You are on page 1of 18

MAKALAH PENYULUHAN KEHUTANAN

OLEH KELOMPOK 6 :
SELVIANI TANDI BOYONG (M11111049) MUHAJIRIN (M11111101) MUHAMMAD ALDI (M11111112) KURNIA HARZANA (M11111251) ZAKIYAH MULDIYAH (M11111261) INOSENSIUS P RIBO (M11111271) MIKHA TANGKESALU P (M11111291) ANDI IRWAN (M11110005) HARDIANTY SUKMA (M11110108)

FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini. Dan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, serta dosen mata kuliah penyuluhan kehutanan Bapak M. Asar Said Mahbub, S. Hut, MP. Penyuluhan kehutanan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang keberhasilan pembangunan kehutanan.Untuk itu, kita perlu mengetahui siapa sebenarnya yang disuluh, atau ditujukan kepada siapa penyuluhan kehutanan itu.Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas materi tentang SASARAN PENYULUHAN KEHUTANAN. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan kita, terkhusus bagi pembaca makalah ini.

Penulis

KELOMPOK 6

DAFTAR ISI
Sampul . 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi .. 3 A. Pendahuluan 1. Latar belakang . 4 2. Tujuan dan Kegunaan . 5 B. Tinjauan Pustaka . 6 C. Pembahasan 1. Lingkup Kelompok sasaran penyuluhan kehutana 8 Masyarakat Desa Hutan sebagai Kelompok Sasaran Utama ................................... 9 Kelompok Sasaran Penentu dalam Penyuluhan Kehutanan .................................... 10 Kelompok Sasaran Pendukung Penyuluhan Kehutanan .......................................... 11 2. Karakteristik Masyarakat desa Hutan Sebagai Sasaran Utama ... 12 Karakteristik Sosial Ekonomi .. 12 Karakteristik Sistem Usaha Tani. 14 D. Daftar Pustaka .. 16 E. Lampiran Kontribusi Anggota dalam Penulisan . 17

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan penyuluhan kehutanan pada hakikatnya adalah upaya pemberdayaan masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintah pusat dan daerah, serta pihak-pihak lain, yang terkait dengan pembangunan kehutanan.Kegiatan penyuluhan kehutanan menjadi investasi dalam mengamankan dan melestarikan sumber daya hutan sebagai aset negara, dan upaya mensejahterakan masyarakat. Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya. Dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metode-metode yang dapat dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) sasarannya, hal tersebut dimaksudkan agar tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinya. Penyuluhan kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalahmasalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutsu hidup mereka. Kepada sasaran untuk ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh petani.Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya. Sebagai makluk sosial, setiap individu akan selalu berprilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, setidak-tidaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan prilaku orangorang sekitarnya. Karena itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika diterapkan

hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik. Yang paling penting bagi penyuluh kehutanan adalah melaksanakan pendampingan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat walau sekecil apapun, karena akan menumbuhkan kepercayaan dan pengakuan masyarakat kepada penyuluh kehutanan. 2. Tujuan dan Kegunaan Dengan upaya pemberdayaan melalui penyuluhan kehutanan, masyarakat diharapkan mampu melakukan usaha-usaha di bidang kehutanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya serta mempunyai kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan lingkungan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui upaya penguatan dan pengembangan kelembagaan masyarakat dan pendampingan kegiatan. Melalui pendampingan diharapkan masyarakat dapat meningkatkan penguasaan teknologi, kapasitas, produktivitas dan kemampuan berusaha ke arah kemandirian secara berkelanjutan dengan basis pembangunan kehutanan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan Kehutanan dapat berarti proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya hutan demi tercapainya tingkat penggunaan lahan hutan yang bijaksana, berkesinambungan dan lestari yang hasil dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga masyarakat yang berdiam di sekitar hutan. Programa Penyuluhan Kehutanan merupakan rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan. Programa Penyuluhan Kehutanan disusun setiap tahun dan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya. Penyusunan dilakukan dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan mencakupan pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi dan pragrama penyuluhan nasional. Programa Penyuluhan Kehutanan ini disusun oleh Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan di masing-masing tingkatan dan merupakan acuan bagi Penyuluh Kehutanan dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan.(HA) Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demitercapainya perbaikan mutu hidupnya. Sasaran penyuluhan kehutanan adalah petani dan keluarganya.Sasaran utama dalam penyuluhan kehutanan adalah sasaran penyuluhan yang secara langsung terlibat dalam

kegiatan pengelolaan hutan. Sasaran pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan kehutanan, tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan program-program penyuluhan kehutanan.

Penyuluh kehutanan diharapkan mampu mengorganisir masyarakat (community organizer) yaitu dengan menfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompokkelompok organisasi yang peduli akan kelestarian hutan dan lingkungan. Untuk dapat menggerakan dan memotivasi masyarakat, penyuluh kehutanan harus aktif, terpercaya, dan diakui integritasnya, serta mampu meyakinkan dan kompeten dalam bidang tugasnya. Beberapa indikator yang menunjukan keberhasilan penyuluh dalam mengorganisir masyarakat antara lain: a. b. Terbentuknya pusat/ sentra penyuluhan di pedesaan. Berkembangnya forum-forum di desa atau kecamatan yang peduli akan hutan dan pembangunan kehutanan. c. Meningkatnya partisipasi masyarakat secara swadaya dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.

Sebagai tahap awal dari proses pemberdayaan masyarakat dan menjadi kunci untuk melihat keberhasilan penyuluh dan kegiatan penyuluhan adalah dalam pembentukan dan pengembangan kelembagaan masyarakat di wilayah kerjanya. Penyuluh kehutanan harus berperan dalam memfasilitasi penguatan dan peningkatan kapasitas pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya kelompok/kelembagaan yang kuat dan mandiri. Pada gilirannya akan tumbuh kesepakatan, kerjasama, dan jaringan kerja (networking) antar kelompok, antar desa dan antar kecamatan. Penyuluh kehutanan diharapkan mampu berperan dalam mengawal keberhasilan dari setiap program pembangunan kehutanan yang diprakarsai pemerintah. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat akan sangat menentukan suksesnya suatu program. Sosialisasi akan maksud dan tujuan serta manfaat dari suatu program perlu dilakukan agar timbul pemahaman yang baik dan menyeluruh.

C. PEMBAHASAN
1. LINGKUP KELOMPOK SASARAN PENYULUHAN KEHUTANAN Kelompok sasaran penyuluhan kehutanan, pada dasarnya adalah penerima manfaat atau benefeciaries pembangunan kehutanan, yang terdiri dari individu atau kelompok masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pembangunan kehutanan. Selaras dengan pengertiannya, sasaran penyuluhan disini yaitu siapa sebenarnya yang disuluh, atau ditujukan kepada siapa penyuluhan kehutanan itu. Jadi bukan diartikan tujuan yang hendak dicapai oleh penyuluhan kehutanan. Termasuk penerima manfaat pembagunan kehutanan pembangunan kehutanan ini adalah masyarakat desa hutan baik yang tinggal di dalam maupu di sekitar kawasan hutan, aparat pada jajaran Departemen Kehutanan, aparat pemerintah daerah, aparat atau personil perusahaan bidang kehutanan, aparat dinas/instansi terkait, peneliti, perguruan tinggi, serta lembaga-lembaga pelayanan/jasa yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pembangunan kehutanan. Dilihat dari cakupan wilayahnya, kelompok sasaran penyuluhan kehutanan mencakup seluruh warga masyarakaat penerima manfaat pembangunan kehutanan yang disebutkan di atas, baik yang tinggal di dalam maupundi dalam kawasan hutan. Yang dimaksud dengan kawasan hutan disini tidaklah hanya hutan di daratan dan/atau di gunung dan perbukitan, tetapi termasuk juga hutan rawa, pantai, bahkan kawasan terumbu karang di lepas pantai yang masih menjadi tanggung jawab Departemen Kehutanan. Dilihat dari cakupan kegiatannya, kelompok sasaran penyuluhan kehutanan meliputi seluruh warga masyarakat penerima manfaat pembangunan kehutanan yang hidup dan menggantungkan kehidupannya secara langsung dari usaha kehutanan, baik yang berupa komoditas kayu, non kayu, flora, fauna dan keragaman hayati lainnya. Dalam konteks menaikkan kesejahteraan masyarakat dalam dan sekiytar kawasan hutan, konsep pemanfaatan hutan, konsep pemanfaatan hutan haruslah dilandasi suatu pengertian yang etis.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kelompok sasaran penyuluhan kehutanan dapat dibedakan dalam 3 kelompok utama, yaitu sasaran utama, sasaran penentu, dan sasaran pendukung.

Masyarakat Desa Hutan sebagai Kelompok Sasaran Utama Seperti telah diketahui bersama bahwa sebagian besar dari masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan adalah bermata-pencaharian bertani. Namum berbeda dengan pertanian di dataran rendah para petani yang tinggal di dalam dan di sekitar wilayah hutan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hutan. Hutan bagi mereka adalah jaminan bagi ketahanan makanan atau food security mereka. Ada 3 (tiga) target group yang sudah barang tentu masing-masingmempunyai permasalahannya sendiri-sendiri, yaitu petani subsisten, kelompok remaja (pedesaan), wanita (wanita). 1). Kelompok Petani Hutan dengan Usaha Tani Subsisten Yang termasuk kelompok ini adalah petani yang tidak memiliki lahan, atau memiliki lahan sempit yang hanya cukup untuk usaha tani subsisten. Yang dimaksud usaha tani subsisten adalah, usaha tani yang dikelola dengan teknologi sederhana, tanpa masukan sarana produksi baru yang berasal dari luar lokalitas usaha tani tersebut, komoditi yang diusahakan terbatas berupa komoditi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan subsisten (yang berupa bahan pangan, sandang, dan papan) masyarakat setempat, dikerjakan oleh tenaga kerja keluarga sendiri, dan seluruh produknya hanya diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. Peran penyuluhan kehutanan terhadap sasaran ini meliputi 3 (tiga) kegiatan utama yaitu: a).Pengorganisasian: membentuk kelompok-kelompok petani hutan untuk menampung aspirasi mereka, membina kelompok. b).Penyediaan sumber daya: penyediaan sarana produksi, lahan, dll. c).Peningkatan motivasi: pembinaan dan peningkatan motivasi petani hutan agar berperan serta secara aktif dalam pembangunan kehutanan.

2). Kelompok Remaja Pedesaan Yang termasuk kelompok ini adalah para remaja berumur diantara 12-18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar jumlahnya dari masyarakat desa hutan. Peran penyuluh kehutanan terhadap sasaran ini adalah melalui pembentukan klubklub remaja (Pramuka, Santri, dll), penyelengaraan widyawisata / karya-wisata untuk memperluas wawasan, dll. 3). Kelompok Wanita Pedesaan Peran penyuluh kehutanan terhadap sasaran ini adalah dengan bekerja sama dengan penyuluh lain khususnya dalam meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan pedesaan.

Kelompok Sasaran Penentu dalam Penyuluhan Kehutanan Yang dimaksud dengan sasaran penentu adalah kelompok masyarakat yang terlibat dalam pengambilan keputusan tentang pembangunan wilayah dan pembangunan kehutanan, termasuk juga pengambilan keputusan tentang kebijakan, strategis, program, dan kegiatan penyuluhan kehutanan. Termasuk dalam kelompok ini adalah: 1). Penguasa wilayah atau pemimpin wilayah beserta aparat lainnya di jajaran instansi pemerintah daerah, sejak Gubernur/Kepala Dati I, Bupati/Kepala Datti II, Camat/Kepala Wilayah dan Kepala Desa. 2). Jajaran aparat kehutanan di Departemen Kehutanan maupun yang berada di Dinas Kehutanan di bawah Pemda, termasuk aparat BUMN/BUMD yang bergerak di usaha kehutanan. 3). Tokoh-tokoh informal, yang memiliki kekuasaan atau wibawa untuk menumbuhkan opini publik dan/atau yang dijadikan panutan oleh masyarakat setempat (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, dan guru)

10

4). Para peneliti dan ilmuwan sebagai pemasok informasi/teknologi yang diperlukan oleh petani hutan, baik yang berupa motivasi tentang: a). Teknik budidaya usaha tani hutan b). Pengelola usaha kehutanan c). Pengorganisasi petani hutan 5). Produsen penyalur sarana produksi/peralatan kegiatan usaha tani hutan 6). Lembaga-lembaga perkreditan yang berkewajiban yang menyediakan kemudahan kredit bagi petani subsisten yang memerlukan. 7). Pedagang dan lembaga pemasaran hasil hutan, baik kayu maupun non kayu 8). Pengusaha/industri pengolahan hasil hutan, baik kayu maupun non kayu. 9). Para wisatawan, pecinta alam (generasi muda), penangkar satwa, dan pencinta tanaman hutan. 10). Kelompok masyarakat luas lainnya.

Kelompok Sasaran Pendukung Penyuluhan Kehutanan Yang dimaksud dengan sasaran pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan kehutanan, tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan kegiatan penyuluhan kehutanan. Termasuk dalam kelompok ini adalah: 1). Para pekerja sosial, yang memiliki kemampuan untuk mengorganisir dan melaksanakan tugas penyadaran dan pemberdayaan masyarakat. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah LSM, para kontak tani, dan lain-lain. 2). Seniman (terutama seniman/pelakon kesenian tradisional), yang secara persuasif mampu mengubah perilaku masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan kehutanan. 3). Konsumen hasil-hasil kehutanan, yang sangat mempengaruhi tingkat adopsi masyarakat terhadap inovasi kehutanan yang ditawarkan. 4). Biro iklan, dengan perjalanan, dan asosiasi pengusaha yang berkaitan dengan kegiatan komunikasi dan desiminasi informasi, baik media cetak maupun elektronika.

11

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT DESA HUTAN SEBAGAI SASARAN UTAMA a). Karakteristik Sosial-Ekonomi Gambaran umum karakteristik masyarakat desa hutan adalah: 1). Kelompok masyarakat ini tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan. 2). Hidup menggantungkan kehidupannya dari hasil hutan, baik sebagai pemungut hasil hutan, maupun membudidayakan beragam komoditi kayu maupun non kayu. 3). Hidup berkelompok, berpindah-pindah, dan sangat ketat memegang teguh nilainilai atau norma adat nenek moyangnya. 4). Hidup relatif tertutup dan terisolir dari lingkungan masyarakat yang lain, dan relatif tidak terjangkau informasi dari dunia luar. Khususnya yang berkaitan dengan karakteristik ekonomi, sejak lama dan hingga sekarang masih sering kita jumpai adanya dua kutub pendapat yang menyatakan bahwa di satu kutub termasuk usaha tani subsisten dengan ciri-ciri khusus yang pada umumnya sangat tidak responsif terhadap kegiatan penyuluhan (pembangunan kehutanan), dan di kutub lain rasional dengan ciri-ciri yang sangat responsif terhadap upaya penyuluhan (pembangunan kehutanan). Scott (1976), secara panjang lebar pernah mengungkapkan karakteristik petani subsisten yang pada dasarnya hanya mengutamakan selamat dan tidak mau melakukan perubahan-perubahan. Setiap alternatif perubahan selalu dipandangnya sebagai sesuatu yang mengandung resiko yang justru akan memperburuk keadaannya yang sudah buruk. Khusus yang berkaitan dengan karakteristik sosial, perilaku petani subsisten adalah: (a). Tidak mudah percaya kepada orang lain. (b). Cukup dalam keterbatasan, artinya lebih suka dengan apa adanya. (c). Kurang akrab dengan kekuasaan pemerintah, artinya kurang menyukai perilaku aparat pemerintah.

12

(d). Sifat kekeluargaan, dalam arti kepentingan individu selalu dikalahkan oleh kepentingan keluarga/kerabat. (e). Tidak inovatif, artinya tidak mudah menerima perubahan. (f). Fatalistik, artinya sudah jemu dan tidak memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu demi perbaikan nasibnya. (g). Aspirasinya terbatas. (h). Tidak mampu mengantisipasi masa depan. (i). Dunianya sempit, artinya mereka tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang terjadi di luar masyarakat sendiri. (j). Kurang mampu beremphati atau tidak mampu memehami yang dipikirkan orang lain. (k). Kurang kritis dalam menanggapi setiap informasi yang disampaikan.

b. Karakteristik Sistem Usaha Tani Karakteristik Petani Rasional

Berbeda dengan ciri-ciri petani subsisten, petani rasional justru selalu ingin memperbaiki nasibnya dengan memilih dan mencari peluang-peluang yang mungkin dapat dilakukannya. Gambaran tentang petani rasional diantaranya adalah: 1. Petani Sebagai Manusia, artinya petani seperti halnya manusia yang lain, ia juga rasional, memiliki harapan-harapan. Keinginan-keinginan dan kemauan untuk hidup lebih baik . Petani sebagai manusia, umumnya adalah kepala keluarga di dalam rumah tangganya. Karena itu, sebenarnya tidak ada satu pun petani yang tidak selalu ingin memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan keluarganya. Sehingga mereka juga mau dan selalu ingin mencoba setiap peluang yang dapat dilakukannya. Petani sebagai manusia, biasanya memiliki ikatan serta memegang teguh adat istiadat masyarakatnya. Dengan demikian, seringkali penyuluhan agak lamban diterima, karena mereka memang butuh pertimbangan dan legimitasi dari anggota masyarakatnya.

13

2. Petani sebagai Juruwana, adalah petani yang melakukan kegiatan dalam memanfaatkan hutan yang memiliki pengalaman dan belajar dari pengalamannya itu. Hal-hal yang mendukung adalah; kebiasaan memperhatikan gejala-gejala alam yang dapat dijadikan pedoman (misalnya gejala alam yang ditulis dalam lontara Laongruma (lontara mengenai pertanian/kehutanan), kebiasaan ingin tahu dan bertanya mengapa tentang banyak hal yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari dan kegiatannya dalam memanfaatkan hutan. Kebiasaan untuk menghitung-hitung jumlah pengeluaran dan penerimaan yang diperolehnya, hal ini menunjukkan bahwa (sesuai kemampuannya) mereka memiliki daya analisis yang tinggi, yang sebenarnya sangat diperlukan sebelum iya menerima atau menerapkan inovasi yang ditawarkan penyuluhnya. Kebiasaan untuk meniru dan mencoba tentang segala sesuatu yang dinilainya sebagi peluang baru yang dapat meningkatkan produksi. Kebiasaan ini sebenarnya menggambarkan sikap inovatif petani. Sedangkan hal-hal yang menghambat kelancaran penyuluhan kehutanan adalah ; Tidak mudah percaya pada orang lain dan memegang teguh adat istiadat. Pertani Sebagai Pengelola Hutan, seorang petani terkadang juga sebagi manajer dari usahanya dalam memanfaatkan hutan. Berkaitan dengan hal tersebut, selama proses penyuluhan kehutanan berlangsung perlu dipahami bahwa : a) Sebagai Pengelola Tunggal, pengelola tidak suka digurui orang lain apalagi digurui orang luar yang dinilainya masih muda dan belum pernah atau belum cukup pengalaman. b) Unit usaha yang dikelolanya relatif kecil sehingga mereka termasuk golongan ekonomi lemah. Tidak saja lemah ditinjau dari permodalannya, tetapi juga lemah ditinjau dari peralatan yang digunakan serta pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sehingga mereka juga lemah dalam semangatnya untuk maju, lamban didorong untuk mengadopsi inovasi baru, merasa tidak memiliki kemampuan baik

14

kemampuan pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakannya, maupun kemampuan ekonomi untuk membiayai penerapan inovasi yang sangat terbatas. c) Usaha yang dikelolanya itu, usaha yang banyak menghadapi resiko dari ketidakpastian (terutama ketidak pastian mengenai musim dan ketidakpastian harga jual), sehingga untuk menerima sesuatu inovasi baru melalui analisis yang matang terlebih dahulu supaya lolos dari sekian banyak ketidakpastian tersebut. d) Di dalam pengelolaan usaha tani, Seringkali tidak ada batasan tentang pengelolaan usaha tani dan pengelolaan ekonomi rumah tangganya. Sehingga, disatu pihak seringkali modal usaha yang sudah terbatas itu menjadi semakin terbatas lagi karena digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan pihak lain pengelolaan usaha tani tidak selalu efisien. e) karena sempitnya usaha, seringkali petani terpaksa mencurahkan tenaga dan mengalokasikan sebagian waktunya (sering kali lebih besar) untuk kegiatan non pertanian.

15

D. DAFTAR PUSTAKA
http://bp2sdmk.dephut.go.id/id/publikasi/80-terbaru/171-program-penyuluhankehutanan.html, diakses pada hari sabtu 10 Maret 2012

Departemen Kehutanan.1997.Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kehutanan.

16

E. LAMPIRAN KONTRIBUSI ANGGOTA DALAM PENULISAN

NAMA SELVIANI TANDI BOYONG MUHAJIRIN

KONTRIBUSI DALAM KELOMPOK Menulis uraian tentang Lingkup Kelompok Sasaran Penyuluhan Kehutanan Menulis uraian tentang Masyarakat Desa Hutan Sebagai Kelompok Sasaran utama

TTD

MUHAMMAD ALDI KURNIA HARZANA

Menulis uraian tentang Kelompok Petani Hutan dengan Usaha Tani Subsisten Menulis uraian tentang Kelompok Wanita Pedesaan

ZAKIYAH MULDIYAH

Menulis uraian tentag Kelompok Remaja Pedesaan

INOSENSIUS P RIBO

Menulis uraian tentang Kelompok Sasaran Penentu Penyukuhan Kehutanan

MIKHA TANGKESALU P

Menulis uraian tentang Kelompok Sasaran Pendukung Penyuluhan Kehutanan

ANDI IRWAN

Menulis uraian tentang Karakteristik Sosial Ekonomi

HARDIANTY SUKMA

Menulis uraian tentang Karakteristik Sistem Usaha Tani

17

18

You might also like