You are on page 1of 14

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk Tuhan yang paling sempurna di antara mahklukmahkluk lainnya. Manusia diciptakan Tuhan sebagai pemimpin minimal bagi dirinya sendiri. Maka tidak salah jika orang bijak mengatakan bahwa orang yang baik adalah orang yang mampu memimpin dan membimbing diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Terlebih menjadi seorang pemimpin dalam suatu golongan. Aristoteles murid Plato menekankan pentingnya keseimbangan rasional, moral dan sosial pada manusia untuk dapat mencapai kebahagiaan. Pemimpin dengan rasionalitas dan moralitasnya membantu pengikutnya untuk menempatkan diri dalam kehidupan sosial dengan fungsi yang produktif. Mereka yang tidak mengetahui tentang pengetahuan yang benar, tujuan manusia dan bagaimana mencapainya tidak layak menjadi pemimpin. Bahkan lebih jauh lagi di Cina, Lao-tzu dalam kitab Tao Te Ching menunjukkan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu meniadakan kediriannya, melepaskan egonya demi kepentingan pengikutnya. Seperti langit dan bumi yang tidak mewakili diri sendiri tetapi mewakili keseluruhan alam,. Ia adalah orang yang mewakili para pengikutnya, lebih jauh lagi mewakili harmoni semesta, mewakili Dao , tata cara alami yang sejak sediakala menata alam semesta jauh sebelum manusia ada. Ajaran-ajaran kuno tentang pemimpin dan kepemimpinan memberi insight kepada kita bahwa karakteristik pemimpin dan kepemimpinan diturunkan dari konsep manusia, masyarakat dan tujuan masyarakat. Plato dan Aristoteles terlebih dahulu menjelaskan siapa manusia, hakikat masyarakat dan tujuan hidup manusia yang akan dicapai melalui kehidupan bersama. Lao-tzu dan Konfucius menegaskan dasar-dasar kosmologis (asal-usul alam) dan hakikat manusia sebagai bagian alam semesta bagi pemimpin dan kepemimpinan. Kisahkisah dari Babylonia, India dan Mesir menunjukkan dasar kepercayaan tentang dewa-dewa, asal-usul alam dan manusia bagi penentuan kriteria pemimpin dan kepemimpinan. Setiap konsep pemimpin dan kepemimpinan selalu diletakkan dalam konteks kehidupan bersama.

Dan dari Babylonia, melalui catatan-catatan dalam Gilgamesh, ditunjukkan bahwa kekacauan dan kerusakan sebuah masyarakat berkorelasi positif dengan penyimpangan yang dilakukan pemimpinnya. Semakin buruk kondisi sosial-ekonomi masyarakat, semakin besar distorsi kepemimpinannya. Semakin menyimpang pemimpin dari kewajiban dan tanggungjawabnya, semakin kacau kondisi masyarakatnya. Cerita yang sama kita temukan juga dalam Ramayana dan Mahabharata yang merepresentasikan masyarakat India, juga dalam ceritacerita kepahlawanan Eropa. Kepemimpinan adalah sesuatu yang erat hubungannya dengan kondisi masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang bersama-sama berusaha mencapai tujuan tertentu, mencapai kesejahteraan. Walau banyak hal diketahui tentang manusia sebagai pemimpin dan kepemimpinan namun tak mudah manusia dengan pengetahuan dan bakatnya mempertahankan nilai nilai kepemimpinan untuk kesejahteraan. Nilai nilai kepemimpinan itu tidak datang dengan akal dan pengetahuan saja tapi merupakan kekuatan hati yang bersumber dari nur ilahi untuk menanamkan sepatah kata tentang cinta dan kasih sayang. Itulah yang harus dijemput oleh manusia dengan keimanan kepada Allah. Sebagaimana Rasul yang dikenal seorang pemimpin yang tanpa cacat. Seorang inovator, motivator dan mencurahkan hidupnya untuk nilai nilai cinta bagi semua. Rasanya tak perlu kita belajar banyak kecuali cukuplah menteladani Rasul sebagai seorang manusia yang berkarakter Pemimpin , yang didesign oleh Allah begitu agungnya sebagai blue print manusia menjadi bayang bayang Allah, Ia bagaikan air yang berfungsi tak lain sebagai sumber kehidupan dan menghidupkan dalam kesejukan dan kedamaian untuk semua. Korelasi agama berkata dan budaya memakai dalam konteks kepemimpinan menjadi tak terbantahkan. Agar manusia dapat belajar dari Allah (lewat rasul) untuk menjadi manusia berkualifikasi pemimpin yang rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri, yang menunaikan tugas dengan diam-diam tanpa berupaya mencari perhatian dan pujian publik. Menghargai prestasi orang lain dan mengabil alih tanggung jawab tanpa menyalahkan orang lain. Ia menjadi inpirasi bagi semua untuk sepatah kata tentang cinta dan kasih sayang. Menentramkan semua orang dan memberikan Hope untuk haris esok yang lebih baik. Di negeri kita agama dan budaya tak lagi seiring sejalan, maka kita miskin figur pemimpin nasional yang berkualitas "manusia" , yang memimpin dengan cinta dan kasih sayang.

B.

Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :

a. b. c.

Hakikat pemimpin Tipe-tipe kepemimpinan Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen pendidikan.

C.

Tujuan Penulisan Makalah Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan

ini diarahkan untuk : a. b. c. Untuk mengetahui hakikat pemimpin Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

A.

Hakikat Pemimpin Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk

memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat diartikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari pengertian tersebut yaitu: 1. kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Disini terdapat unsure kesediaan bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin. 2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang. Disini pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan bawahan, akan tetapi bawahan tidak dapat mengarahkan kegiatan pemimpin. 3. selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan, pemimpin juga dapat mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, akan tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan melaksanakan perintahnya. Dari beberapa hal tersebut diatas, diketahui bahwa bagaimana pemimpin berperilaku akan sangat berpengaruh terhadap roda organisasi yang mana tingkah laku tersebut akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuannya, nilai-nilai dan pengalaman mereka. Mengenai bidang kebebasan penggunaan wewenang pemimpin terhadap bawahaanya akan dijelaskan dalam bagan berikut;

Gambar : Perilaku Pemimpin Keterangan: 1. Pimpinan membuat keputusan 2. Pimpinan menjual keputusan 3. Pimpinan menyajikan gagasan 4. Pimpinan menawarkan keputusan 5. Pimpinan menerima saran, membuat keputusan 6. Pimpinan minta kelompok untuk membuat keputusan 7. Pimpinan memperbolehkan bawahan berfungsi dalam batas tertentu. Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pemimpin mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan organisasi. Untuk itulah, setiap organisasi harus bisa menemukan pemimpin-pemimpin yang sesuai sehingga visi dan misi organisasi bisa terwujud sesuai dengan harapan. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para spikolog dan para peneliti lainnya telah menemukan beberapa karakteristik pemimpin adalah sebagai berikut; Edwin Ghiselli dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat adalah sebagai berikut; a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (Supervisory ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.

b.

Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan keinginan sukses.

c. d.

Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat. e. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah. f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengemabngkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi baru. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

B.

Tipe-Tipe Kepemimpinan Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses

kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan. 2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan. 3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturanperaturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati. 4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan. 5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya. 6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung. Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksiinstruksinya harus ditaati.

2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatankegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan. 3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan. Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Manajemen Pendidikan Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. H. Jodeph Reitz (1981) mengungkapkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin meliputi: a. Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Misalnya jika dia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan maka cenderung akan menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan.

b. Pengharapan dan perilaku atasan. Misalnya atasan yang memakai gaya berorientasi pada tugas cenderung manajer juga akan menggunakan gaya itu. c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi gaya

kepemimpinan manajer. Contohnya jika seorang karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pemimpin. d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin contohnya bawahan yang bekerja pada pengolahan data (Litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi kepada tugasnya. e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Contohnya, kebijakan dalam pemberian penghargaan terhadap prestasi bawahan akan mempengaruhi motifasi kerja bawahan. f. Harapan dan perilaku rekan. Misalnya manajer membentuk persahaban dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap rekan mereka tersebut akan mempengaruhi perilaku rekan-rekan yang lain. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi. Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorangahli (expert) 4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative) 5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)

6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments) 7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator) 8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar) 9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)

10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility) 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure) 13. Sebagai kambing hitam (scape goat). Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. 2. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. 3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan

10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe

kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya. Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhankebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. B. Saran-saran Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

11

1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik. 2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masingmasing. 3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin. 4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instansi.

12

DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004). M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan,
http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem http://mrofiuddin.blogspot.com/2011/12/sang-pemimpin.html http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/fungsi-kepemimpinan-dalam-manajemen.html

13

14

You might also like