You are on page 1of 24

Sheila Luvi Galfani Nanda Fitrianto

L2C008151

21030110120025 R. A Anindya Chandra Dewi 21030110130103

Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang datang dari alam. Tidak hanya untuk manusia, air juga merupakan kebutuhan primer untuk makhluk hidup lainnya, serta digunakan untuk berbagai kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan peraturan pemerintah no 20 tahun 1990, air bersih dibagi menjadi 4 golongan dengan tujuan penggunaan yang berbeda-beda. Golongan air tersebut yaitu golongan A, B, C, dan D.

1.

2.
3.

4.

5.

Apa sajakah tujuan dari penggolongan air? Apa yang dimaksud dengan air golongan b? Apa saja bahan yang terkandung dalam air hasil pemeriksaan laboratorium? Apakah air hasil laboratorium sudah memenuhi standar baku mutu air golongan b? Bagaimana cara mengolah air hasil pemeriksaan laboratorium agar bisa digunakan sebagai air golongan b?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, air bersih dibagi menjadi 4 golongan, yaitu golongan A, B, C dan D. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum, dan keperluan rumah tangga. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan listrik Negara.

Air Sungai Air tanah

Pada kesempatan kali ini kami akan membandingkan air hasil laboratorium apakah layak dijadikan sebagai air golongan b dan bagaimana cara pengolahannya sehingga air tersebut bisa layak dijadikan air golongan b.

Dari perbandingan tersebut, parameter yang tidak memenuhi syarat adalah adalah klorida dan NO2. Kandungan kedua zat tersebut terlalu besar untuk dijadikan air golongan B. Oleh karena itu perlu upaya pengurangan kadar Klorida dan NO2.

Klorida adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Hampir semua garam klorida larut dalam air (highly soluble) . Klorida tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air, untuk mengurangi konsentrasi klorida dapat menggunakan proses kimia atau proses fisik. Metode penukaran anion merupakan satu-satunya proses kimia yang dapat menghilangkan klorida dalam air. Sedangkan penghilangan secara fisis dapat dilakukan dengan penguapan (destilasi) dan reserve osmosis.

Prinsip utama metode desalinasi elektrogravitasi ini adalah menyisihkan kandungan garam dalam air melalui suatu medan elektrostatis yang terbentuk pada saat air asin (bertindak sebagai elektrolit yang mengandung ion-ion garam terlarut) berkontak dengan dua elektroda logam yang memiliki beda potensial listrik serta dihubungkan oleh sebuah sirkuit luar. Pipa tembaga dan pipa aluminium pada reaktor ini difungsikan sebagai pasangan elektrodaelektroda logam yang dapat menimbulkan arus listrik.

Dalam proses desalinasi dengan metode desalinasi elektrogravitasi ini, konsentrasi klorida yang terlarut di dalam sampel dapat berkurang setelah melewati ruang proses karena ion Cl-yang berada pada larutan akan mengalami serangkaian reaksi ion kompleks. Klorida ada yang menempel pada pipa aluminium dan ada yang terendapkan.

Resin yang digunakan sebagai penukar ion ion Na+ dan Cl- menggunakan resin ion H+ dan OHyang ada dipasaran. Metode Pertukaran ion merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan ion-ion yang tidak dikehendaki berada dalam larutan , untuk dipindahkan ke dalam media padat yang disebut dengan media penukar ion, dimana media penukar ion ini melepaskan ion lain kedalam larutan.

Pengolahan klorin secara kimiawi memiliki keunggulan dalam hal proses yang lebih cepat, ekonomis untuk skala besar dan mudah diprediksi. Beberapa padatan, cairan, dan gas kimia untuk de-klorinasi kini telah tersedia dan telah secara luas dipergunakan oleh utilitas pengolahan air tergantung peruntukannya.

Beberapa contoh bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk proses de-klorinasi : 1. Ascorbic acid C5H5O5CH2OH + HOCl
Ascorbic acid Hypochlorous acid

C5H3O5CH2OH + HCl + H2O


Dehydroascorbic acid

2. Sodium Ascorbate C5H5O5CH2ONa + HOCl


Sodium ascorbate Hypochlorous acid

C5H3O5CH2OH + NaCl + H2O


Dehydroascorbic acid

3. Calcium Thiosulfate CaS2O3 + 4HOCl + H2O


Calcium thiosulfate Hypochlorous acid

CaSO4 + 4HCl + H2SO4


Calcium sulfate

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat. Kelebihan nitrit dapat menjadi toksik bagi perairan karena kelebihan nitrit akan menyebabkan keberadaan oksigen dalam perairan menurun. Nitrit dalam tubuh dapat mengurangi masuknya oksigen kedalam sel-sel atau otak

Aerasi adalah suatu teknik memancarkan air ke udara agar air terkena kontak dengan udara/oksigen. Semakin banyak permukaan air yang terkena oksigen maka semakin baik.

Biofilter air yang terbuat dari tumbuhan air Myriophyllum dapat menyerap nitrit. Perancangan alat biofilter dari Myriophyllum ini yaitu dengan menyambung sari 5 buah tangki fiber yang berisi 20% sedimen dan sisanya air beserta tanaman Myriophyllum. Biofilter ini dapat menyerap kadar nitrit yang terkandung dalam air hingga 80%.

Biasanya dilakukan penambahan Calsium Hypo Chloride disertai dengan aerasi, disamping terjadi pergeseran keseimbangan amonia didalam limbah juga terjadi proses desinfeksi. Calsium Hypo Chlloride adalah oksidator kuat yang akan menghancurkan reduktor-reduktor dari zat-zat organik termasuk amoniak dan nitrit juga akan membunuh bakteribakteri pathogen yang ada dalam air.

Berdasarkan data hasil pemeriksaan laboratorium, air tersebut tidak layak untuk digunakan sebagai air golongan b karena kadar NO2 dan Cl- yang melebihi batas maksimum. Diperlukan suatu proses pengolahan agar kandungan tersebut dapat diminimalisir sehingga air tersebut dapat digunakan. Untuk mengurangi Cl- dapat dilakukan dengan cara desalinasi, ion exchange dengan resin, maupun deklorinasi dengan bahan kimia. Sedangkan nitrit dapat direduksi dengan melewatkan air pada biofilter.

Apriani, R.S dan Wesen, P. 2009. Penurunan Salinitas Air Payau Dengan Menggunakan Resin Penukar Ion. Jurnal. Fakultas Teknik Sipil dan Perncanaan. UPN Denis, R. Kualitas Dan Kualitas Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Manusia. http://uripsantoso.wordpress.com/2010/01/18/kualitas-dan-kuantitas-air-bersih-untuk-pemenuhankebutuhan-manusia/ diakses tanggal 25 Maret 2012 Guidance Manual For The Chlorinated Water. www.pollardwater.com/pdf/pdf_web_manuals/AWWARF_Dechlor_Guides_Pollard_dmb.pdf diunduh 25 Maret 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air Rindayani, N. 2008. Uji Kemampuan Pipa Alumunium dan Tembaga Pada Reaktor Desalinasi Elektrogravitasi Untuk Menurunkan Klorida. Artikel. Fakultas Teknik Lingkungan. ITS Sutapa Ignasius, D.A, Prihatinningtyas , E dan Nopianti, D. 2006. Pemafaatan Gulma Air Myriophillum sp sebagai Biofilter Yang Ditanam Dalam Tangki Tersusun Seri. J. Prosiding Seminar Nasional Limnologi 2006 : 29 Pusat Penelitian Limnologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2004.

You might also like