You are on page 1of 9

Laporan Praktikum Peralatan Industri Pertanian

Hari/Tanggal Dosen

: Senin, 7 Mei 2012 : Ir. Ade Iskandar, M.Si Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli,

M.Sc Asisten : Fatia Tririzqi Agus Nurjani Ardissa Utami F34090027 F34090035 F34090044

MIXING EQUIPMENT

Oleh:

Wening Rizkiana Ari Permana Putra

F34100139 F34100142

2012 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam sebuah industri, mesin merupakan peralatan yang sangat vital dimana mesinmesin tersebut mmenentukan kualitas dan optimalitas suatu industri. Untuk dapat bersaing dalam pemasaran produk, dan untuk dapat memperoleh keuntungan yang layak, industri harus bekerja secara efekif dan efisien. Cara kerja demikian hanya dapat dicapai bila industri tersebut didukung oleh sistem manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi yang tepat. Proses pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan mrnjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang semurna. Berhubung secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia dalam berbagai bentuk fasa, maka secara teoritis banyak sekali variasi pencampuran bahan yang mungkin timbul. Karena adanya kesamaan dalam beberapa hal maka secara sederhana berbagai jenis pencampuran bahan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : pengadukan pada bahan cair termasuk suspensi bahan padat didalamnya, pencampuran bahan bersifat viskous dan pencampuran bahan partikel padat. Dalam praktikum kali ini di amati beberapa peralatan pencampur bahan diantaranya adalah planetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer, molen mixer dan ribbon mixer. Sehingga dapat menentukan peralatan yang tepat untuk masing masing bahan sesuai karakteristiknya

B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis peralatan yang sesuai dengan bahan yang cocok padamasing-masing peralatan tersebut dalam suatu industry dan untuk mengetahuifungsi dan spesifikasi dari masing-masing peralatan pencampuran (planetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer, molen mixer dan ribbon mixer)

II. METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah alexanderwerk mixer, vertical double rotary mixer ,ribbon mixer dan planetary mixer serta menggunakan alat pendukung dan pengukur, antara lain: timbangan. Sedangakan bahan yang digunakan adalah tepung terigu, bubuk coklat, dan air.

B. Metode

Tepung terigu ditimbang

Bubuk coklat ditimbang

Dimixing sampai homogen

Semua bahan dan air dimasukkan dalam mixer

Ditimbang kembali

Dihitung rendemennya

III. PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Bahan-bahan: Tepung terigu 1 kg Bubuk coklat 100g Air 600ml Berat setelah homogen 1,605kg Gambar

Motor listrik

impeller

Mixer alexaderwerk

impeller

Wadah yang ikut berputar

Planetary mixer

bak

Motor listrik

impeller

Ribbon mixer

impeller

Motor listrik

roda

Mollen mixer

B. Pembahasan Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi

sehinggamenghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propelernya (turbin), yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua propiller . Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositastinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), se lain itu ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002) Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupunsecara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk / propeller yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Peralatan pencampur dapat dibagi atau diklasifikasikan atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan jenis bahan yang dicampur yaitu alat pencampur liquid, alat pencampur padat, dan alat

pencamnpur pasta.Serta berdasarkan jenis agitator, yaitu double cone mixer, ribbon blender, planetary mixers, dan propeller mixers. Pengadukan bahan cair dengan tujuan untuk memsuspensikan partikel padatan, menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur, mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus, mendispersikan bahna air lain yang tidak dapat bercampur, dan meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas. Karakteristik proses pencampuran pada planetary mixer antara lain: (1) Bahan padat dapat mengalir; (2) Prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan viscous; (3) Membutuhkan tenaga yang lebih ringan/kecil dari pada pencampuran bahan pasta; (4) Tidak ada aliran bahan ke pengaduk dengan sendirinya. Kemudian cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat dan jatuhkan dan menggelindingkan bahan. Planetary ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater berputar mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut. Setelah itu mesin dapat dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran. Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang diolah. Planetary mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang padat. .

Aplikasi : a. SPIRAL untuk mengaduk adonan tepung dan jenis makanan yang sangat kental b. BEATER untuk mengaduk makanan keju, adonan pastry dan croissant, aneka tepung, mentega c. WHIP untuk mengaduk bahan makanan encer, seperti : cream, telur, susu segar.

Berdasarkan pengamatan, Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous, seperti pasta. Prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggidan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antaramaterial pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Planetary mixer terdiri dari wadah atau bejana yang bersifat stasioner sedangkan pengaduk yang digunakan mempunyai gerakan melingkar sehinggaketika berputar, pengaduk secara berulang mendatangi seluruh bagian pada bejana. Pada saat proses pencampuran berlangsung ruang pencampuran beradadalam keadaan tertutup. Hal itu dimaksudkan agar bahan yang sedang bercampur tidak sampai tumpah keluar karena perputaran dari pengaduk Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi/ adonan yang seragam atau homogen. Pengadukan itu sendiri memiliki fungsi untuk mengalirkan bahan dalam alat pengaduk yang bergerak dan wadah yang diam. Pengaduk juga berfungsi untuk mengaduk selama proses penampungan dan untuk menghindari pengendapan. Proses pencampuran adonan dengan Ribbon Blender bertujuan untuk memperolehadonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari produk. Alat ini digunakan untuk pencampuran bahan pasta dan bahan lain yang memiliki derajat viskositas yang tinggi. Posisi pengaduk pada alat ini tersusun secara horizontal tetapi proses pengadukan atau pencampuran bahan terjadi secara vertikal. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung baik (Fellows, 1988). Derajat pencampuran yang dicapai tergantung pada : 1. Ukuran relative partikel 2. Efesiensi alat pencampur untuk komponen yang dicampur 3. Kecenderungan komponen untuk membentuk agrerat 4. Kadar air, sifat permukaan dan aliran dari masing-masing komponen (Fellows, 1988).

Motor listrik

impeller

Ribbon Mixer

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Selain diklasifikasikan berdasarkan kecepatannya, sebuah impeller juga dibedakan atas jenis cairan yang masuk, ciri-ciri vane, dan kegunaannya. Pada impeller terbuka (A), vane menempel pada central hub dan dindingnya relatif kecil. Impeller yang semi-terbuka (B) mempunyai dinding pada satu sisi saja. Impeller tertutup (C & D) mempunyai dinding pada kedua sisinya. Impeller tunggal atau end-suction ( C ) mempunyai inlet cair pada satu sisi. Pada jenis double-suction (D), cairan masuk dari kedua sisi. E, F, dan G termasuk jenis paper-stock, propeller dan mixed flow.Secara umum dapat dikelompokkan bahwa propeller, turbine, dan paddle digunakan untuk mencampur dengan kekentalan rendah, campuran antara cairan dengan cairan, membubarkan gas dalam cairan dengan kekentalan rendah, menyingkirkan benda padat pada cairan dengan kekentalan yang rendah. Untuk anchor, helical ribbon dan helical screw digunakan untuk mencampur dengan kekentalan tinggi Kekuatan hidrolik dalam pompa impeller bisa menimbulkan kerusakan pada impeller yang berbahaya. Apabila memakai bearing maka perlu bearing yang sangat besar dan mahal. Kekuatan ini sebagian besar (90%) dapat dihilangkan dengan menyeimbangkan lubang-lubangnya, false hubs di bagian belakang impeller, back pump-out vane, atau double suction entry

Dalam beberapa jenis mixer digunakan reducer yang berfungsi untuk membatasi kecepatan putaran impeller, sehingga dapat Pada pengamatan kali ini dilakukan pencampuran tepung terigu dan bubuk coklat dengan mesin mixing alxanderwerk. Tepung terigu 1kg dan bubuk coklat 100g, awalnya tepung terigu masih berwarna putih bersih, dan bubuk coklat berwarna coklat. Setelah mengalami peroses pencampuran, diperoleh bahan yang homogen berwarna kecoklatan . Ketika bahan sudah homogen, bahan kembali ditimbang. Terdapat susut bobot dari bobot mula-mula, hal ini disebabkan adanya bahan yang hilang (loss) karena menempel pada impeller maupun wadahnya. Lama pengadukan juga berpengaruh pada homogenitas bahan. Setiap bahan mempunyai karakteristik tertentu, sehingga lama pengadukannya berbeda-beda. Selain lama pengadukan, kecepatan pengadukan, dan jenis inmpeller yang digunakan juga berpengaruh pada kualitas bahan setelah diaduk. IV. PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran V. DAFTAR PUSTAKA

You might also like