You are on page 1of 4

BERBICARA EFEKTIF Tak seorangpun dilahirkan sebagai pembicara yang baik, perlu berlatih tekun.

Untuk dapat berbicara dengan efektif, perlu mengetahui beberapa prinsip dan bentuk berbicara, seperti prinsip motivasi, prinsip perhatian, prinsip keindraan dalam komunikasi. 1. Pengertian Berbicara Berbicara adalah penyampaian informasi yang dilakukan secara lisan melalui ucapan kat-kata atau kalimat. Dalam berbicara, bahasa memegang peranan yang sangat vital. Menurut kamus Purwodarminta, bahas diartikan sebagai: a. System lambing (tanda yang berupa segala macam bunyi yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan). b. Perkataan, perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa. c. Percakapan, perkataan yang baik, sopan-santun, tingkah laku yang baik. Bahasa itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu: a. Bahas dalam arti luas Dalam hal ini bahasa dipakai sebagai alat komunikasi yang tidak terbatas pada kata-kata saja, tetapi juga gerak-gerik, mimic, dan pantomimic. b. Bahasa dalam arti sempit Dalam art sempit bahas dipahami sebagai hubungan antara suasana dank at-kata. Bahasa dalam arti sempit mempunayai peranan penting bagi hubungan manusia dengan manusia pada abad modern dewas ini. Dalam berbicara, orang menggunaka bahas lisan sebagai alat komunikasinya. 2. Fungsi Berbicara Dalam kehidupan kita sebagai manusia, berbicara mempunyai banayak fungsi yang berbeda-beda bergantung pada tingkat perkembangan manusia itu sendiri. Adapun berbicara bagi anak-anak tentu akan berbeda dari orang dewasa. Secara umum fungsi berbicara dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Berbicara sebagai alat pengungkap perasaan. Setiap orang memiliki berbagai macam perasaan, misalnay sedinh, senag, kagum, heran, takut. Semua perasaan itu dapat diekspresikan melalui kata-kata dan ucapan. b. Bahasa sebagai alat komunikasi Berbicara adalah alat komunikasi manusia dalam pergaulan masyarakat. Sebagai alat komunikasi, berbicara dapat mempelancar pergaulan, hubungan atau relasi, melahirkan gagasan, ide, isi hati, perasaan, inisiatif, kreativitas, inovasi, menambah pengetahuan, menyampaikan informasi.

3. Prinsi-Prinsip Berbicara Efektif Untuk dapat berbicara menarik dan jelas sehinga benar-benar mencapai tujuan perlu dipahami prinsip-prinsip berbicara efektif sebagai berikut: a. Prinsip Motivasi Membangkitkan minat, memberi dorongan agar para pendengar dengan semangat mendengarkannya sehingga pembicaraan dapat lebih efektif, lancar dalam memberi penjelasan materi atau pokok pembicaraan pada mitra wicara. Dengan cara megutarakan pentingnya atau manfaatnya bahan yang dibicarakan bagi pendengar, dengan menyangkut tugas mereka sehari-hari, pendengar akan lebih bersemangat mendengarkannya, dan hal ini membuat pembicara mampu mengungkapkannya secara menarik dan jelas. b. Prinsip Perhatian Hal ini menyangkut harga diri para pendengar atau mitra wicara. Artinya, dengan member perhatian akan mengukuhkan sikap mendengarkan dari pendengar. Setiap manusia mempunyai dorongan harga diri, dan dari mereka akan muncul minatnya untuk mendengarkan karena merasa diperhatikan dan dihargai. Untuk menarik perhatian perlu adanya seling-selingan hal-hal aneh, lucu, humor, mencolok, hal yang tiba-tiba terjadi, dengan mendadak diam, dan semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. c. Prinsip Keindraan Pembicaraan akan mudah ditangkap bila disajikan sedemikian rupa sehingga pendengaran, penglihatan, dan tangan peserta dapat aktif mencatat, mencoret, dan sebagainya. Maka penting atinya ada prinsip keindraan ini bila pembicara menggunakan alat-alat peraga yang lengkap, alat-alat audio-visual, seperti OHP, slide protector, film, tape recorder, dan sebagainya. d. Prinsip Pengertian Hal-hal yang bisa dimengerti, mudah dhafalkan atau mudah ditanamkan dalm pikiran seseorang. Untuk itu, hal yang diutarakan atau diuraikan hendaknya diusahakan agar mudah dimengerti dan mudah ditangkap. e. Prinsip Ulangan Bagian yang penting perlu diulang-ulang. Ini akan lebih bisa meresap dalam jiwa sehingga mudah diinat kembali. f. Prinsip Kegunaan Hal-hal yang diketahui ada gunanya akan tetap tinggal lama dalam ingatan seseorang. Sesuatu yang jelas mempunyai nilai guna, akan menarik perhatian karena merasa tak membuang waktu. Untuk itu, perlu ditekankan nilai kegunaan dari bahan pembicaraan tersebut. Apabila pendengar mengerti nilai kegunaannya, mereka pasti

dengan aktif akan mendengarkannya. Sikap seperti itu akan memberi semanat kepada pembicara sehingga pembicaraan menjadi efektif. 4. Cara Penyampaian Perlu persiapan an jenis penyajian yang dilakukan pembicara. Ada empat cara digunakan dalam komunikasi public, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti berikut ini: Pertama, penyampaiannya mendadak. Artinya, hanya terdapat sedikit persiapan. Berdiri dihadapan forum itu mengatakan yang ada dalam pikirannya. Kelebihannya, spontanitas maksimal, kelemahannya tidak ada perencanaan terlebih dahulu. Kedua, cara yang paling formal adalah membaca manuskrip (naskah tertulis). Jenis ini memerlukan kesiapan yang lengkap dengan menggunakan teknik berbicara atau berpidato, dan hal ini sangatlah berharga. Teknik tersebut memungkinkan pembicara mengungkapkan pesa secara amat persis, akan menimalisasi penyalah tafsiran pesa. Kelemahannya perlu waktu sangat lama, yang sebenarnya kuarang diperlukan, terlalu mengandalkan pada manuskrip sehingga cenderung hanaya dibaca. Ketiga, pidato hafalan. Sebuah idato direncanakan sebelumnya, ditulis denagn manuskrip, kemudian dihafalkan. Pembicara dapat secar bebas memandang public atau forum. Kelemahannya, penyampaiannya mirip dengan robot, nada suara, ekspresi wajah, gerak isyarat, dan sebagainya hilang. Keempat, pidato dipersiapkan secara tidak lengkap. Jenis penyampaian ini menggabungkan keuntungan pidato yang berpedoman dan direncanakan dengan baik, dengan spontanitas. Berpidato dengan gaya ini, hanya dengan bantuan sedikit catatan (bias ditulis pada kartu atau kertas kecil). 5. Pemilihan Bahasa Pembicaraan merupaka variable yang akan dipengaruhi dengan pengetahuan sifat-sifat public atau peserta. Ini merupakan suatu pertimbangan bagi setiap pembicara yang memiliki pengetahuan awal tentang keadaan demografis peserta. Persuasive mengenai tingkat pendidikan peserta perlu diperhatikan. Jadi, pengumpulan informasi demografis itu sangat penting artinya bagi pembicara dalam proses persiapan. Bermanfaat untuk membuat improvisasi/perkiraan/dugaan mengenai kepercayaan, sikap, dan nilai-nilai yang dianut peserta/pendengar. 6. Anallisis Berorientasi-Tujuan Selain menganalisis sifat-sifat peserta, pembicara juga harus bertanya pada dirinya, informasi peserta yang penting bagi tujuan pembicara. Ini berarti, perlu penyesuaian

peran terhadap peserta tertentu. Ada pernyataan yang penting, Apakah dengan hal itu peserta dapat diyakinkan secara merat? perlu adanya pendekatan untuk bisa mempengaruhi peserta. Disamping gaya berbicara yang bias menimbulkan daya tarik bagi pendengar atau peserta, masih ada hal-hal lain yang manarik untuk diperhatikan pada saat berbicara. 1. Pakaian Cara berpakaian yang baik, bersih, rapi, akan menambah serat menunjukkan rasa percaya diri, penghargaan diri dan menunjukkan kepribadian seseorang. 2. Pandangan Mata Apabila kita sedang berbicara, pandanglah mitra kita bicara. Cara memendang yang etis, tidak langsung memandang yang etis, tidak langsung memandang mata, tetapi mata mandang bagian hidung kebawah, bilo perlu tanpa menonjol baru melihat mata sebentar, hanya diperlukan bagaiman mereka bereaksi. 3. Air Muka/Wajah Air muka hendaknya mengikuti isi pembicaraan. Ras heran, gembira, kecewa, terkejut, sedih, tidak hanya dapat diungkapkan dengan kata-kata saja, tetapi dapat diekspresikan lewat wajah, air muka. 4. Sikap Tubuh Sikap Duduk Duduklah dengan sopan. Jangan duduk terlebih dahulu didepan pendengar. Jangan sering menengok ke belakang. Duduklah dengan tegak. Sikap Berdiri Berdirilah dengan tegak. Kuasailah diri anda sebelum menguasai orang banyak sehingga anda terkesan wibawa. 5. Suara Meskipun suara setiap orang berbeda-beda, usahakanlah agar suara yang kita keluarkan memberikan kesan yang positif. 6. Tulisan Untuk lebih menjelaskan maksud yang akan disampaikan, seorang pembicara biasanya menggunakan coretan-coretan atau tulisan. Dalam hal ini, coretan atau tulisan tersebut harus jelas dan bias dibaca.

You might also like