500 kg x 1 jam Jumlah jam tanaga kerja

1.000 jam

32.500

500 34 000 jam

Mengenai biaya overhead pabrik, selisih antara biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya dapat dibagi menjadi dua macam : a. Selisih karena perbedaan jam tenaga kerja b. Selisih karena perbedaan tarif biaya overhead pabrik. Selisih karena perbedaan jam tenaga kerja terdapat dalam rekening BDP-Biaya Overhead Pabrik. Rekening ini di denit dengan hasil kali jam tenaga kerja dengan tarif biaya overhead pabrik, sedangkan sebelah kredit dicatat jumlah taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk kali biaya overhead pabrik per satuan produk. Selisih karena perbedaan tarif biaya overhead pabrik terdapat dalam rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya. Rekening ini didebit dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya (jam tenaga kerja sesungguhnya x tariff biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka). Perhitungan selisih atas dasar data diatas disajikan dalam Gambar 12.3. Apabila jurnal-jurnal tersebut diatas dibukukan dalam buku besar, maka rekening yang bersangkutan akan tampak dalam Gambar 12.4

Gambar 12.4

PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN JIKA PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI. Jika proses produksi melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu digunakan rekening transfer untuk memcatat harga pokok taksiran produk selesai dari departemen pertama atau departemen lain sebelum departemen produksi terakhir. Misalnya, produk tertentu diolah melalui departemen A dan menjadi produk jadi dan siap untuk dijual setelah selesai diolah dalam departemen B. Produk yang selesai diolah dari departemen A secara fisik kemudian ditransfer ke departemen B dan harga pokok taksiran produk selesai lebih dahulu harus dicatat dalam rekening perantara yang disebut Transfer Departemen A. Rekening ini dianggap sebagai rekening persediaan yang bersifat sementara dan biaya taksiran tetap berada di dalamnya sampai produk selesai diproses di dapartemen B. Jika produk diolah memalui lebih dari satu departemen produksi, prosedur akuntansi dalam system biaya taksiran secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya taksiran per satuan produk. b. Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening Barang dalam proses. Rekening tersebut dapa dipecah lagi sesuai dengan unsur harga pokok produk. c. Rekening barang dalam proses masing-masing departemen produksi didebit dengan biaya produksi sesungguhnya selama periode tertentu dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk jadi dan harga pokok taksiran produk dalam proses akhir periode (unit ekuivalen x biaya taksiran per satuan produk). d. Saldo rekening barang dalam proses tiap departemen produksi merupakan selisih biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah silisih ini ditransfer ke dalam rekening Selisih. Aliran biaya produksi dalam system biaya taksiran jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi disajikan dalam Gambar 12.5

Gambar 12.5

Contoh 2 PT Eliona Sari memproduksi satu macam produk melalui dua departemen produksi : departemen A dan B. Biaya taksiran tiap kilogram produk tersebut disajikan dalam Gambar 12.6 Unsur Harga Pokok Departemen A Departemen B Jumlah Tiap Unsur Biaya Produksi Rp 300,00

Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 60 Rp 300,00 Biaya tenaga kerja 3,5 jam @ Rp 27 94,50 3,0 jam @ Rp 50 Biaya overhead pabrik 3,5 jam @ Rp 80 280,00 50% dari biaya tenaga kerja Jumlah biaya taksiran per kg produk Rp 674,50 Gambar 12.6 Biaya Taksiran Per Unit Produk

Rp 150,00

244,50

75,00

355,00

Rp 225,00

Rp 899,50

Data biaya selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah sebagai berikut : a. Biaya tenaga kerja sesungguhnya departemen A sebesar Rp 287.330 dengan jam tenaga kerja sesungguhnya sebanyak 31.415 jam, sedangkan biaya tanaga kerja sesungguhnya departemen B sebesar Rp 455.000. b. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan sebagai berikut : Departemen A : Rp 27 per jam tenaga kerja. Departemen B : 50% biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam kuartal pertama sebesar Rp 845.000 (Departemen A) dan Rp 225.000 (Departemen B). c. Pencatatan biaya bahan baku memakai metode mutasi persediaan. Biaya bahan baku sesungguhnya sebesar Rp 925.000. d. Jumlah produk yang terjual sebanyak 2.700 kg dengan herga Rp 1.000 per kg. Data produksi selama kuartal pertama tahun 19X7 disajikan dalam Gambar 12.7. Data
a.

Produksi
Persediaan produk dalam proses pada awal periode, dengan tingkat penyelesaian : Biaya bahan baku 100%, biaya konversi 60%, baik untuk Departemen A maupun B Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses Jumlah produk yang diterima dari Departemen A Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Persediaan produk dalam proses pada akhir periode, dengan tingkat penyelesaian : Biaya bahan baku 100%, biaya konversi 40%, baik untuk Departemen A maupun

Departemen A

Departemen B

100 kg 3.100 3.000 -

200 kg 3.000 3.100

b. c. d. e. f.

200

100

Departemen B

Gambar 12.7 Data Produksi Atas dasar data tersebut diatas jurnal-jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kegiatan PT. El Sari selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah sebagai berikut : 1. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang dipakai : BDP-Biaya bahan baku Departemen A Persediaan bahan baku 2. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja di Departemen A : BDP-Biaya tenaga kerja Departemen A Gaji dan upah Rp 287.330 Rp 287.330 Rp 925.000 Rp 925.000

3. Jurnal pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di Departemen A, atas dasar tarif yang ditentukan di muka : BDP-BOP Departemen A Biaya overhead pabrik yang dibabankan 31.415 x Rp 27 = Rp 848.205 Rp 848.205 Rp 848.205

4. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen A ke Departemen B. Transfer Departemen A BDP-Biaya bahan baku BDP-Biaya tenaga kerja BDP-Biaya overhead pabrik Rp 2.203.500 Rp 900.000 283.500 840.000

Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen A ke Departemen B adalah sebagai berikut : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik 3.000 x Rp 300,00 3.000 x 94,50 3.000 x 280,00 Jumlah 5. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja di Departemen B : BDP-Biaya tanaga kerja Departemen B Gaji dan upah Rp 455.000 Rp 455.000 Rp 900.000 283.500 840.000 + Rp 2.023.500

6. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk Departemen B atas dasar tarif yang ditentukan di muka. BDP-Biaya tanaga kerja Departemen B BOP yang dibebankan 50% x Rp 455.000 = Rp 277.500 Rp 227.500 Rp 227.500

7. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari Departemen B ke gudang.

You might also like