You are on page 1of 7

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH SAKIT "HARAPAN IUTA" JAKARTA: PEMBAHASAN Dengan meningkatnya kualitas hidup manusia maka

banyak proses industri, kegiatan rumah tangga, ataupun kegiatan yang berkaitan dengan hidup manusia menghasilkan limbah. Secara umum, limbah merupakan hasil samping pengolahan atau kegiatan yang tidak diperlukan dan secara fisik, kimiawi, atau bakteriologi, dapat mencemari lingkungan serta membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup makhluk. Limbah dapat berupa padat atau cair. Limbah yang mengandung zat berbahaya dan beracun dikelompokan dalam limbah B3. Limbah rumah sakit sangat mungkin mengandung zat yang berbahaya karena mengandung bakteri atau zat kimia yang beracun. Limbah padat buangan rumah sakit terdiri dari sampah padat noninfeksi dan sampah padat infeksi yang berasal dari dapur, ruang perawatan, ruang pengobatan, laboratorium, dan ruang operasi. Limbah cair dapat berasal dari buangan dapur, kamar mandi, ruang perawatan, ruang poliklinik, laboratorium, dan radiologi. Berdasarkan Peraturan Menkes No. 5 12/Menkes/F'er/X/1990 tentang AMDAL RS dan Peraturan Menkes No.

173/MenkeslPerNlI/l997 tentang pengawasan pencemaran air, pengolahan air limbah dikelompokan menjadi enam tahap, yaitu (1) Pengolahan pendahuluan, dengan melewatkan air limbah pada saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar; (2) Pengolahan primer untuk mengendapkan bahan tersuspensi, pembersihan benda kecil terapung, dan pengerukan; (3) Pengolahan sekunder bertujuan mengurangi kandungan bahan organik terlarut dan tersuspensi melalui proses oksidasi dan mikroorganisme decomposer; (4) Pengolahan tersier bertujuan menurunkan kandungan nitrat, posfat, menurunkan BOD, melalui saringan berpasir; (5) Pembunuhan kuman untuk membunuh mikroorganisme patogen dalam air limbah yang dipengaruhi oleh daya toksisitas, waktu kontak, efektivitas, dan dosis mikroorganisme yang ada; dan (6) Pembuangan lanjutan untuk membuang air limbah atau lumpur hasil pengolahan limbah pada tahap sebelumnya yang dipastikan tidak membahayakan lingkungan. Selain enam tahap tersebut, pengolahan limbah dapat dilakukan dengan proses aerasi, yaitu berkontaknya air limbah dengan udara dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan bahan pencemar. Hal yang terpenting dari proses aerasi (secara biologis), yakni pengaturan udara pada bak aerasi dan bakteri aerob dapat bekerja menguraikan bahan organik dalam air limbah dan dapat berkembang biak dengan baik.

Proses Aerasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (I) Memasukan udara yang berasal dari udara luar menggunakan pompa aerotor mekanik (blower) ke dasar bak aerasi sehingga udara masuk dengan cepat ke dalam air limbah, dan (2) Memaksa air limbah kontak ke udara dengan baling-baling yang diletakan di pennukaan air limbah sehingga air limbah terangkat ke udara. proses Pengolahan Limboh Rumah Saklt.. . (Heruna Tanlyl Menurut Peraturan Menkes RI No. I73MenkeslPerNIIV1997. standar air limbah yang boleh dibuang ke pembuangan umum (sungai) memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Bebas dari mikroorganisme yang pathogen; (2) Zat padat tersuspensi total 4 0 0 mg/lh: (3) Kandungan deterjen 4 mg/ltr: (4) Zat orgauik (KMn04) <85 mg/ltr; (5) BOD 75 mgfltr: (6) COD 100 m g k dan (7) Debit limbah air 350 m5/hari. Hasil Penelitian Dari hasil observasi langsung dan hasil wawancara karyawan yang bekeja di instalasi sanitasi dan pengolahan limbah, dapat diperoleh gambaran bahwa di Rumah Sakit "Harapan Kita" Jakarta telah memiliki instalasi pengolahan limbah yang prosedur pengolahannya dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Limbah Padat Petugas medis, paramedik, atau nonkeperawatan sebagai pelaksana pelayanan medis niengutnpulkan sampah tnedis padat dalam kantong plastik yang disediakan. Sampah infeksi dimasukan ke dalam kantong berlanda khusus yang telah dilapisi dengan kantong plastik berwarna kuning sedangkan sampah nonmedis dikumpulkan dalani liantong berwarna hitam. Sampah noninfeksi dibuang oleh petugas cleaning sendce ke tetnpat penampnagan sampah yang berada di luar. Sampah infeksi dikun~pulkan setiap hari untuk dibakar dalm alat pembckm incenerator yang berkapasitas 1 m3. Pembakaran dilakukan pada suhu 800-1000 "C oleh petugas incenerator pada hari Senin sampai Jum'at pukul 08.00-15.00 WIB sedangkan hari Sabtu dan Minggu dilakukan pada pukul 10.00-14.00 WIB. Sampah padat infeksi terdiri dari kertas, linen. pembalut, pakaian, jaringan tubuh, darah. alat-alat suntik, sputum, obat yang tidak terpakai lagi, placenta, perban, dan lainlain. Debu hasil pembakaran dalam incenerator dikumpulkan dalam kantong plastik untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) yaug disediakan di luar ruang pembakaran. Rata-rata sampah medis yang dibakar per hari 120 kg berasal dari rnang bersalin. m n g operasi, dan rnang emergency. Petugas incinerator saat melaksanakan pembakaran sampah medis menggut~akan

perlengkapan sarung tangan panjang sampai siku, sepatu boar, masker, dan pakaian keja. Peralatan yang dipergunakan terdiri dari skop besar, sapu lidi, pengki, sikat ijuk bertangkai, tin~baugan, sodokan besi. kantong plastik, da~itr oli. Walaupun kapasitas incenerator 1 m3 tetapi pada proses pembakaran hanya diisi 70% limbah padat infeksi. Hal itu dilakukan untuk menjaga kecepatan dan kelancarau pembakaran. Cerobong irrcenerator dibuat tinggi dan dilengkapi semprotan air agar debu dan asap dapat terhisap selungga tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. 2. Limbah Cair Berbeda dengan,penanganan limbah padat, limbah cair yang berasal dari seluruh gedung di Rumah Sakit "Harapan Kita" dialirkan ke tempat penampungan sementara SLS (Sewage Lift Station). Sebelum masuk ke unit SLS, limbah cair melalui bak penyaringan kasar agar sampah dapat terpisah. Jumlah SLS sebanyak 15 unit dan tiap unit dilengkapi dua pompa submersible (pompa celup) dan satu panel. Pompa celup bekerja otomatis, bila ketiggian air limbah mencapai batas tertentu maka pompa akan bekerja Bila air limbah surut mencapai titik terendah maka pompa akan berhenti. Pengolahan limbah cair dilakukan melalui tahapan seperti yang diuraikan pada bagian Pengolahan Air Lirnbah Rurnah Sakit "Harapan Kita" Jakarta Air limbah dari seluruh ruang, kecuali dari dapur lemak dan loundy ditampungdalam penampungan sementara SLS kemudian dialirkan menuju Sewage Treatment Plant (STP). Mula-mula air limbah melalui saringan kasar dan bak penangkap pasir (coarse bar screen and grit pit) kemudian masuk ke unit cornunitor agar benda kasar yang terbawa dapat dipecah menjadi potongan lebih halus untuk seterusnya masuk ke bak equalizer. Dari bak equalizer, air limbah dipompakan ke bak aerasi Di Rumah Sakit "Harapan Kita", terdapat enam unit bak aerasi yang dihubungkan satu sama lain dengan saluran paralel. Pada bak aerasi, ke dalam air limbah dihembuskan udara melalui nozzle yang ada di dasar bak menggunakan aerator mekanik (blower). Untuk mempercepat proses penurunan kandungan BOD dan mempercepat terbentuknyaflock yang lebih besar, ke dalam bak aerasi dimasukan non-toxic bacterial. Bakteri yang dipergunakan adalah bakteri yang diproduksi oleh Sybron 1000 series ndtziral dengan kode BIChem DC 1001 (general chemical wastes) dan BIChem DC 1004 (surfactant and relted compounds). Sebelun~b akteri dimasukan ke dalam bak aerasi, dilakukan dulu proses inkubasi dengan cara wadah bervolume 1 liter yang berisi air hangat suam kuku dilarutkan bakteri, dibiarkan 3-4 jam agar bakteri berkembang, dan siap digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan makanan bakteri, dibubuhkan COD (Chemical Oxygen Demand), natrium, dan phosfat dengan perbandingan 100:5:1. Pada saat

penghembusan udara ke dasar bak aermi, timbul busa yang berlimpah. Untuk mengurangi busa dilakukan dengan rnenambahkan bahan anti foam dibantu dengan percikan air melalui nozzle. Setelah selesai pada bak aerasi. air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan (settling tank) sehinggaflock dapat mengendap dengan sendirinya. Hasil endapan dikernk menggunakan mesh pengeruk (sludge collector) lalu dipompakan ke bak pengumpul lumpur. Air limbah yang telah bersih dari flock dan kotoran kecil yang mengapung. sebelum dibuang ke saluran umum, dilakukan disinfeksi dengan mencampurkan larutan kaporit untuk membunuh kuman penyakit. Untuk air limbah yang berasal dari dapur gizi, sebelum masuk ke bak penampungan sementara, disalurkan melalui bak penangkapan lemak lalu dipompa ke bak SLS dan dibubuhi bahan anti@om dengan kousentrasi 1%. Dari bak equalisasi, air limbah disalurkan melalui pompa san~bild iaduk dan dibubuhi asam sulfat agar terjadi pengasaman sehingga lemak dapat terpisah. Lapisan minyak dan lemak akan masuk ke tempat penanlpungan sedangkan air masuk ke tenlpat proses koagulasi danflocktilasi. Pada tanki proses koagulasi, air limbah dipompakan ke dalam bak yang telah dibubuhi bahan kimia ferri klorida (FeCln dengan konsentrasi 25%. Bahan kimia itu berfungsi sebagai koagulator sehingga partikel kecil yang terdapat dalam air limbah dapat ruengala~nip enggumpalan oleh ion ~ e m~em' b entuk flock yang lebih besar. Untuk mengikat ion s'- dan F' yang terlarut dalam air, dibubuhkan natrium hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 45%. Selain itu, soda api NaOH dapat berfungsi sebagai pengatur pH agar tetap 4. Air limbah yang telah dipisahkan dari flock dialirkan ke dalam bak yang mengandung Ca(0H)' yang berfungsi untuk menaikan pH air dari pH 4 menjadi pH 8. Air limbah yang bersifat basa itn dimaksudkan agar proses koagulasi kotoran atau ion florida yang masih ada dalam limbah, dapat terjadi dengan menambahkan bahan tawas Al2(S0& 25%. Pengikatan kotoran dan ion florida oleh ion menghasilkan flock kasar yang akan mengendap di dasar bak. Dari bak pemberian tawas, air limbah dialirkan ke dalan~b ak yang dibubuhkan bahan kimia polymer 0,1% yang berfungsi untuk prosesfloktilasi lebih lanjut. Dengan bantuan rantai polymer makaJIock halus yang belum diendapkan dapat membentukmck yang lebih kasar sehingga pengendapan akan sempurna. Setelah melalui proses koagulasi dan flocknlasi, air limbah dialirkan ke dalam bak ekualisasi sewage treafmentplant (STP) untuk proses klorinasi sedangkan endapan lumpur dialirkan melalui bak penampungan lumpur atau sludge storage plant (STP) menggunakan pompa pemindah.

Pada proses pembubuhan bahan kimia, masing-masing menggunakan pompa dosing dengan kapasitas tertentu sesuai kebutuhan bahan kimia dan besarnya,pompa dosing. Berikut mempakan tabel pompa dosing yqg digunakan dan bahan kimia yang dipakai dalam mengolah limbah cair Rumah Sakit "Harapan Kita" Jakarta. No. Bahan kimia Kapasitas Pampa Dosis ppm Lapangan (litedjam) (liter/jam) (gramJm3) 1. Anfi -foam 7.78 3.11 9.96 2. S U I ~ aUci~d 1;55 0,47 52,OE 3. Ferri klorida 7,78 1,87 269,28 4. Causfik soda 3,40 0,78 62,24 5. Lime 7,78 6,61 528,EO 6. Tawas 7,78 3,11 249,OO 7. Polymer 23,OO 20,70 6,60 Air limbah yang telah selesai proses pengandapan, sebelum dibuang ke badan sungai, akan dilakukan dulu proses klorinasi untuk membunuh kuman penyakit yang berbahaya (patogen). Bahan kimia yang digunakan pada proses klorinasi adalah kaporit yang dosisnya disesuaikan dengan debit air limbah yang ada (rata-rata 7,5-8 gr kaporitlliter air limbah). Untuk membersihkan lumpur hasil pengendapan dari bak pengendap, secara berkala akan dikemk dan dikeringkan pada bak pengering lumpur untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah. Pengujian Air Limbah Air limbah yang telah melalui proses pembersihan dari saringan kasar sampai bak klorinasi, sebelum dibuang ke badan sungai, dilakukan pengujian tedebih dulu. Parameter uji yang diukur sebagai beiikut. 1. Pemeriksaan pH Dengan alat komparator pH dan indicator Phenol Red atau Brom Timol Blue (BTB), air limbah diuji derajat keasamannya. Bila pH air limbah menunjukan angka 6,5-8,5 maka air limbah dapat dibuang ke badan sungai. 2. Pemeriksaan Suhu Pengukuran suhu dilakukan dengan alat tennometer yang dicelupkan ke dalam air limbah. Bila suhu menunjukan angka 30 OC maka air limbah dianggap aman untuk dibuang.ke badan sungai.

3. Pemeriksaan Sisa Klor Pada proses klorinasi, ada kemungkinan penambahan klor berlebih. Untuk itu, diperlukan pengujian terhadap limbah cair yang akan dibuang ke badan sungai. Alat Proses Pengolahan Limbah Rumah Sakit.. . [Heruna Tanly] 91 yang digunakan adalah komparator klor dengan indikator ortotolidin. Angka maksimum yang diperbolehkan adalah 0,05 ppm. 4. Pemeriksaan ~iologicaWl g e nD emond (BOD) Untuk pemeriksaan BOD, dilakukan dengan membawa sampel air limbah ke Badan Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) setiap akan dilakukan pembuangan air limbah ke badan sungai dari bak penampung sementara. Dari hasil pemeriksaan terhadap limbah cair rumah sakit Harapan Kita Jakarta, limbah cair yang dibuang ke badan sungan DKI memiliki kualitas air sebagai berikut: (1) zat padat tersuspensi 90 mgniter; (2) pH rata-rata 7,3; (3) kandungan detergen 0,51 mglliter; (4) zat organik (Kmn04) 55,69 mglliter; (5) BOD 53,2 mglliter; (6,) COD 125,25 mglliter; dan (7) debit limbah cair 350 m3/hari. Bila dibandingkan dengan standar persyaratan kualitas air limbah yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI maka kualitas air limbah dari Rumah Sakit "Harapan Kita" telah memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Hanya kandungan COD yang masih lebih tinggi (125,25 mglliter) dibanding standar (100 mglliter) sehingga masih perlu dilakukan penanganan karena nilai COD yang tinggi menunjukan masih tingginya oksigen yang dipergunakan oleh bahan kimia terlarut, yang berpengaruh pada tersedianya oksigen dalam air sungai yang dilalui limbah tersebut. PENUTUP Rumah Sakit "Harapan Kita" Jakarta mengeluarkan limbah padat yang berasal dari seluruh ruang dan mengolahnya dengan cara membakar pada alat incinerator setiap , hari pada jam 08.00 sampai dengan 15.00 WIB (untuk hari Senin-Jum'at) dan pada jam 10.00 sampai dengan 15.00 WIB (untuk hari Sabtu dan Minggu). Rata-rata limbah padat yang dibakar setiap hari 120 kg. Untuk limbah cair, pengolahan dilakukan dengan menampung selumh limbah cair terlebih dahulu pada bak equalizer. Khusus limbah loundiy atau dari dapur lemak, sebelumnya dilakukan pengasaman pada bak penangkap lemak sebelum masuk ke bak equalizer. Air limbah dialirkan ke dalam bak aerasi untuk penguraian zat organik oleh bakteri aerob lalu proses pengendapan dengan berbagai zat kimia (tawas) dan terakhir proses klorinasi untuk membunuh kuman penyakit. Sebelum dialirkan ke badan air, terlebih dulu dilakukan pengujian laboratorium meliputi pH, suhu, BOD, COD, zat padat terlarut,

detergen, dan zat organik. Bila telah memenuhi standar yang ditetapkan DEPKES maka air limbah akan dialirkan ke badan air DKI.

You might also like