You are on page 1of 7

ETIKA PERGAULAN SEAGAMA

1. PENDAHULUAN Pergaulan remaja pada zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Semua media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan akhlak generasi muda pada masa sekarang ini. Ukhuwah Islamiyah merupakan prinsip yang wajib dipegang erat. Agar tidak berhenti Adab bergaul dalam keinginan, harus ada upaya real untuk mewujudkannya. Syariah telah menetapkan adab bergaul yang dapat merektkan ukhuwah di antara sesama muslim Dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang bagaiaman etika bergaul dengan sesama muslim yang baik, yang sesuai secara syariah ajaran agama Islam yang diajarkan.

2. RUMUSAN MASALAH Dari pendahuluan di atas penulis akan mengambil sebuah rumusan masalah yaitu bagaiamana etika bergaul yang baik terhadap sesama muslim menurut ajaran agama Islam. 3. PEMBAHASAN A. Etika Pergaulan. Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Allah senantiasa menyuruh kita untuk berbuat baik dengan sesama muslim. Sesungguhnya sesama muslim adalah bersaudara. Hubungan persaudaraan sesama muslim adalah seperti tubuh yang jika salah satu

darinya sakit maka selurunya tubuh akan merasakan sakit pula. Islam begitu indah ikhwatifillah, mewajibkan bagi sesama muslim untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan Namun kadangkala sesama muslim sering terjadi perselisihan, pertengkaran, salah paham, kemarahan dan lainnya. Sehingga menyebabkan retaknya keindahan ukhuwah islamiyah. Salah satu jalan syetan menggoda manusia, ketika syetan gagal menggoyahkan iman seorang mumin dalam melaksanakan ibadah. Syetan mengambil celah melalui menghasut, membisikkan, dan menghembuskan permusuhan diantara sesama muslim. Syetan merusak persaudaraan, memecahkan persatuan, mengadu domba, dan saling berburuk sangka. Menyebarkan fitnah diantara sesama muslim, gibah, dan menjadikan majelis-majelis sebagai tempat membicarakan aib orang lain. Melupakan perintah untuk saling menasehati dalam kesabaran dan kebenaran, lupa bahwa aib sesama muslim wajib ditutupi. Seolah aib orang lain adalah berita hangat yang begitu menarik untuk disebarkan dan wajib untuk diketahui. Begitu banyak orang yang ternyata lebih tertarik berkumpul untuk saling menceritakan aib orang lain dari pada mengikuti majelis ilmu maupun kajian-kajian islam. Ternyata fenomena inipun tak luput terjadi dalam sebuah jamaah islam. Dalam sebuah jamaah seharusnya benar-benar tercipta suasana ukhuwah islamiyah. Namun perlu kita ketahui bahwa di dalam sebuah jamaah kita dituntut untuk saling berinteraksi. Dalam berinteraksi itulah tentunya tak luput dari yang namanya kesalahpahaman, kekhilafan, dan prasangka buruk.1

Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syariah, PT. Pamator, Surabaya,1999, hlm 172

B. Etika pergaulan terhadap sesama muslim yang baik Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti dan akan sangat membutukan yang namanya sosialisasi sesama manusia. Karena manusia diciptakan sebagai makhluk social. Bergaul adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi dengan sesama manusia dan bergaul sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun manusia itu sendiri diciptakan berbeda-beda.2 Seperti yang dituliskan pada Al-Quran yang berbunyi : Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat: 13). Orang Muslim meyakini hahwa saudara seagamanya mempunyai hak-hak, dan etika-etika yang harus ia terapkan terhadapnya, kemudian ia melaksanakannya kepada saudara seagamanya, karena ia berkeyakinan bahwa itu adalah ibadah kepada Allah Taala, dan upaya pendekatan kepada-Nya. Hak-hak dan etika-etika ini diwajibkan Allah Taala kepada orang Muslim agar ia mengerjakannya kepada saudara seagamanya. Jadi, menunaikan hak-hak tersebut adalah ketaatan kepada Allah Taala dan upaya pendekatan kepada-Nya tanpa diragukan sedikit pun. Berikut ini merupakan 3 kunci utama dalam bergaul dengan sesama manusia, terutama bagi sesama muslim, yaitu:
2

Shiahab, Quraisy, Wawasan Al-Quran, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2007, hlm 73

1. Taaruf (saling mengenal) Taaruf atau saling mengenal merupakan kunci yang paling utama dalam bergaul. Dengan taaruf kita dapat mengenal sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang 2. Tafahum (memahami) Tafahum atau saling mengenal merupakan kunci kedua yang harus diperhatikan. Karena dengan mengenal secara lebih dalam seseorang, maka kita akan mengetahui segal hal apa saj yang disukai atau yang tidak disukai. Dan hal tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui bagaiman kita harus bersikap. Selain itu, dapat membantu kita untuk membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang kurang baik. 3. Taawun (saling menolong) Taawun atau rasa saling menolong merupakan hal yang akan menumbuhkan rasa cinta antar sesama teman. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Lalu bagaiaman cerminan bergaul terhadap sesama muslim yang baik menurut ajaran Islam, diantaranya yaitu : 1. Menghargai orang lain Hargailah segala bentuk apapun dari orang lain, baik pendapat, sifat, keahlian, maupun kepribadiannya. Karena dengan kita menghargai orang lain maka, orang tersebut juga akan menghargai kita.

2. Bercanda Bercanda memang hal yang dibutuhkan dalam pergaulan untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Dalam bercanda harus lihat situasi

seseorang saat kita ingin bercanda. Jika orang tersebut sedang mengalami kesulitan, sepantasnya kita menghiburnya agar tersenyum dan tertawa 3. Menjadi Orang yang Dipercaya Dipercaya oleh orang lain merupakan hal yang menyenangkan. Tapi kita juga harus ingat untuk tetap menjaga kepercayaan itu. Karena menjaga kepercayaan adalah hal yang sulit. Untuk itu berpikirlah apabila rahasia mereka adalah rahasia kita. 4. Menjadi seseorang yang bisa diandalkan Untuk menjadi seseorang yang bisa diandalkan dalam pergaulan haruslah bisa menghargai orang lain, senang bercanda, dan menjadi orang yang dipercaya. Karena dengan kriteria tersebut secara langsung orang akan mengandalkan atau meminta pertolongan apabila dalam kesulitan. Dan hal tersebut dapat terlihat apabila kita bisa menjadi teman yang baik bagi orang lain atau teman kita sendiri.3 Kadang tanpa sengaja saudara kita melakukan kesalahan dan kelalaian. Kita pun menyikapinya dengan berbagai sikap: kita marah padanya dengan terus terang atau mengambil sikap diam, kita menjauhkan diri darinya, kita kecewa tapi kita memilih diam, kita meminta dia mentabayunkan kesalahannya, atau bahkan kita bersabar dengan kesalahan dan kelalainnya karena kita menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah dan lupa. Sederhanakanlah dalam mencintai atau membenci seseorang, yaitu jika mencintai tidak berlebih-lebihan dan jika terpaksa membencipun hendaknya tidak berlebihan, kedua-duanya dilakukan semata-mata karena Allah swt. Syetan begitu halus menghasut kita untuk membuka aib orang
3

Novi Hardian dan Tim ILNA Learning Center, Panduan Keislaman untuk Remaja, Super

Mentoring, Toha Putra, Semarang, 1998, hlm 85

lain, membisikkan agar kita mengatakan aib orang lain dengan niatan untuk diambil ibrohnya. Namun ternyata kita bukan hanya mengatakan aibnya saja tetapi kita juga menyebutkan nama, bahkan ketika membicarakannya kita menambahinya dengan bumbu-bumbu agar seolah-olah apa yang kita katakan semakin menarik dan nyata. Baru dikatakan berhasil dan hati kita puas jika kita dapat membuat orang lain yang mendengar sampai bergelenggeleng kepala, kaget, dan seolah tak meyangka bahwa ikhwah yang kita bicarakan melakukan hal buruk itu. Nauuzubillah. Remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup. Memang remaja ini, kalau menurut zaman sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang sexy itu. Karena aurat wanita itu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat kuper.Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain, karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya sholat, mengaji, dll. Pergaulan yang baik terhadap sesame muslim dapat tercermin dalam beberapa hal, diantaranya yaitu dalam berbicara, dalam berkenalan, dalam bertelepon, dalam bertamu, dalam berpakaian

4. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan diantaranya yaitu : 1. Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar

norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. 2. Bergaul adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi dengan sesama manusia dan bergaul sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Namun dalam interaksi pergaulan sesame muslim juga harus memperhatikan batas batas atau norma norma dalam pergaulan agar tercipta sebuah ukhuwah islamiyah yang kuat antar sesame muslim.

DAFTAR PUSTAKA

Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syariah, PT. Pamator, Surabaya,1999 Novi Hardian dan Tim ILNA Learning Center, Panduan Keislaman untuk Remaja, Super Mentoring, Toha Putra, Semarang, 1998 Shiahab, Quraisy, Wawasan Al-Quran, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2007

You might also like