Professional Documents
Culture Documents
Tekanan Darah
Kelas 2E
Nama Kelompok : Aniza putri pratiwi (1104015025) Fitria malta (1104015) m.rizky (1104015) tegar arlan mas irfan (1104015) isneny utari (1104017)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012
(rongga antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang (Smeltzer & Bare, 2001).
Kategori
Hipotensi Normal Prehipertensi Hipertensi
Kecepatan alir (velocity) suatu cairan dalam pembuluh akan bergantung kepada isi aliran (flow) dan luas penampang pembuluh. Dalam hal ini kecepatan air yang dimaksud ialah kecepatan linier, dengan rumus sebagai berikut V (velocity) Q (flow) A (area) V = Q/A : jarak per unit waktu: misal cm/detik : isi per unit waktu : misal cm3/detik : luas penampang : misal cm2
Dari rumus di atas dapat diihat bahwa perubahan pada luas penampang misalnya penyempitan pembuluh, akan sangat mempengaruhi kecepatan alir. Pada skema di bawah ini nampak bahwa bila isi aliran (flow) tetap sama, peningkatan luas penampang sebesar lima kali akan menurunkan kecepatan alir menjadi 1/5 nilai sebelumnya. Sebaliknya bila cairan tersebut terus mengalir ke pembuluh dengan luas penampang 1/10 dan luas sebelumnya, maka kecepatan alin akan meningkat 10 kali.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Praktikum 1. Tekanan darah arteri branchialis pada berbagai macam sikap.
A. Normal a. Pasang manset pada salah satu siswa b. Tetapkan bunyi korotkof pada siswa tersebut, lalu catat tekanan darahnya. B. Berbaring Telentang a. Pasang manset pada salah satu siswa b. Lalu mintalah siswa tersebut berbaring telentang selama 3 menit dengan tenang c. Tetapkan bunyi korotkof pada siswa tersebut, lalu catat tekanan darahnya. C. Duduk a. Pasang manset pada salah satu siswa b. Lalu mintalah siswa tersebut duduk selama 3 menit dengan tenang c. Tetapkan bunyi korotkof pada siswa tersebut, lalu catat tekanan darahnya. D. Berdiri a. Pasang manset pada salah satu siswa b. Lalu mintalah siswa tersebut berdiri selama 3 menit dengan tenang c. Tetapkan bunyi korotkof pada siswa tersebut, lalu catat tekanan darahnya. Hasil Pengamatan No 1 2 3 4 5 Nama Mahasiswa Aniza putri pratiwi Wido artanto revita Yayat Anshari amirullah Normal 120/80 120/80 120/80 120/80 120/80 Tekanan Darah Berbaring Duduk 100/80 80/70 120/80 120/70 100/90 110/80 110/80 120/80 120/70 110/90 Berdiri 120/80 90/70 120/90 130/80 120/90
BAB 4
Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas No 1 2 3 4 5 Nama Mahasiswa Tegar arlan Gani nur rahmad lusiana tamam muslih Tekanan Darah Otak 120/90 110/90 130/80 130/90 140/90
PEMBAHASAN Berdasarkan teori semakin banyak kegiatan atau aktivitas seseorang semakin tinggi tekanan darah orang tersebut. Tetapi dalam praktikum yang dilakukan terdapat hasil yang tidak sesuai dengan teori. Ini bisa terjadi karena beberapa faktor, yaitu karena kesalahan alat yang digunakan atau kondisi orang tersebut. Contoh salah satu faktor kondisi seseorang adalah :
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa stadium. Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi
Kategori
Normal Hipertensi perbatasan Hipertensi Ringan (stadium 1) Hipertensi Sedang (stadium 2) Hipertensi Berat (stadium 3) Hipertensi Maligna (stadium 4)
Diambil dari Wiryowidagdo (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, &Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka.
4. Bahaya Hipertensi
Hipertensi apabila tidak disembuhkan maka dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ-organ yang mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otak dan ginjal (Hayens, 2003). Penyakit yang sering timbul akibat hipertensi adalah stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Ina, 2008). Pada organ jantung, hipertensi adalah faktor resiko pendukung terbesar di seluruh dunia terhadap kejadian penyakit pembuluh darah jantung (Ezzati et al., 2003 dalam Kaplan, 2006). Infokes (2007) mengatakan bahwa hipertensi adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, imfark (penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung, stroke, gagal ginjal dan angka kematian yang tinggi. Dari pemaparan di atas, terlihat
bahwa hipertensi berdampak negatif pada organ-organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian.
5. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu penatalaksanaan farmakologis atau dan penatalaksanaan non farmakologis. Pengobatan hipertensi juga dapat dilakukan dengan terapi herbal.
5.1.5 Antagonis Kalsium Antagonis Kalsium adalah sekelompok obat yang berkerja mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel-sel dan mengendurkan otot-otot di dalam dinding pembuluh darah sehingga menurunkan perlawanan terhadap aliran darah dan tekanan darah. Antagonis Kalsium bertindak sebagai vasodilator atau pelebar (Hayens, 2003). Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah (Lenny, 2008).
erangkat bekerja untuk berenang di kolam renang terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada sat istirahat makan siang tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan, pergilah bermain ice-skating, roller-blade atau bersepeda bersama keluarga atau teman, satu hari dalam satu minggu, lakukan aktivitas baru misalnya bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis atau belajar dansa, yang terakhir pilih tangga dibandingkan lift atau eskalator.
5.2.5 Bantuan dari Kelompok Pendukung Sertakan keluarga dan teman menjadi kelompok pendukung pola hidup sehat (Dalimartha, et al, 2008). Sehingga keluarga dan teman-teman mengerti sepenuhnya tentang besarnya resiko jika tekanan darah kita tidak terkendali. Dengan demikian keluarga dan teman akan membantu dengan memperhatikan makanan kita atau mengingatkan saat tiba waktunya untuk minum obat atau untuk melakukan aktivitas berjalan-jalan setiap hari dan mungkin saja mereka bahkan akan menemani kita (Sheps, 2005). Penelitian yang ditulis dalam Dalimartha, et al (2008) menunjukkan dukungan kelompok terbukti berhasil dalam mengubah gaya hidup untuk mencegah hipertensi 5.2.6 Berhenti Merokok dan Hindari Konsumsi Alkohol berlebih Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan darah. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Dalam beberapa detik nikotin mencapai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin), sehingga dengan pelepasan hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi (Sheps, 2005). Demikian juga dengan alkohol, efek semakin banyak mengkonsumsi alkohol maka semakin tinggi tekanan darah, sehingga peluang terkena hipertensi semakin tinggi (Hayens, 2003). Menurut Sheps (2005) alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Selain itu minum-minuman alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium, rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2005). Beberapa laporan mnyimpulkan bahwa efek alkohol dimulai dari asupan alkohol yang paling rendah. Jadi, seseorang yang tidak mengkonsumsi alkohol maka cenderung memiliki tekanan darah yang normal. Laporan lain menunjukkan ada batas atau ambang tertentu dari alkohol yang dapat mempengaruhi tekanan darah (Hayens, 2003).
Adapun tanaman obat tradisional yang dapat di gunakan untuk penyakit hipertensi yaitu: bawang putih (Allimun sativum L), seledri (Apium graveolens L), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L), belimbing (Averrhoa carambola L), teh (Camellia sinensis L), wortel (Daucus carota L), mengkudu (Morinda citrifolia L), mentimun (Cucumis sativus L) dan lain-lain (Wiryowidagdo, 2002).
pemasakan dan pengolahan menjadi acar akan mengurangi kandungan vitamin dan mineralnya, terutama vitamin C 3.2 Mentimun Jepang (Kyuri). Timun asal negeri sakura ini memiliki bentuk yang lebih 'ramping' dan panjang dibanding mentimun lokal. Kulitnya berwarna hijau gelap dengan bintik-bintik putih timbul yang membuat permukaannya tidak rata. Rasa dan teksturnya lebih lembut daripada mentimun lokal. Mentimun jeinis kyuri sangat cocok diolah menjadi campuran salad dan acar 3.3 Mentimun Gherkin. Disebut juga mentimun acar atau baby kyuri. Sesuai namanya mentimun ini lebih sering diolah menjadi acar. Ukurannya lebih kecil dengan kulit berwarna hijau tua dan ada bintik-bintik yang timbul seperti kyuri. Rasanya renyah, tidak terlalu berair dan tidak bergetah 3.4 Zucchini. Sayuran yang masih bersaudara dengan mentimun ini sering disebut sukini atau timun Italia. Memiliki ukuran lebih besar den tidak terlalu berair dibanding mentimun. Bentuknya tidak bulat sempurna, tapi bersegi-segi. Warna kulitnya hijau lumut tua dan mengkilap. Bagian dalamnya berwarna putih menyerupai oyong, berbeda dengan mentimun, sukini jarang dimakan mentah. 4. Habitat Masyarakat pada umumnya menanam mentimun (Cucumis Sativus) di sawah atau di ladang sebagai tanaman komersial. Mentimun tumbuh sepanjang tahun dan tergolong tanaman merambat (Mangonting, et al, 2008). 5. Kandungan Mentimun (Cucumis Sativus) Buah mentimun (Cucumis Sativus) mengandung sejumlah zat kimia alami diantaranya, vitamin A, B, C, E, saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, flavonoid dan polifenol. Secara rinci di dalam 100 gram buah timun terdapat energi 20 kkal, karbohidrat 3.63 gr, gula 1.67 gr, serat pangan 0.5 gr, lemak 0.11 gr, protein 0.65 gr, Vitamin B1 0.027 mg, Vitamin B2 0.033 mg, Vitamin B3 0.098 mg, vitamin B5 0.259 mg, vitamin B6 0.040 mg, folate 2%, vitamin C 2.8 mg, kalcium 16 mg, zat besi 0.28 mg, magnesium 13 mg, fospor 24 mg, potassium 147 mg, zinc 0.20 mg (Fikri, 2008). 6. Khasiat Mentimun (Cucumis Sativus) Mentimun (Cucumis Sativus) mempunyai banyak khasiat. Dalam berbagai uji coba yang dilakukan, ekstrak mentimun berdampak positif jika digunakan untuk mengobati penyakit seperti susah buang air besar, menurunkan kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah hepatitis, sariawan, demam, darah tinggi dan beberapa gangguan kesehatan lainnya (Mangonting, et al, 2008). Kandungan serat dalam mentimun dapat menurunkan kadar lemak tubuh dan kolesterol serta memberi efek mengenyangkan sehingga kita jadi tidak gampang lapar. Selain itu, mentimun juga mengandung asam malonat yang dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga sangat membantu menurunkan berat badan
7. Pemanfaatan Mentimun terhadap Tekanan Darah Tinggi Pemanfaatan mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi yaitu dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui air seni). Dimana mentimun mengandung mineral yaitu potassium, magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun juga bersifat diuretic karena mengandung banyak air sehingga menbantu menurunkan tekanan darah. Penderita hipertensi sangat disarankan untuk mengkonsumsi mentimun, karena kandungan mineral kalium, magnesium, dan serat di dalam timun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Serta mineral magnesium yang juga berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan saraf. 8. Cara Meramu atau Membuat Jus Mentimun (Cucumis Sativus) Cara meramu atau membuat jus mentimun untuk penyakit hipertensi yaitu: buah mentimun segar sebanyak 300 gram dicuci dan diparut kemudian diperas dan selanjutnya disaring. Pemarutan bisa dilakukan secara manual maupun non manual. Pemakaian hasil saringan diminum sekaligus, sementara untuk penggulangan harus dibuat ramuan baru. Cara lain meramu mentimun (Cucumis Sativus) untuk menurunkan tekanan darah tinggi yaitu ambil sebanyak 2 buah timun ukuran sedang. Cuci sampai bersih lalu potong-potong seperlunya. Kemudian rebus dengan 3-4 gelas air sampai tersisa separuhnya. Dinginkan, saring. Bagi ramuan menjadi dua. Minum pagi dan malam. Lakukan pengobatan sampai sembuh. Dalam penelitian ini, peneliti memilih ramuan mentimun menurut Wiryowidagdo, (2002) dimana sebanyak 300 gram mentimun dicuci dan diparut kemudian diperas dan selanjutnya disaring dan diminum 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
BAB 5 KESIMPULAN 1. Tiap orang memiliki tekanan darah yang berbeda-beda dikarenakan oleh faktor yang mempengaruhi. 2. Tekanan darah dipengaruhi pada kondisi orang tersebut. 3. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh posisi seseorang. 4. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas seseorang. 5. Semakin tinggi aktivitas seseorang semakin tinggi pula tekanan darah orang tersebut.