Professional Documents
Culture Documents
Nana Laksana Ranu (direktur perbenihan dan Saprodi (2006) & Sajad (2003) diolah oleh Dr. Sumadi Wahyu Qamara Mugnisjah. 1990. Pengantar Produksi Benih S. Raja Grapindo Persada : Jakarta
BAB I PENDAHULUAN
1.1. TEKNOLOGI BENIH SEBAGAI JEMBATAN
Teknologi Benih merupakan jembatan yang menghubungkan antara pemulia tanaman dengan petani (Dr. Turner, 1990)
mulai dari seleksi tetua sampai penglepasan varietas/cultivar NS UJI Multi Lokasi (DUS test, Distinctive, Uniformity & Stability) Menghasilkan benih sumber (benih dasar)NS,BS&FS
Teknologi Benih:
Teknologi memproduksi benih,mulai dari penanaman sampai
penyimpanan benih tanpa mengurangi mutunya. Teknologi memproduksi, pengolahan, analisis benih, penyimpanan , distribusinya tanpa mengurangi mutunya & Pemasaran.
Plant Breeding
Variety Improvement
Variety Release
Seed Technology
Seed production & certification
Seed processing, seed testing, seed storage
Plant Breeders
Farmers
Seed Technology : Variety maintanance Variety Trialling & Registration ( Seed Crop Production) Seed Processing Seed certification & Seed Testing Seed StorageDistribution & Marketing
Benih
Pembawa inovasi teknologi :
Benih tidak hanya harus bervigor tinggi, tetapi juga harus jelas identitas genetiknya. Inovasi teknologi yang dikemas dalam varietas unggul akan disalurkan ke petani melalui benih yang bermutu.
Bioteknologi :
Benih berupa produk manufaktur (bukan embrional) tetapi merupakan suatu tanaman mini dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi.
Benih
Benih : a. Biji Botanis b. Organ vegetatif : Bibit 1. organ cadangan makanan ( Ubi, umbi, cormus, dll) 2. organ bukan cad mak ( daun, tunas, akar, batang ) 3. tanaman muda
Lanjutan
3. Tanaman muda : PV konvensional & Bioteknologi - PV Konvensional : Setek ( daun, batang, pucuk) , cangkok, okulasi, grafting, runner, anakan (sucker) dll - PV Bioteknologi ( Pembiakan in vitro) : planlet ( hasil kuljar)
1. Dorongan Tingkat Tinggi 2. Program Pemuliaan Tanaman yang Produktif 3. Usaha-usaha yang Terkoordinasi
RESMI
SEMI RESMI
SWASTA
PEMERINTAH
AGEN-AGEN PEMERINTAH
PERUSAHAAN SWASTA
Tahap I : Tahap Tradisional # Lembaga Pemuliaan Tanaman Memperbanyak Sejumlah Kecil Benih Unggul dan Menyalurkannya pada Sejumlah Kecil Petani # Penelitian dan Pengembangan Pertanian Baru Dimulai
Tahap II : Tahap Dini # Benih Diperbanyak Oleh Lembaga Pemuliaan Tanaman, Tetapi Penyalurannya Dilaksanakan Kepada Penangkar Benih Tertentu Saja Yang Memperbanyaknya Lebih Lanjut # Arah Penelitian dan Pengembangan Pertanian Telah Lebih Jelas
Tahap III : Tahap Berkembang # Negara Memiliki Kebijakan Untuk Pengembangan Suatu Program Perbenihan Sehingga Produksi, Pemasaran, Kontrol Mutu dan Sertifikasi Benih Berjalan # Penelitian dan Pengembangan Pertanian Cukup Berkembang dan Produktif Serta Ditunjang Oleh
Tahap IV : Tahap Sudah Berkembang # Sektor Pertanian Berkembang Baik Sekali dan Kebijakan Pemerintah Tentang Benih Diperiksa Kembali # Perhatian Dicurahkan Untuk Mengembangkan dan Memperkuat Produksi dan Pemasaran Benih Komersial (SS, ES) # Undang undang Atau Peraturan Perbenihan Diberlakukan # Pelatihan Berlangsung (petani calon penangkar, penangkar ) # Hubungan Antar Lembaga dan Kelompok Yang Terkait Terbina
Ciri ciri Industri Benih Yang Modern Adalah Adanya Kesinambungan Dalam Kegiatan kegiatan Berikut : 1. Pemuliaan Tanaman dan Pengujian Galur galur Harapan 2. Persetujuan dan Pelepasan Varietas varietas Unggul Baru 3. Perbanyakan dan Pengolahan Benih Hingga Siap Salur 4. Pemasaran Atau Penyaluran Benih 5. Pengawasan Mutu Pada Saat Perbanyakan, Pengolahan dan Pemasaran / Penyaluran Benih
USAHA-USAHA TERKOORDINASI
1. Proyek Benih
PROJECT
EXPANSION
PROGRAMME
A CONTINUING ACTIVITY COVERING WHOLE COUNTRY OFFTEN 'PARASTATAL'TO HAND LETRADING COMPONENTS SEMI-COMMERCIAL BUT OFTEN SUBSIDIED
DIVERSIFICATION SPECIALISATION
INDUSTRY
2. Program Benih
Merupakan usaha pengadaan benih yang menjangkau seluruh wilayah dan biasanya dalam bentuk usaha parastatal yaitu patungan antara pemerintah dan swasta
4. Industri Benih
Merupakan tahap akhir perkembangan perbenihan
Aspek Kebijakan
GBHN 1988, pemerintah secara bertahap akan mengalihkan industri benih ke pihak swasta. Kebijakan ini perlu diikuti dengan kebijakan lain seperti masalah perkreditan, subsidi, import benih, kemudahan perijinan & kemudahan memasukan sarana & prasarana dengan menekan bea masuk
2. Aspek Teknis
- Sumber Daya Alam (Hayati & Fisik) cukup mendukung
- Sumber Daya Manusia - tenaga kerja cukup
banyak sehingga upah relatif rendah tetapi tenaga terampil yang tersedia untuk mengelola benih masih sangat terbatas
perbenihan terutama pengolahan dan pemasaran benih; meningkatkan atau mendorong kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul bermutu
secara fungsional # FS -Benih dihasilkan oleh Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) SS -Benih dihasilkan oleh balai-balai benih di tingkat propinsi
Tabel 1. Tanggung jawab dan lokasi perbanyakan benih bersertifikat (Tarigan, 1988)
Penanggung jawab Puslitbangtan Kelas Benih Lokasi
Benih Penjenis (Breeder Seed, BS) Benih Dasar (Foundation Seed, FS) Benih Pokok (Stock Seed, SS)
Balai Benih Induk Utama (BBI/BBU) Penangkar Tertentu Balai Benih Perum Sang Hyang Seri; Perjan Cihea PT Pertani, Penangkar
3 4 5 6 7 8 9
PT.Tanindo Subur Prima PT.Takii Seed Syngenta PT.SAS Pioneer PT.Koreana Seed Indonesia Dll