You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

ANEMIA

KELOMPOK 3 AMI HUSNAINI DEA APRILIANOSA ELISA HENDRA IKA UMI LESTARI

TUJUAN SEMINAR
Diharapkan setelah mengikuti seminar tentang anemia ini, mahasiswa dapat: 1. Memahami tentang penyakit anemia. 2. Memahami tentang etiologi dari anemia. 3. Memahami tentang klasifikasi, tanda dan gejala, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari anemia. 4. Memahami tentang ASKEP anemia.

Anemia adalah ketidakseimbangan pembentukan dan perusakan sel-sel darah merah. (Proses Keperawatan pada Pasien dengan gangguan system Kardiovaskuler, hal: 223 ) Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrint di bawah normal. ( Brunner & Suddarth, hal: 935)

Definisi

Klasifikasi Anemia:
Anemia mikrositik hipokrom:
Anemia defisiensi besi Anemia penyakit kronik

Anemia makrositik a.Difisiensi vitamin B12 b.Difisiensi Asam folat Anemia karena pendarahan Anemia hemolotik Anemia pada gagal Ginjal Kronik

ETIOLOGI
1.Anemia mikrositik hipokrom a. Anemia defisiensi besi Anemia ini diakibatkan oleh pendarahan kronik, penyebab lain dari anemia difesiensi ini adalah: Diet yang tidak mencukupi, Absropsi yang menurun, Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi, Pendarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah,Hemoglobinuria, Penyimpana besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

Cont
Anemia menurut kriteria World Healt Organization (WHO), dikatakan anemia pada pria usia lanjut bila kadar hemoglobin kuarng dari 13g/dl; sedangkan pada perempuan bila kurang dari 12 g/dl. ( Naskah lengkap penyakit dalam, hal: 75)
Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain. ( www.bacali.com ).

CONT.
b. Anemia penyakit kronik Penyakit ini banyak dihubungkan dengan penyakit infeksi seperti :
Infeksi ginjal , paru ( bronkietasis, abses, empiema, dll ) Inflamasi kronik, seperti Artritisreumatoit Neoplasma, seperti limpomalipnum, nekrosis jaringan

2.

Anemia makrositik

A.Difisiensi Vitamin B12 Difiseiensi Vitamin B12, misalnya : Pasien yang tidak makan daging hewan atau ikan , telur, susu ( yang mengandung vitamin B12 ). B.Difisensi Asam folat. Malabsropsi asam folat misalnya karena tropical sprue, penyakit Coeliac dan sebagainya : karena difesiensi asam urat

3.

Anemia karena pendarahan

A.Intrinsik
kelainan membran seperti sferositosis heriditer, hemoglobinuria nuktural proksimal kelainan glikolisi seperti difisiensi virupat kinase kelainan enzim seperti difsiensi glukosa, posfat dehidrogenase ( GGPD ). hemoglobinopati seperti anemi selsabik, methemoglobinemia

B.

Ektrinsik
gangguan sistem imun,seperti pada penyakit auitoimun, penyakit limfoproliferatif keracunan obat. mikroangiopati, seperti pada purpura tromboltik, trompositopenik, koagolasi, intra vaskulan, diseminata ( KID ). infeksi, seperti akibat plasmodium, klostridium, borrelia. luka bakar

4. Anemia apalastik
A. Faktor genetik B. Obat-obat dan bahan kimia C. Infeksi D. Iradiasi E. Kelainan imunologis F. Anemia apalastik pada keadaan atau penyakit lzin

5. Anemia Pada GGK


Anemia pada penyakit kronik dapat terjadi karena : proses infeksi misalnya ginjal,paru, (bronkietasis,apsesiepiema,tubercolosis,peumonia dll) proses inflamasi misalnya reumatoik atau artritis neoplasma misalnya limfoma maliguna

D. Patofisiologi
(invasi sel-sel tumor, terkena racun dari obat-obatan atau bahan kima, tidak cukup nutrisi bagi pembentukan bagi sel-sel darah merah, seperti zat besi, asam folik, B2 atau kekurangan erytropoietin)

kegagalan sumsum + kehilangan sel darah merah berlebihan

Destruksi sel darah merah (hemolisis)

Hemoglobin
Hemoglobinuria

Bilirubin
warna kulit menjadi pucat

Anemia

E Manifestasi Klinis
GEJALA-GEJALA UMUM ANEMIA ANTARA LAIN CEPAT LELAH, TAKIKARDI, PALPITASI, DAN TAKIPNEA PADA LATIHAN FISIK.

F. Evaluasi Diagnostik
Berbagai uji hematologis dilakukan untuk menentukan jenis untuk menentukan jenis dan penyebab anemia. Uji tersebut meliputi kadar hemoglobin dan hematokrit, indeks sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar besi serum, pengukuran kapasitas ikatan-besi. Kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

G. Penatalaksanaan Medis
mengatasi penyebab perdarahan kronik pemberian preparat Fe terapi terutama di tujukan pada penyakit dasarnya pemberian vitamin B12 1000mg/hari ini selama 5-7 hari 1 x setiap bulan pemberian suplementasi asam Folat oral 1mg per hari terapi inisial dengan menggunakan prednison 1-2 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi jika terjadi anemia yang mengancam hidup tranfusi darah harud diberikan dengan hati-hati

H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Bakta ( 2006 ), pemeriksaan laboratorium pada anemia dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : Pemeriksan penyaring Pemeriksaan darah seri anemia Pemeriksaan sumsum tulang

PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik akan memberikan data mengenai masalah dan keluhan pasien. Kelemahan,kelelahan,dan malaise umum sering terjadi,demikian juga kulit dan membran mukosa yang menjadi pucat, Status jantung, Pemeriksaan neurologist.

Diagnosa Keperawatan
Dx 1: Intoleransi aktivitas b/d kelelahan,kelemahan,dan malaise umum. Dx 2: Perubahan nutrisi ,kurang dari kebutuhan tubuh b/d kekurangan asupan nutrisi esensial. Dx 3: Gangguan harga diri b/d perubahan gambaran diri. Dx 4: Kurang pengetahuan tentang prognosis penyakit berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

Rencana Tindakan
Rencana tindakan Dx 1: 1. Promosi Istirahat dan Aktivitas Rasional: pasien dapat menjaga aktivitasnya agar mempercepat proses penyembuhan. 2. Anjurkan pasien untuk tetap bergerak dan aktif sejauh yang dapat ditoleransi. Rasional: meningkatkan ketahanan

Rencana tindakan Dx 2:
Jaga nutrisi yang adekuat.

Rasional: kekurangan asupan nutrisi esensial, seperti besi dan asam folat, dapat mengakibatkan anemia tertentu.
Berikan diet yang seimbang.

Rasional: pasien anemia membutuhkan makanan tinggi protein, tinggi kalori, bauh-buahaan dan sayur-sayuran.
Berikan obat sesuai instruksi dokter.( kolaborasi)

Rencana tindakan Dx 3:
Luangkan waktu bersama untuk menerima keadaannya.

Rasional: rasa diterima oleh orang lain akan meningkatkan harga diri.
Bantu dalam mengidentufikasi kekuatan.

Rasional: harga diri rendah menghambat pencarian kekuatan.


Berikan pemahaman mengenai penyelesaian.

Rasional: harga diri dapat ditingkatkan dengan dorongan positif.

Implementasi
Adalah suatu bentuk dokumentasi yang di tujukan utama yaitu meliputi toleransi terhadap aktivitas,paencapaian atau pemeliharaan nutrisi yang adekuat ,dan tidak adanya komplikasi .

Evaluasi
Dx. 1 Mampu bertoleransi dengan aktivitas normal Mengikuti rencana progresif istirahat , aktivitas, dan latihan. Mengatur irama aktivitas sesuai tingkat energi.

Dx. 2
Mencapai/memprtahankan nutrisi yang adekuat a. Makan makanan yang tinggi protein , kalori dan vitamin b. Menghindari makanan yang menyebabkan iritasi lambung c. Mengembangkan rencana makan yang memperbaiki nutrisi optimal

Dx. 3
Tidak mengalami komplikasi
Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan takikardi, palpitasi, pusing, dan dispnu Mempergunakan upaya istirahat dan kenyamanan untuk mengurangi dispnu Mempunyai tanda vital normal Tidak menglami tanda retensi cairan (mis., edema perifer, curah urin berkurang, distensi vena leher) Berorientasi terhadap nama, waktu,tempat, dan situasi Tetap bebas dari cedera

Dx. 4
Pasien menyatakan proses penyakit, prosedur diagnostik, dan rencana pengobatan Pasien dapat mengidentifikasiakan tentang faktor penyebab Pasien dapat melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola hidup

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, ME. Moorhouse. ( 1999 ). Rencana asuhan keperawatan. ( edisi. 3 ). Jakarta: EGC. Fakultas Kedokteran UI. ( 2001).Kapita Selekta Kedokteran>Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta .Media Aesculapius PDSPDI.( 2001 ).Buku Ajar.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Jakarta. balai Penerbit FKUI. Brunner and Sudart. ( 2002 ).Buku Ajar: keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2.jakarta.EGC. wilson. Lorraince M. Dan Price, Sylvia A. ( 2006 ). Patofisiologi. Konsep Klinis Proses penyakit .Edisi 6.jakarta.EGC.

You might also like