You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetehuan yang mempelajari keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian secara alami atau oleh karena factor lain. Pengetahuan itu akan menguraikan tentang aspek aspek biologi individu dari spesies ikan. Sehingga pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembngan spesies ikan untk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya. (Pulungan, 2010) Jumlah pulau Indonesia sebanyak 17.508 pulau dengan garis pantai sekitar 81.000 km. Sekitar tiga per empat (5,8 juta km2) wilayah indonesia adalah perairan laut, yang terdiri atas laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Keseluruhannya merupakan perairan laut teritorial dengan luas sekitar 3,1 juta km2. Selain laut, Indonesia juga memiliki luas perairan umum atau perairan tawar kurang lebih 54 juta ha, yang terdiri atas sungai, danau, waduk, rawa rawa, dan genangan air lainnya (Kordi, 2008). Secara umum diketahui bahwa ikan memperbanyak diri secara seksual dengan bertelur. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri, dijumpai beberapa variasi dari cara bertelur ikan tersebut. Reproduksi ikan diawali dengan bercampurnya spermatozoid dari ikan jantan dengan telur (ovum) dari ikan betina sehingga menghasilkan telur yang dibuahi. Selanjutnya telur ini akan mengalami pembelahan sel berulang-ulang, berkembang dan akhirnya membentuk individu baru (Anonymous, 2010). Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Ingat rantai makanan? Bayangkanlah salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau

bahkan peradaban Ikan terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan sangat padat dengan ikan (Naibaho. 2011). Tingkat kematangn gonad merupakan informasi yang sangat penting dalam penerapan perikanan yang bertanggung jawab. Se-bagai salah satu rujukan, tingkat matang gonad, seharusnya mendapat perhatikan lebih dari penentu kebijakan, sehingga kekhawatiran akan berkurang-nya populasi ikan di masa mendatang menjadi berkurang. Ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad sebagai indikator ketersediaan stok reproduktif. Lingkar badan ikan di belakang oper-kulum Pendugaan ikan pertama kali matang gonad merupakan salah satu cara untuk mengetahui perkembangan po-pulasi dalam suatu perairan, seperti bilamana ikan akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Berkurangnya populasi ikan di masa mendatang dapat terjadi karena ikan yang tertangkap adalah ikan yang akan memijah atau ikan belum pernah memijah, sehingga sebagai tindakan pencegahan diperlukan penggunaan alat tangkap yang selektif (Najamuddin. 2004). Pengetahuan tingkat kematangan gonad sangat penting dan sangat menunjang keberhasilan dalam membenihkan ikan karena berkaitan erat dengan pemilihan calon- calon induk ikan yang akan dipijahkan. Semakin tinggi tingkat perkembangan gonad, telur yang terkandung di dalamnya semakin membesar sebagai hasil dari akumulasi kuning telur, hidrasi, dan pembentukan butir-butir minyak yang berjalan secara bertahapn (Julius. 2010).

1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun Tujuan dari Praktikum ini adalah untuk mengamati Perbedaan Tingkat Kematangan Gonad pada ikan Lele Adapun Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan dapat mengidentifikasi Tingkat Kematangan Gonad Pada Ikan Lele.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dalam keluarga hewan bertulang belakang/ vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar (Burhanuddin, 2008). Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish (Anonymous. 2011). Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan

melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas. Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan pada ikan yang tua sudah agak berkurang racunya (Suyanto. 2009). Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 m Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Suyanto. 2009). Ikan lele (Clarias batrachus) pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun (Chinabut et al. 1991) dengan ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh 100 sampai 200 gram . Di Thailand, ikan lele yang hidup di alam memijah pada musim penghujan dari bulan Mei sampai Oktober . Ciri-ciri ikan lele jantan yang matang gonad adalah proporsi kepala jantan lebih kecil dibanding dengan betina, warna kulit dada jantan lebih kusam dibanding betina,

kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus, dengan warna kemerahan, gerakan induk jantan lebih lincah dibandingkan ikan lele betina. Serta kulit jantan lebih halus dibandingkan betina muncul bintik-bintik kecil di sekitar sirip dorsal.Tanda-tanda induk betina yang baik yaitu warna terang, perut membulat, badan relatif panjang, susunan sisiknya teratur, umur 3-10 tahun. Hasil yang baik berumur 5-10 tahun. Dan tanda-tanda induk betina yang sudah saatnya memijah adalah bagian perut dibelakang sirip dada kelihatan menggembung jelas sekali dan sisik kelihatan agak terbuka (Naibaho.2011).

2.2 Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Fekunditas ikan didefenisikan sebagai jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina pada saat akan memijah.Dalam biologi perikanan, fekunditas biasanya dipelajari untuk menjelaskan kemungkinan penambahan stok ikan baru (recruitment) dari satu jenis ikan tertentu, sehingga dapat dipergunakan untuk menduga besarnya stok ikan di suatu perairan Laevastu (1965) menjelaskan tentang iiga metode untuk menduga fekunditas ikan, yakni metoda

vo;imetrik,gravimetrik da n Von Bayer. Dari ketiga cara tersebut, metoda gravimetri merupaka cara yang paling sering digunaan peneliti (Syahailatua. 1998). Menurut Nikolsky (1967) dalam Pulungan (2010), jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovari biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang

kecil. Telur yang besar akan dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada tahun berikutnya. Namun apabila kondisi baik, telur yang kecilpun akan dikeluarkan menyusul telur yang besar. Sehubungan dengan hal ini maka perlu menentukan fekunditas ikan apabila ovari ikan itu sedang dalam tahap kematangan yang ke-iv(menrut Nikolsky 1969) dan yang paling baik sesaat sebelum terjadi pemijahan. Fekunditas individu akan sukar diterapkan untuk ikanikan yang mengadakan pemijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung telur dari berbagai tingkat dan akan lebih sulit lagi menentukan telur yang benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang. Jadi fekunditas individu ini baik diterapkan pada ikan-ikan yang mengadakan pemijahan tahunan atau satu tahun sekali (Heryanto. 2011).

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada Tanggal 28 April 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

3.2 Bahan dan Alat Adapun Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, gunting bedah, pinset tissue , Alkohol, stoples kecil, tabung reaksi,timbangan digital dan alat tulis. Sedangkan bahan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah ikan lele hidup

3.3 Prosedur Praktikum 1 2 3 Diambil kemudisn dileakkan diatas nampan dItusuk bagian kepalanya hingga mati Dibedah ikan lele terebut dengan menggunakan gunting bedah dan diambil Gonadnya 4 5 Ditimbang berat Gonad tersebut Gonad Ikan yang telah mengalami TKG 3 dan TKG 4 diambil dan di awetka dengan alkohol 6 7 8 Diidentifikasi Tingkat kematangan Gonad Ikan tersebut Ditimbang berta gonad yang mengalam TKG 3 atau TKG 4 tersebut Dibagi tiga gonad yang telah didapat masing masing bagian posterior, anterior dan bagian tengah 9 Diambil sebagian telur contoh dari masing masing bagian tersebut lalu digabung dan ditimbang beratnya 10 Dihitung volume gonad contoh tersebut 11 Diecerkan gnad contoh 12 Diambil gonad yang telah diencerkan

13 Dihitung jumlah telur yang ada pada 1 cc tersebut 14 Dihitung fekunditasnyadengan menggunakan metode volumetrik, Grafimetrk dan metode gabungan 15 Dicatat semua hasil yang didapat di praktikum ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Klasifikasi Kingdom Phyllum Klas Ordo Familia Genus : Species : Animalia : Chordata : Pisces : Ostariophysi : Clariidae : Clarias : Clarias batrachus.

4.2 Pembahasan Pada praktikum juga dtemukan Ikan ikan yang belum matang gonad yaitu pada ikan lele 4, ikan lele 5, ikan lele 8 dan ikan lele 10. Dan ikan ikan yang telah matang gonad yaitu pada ika lele 1, ikan lele 2, ikan lele 3. Ikan lele 6, ikan lele 7,dan ikan ikan lele 9. Iakn ikan lele yag telah matang gonad akan dihitung Indeks Kematangan Gonadnya dengan cara hasil pembagian Antara berat gonad dengan berat tubuh dan dikali 100 % dan dari sini kita mendapat indeks kematangan gonad nya. Pada praktikum ini idapatkan bahwa Tingkat Kematangan Gonad Pada ikan Lele berbeda beda. Indeks kematangan goad yang tertinggi didap padai ikan lele betina 2 dimana didapat TKG 3. Dan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yag membuat perbeaan TKG pada masing masing ikan. Hal ini sesuai dengan Literatur Menurut Naibaho (2011) Beberapa faktor eksternal yang berperan penting bagi keberhasilan proses reproduksi adalah :Photo periode diduga berpengaruh secara langsung terhadap mekanisme saraf yang menentukan waktu pemijahan bagi ikan laut., Suhu juga berpengaruh terhadap waktu pemijahan, pematangan gonad dan keberhasilan pemijahan, Jika substrat yang sesuai belum ditemukan maka ovulasi tidak akan terjadi, Pakan induk yang kekurangan asam lemak esensial akan menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah, Faktor Sosial (Hubungan antar periode), Pada beberapa spesies ikan ovulasi akan terhambat jika kepadatan ikan pada suatu perairan. Perkembangan sel telur (oosit) diawali dari germ cell yang terdapat dalam lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang tersebar dalam ovarium menjalankan suksesi pembelahan mitosis dan ditahan pada "diploten" dari profase meiosis pertama. Pada stadia, ini oogonia dinyatakan sebagai oosit primer. Oosit primer kemudian menjalankan masa tumbuh yang meliputi dua fase. Pertama adalah fase previtelogenesis, ketika ukuran oosit membesar akibat pertambahan volume sitoplasma (endogenous vitelogenesis), namun belum terjadi akumulasi kuning telur. Kedua adalah fase vitelogenesis, ketika terjadi akumulasi material kuning telur yang disintesis oleh hati, kemudian dibebaskan ke darah dan dibawa

10

ke dalam oosit secara mikropinositosis. Peningkatan ukuran indeks gonad somatik atau perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit. Biasanya ikan betina yang matang gonad akan berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan Hal ini juga berlaku pada ika lele dimana ikan betina yang matang gonad berukuran lebih besar dan gonadnya juga lebih besar dibandinkan dengan ikan lele jantan. Hal ini sesui dengan literatur Julius (2010) Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Umumnya pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10-25 persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin rneningkat tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan menjadi semakin besar. Kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya . Ukuran sel telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur yang dipijahkan ukuran telurnya makin kecil, misalnya ikan cod (diameternya 1 1,7mm) produksinya 10 juta telur. Salmon Atlantik yang memiliki diameter telur 5-6 mm, produksi telurnya 2.000-3.000 butir (Blaxter 1969), sedangkan untuk ikan belut dengan diameter telur 11,5 mm produksinya 2.2005.400 telur. Terdapat faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan , antara lain suhu dan makanan , tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan. Indeks Kematangan Gonad atau Gonado somatic Index (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan.

11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah: TKG (tingkat kematangan gonad) menunjukkan suatu tingkatan

kematangan sexual ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangkan gonad. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Semakin besar ukuran gonad (beratnya makin tinggi), maka semakin tinggi pula TKG-nya. Warana gonad pada ikan lele berbeda dengan warna gonad pada ikan lainnya TKG yang paling tinggi yang kami dapatkan pada praktikum ini adalah TKG 3

1.2 Saran Adapun saran yang bagi praktikum ini adalah agar dalam penerapan langkah kerja praktikul agar lebih diperhatikan lagi agar praktikum ini dapat dlaksanakan dengan efektif dan efisien

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Budidaya Ikan Lele.http://www.pusri.ac.id [26 Maret 2012] Burhanuddin. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman System yang Berbasis SCL Pada Mata Kuliah Iktiologi . www.UNHAS.ac.id [20 Maret 2012]. Direktorat Jedral Perikanan. 1979.Jenis Jenis Ikan Ekonomis Penting. Departemen Pertanian Jakarta Heriyanto. 2011. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Tambakan. http://www.unri.ac.id [ Diakses tanggal 30 April 2012] Pulungan, C. P. 2010. Penuntun praktikum biologi perikanan. Pusat universitas riau. Pekanbaru 75 hal. (tidak diterbitkan).

Effendie, Moch. Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama Kordi, G. 2008. Budi Daya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti.Bandung. Naibaho. P., 2011. Analisis TKG. http://www.poberson.com [ diakses tanggal 2 April 2012] Najamuddin.2004. Pendugaan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Layang Dedes. http://www.unhas.ac.id Suyanto. 2009. Budidaya ikan lele. http://www.biologi-c.com [ Diakses Tanggal 26 Maret 2012]. Syahailatua. 1998. Pendugaan Fekunditas Ikan Make dengan Menggunakan Metoda Gravimetri [ Diakses Tanggal 30 April 2012] . .

13

You might also like