You are on page 1of 5

Batik Gentongan Madura

Faradika Ayu Pratiwi 1006775552 Fakultas Teknik Arsitektur Interior Batik - 05

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Batik http://icanxkecil.wordpress.com/2010/03/09/batik-gentong-madura-unik/ Museum Batik Tanah Abang, Jakarta http://www.rumahbatikkiran.com/pesona-batik-tulis-madura,34.html

Batik merupakan teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah

pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist yeing. Pengertian lain dari batik adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa, yaitu "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Di Indonesia sendiri batik telah menjadi warisan budaya bangsa dan telah dipatenkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Ada banyak jenis batik di Indonesia seperti batik kraton, batik sudagaran, batik petani, batik madura, dan lain-lain. Salah satu yang akan di bahas pada makalah ini adalah batik madura yang dikhususkan kepada batik gentongan madura. Mengapa di sebut batik gentongan? Batik gentong sama seperti batik Madura yang lainnya, hanya berbeda dalam sisi pewarnaannya, karena harus direndam dulu di dalam gentong. Untuk satu gentong digunakan untuk mewarnai satu kain batik sepanjang 2110 meter. Membutuhkan waktu tiga bulan untuk merendam kain di dalam gentong. Sedangkan untuk proses pembuatan batiknya sendiri dibutuhkan waktu enam bulan.

Berikut ini adalah proses batik gentongan 1. Proses leccak:

Yaitu proses awal batik dengan cara mencelupkan kain putih ke dalam campuran minyak nyamplong dan air abu lomang. Proses ini berfungsi untuk melembutkan kain,

mengharumkan kain, mempermudah proses pembatikan, dan fungsi utamanya yaitu untuk memaksimalkan pengikatan warna oleh kain saat pewarnaan. Proses ini memerlukan waktu sekitar 2 bulan. 2. Proses rengreng: Proses menggambar motif batik pada kain yang sudah dilecak baik menggunakkan pensil terlebih dahulu ataupun langsung dibatik menggunakkan malam. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 3-7 hari. 3. Proses isen: Mengisi motif yang telah direngreng. Proses ini memerlukan waktu sekitar satu bulan tergantung tingkat kehalusan motif batik yang diinginkan. 4. Proses nembok : Proses menutup motif batik yang tidak ingin diwarnai warna yang pertama. Proses ini memerlukan waktu sekitar 3-7 hari. 5. Proses gentongan untuk warna pertama: Proses pewarnaan di dalam gentong, direbus di dalam gentong yang berisi cairan pewarna alam. Tata cara proses ini yaitu kain direndam di dalam gentong selama satu hari penuh, kemudian kain diangkat, disikat dan ditiriskan, setelah itu kain dianginanginkan tapi tidak sampai kering. Kemudian kain kembali dimasukkan ke dalam gentong selama satu hari penuh lagi. Proses ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan sampai didapatkan tingkat warna yang diinginkan.

6. Proses leret pertama: Yaitu proses merebus kain yang telah diwarnai di dalam gentong, direbus di dalam air panas yang sudah dicampur tepung kanji sampai malam-nya bersih. 7. Proses pembatikan: Proses membatik lagi kain yang telah diwarnai di dalam gentong, baik yang masih berwarna putih, maupun yang sudah berwarna dengan motif yang diinginkan. 8. Proses gentongan untuk warna kedua: Proses ini sama seperti proses gentongan untuk warna yang pertama. 9. Proses leret kedua: Proses ini sama seperti pada proses lorot pertama.

Batik Madura memiliki motif dan corak yang khas, terlebih warna merah pada kain batiknya. Merahnya lain dengan batik daerah lain. Makna merah pada batik Madura mencerminkan kebiasaan masyarakat Madura yang keras. Dan motif bunga dan burung pada kain batik pasti memiliki unsur warna merah. Selain motif bunga dan burung yang dan dominan pada batik Madura, ada pula beberapa motif yang khas Madura yang lain seperti Sessek, Ramok, Rawan, Carcena, Memba, Panji, Napasir, Katupat, Kembang Pot, Pereng Basa, Truki Melati, dan Okel. Selain yang disebut itu sebenarnya masih banyak motif lainnya, ada sekitar seratusan motif batik Madura, yang merupakan kombinasi satu sama lain.

Kain Panjang Motif Bang Ompai, Kamongan

Sarung Motif Tel Cantel

Berbicara kembali mengenai warna, Batik Madura mempunyai pilihan warna yang khas yang juga menjadi cirinya. Warna-warna ini berasal dari bahan-bahan alam, atau dikenal dengan sebutan soga alam. Warna Merah berasal dari Mengkudu dan Tingi. Warna Biru berasal dari Daun Tarum. Sedangkan warna Hijau bersumber dari kulit Mundu ditambah Tawas. Warna terang dan gelap yang muncul pada kain batik berdasar waktu perendaman. Makin lama direndam, makin pekat warna yang dihasilkan. Diakui berbagai kalangan, Batik Madura memiliki eksotika tersendiri. Pesona khasnya memiliki daya pikat. Batik Madura sangat populer di kalangan para petinggi pemerintahan dan tokoh masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Menilik bahannya, tidak jauh berbeda dengan batik kebanyakan. Bahan batik dari kain katun juga ada yang berbahan sutra. Tidak semua batik yang menggunakan bahan sutra berharga mahal. Sebenarnya batik dengan bahan katun pun ada yang mahal. Apalagi batik dengan motif lama, atau yang tergolong batik Gentongan. Harganya bisa jauh lebih mahal dibandingkan yang berbahan sutra, bisa jutaan rupiah. Batik Gentong ini mempunyai nilai lebih dalam tradisi Batik Madura. Kebanyakan batik gentongan ini harganya mahal. Dijual dari ratusan hingga jutaan rupiah.

Mitos Gentongan

Dalam pemrosesan batik gentongan, dihentikan jika ada tetangga yang meninggal hingga tujuh harinya. Semasa penyimpanan dalam gentong, setiap hari dilakukan proses pengangkatan dan kain diangin-anginkan. Jika ada yang meninggal proses ini dihentikan. Jika dipaksakan maka menghasilkan warna yang pudar. Masyarakat perajin batik gentongan masih meletakkan sajen setiap tujuh bulan sekali. Dengan harapan agar batik gentongan hasilnya sesuai yang diinginkan.

Mengapa hanya di Tanjungbumi?

Batik gentong hanya ada di Tanjungbumi - Madura, belum ditemukan dibuat di daerah lain. Ini dikarenakan air yang ada di pulau Madura. Air yang berkadar kapur tinggi sa ngat menguntungkan untuk proses pewarnaan. Warna menjadi lebih cemerlang. Sedangkan didaerah lain warnaya tidak dapat sebagus di Tanjungbumi.

Khusus batik gentongan memakai pewarna alami atau soga alam. Warna merah bisa diambil dari kulit mengkudu, warna hijau dari kulit mundu dicampur tawas, biru dari daun tarum. Kepekaan warna dicapai dari lamanya waktu merendam. Pewarna alam lainnya yang kerap dipakai, baik untuk gentongan maupun jenis batik lainnya antara lain kulit buah jelawe, kayu jambal, dan lainnya.

Kebanyakan batik Madura memilih warna terang, merah, kuning, hijau. Namun, batik gentongan memiliki warna yang beragam. Motif tarpoteh (latar belakang poteh/putih) misalnya, mencitrakan warna yang elegan, seperti hitam dan coklat pada motifmotifnya

You might also like