You are on page 1of 20

ELEMEN MESIN

Ikhsan Siregar

PENDAHULUAN
Pengetahuan dasar tentang permesinan dibutuhkan untuk masalah perawatan, perbaikan, dan perencanaan mesin. Pengetahuan dasar ini melingkupi analisa tegangan, sambungan, poros pegas, jenis bahan, pelumasan, dll.

Pengelompokan Elemen Mesin : - elemen sambungan : sambungan paku keling, las, ulir, solder, rekat, dll - elemen transmisi daya : bantalan luncur, bantalan gelinding, as, poros, kopling tetap, klos, roda gigi, sabuk, rantai dan rem - elemen transmisi gas dan fluida :

KONSEP DASAR MEKANIKA

SATUAN Satuan dalam mekanika : - Sistem Satuan Inggeris (FPS) : foot, pound, second - Sistem Metrik besar (MKS) : meter, kilogram, second - Sistem Metrik Kecil (CGS) : centimeter, gram, second - Sistem Standar Internasional : sistem mks dengan dengan Gaya dalam Newton

Gaya (Force) notasi : F, memiliki besar dan arah, dinyatakan sebagai vektor Hukum terkait dengan Gaya ; Hukum I Newton : Apabila sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap menurut garis lurus, maka resultan gaya seluruhnya = 0

Benda yg memenuhi HK I ini disebut benda setimbang, Secara matematis, Fx = 0; Fy = 0; Fz = 0


-

Untuk 2 gaya, garis kerja harus sama Untuk 3 gaya, harus melalui satu titik Hukum II Newton : F = ma F = gaya yang bekerja pada sistem m = massa sistem a = percepatan sistem

jarak dx dv kecepa tan, v = atau v = dan percepa tan, a = waktu dt dt

dx d d 2x dt maka : a = atau a = 2 dt dt

d 2x HK II Newton , menjadi : F = m 2 dt

Bila pada suatu tempat benda mempunyai berat W dan percepatan gravitasi (g);
W maka m = , g W HK II Newton F = a g

Hukum Ketiga Newton : Apabila sebuah benda mengerjakan sebuah gaya pada sebuah benda yang lain, maka benda ini senantiasa mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Hukum AKSI = - REAKSI

Gaya Gesek Setiap benda yang bergerak pada suatu permukaan, selalu mengalami gaya gesekan yang besarnya bergantung pada koefisien gesekannya dan sebanding dengan gaya normal dan arahnya berlawanan dengan arah gesekannya. fr =N dimana: fr : gaya gesekan (friksi) : koefisien gesek N : gaya normal

Momen (Torque) Momen suatu gaya terhadap suatu titik adalah besar gaya tersebut dikalikan dengan lengan gayanya terhadap titik itu. Bila dalam persoalan kesetimbangan terdapat momen gaya, maka haruslah memenuhi syarat :
F =0 d n a M =0

Pusat Berat Benda


Pusat berat benda pada sumbu x dan sumbu y dihitung dengan cara :
w1 x1 + w2 x2 + + wi xi wi xi xdw x= = atau x = w1 + w2 + + wi wi dw w1 y1 + w2 y2 + + wi yi wi yi y= = atau y = w1 + w2 + + wi wi

ydw dw

Koppel Dua Gaya sejajar yang sama besar dan arahnya berlawanan. Koppel menyebabkan perputaran (rotasi). Untuk meniadakannya harus diimbangi dengan koppel lain yang sama besar. Pusat Massa Koordinat pusat massa cara menghitungnya sama dengan koordinat pusat berat

Usaha dan Tenaga Bila pada suatu sistem bekerja gaya luar F, yang mengakibatkan perpindahan sistem sejauh dx, maka USAHA atau KERJA yang dilakukan ialah: dW = Fdx atau dW = F cos dx

Sistem mks cgs Inggeris SI

F Newton dyne lbf Newton

x meter cm ft Meter

Usaha = work (w) Newton meter dyne cm lbfft joule

Daya Sesaat : Usaha per satuan waktu = Power (P)

dW F dx P= = = Fv atau dW = Pdt dt dt

mks : joule/second = WATT SI : WATT cgs : erg/second fps : lbfft/second Daya rata2 : usaha rata2 per satuan waktu = Pav Energi Potensial (Ep) : Besaran energi sistem yang bergantung pada letak sistem terhadap level tertentu, Ep = mgh Energi Kinetik (Ek) : Besaran energi sistem yan bergantung pada kecepatan sistem tersebut, Ek = mv2 Energi Mekanik =W= Ep + Ek

Impuls & Momentum t * J = F Impuls dari suatu gaya F(t) ialah (t:) dt
2

t1

Momentum dari suatu benda dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan v Impuls : p = Momentum ialah mv Satuan
mks cgs fps N.second dyne.second lbf.second Kg.m/second gr.cm/second slug.ft/second

Hubungan Impuls & Momentum * * dari dJ


d J = Fdt
*

dt

=F

d - untuk v<c,J = ma = m dv dt dt
*

makad J = mdv = d (mv)


*

dimana d J = d (mv) atau J = m(v2 v1 ) Impuls = beda momentum

d - untuk v c (v>c/10), J = d (mv) dt dt


dJ dv dm dm dv dm = F = m +v = ma + v = ma + av dt dt dt dv dt dt
*

- Hukum Kekekalan Momentum : Bila tidak ada gaya luar yg bekerja pada sistem, maka berlaku hukum kekekalan momentum

Momen Kelembaman (Momen Inersia) 2 I = mi ri = r 2 dm Momen kelembaman didefinisikan Satuan : kg.m2, gr.cm2, lb.ft2 Teorema sumbu sejajar : I = I0 + mx2 I0: momen Inersia terhadap sumbu yang dilalui pusat massa x: jarak dari pusat massa ke sumbu

Rotasi & Translasi Gerak Translasi : ditinjau dengan mengabaikan gerak rotasi yaitu dengan menganggap bahwa tiap bagian benda mempunyai percepatan/kecepatan yang sama dengan percepatan/kecepatan pusat massa Gerak Rotasi : ditinjau dengan mengabaikan gerak translasi dengan menganggap tiap bagian benda mempunyai percepatan/kecepatan sudut yang sama terhadap sumbu putar.

You might also like