You are on page 1of 5

Nama : Munifudin Abdulah (43209010196)

4. Pada tahun 1963, di desa mit gharm, salah satu daerah diwilayah mesir, dibentuk sebuah lembaga keuangan pedesaan yang bernama Mit Gharm Saving Bank yang dipelapori oleh seorang ekonom bernama Dr.AhmadEl Najjar. Dalam operasinya, Mit Bank Gharm tidak membebankan bunga pada peminjam maupun membayar bunga kepada penabung. Bank ini malakukan investasi secara langsung maupun dalam bentuk kemitraan dengan pihak lain dan selanjutnya membagi keuntungan dengan para penabung. Keberhasilan Mit Gharm Bank menginspirasi pihak lain dan selanjutnya melakukan hal yang sama, diantaranya : a) Pemerintah mesir membentuk Naser Social Investment dengan basis perkotaan pada 1972. b) Masyarakat cendikiawan dan profesional di Fhilipina membentuk bank amanah pada 1973. c) Organisasi Konfrensi Islam yang beranggotakan pemerintah berbagai Negara berpenduduk muslim mendiirikan Islamic Development Bank pada 1973 dan beroperasi pada 1975 berpusat di Jeddah. Setelah IDB beroperasi, berbagai bank syariah tumbuh dan berkembang diberbagai Negara termasuk di Indonesia dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 5. Islamic Development Bank didirikan dengan tujuan mendorong kemajuan pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara anggota dan komunitas muslim secara bersama-sama berdasarkan prinsipprinsip syariah islam. Peranan yg lain adalah memfasilitasi berbagai riset dan pengembangan dalam bidang ekonomi keuangan dan perbankan islam serta dukungan lainnya adalah penyertaan modal maupun kepemilikan saham pada bank syariah. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) melakukan berbagai upaya untuk menggharminisasikan konsep dan penerapan fatwa-fatwa diantara Dewan Pengawas Syariah (DPS) diberbagai lembaga keuangan untuk menghindari adanya kontradiksi dan inkonsistensi. International Islamic Financial Market mempunyai peran untuk menembangkan pasar modal dan pasar syariah secara global dan selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan pasar sekunder untuk instrument keuangan syaiah global. Islamic Financial Service Board memiliki peran penyusunan standar yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan bagi lembaga anggota dalam menyusun peraturan dalamdi wilayah otoritasnya masing-masing.

6. Lembaga keuangan syariah di Indonesia : a) Bank Umum Syariah (BUS), bank syariah yang kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b) Baitulmal wat Tamwil, merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro. c) Asuransi Syariah, memiliki kaitan erat dengan bank syariah. Berbagai pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah umumnya diasuransikan dengan menggunakan skema syariah. d) Pasar Modal Syariah, pasar modal merupakan tempat perusahaan mnerbitkan surat berharga, baik berupa saham maupun obligasi, agar memperoleh dana dari investor. Sejauh ini, untuk menyalurkan kelebihan likuidasinya dipasar modal, bank syariah diijinkan sebatas pada pembelian obligasi syariah atau biasa disebut dengan sukuk. e) Reksa Dana Syariah, merupakan perusahaan sekuritas yang khusus memfasilitasi investor untuk menginvestasikan dananya pada surat berharga yang memenuhi kreteria syariah. f) Ar Rahnu, merupakan lembaga lembaga pengadaian yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah . g) Lembaga Amil Zakat didirikan oleh masyarakat dan Badan Amil Zakat didirikan oleh pemerintah dan keduanya diakui keberadaanya oleh pemerintah Indonesia. 7. Kerjasama yang dapat dilakukan adalah dengan memajukan perkembangan keuangan berdasarkan syariah, yang ditunjang fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh masing-masing lembaga keuangan syariah. Fasilitas-fasilitas tersebut memberikan efek positif yang baik dalam pelayanan dan penghimpunan dana dalam bank syariah. 8. Bank Indonesia (BI)merupakan regulator bagi seluruh perkembangan bank umum dan BPR di Indonesia, termasuk BUS dan BPR Syariah. Sebagai regulator, BI telah mengupayakan adanya payung hukum bagi perkembangannya Bank Syariah di Indonesi, yaitu dengan masuknya istilah prinsip syariah dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan. Secara khusus BI membuat Cetak Biru Perbankan Syariah yng dijadikan sebagai acuan pengemb angan bank syariah dari tahun 2003 hingga 2011. Peran lainnya yg dilakukan BI adalah dalam menyediakan instrumen keuangan guna membantu bank syariah menyimpan kelebihan likuiditasnya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuat fatwah terkait produk keuangan syariah. Ikatan Akutansi Indonesia membuat Komite Akuntansi Syariah (KAS) yang bertugas untuk merumuskan standar akuntansi syariah. Yang telah

dihasilkan KAS diantaranya menghasilkan konsep bangun prinip akuuntansi yang berlaku umum, kerangka dasar penyusunan, dan sebagainya. 9. Perkembangan bank syariah di Indonesia telah menunjukan trend yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan asset bank syariah yang pada tahun 2009 mencapai 2,24%. Kemudian di tahun selanjutnya Indonesia berhasil mencapai peringkat 13 dunia dengan total pengumpulan asset bank syariah, ditandai dengan kenaikan tingkat pertumbuhan menjadi 3,68%. Sejumlah bankir syariah menilai proyeksi Bank Indonesia memperkirakan aset industri perbankan syariah Nasional akan mencapai angka pertumbuhan ke arah 15% pada 10 tahun mendatang. 10. Beberapa masalah yang menghambat perkembangan perbankan syariah dikelompokan dalam tiga hal. Pertama adalah SDM yang sangat minim. Sangat sedikit pakar ekonomi yang bergerak di bidang syariah. Hal ini dikarenakan perbankan syariah sangat membutuhkan sumber daya insani yang cukup khusus dan tidak bisa disamakan dengan perbankan konvensional. Permodalan dan jaringan yang masih rendah juga merupakan kendala lainnya pada perbankan syariah. Meskipun belum tertdapat sebuah aturan yang membakukan tetapi tersedianya permodalan dan jaringan akan menyebabkan tumbuhnya perbankan syariah. Selama ini, faktor tersebut masih sangat minim bagi perbankan syariah. Masalah lainnya yang harus diselesaikan adalah standardisasi produk syariah. Dikarenakan selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan bisnisnya sesuai prinsip syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan industri perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Apalagi, produk bank syariah tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim . 11. Sistem perbankan syariah adalah sistem perbankan yang menerapkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan bagi bank dan nasabah. Siatem perbankan syariah menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dari berbagai transaksi keuangan, menjadikan kemanfaatannya akan dinikmati tidak hanya oleh u,at islam saja, tetapi seluruh masyarakat. Sebagai salah satu Negara yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, maka Indonesia sangat berpeluang menjadi platform pusat keuangan syariah di kawasan Asia bahkan di dunia. karena Indonesia adalah pusat ekonomi syariah di dunia, maka diharapkan bisa membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi para sumber pembiayaan dari pasar keuangan syariah internasional untuk dapat berinvestasi di berbagai sector potensial di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pengembangan perbankan dan keuangan syariah telah dijadikan sebagai salah satu agenda nasional.

12. Pada tahun 2002, BI menerbitkan Cetak Biru Pengembangan Perkembangan Syariah di Indonesia. Cetak biru ini dibuat untuk memberikan arahan yang ingin dicapai serta tahapan-tahapan untuk mewujudkan sasaran pengembangan jangka panjang. Berikut sasaran pengembangannnya: a) Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasi perbankan b) Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah c) Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan kompeten d) Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarkat luas Pengembangan diatas dibagi kedalam tiga tahap: a) Tahap Pertama (2002-2004) . Fokus pada pembentukan kerangka dasar sistem pengaturan yang disesuaikan dengan karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat. b) Tahap Kedua (2004-2008). Fokus pada realisasi kegiatan yang telah direncanakan dalam tahap pertama tadi. c) Tahap Ketiga (2008-2011). Fokus pada upaya pemenuhan standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional. SOAL TAMBAHAN . JELASKAN MAKNA DAN ARTI LOGO IB SYARIAH ! 1. Logo iB secara resmi mulai digunakan pada 2 Juli 2007 .Logo iB mempunyai makna yang

mendalam. Hal ini terlihat pada bentuk dan perpaduan warna yang digunakan yang kesemuanya mengandung arti. Logo iB mencerminkan kristalisasi nilai-nilai keseimbangan, keteraturan dan kesempurnaan. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa sepanjang perjalanan zaman, manusia sangat mengagumi keteraturan semesta ciptaan Tuhan. Kemudian manusia berusaha mengintepretasi ke-Mahasempurnaan disain dan rancangan tersebut melalui bentuk-bentuk geometris yang memadukan guratan seni dan kecermatan ilmu pengetahuan. Pencarian terhadap kesempurnaan itu teraktualisasi dalam beragam bentuk geometris yang mencoba untuk menyerap aspek-aspek keseimbangan, keteraturan, presisi matematis dan perubahan yang terus menerus menuju keparipurnaan.

Berikut ini penjelasan detail dari Logo IB: Ornamen Grafis: Bentuk dari kristalisasi nilai-nilai keseimbangan, keteraturan, presisi matematis dan perubahan yang terus-menerus menuju keparipurnaan. Warna: Biru mewakili profesionalitas dan integritas. Merah mewakili kedinamisan. Jingga mewakili kehangatan yang mencerminkan pribadi yang ramah dan rendah hati. Hijau mewakili suatu hasrat yang terus tumbuh dan berkembang. Putih mewakili sistem perbankan yang bersih dan transparan selaras dengan prinsip syariah. iB adalah islamic bankink, dan huruf i kecil mensiratkan bahwa islam harus tampil secara humble (rendah hati) . Islam dalam islamic banking, ditampilkan secara lembut, halus dan rendah hati. Ia menyejukkan, bukan menakut-nakuti. Ia mendamaikan, bukan membuat gelisah. Ia halus dan lembut, bukan teriak - teriak yang memekakkan telinga. Ia rendah hati, bukan membusungkan kesombongan. Ia bisa menghargai, bukan memurkai atau menistai. Itulah mengapa i-nya iB pake huruf kecil.

You might also like