You are on page 1of 18

KULIAH 4

Bahan Kuliah Tatap Muka 4 Tugas 4A

GEOLOGI STRUKTUR
(Prof. Dr. Ir. H. Munirwansyah, M. Sc) 1. Tekanan & regangan 2. Kekuatan Tanah & sifat batuan OLEH : ILHAMUSSHADRY 1104107010033

Senin , 12 Maret 2012 Jam 09.00 11.30

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2012

Tekanan ( stress ) , contoh stress

( NORMAL )

( TENSION )

( PRESSURE ) Elastis plastis , sebuah benda yang dapat kembali ke bentuk semula dinamakan elastis , sedangkan benda yang tidak dapat kembali ke bentuk yang semula dinamakan plastis atau inelastis. -

Sifat batuan ,

Single body , diambil suatu sampel single body , Tidak terdapat bidang lemah , cukup kuat menerima Beban

Multiple body , banyak ditemui bidang belah tapi sedikit bidang lemah , beban yang dapat

Very fissured multiple body , kondisi bahan sangat lemah dalm memikul benda yang bekerja.

Articulate rock system , tingkat keasamannya tinggi bila terkena air.

Tegangan kontak , semakin banyak titik kontak , gaya semakin kuat , kekuatan tanah dinilai pada saat terjadi pergerakan partikel .

KULIAH 4
Bahan Kuliah Tatap Muka 4 Tugas 4B

GEOLOGI STRUKTUR
(Prof. Dr. Ir. H. Munirwansyah, M. Sc) 1. Tekanan 2. Tanah & batuan OLEH : ILHAMUSSHADRY 1104107010033

Senin , 12 Maret 2012 Jam 09.00 11.30

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2012

Bentuk dan ukuran suatu material dapat berubah dengan dikenakannya gaya luar, dan material pun cendrung untuk kembali kepada keadaan semuala ketika gaya ini dihilangkan. Hal yang serupa terjadi pada fluida, yang dapat mengalami perubahan ukuran (volume) tapi tidak terjadi perubahan bentuk. Sifat yang melawan perubahan bentuk maupun ukuran dan kembalinya kepada kondisi semula ketika gaya luar dihilangkan disebut sebagai Elastisitas. Suatu material elastis sempurna adalah material yang dapat kembali ke bentuk semula dengan sempurna setelah terdeformasi. Batuan adalah termasuk sebagai suatu bahan elastis sempurna. Hubungan antara gaya yang diterapkan dan deformasi dinyatakan dalam konsep stress dan strain. STRESS (TEGANGAN) Stress yang terjadi pada suatu material tidak dapat dihitung tanpa mengikut sertakan gaya yang terjadi. Pada gambar 1 menunjukkan suatu blok material yang dikenakan gaya.

Gambar 1 Dan stress yang terjadi pada blok material tersebut kita dapat dituliskan sebagai : Stress = (gaya/luas area) atau = F/A karena gaya adalah besaran vektor dan luasan adalah besaran skalar maka stress harus dalam bentuk vektor dan satuan yang digunakan adalah Pa (pascal) Gaya/satuan Luas = massa x percepatan/Luasan = (kg(m/s2))/m2 = Pa

Sekarang marilah kita mencoba melihat stress yang terjadi pada suatu bidang. Pada gambar 2 menunjukkan suatu stress yang terjadi pada suatu bidang sempurna, jika stress datang pada arah tegak lurus bidang, maka yang terdapat hanya normal stress yang biasa kita sebut sebagai tekanan (pressure). Dan jika datang dengan arah tidak tegak lurus, maka akan terdapat normal stress (dapat dihitung dari sudut yang dibentuk) dan shear stress atau tangensial (stress yang terjadi sejajar dengan bidang).

Gambar 2 Chaucy dan Navier adalah dua orang ahli yang mula-mula menganggap bahwa benda padat adalah suatu sistem yang terdiri dari partikel-partikel medium. Distribusi partikel ini menerus (continuous) sehingga pergeserannya dapat dilacak sebagai fungsi koordinat. Sekarang mari kita tinjau sebuah elemen medium yang kita andaikan berbentuk kubus (3 Dimensi) dengan panjang sisi-sisinya mendekati nol (gambar 3)

Gambar 3 Pada gambar 3 di bidang x, komponen stress akan bekerja pada arah x, y dan z ditulis sebagai xx ; yx dan zx, dimana subscript pertama menunjukkan arah dari stress tersebut dan subscript kedua menunjukkan kepada permukaan stress tersebut bekerja. Sehingga zx menunjukkan bahwa stress bekerja sejajar dengan sumbu z pada bidang x. Jika subscriptnya sama (misalnya xx) menunjukkan normal stress, dan jika subscript berbeda (misalnya xz) disebut shear stress. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa stress yang terjadi pada permukaan DEFG sama dengan yang terjadi pada permukaan OABC, begitu pula pada keempat permukaan lainnya. Sehingga dapat dituliskan tegangan (stress) yang bekerja pada bidang-bidang elemen kubus ada 9 macam yakni

(1) Persamaan ini biasa disebut sebagai stress tensor. Jika kubus tersebut berada pada kondisi equilibrium (kondisi diam, takbergerak, tak berputar, dll) maka akan berlaku xy = yx

xz = zx yz = zy sehingga hanya tinggal 6 komponen tensor yang indipenden. Dan hal ini menunjukkan bahwa stress tensor adalah suatu tensor simetris. KASUS TAKSEIMBANG Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai medium dalam kondisi static equilibrium (kondisi diam). Sekarang akan dibahas mengenai stress yang terjadi pada kasus takseimbang seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4 Stress yang terjadi pada bidang DEFG dan OABC pada arah x, y dan z ditulis sebagai

Dan gayanya yang terjadi dapat dituliskan sebagai (Gaya = stress kali satuan luas) yang terdiri dari

Kemudian dengan cara yang serupa untuk bidang BCFG atau ADEO adalah

dan untuk bidang ABEF atau CDGO adalah

Berikut Stress yang besarnya berbeda dari segala arah ( differential stress ) : Tensional Stress ( tegangan tarik ) adalah tekanan normal yang menghasilkan tarikan ( tension ) . sehingga tubuh batuan menjadi meregang dan terpisah. Compressional Stress ( tegangan tekan ) adalah tekanan normal yang mendorong batuan sehingga menghasilkan pemendekan pada tubuh batuan tersebut. Shear Stress adalah tegangan yang menyebabkan pergeseran dan puntiran atau menyebabkan selip dan translasi. Stress yang dari segala arah sama ( uniform stress ) : Confining Stress , yang terjadi sejajar dengan bidang.

Regangan
Regangan merupakan canggaan yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan perubahan panjang, bentuk (distortion) atau isipadu (dilation) atau ketiga-tiganya. Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, jasad isotropik (homogen) berubah isipadunya tetapi bukan bentuknya.

Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila daya hidrostatik diturunkan. Perubahan bentuk biasanya berlaku semasa terdapat daya yang terarah. Bila jasad dikenakan dengan daya terarah, ia biasanya melalui tiga fasa canggaan, iaitu fasa elastik, plastik dan pecah. Bahan rapuh biasanya pecah sebelum fasa plastik, sementara bahan mulur mempunyai selang yang besar antara had elastik dan had pecah. Perhubungan ini ditunjukkan oleh bentuk tegasan dan regangan. Kekuatan

batuan, biasanya dirujuk kepada daya yang diperlukan untuk memecahkannya pada suhu dan tekanan permukaan. Pada keadaan ini kebanyakan batuan bersifat rapuh. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeza-beza, walaupun terdiri daripada jenis yang sama. Ini adalah kerana keadaan pembentukannya adalah berbeda-beda.

Walau bagaimanapun secara am, batuan sedimen (batu pasir, batu kapur, batu lumpur) kurang kuat berbanding dengan batuan metamorf (kuarzit) dan batuan igneus basik (basalt, felsit).Struktur primer seperti fosil, bentuk bantal, lobang organisma dan pebel boleh digunakan sebagai petunjuk keregangan. Pertumbuhan serabut kuarza dan kalsit dalam rongga sesar atau kekar juga petunjuk yang baik.

ELASTIS DAN PLASTIS


Misalnya ada sebuah benda (material), jika diberi gaya (ditarik, ditekan, atau dilenturkan), benda tersebut memanjang, memendek, atau bengkok (berdeformasi). Kemudian gaya tersebut dihilangkan, dan benda tersebut kembali persis ke bentuk dan ukuran semula. Kondisi ini dinamakan kondisi ELASTIS. Tapi, ada suatu kondisi jika gaya tersebut ditambah besarnya, benda tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk semula. Benda itu sudah dalam kondisi PLASTIS atau INELASTIS. Dalam kondisi elastis, besarnya gaya berbanding lurus dengan besarnya deformasi. Misalnya kita ambil gaya tarik versus penambahan panjang. Semakin bsar gaya tariknya, semakin besar pula penambahan panjangnya. Dalam pembahasan biasanya digunakan tegangan untuk mewakili gaya ( = F/A), dan regangan untuk mewakili penambahan panjang ( = L/L)

Titik waktu pertama kali material tersebut memasuki kondisi plastis disebut Titik Leleh (Yield Stress). Pada kondisi plastis, hubungan tegangan regangan sudah menyimpang jauh dari linear. Diberi tambahan gaya sedikit saja, deformasinya bisa bertambah berlipatlipat kali dari deformasi elastis. Jika gaya tersebut ditambah, maka material tersebut bisa putus. Titik ini disebut titik putus, atau titik fraktur (Ultimate Stress).

Daktilitas adalah kemampuan material mengembangkan regangannya dari pertama kali leleh hingga akhirnya putus. Atau, daktilitas bisa juga kita artikan seberapa plastis material tersebut. Semakin panjang ekor plastisnya, semakin daktail material tersebut.

Kebalikan dengan daktail, material yang GETAS tidak memiliki ekor plastis yang panjang. Malah ada yang sama sekali tidak memiliki ekor plastis. Artinya, titik lelehnya sama dengan titik putusnya. Begitu dia leleh saat itu juga dia putus. MODULUS ELASTISITAS Modulus Elastisitas biasa disebut juga Modulus Young. Walaupun sebenarnya Modulus Young adalah bagian dari Modulus Elastisitas (sumber: wikipedia). Modulus Elastisitas (nggak usah diturunkan ya persamaannya), dirumuskan sebagai:

adalah regangan, dan adalah regangan. Pada grafik hubungan tegangan-regangan, kemiringan kurva elastis menunjukkan besarnya Modulus Elastisitas. Semakin tegak kurva elastisnya, maka semakin besar nilai E-nya. Sebaliknya semakin landai kurvanya, semakin kecil nilai E-nya.

BAJA Di antara tiga material utama konstruksi (baja, beton, kayu), baja adalah material yang paling daktail. Tegangan lelehnya tinggi, regangan maksimumnya besar. Modulus Elastisitasnya juga tinggi. BETON Beton kebalikan dengan baja. Beton justru sangat tidak daktail. Beton malah sangat getas ketika mengalami tegangan tarik. Sedangkan ketika mengalami tekan, perilaku elastisnya hanya terlihat sekitar 0 30% dari kuat tekan beton. Setelah itu tidak elastis lagi. Hal ini konon diakibatkan karena munculnya retak-retak pada saat tegangan sudah mulai tinggi.

KARET Karet adalah contoh material yang sangat fleksibel (modulus Elastisitas kecil) tapi juga getas. Artinya, begitu mencapai titik leleh seketika itu juga karet itu putus. Regangan karet bisa mencapai lebih dari 100%, artinya karet dapat memanjang 2 kali (bahkan lebih) dari panjang semula. Regangan beton (tekan) paling maksimal sekitar 0.3-0.4 persen.

Regangan leleh baja sekitar 0.2 persen, dan regangan putusnya mencapai 15%. (so, kalau anda mau menarik sebuah tulangan baja hingga putus, paling tidak anda harus bisa menarik tulangan tersebut menjadi 15% lebih panjang terlebih dahulu baru kemudian baja itu akan putus) Kalo digambarkan ketiganya kurang lebih perbandingannya seperti gambar berikut.

KERUPUK Kebetulan belum ada laboratorium yang mengadakan penelitian tentang hubungan tegangan-regangan dari kerupuk. Mungkin anda berminat?

Dari pembahasan ini akan muncul istilah-istilah lain seperti: 1. Sendi Plastis. Sendi plastis adalah kondisi ujung-ujung elemen struktur yang semula kaku (rigid) atau terjepit sempurna, kemudian menjadi sendi (pinned) karena material penyusunnya (dalam hal ini baja) telah mengalami kondisi plastis. Misalnya sambungan balok ke kolom pada awalnya didesain kaku (rigid), namun karena momen tumpuan sangatt besar mengakibatkan semua tulang tarik pada balok mengalami leleh. Jika sudah leleh, tentu sudah tidak elastis lagi. Gaya gempa yang arahnya bolak balik menyebabkan sisi atas dan sisi bawah balok secara bergantian mengalami tekanan tarik dan tekan yang besar, bahkan dapat membuat beton menjadi retak atau hancur. Dalam kondisi seperti ini, kekuatan ujung balok bergantung kepada tulangan. Deformasinya (dalam hal ini putaran sudut) menjadi besar, dan ujung balok tidak rigid lagi, alias sudah seperi sendi.

2. Daktilitas Penampang. Daktilitas penampang adalah kemampuan penampang untuk mengembangkan deformasinya setelah mengalami leleh pertama kali. Atau bisa disebut juga seberapa lama suatu elemen struktur bisa bertahan dengan kondisi sendi plastis di ujung-ujungnya. 3.Daktilitas Struktur Daktilitas secara keseluruhan. Khususnya dalam memikul beban lateral (gempa).

KEKUATAN TANAH DAN TEGANGAN KONTAK Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. Tanah terdiri dari tiga fase, tanah solid, air, dan udara. Air dan udara disebut void (rongga) dan tanahnya sendiri disebut solid

Pada suatu keruntuhan akibat geseran, tegangan-tegangan yang timbul di dalam sistem tanah, dan ini pada umumnya mengakibatkan runtuhnya sistem tersebut. Keruntuhan dapat terjadi sebagai akibat menurunnya kekuatan tanah sepanjang bidang tersebut. Kekuatan tanah seringkali menurun selama terjadinya gempa bumi, akibat tanah mengalami suatu kondisi pembebanan siklus. Banyak tanah sangat peka terhadap pembekuan air akan mengembang selama temperatur beku, menyebabkan kerusakan pada jalan raya, fondasi gedung, dinding penahan dan bangunan-bangunan lainnya. Kekuatan tanah sangat berpengaruh pada pembangunan sebuah jalan atau bangunan lainnya. Kekuatan tanah bergantung pada kondisi kepadatan tanah. Kepadatan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya type tanah dan kadar air. Kepadatan tanah ini akan mempengaruhi porositas tanah. Porositas ini akan berperan penting dalam konduktivitas listrik suatu bahan, sedangkan konduktivitas mempengaruhi nilai resistivitas. Selain itu, kepadatan tanah juga sangat dipengaruhi oleh kuat tekan bebas yang dapat dilakukan dengan pemberian tekanan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dicari hubungan antara besarnya pemberian tekanan terhadap resistivitas tanah.

Kekuatan tanah untuk mendukung beban yang ditimpakan kepadanya akan meningkat dengan semakin berkurangnya udara yang terperangkap didalamnya. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan tanah (kompaksi) yang memaksa udara yang berada di dalam tanah keluar. adapun air, maka ia harus dikontrol banyaknya dalam tanah. Air berfungsi sebagai pelumas yang memperkuat interlocking antar butiran tanah. Kepadatan maksimum akan dicapai pada saat kadar air optimum. Air yang terlalu banyak, justru akan melemahkan kekuatan tanah, karena bagian yang seharusnya masih bisa diisi oleh tanah justru akan terisi oleh air.
Tekanan kontak dari butir-butir yang mengimbangi beban di atas suatu bidang akan membentuk suatu tahanan gesek terhadap gerakan-gerakan partikel . Tekanan gesek biasanya merupakan faktor penting dalam stabilitas massa dan kemampuan tanah menahan beban . Suatu beban yang dikerjakan pada suatu massa tanah akan menghasilkan tegangan-tegangan dengan intensitas yang berbeda. Besarnya kuat geser tidak memiliki satu nilai tunggal, tetapi dipengaruhi oleh faktor :

1. Keadaan tanah angka pori, ukuran butir, dan bentuk. 2. Jenis tanah pasir, berpasir, kerikil atau jumlah relatif dari bahan-bahan yang ada. 3. Kadar air. 4. Jenis beban dan tingkatnya, dari teori konsolidasi dapat diketahui bahwa beban yang cepat akan menghasilkan tekanan yang berlebihan. 5. Anisotropis. Kekuatan yang tegak lurus terhadap bidang dasar akan berbeda jika dibandingkan dengan kekuatan yang sejajar dengan bidang tersebut.

You might also like