You are on page 1of 2

1. INTEGRITAS Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas berarti: a.

mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; b. kejujuran. Sedangkan integritas menurut Nilai-Nilai Kementerian Keuangan adalah berpikir, berkata, berperilaku dan betindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Ada 2 perilaku utama untuk menjadi pegawai Kementerian Keuangan yang berintegritas, yaitu: a. Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya b. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela Maka dapat disimpulkan bahwa integritas mensyaratkan seseorang untuk : - jujur (mengatakan kebenaran, tidak berbohong) - memiliki kepribadian yang utuh sehingga memancarkan kewibawaan - memegang teguh pinsip yang sesuai dengan moral - dapat dipercaya Ini mengingatkan penulis pada sebuah hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan 3 sifat orang munafiq, yaitu bohong ketika berbicara, tidak menepati janji dan berkhianat ketika diberi kepercayaan. Seolah-olah integritas merupakan oposisi dari kemunafikan. Orang yang memiliki integritas berarti jauh dari sifat munafik, sedangkan orang yang memiliki sifat munafik adalah mereka yang tidak punya integritas. Ada contoh dekat yang dapat dijadikan teladan penerapan pribadi yang berintegritas. Beliau adalah Bung Hatta, sang proklamator kemerdekaan Indonesia. Diceritakan oleh anaknya, Meutya Hatta, bahwa ibunya pernah punya keinginan membeli sebuah mesin jahit. Saat itu bung Hatta menjabat sebagai Wakil Presiden. Tentu saja jabatan ini sangat memungkinkan beliau untuk memiliki fasilitas apapun yang diinginkan. Namun bagi isteri Bung Hatta, memiliki sebuah mesin jahit memerlukan sebuah pengorbanan panjang. Ia harus menabung sedikit demi sedikit dari uang yang diberikan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika tabungan sudah mulai banyak, tiba-tiba Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan sanering, yaitu pemotongan nilai rupiah dari Rp. 100 menjadi Rp. 1. Akibatnya, uang yang ditabung makin jauh dari jumlah yang diperlukan untuk membeli mesin jahit. Bu Rahmi Hatta kemudian mengeluh kepada suaminya, mengapa informasi akan diadakannya sanering tidak disampaikan padanya. Jika tahu, tentu ia akan segera membelanjakan uang tabungan selagi nilainya masih tinggi. Dengan kalem, bung Hatta menjawab bahwa itu adalah rahasia negara yang tidak boleh dibocorkan kepada siapapun. Beliau tidak memberitahu isterinya karena khawatir informasi tersebut nanti disampaikan kepada ibu mertuanya, lalu menyebar kepada anggota keluarga atau sahabat dekat yang lain. Lihatlah, betapa hebatnya pribadi tokoh besar ini. Beliau memperlihatkan integritas yang sangat tinggi, dimana kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan negaranya tidak bisa dinodai oleh kepentingan apapun, sekalipun untuk keluarga yang paling dekat. Bahkan impian yang sangat sederhana dari seorang isteri (hanya membeli mesin jahit, itupun pakai

uang sendiri) tidak mampu menggoyahkan prinsip amanah sang Wakil Presiden. Aksi tutup mulut beliau lakukan untuk mencegah conflict of interest yang mungkin muncul dalam keluarganya. Seolah-olah beliau memberi pesan bahwa seseorang hanya mampu menjamin kontrol atas dirinya sendiri, namun tidak bisa menjamin bahwa orang lain (orang terdekat sekalipun) mampu berbuat yang sama. Oleh karenanya, daripada repot-repot mencari solusi jika masalah sudah timbul, lebih baik mencegahnya sedini mungkin.

Ada dua variabel utama yang disurvei yaitu pengalaman integritas dan potensi integritas. Variabel pengalaman integritas menilai pengalaman korupsi dan cara pandang terhadap korupsi yang dialami oleh pengguna layanan. Dalam penilaian ini ada beberapa indikator yang dinilai, yang bisa mendukung terjadinya potensi korupsi seprti pengaruh lingkungan kerja, sistem administrasi dan pemanfaatan teknologi informasi, perilaku individu baik petugas maupun pengguna layanan dan kampanye pencegahan korupsi yang dilakukan.

You might also like