You are on page 1of 11

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF PENGARUH KEMAMPUAN BERHITUNG DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS

I SMP

Disusun Oleh: FAISAL AKBAR

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi ini semakin pesat. Kita semua tahu dan sadar bahwa hidup di era globalisasi, sarana komunikasi mulai dari yang sederhana sampai yang canggih telah berkembang dengan pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai, dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dikembangkan lebih baik lagi.

Dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknolgi (IPTEK) harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam bidang Matematika. Herman Hudoyo (1990: 5) menjelaskan bahwa konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga ilmu fisika itu merupakan konsep yang tersusun secara hirarkis. Karena fisika merupakan suatu ilmu yang erat kaitannya dengan ilmu-ilmu terapan yang lain dan menjadi konsep dasar teknologi.

Keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran di sekolah, termasuk pelajaran fisika di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (berasal dalam diri siswa) dan eksternal (berasal dari lingkungan serta kondisi) . Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan dua faktor diatas dan mencari solusi yang tepat agar dapat meningkatkan keberhasilan dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini faktor internal merupakan yang paling mempengaruhi dan paling memungkin kan untuk memperbaikinya karena mengubah diri sendiri lebih mudah dari pada mengubah lingkungan disekitar kita.

Salah satu faktor internal yang sangat dasar dalam penentu keberhasilan belajar adalah kemampuan dalam diri individu tersebut. Kemampuan dasar yang dimiliki siswa akan menjadi modal berharga dalam menjalani proses belajar disekolah. Salah satu kemampuan dasar yang

harus dimiliki siswa adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal fisika. Siswa yang memiliki kemampuan berhitung tinggi akan cepat dan tepat dalam menjabarkan dan menyelesaikan soal fisika. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berhitung rendah akan kesusahan dalam memahami dan menjawab soal tersebut. Faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan belajar adalah motivasi untuk terus belajar yang ada dalam diri siswa tersebut. Motivasi akan timbul dari kemauan diri sendiri ataupun kondisi yang ada di sekitarnya. Motivasi akan membangkitkan semangat, keaktifan serta kepercayaan diri siswa dalam menerima pelajaran disekolah. Jika seorang siswa memiliki motivasi yang tinggi maka ia tidak akan gampang menyerah bila menemui kesulitan dalam mengerjakan soal fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya dilakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan permasalahan di atas dengan judul Pengaruh Kemampuan Berhitung dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Kelas I SMP. 2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, terdapat permasalahan-permasalahan yang penulis identifikasikan yaitu: 1. Apakah kemampuan berhitung memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 2. Apakah motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 3. Apakah kemampuan berhitung danmotivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 4. Apakah kemampuan berhitung dan motivasi merupakan faktor yang dominan terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 5. Apakah jika prestasi belajar fisika baik maka prestasi belajar matematika siswa tersebut akan baik pula?

3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari: 1. Pengaruh kemampuan berhitung terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP. 2. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP. 3. Pengaruh kemampuan berhitung dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP.

4. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan berhitung terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 2. Adakah pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP? 3. Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan berhitung dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP?

5. Tujuan Umum Penelitian Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berhitung terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP. 3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berhitung dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika kelas 1 SMP.

6. Manfaat Penelitian Peneliti sangat berharap dengan hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain: 1. Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan pada umumnya tentang pengaruh kemampuan berhitung dan motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar fisika kelas 1 SMP. 2. Bagi siswa, untuk menjelaskan seberapa pentingnya mengasah kemampuan berhitung serta menumbuhkan motivasi di dalam diri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik. 3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang sejenis yang relevan. 4. Bagi peneliti sendiri, sebagai ajang latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan menanbah wawasan untuk mendalami sebagai pendidik dan pengajar.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Landasan Teori Berhitung adalah cabang dari matematika. Namun sekalipun sebagai cabang, berhitung telah menjelujuri seluruh tubuh matematika. Berbagai kamus dan ensiklopedi merumuskan berhitung sebagai ilmu (pengetahuan) tentang bilangan. Kalaupun ada diantaranya yang menampilkan perumusan yang lebih panjang lagi maka pada akhirnya uraian itu akan bertumpu juga pada pengertian berhitung sebagai ilmu tentang bilangan. Websters New Third International Dictionary merumuskan berhitung sebagaicabang matematika yang berkenaan dengan sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata dan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sedangkan Concise Oxford English Dictionary dan Encycolpedia Americana dengan singkat merumuskan berhitung sebagai ilmu tentang bilangan saja. Sebagai ilmu tentang bilangan, di dalam berhitung kita temukan berbagai jenis bilangan dan segala macam dalil dan aturan yang mengatur hubungan di antara bilangan-bilangan itu. Dalil dan aturan itu cukup luas tetapi itu pun belum semuanya. Masih banyak lagi hasil dan proses pemikiran manusia yang dapat dipadankan ke dalam berhitung sehingga perpadanan itu akan mem bawa pemikiran ke dalam berhitung atau juga sebaliknya mem bawa berhitung ke dalam pemikiran. Manusia menghitung untung rugi, membandingkan hasil yang mereka capai , mencari logika, ataupun melakukan perencanaan-perencanaan. Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan berkerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi berkerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP dan SLTA. Sedangkan guru SLTP dan SLTA dituntut memperkuat motivasi siswa SLTP dan SLTA (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991).

Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi. 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. 3. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia mengubah perilaku belajarnya. 4. Membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi, jika ia telah menghasbiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. 5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian berkerja (diselaselanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, bermain dengan teman sebaya; apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil memuaskan. Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut didasari oleh perilaku sendiri. Bila motivasi di sadari oleh perilaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.

Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995:787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995:14). Jadi pengertian prestasi belajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau ketrampilan dalam pengembangan mata pelajaran tertentu melalui alat evaluasi yang biasanya diukur melalui nilai atau angka oleh guru. Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penilitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika berbentuk nilai atau angka yang diberikan guru di kelas setelah siswa melaksanakan tugas. Dalam prestasi belajar siswa terdapat tiga ranah konstruk perilaku yang harus dilihat secara jelas yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Kalau maksud suatu suatu sasaran adalah agar siswa dapat melakukan sesuatu secara mental (misalnya, mengingat fakta atau mencari cara untuk menyelesaikan masalah), maka konstruk perilaku sasarannya terletak dalam ranak kognitif Kalau maksud sasarannya agar siswa mengembangkan suatu sikap atau perasaan tertentu (misalnya, keinginan untuk membaca atau kemauan untuk mengerjakan sesuatu), maka konstruk perilaku sasarannya adalah ranah afektif. Kalau maksud sasarannya agar siswa mengembangkan suatu sifat fisik (misalnya, kelenturan otot) atau keterampilan fisik (misalnya, menggerak-gerakan sebuah pensil untuk menulis huruf), maka sasarannya terletak dalam ranah psikomotor.

2. Kerangka Berfikir a) Siswa kelas 1 SMP yang memiliki kemampuan berhitung yang baik cenderung memiliki hasil belajar yang baik pada mata pelajaran yang menggunakan perhitungan dari pada siswa kelas 1 SMP yang memiliki kemampuan berhitung kurang baik. Diduga prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMP yang memiliki kemampuan berhitung baik lebih tinggi dari pada prestasi belajar fisika siswa yang memiliki kemampuan berhitung rendah b) Siswa kelas 1 SMP yang memiliki motivasi belajar yang besar cenderung berprestasi lebih baik dari pada siswa kelas 1 SMP yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Diduga prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMP yang memiliki motivasi belajar yang besar lebih tinggi dari pada prestasi belajar fisika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Hipotesis Penelitian a) Prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMP yang memiliki kemampuan berhitung yang baik lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan berhitung yang kurang baik. b) Prestasi belajar fisika kelas 1 SMP yang memiliki motivasi belajar yang besar lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian data yang mengacu pada context of justification. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penilitian ini peneliti mengambil lokasi di SMP 4 Depok, Kota Depok. Peneliti mengambil lokasi ini dengan pertimbangan lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam pencarian dan pengumpulan data serta memiliki jaringan dengan pihak sekolah dan. Peneliti menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan mulai bulan agustus sampai dengan bulan November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
Minggu KeNo 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan 1 Perencanaan 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengurusan Izin Penelitian


Proses Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil

3. Variable Penelitian Variabel bebas 1 : kemampuan berhitung Variable bebas 2 : motivasi belajar Variable terikat : Prestasi belajar 4. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah survey dengan desain penelitian korelasional. Yaitu metode penelitian yang mengaitkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terbatas sehingga dapat terlihat kaitan secara langsung sebab akibat antara keduanya dan pengaruh yang terjadi dengan menggunakan metode pembelajaran yang disebutkan sebelumnya.

You might also like