You are on page 1of 7

A.

Definisi Perencanaan Definisi perencanaan menurut ahli, diantaranya: Herbert Simon (1969) perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah yang bertujuan adanya solusi dalam suatu masalah. Gordon Rowland (1993) Perencanaan bukan hanya membantu untuk menciptakan solusi tetapi juga membantu untuk memahami permasalahan itu sendiri. Cuningham Perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan pada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Perencanaan berkaitan dengan apa yang akan dilakukan, perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang efektif dan efisien. Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

B.

Jenis-Jenis Perencanaan Ada beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu: 1. Jenis perencanaan menurut prosesnya a) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebijakan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN. b) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut: Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan, Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan, Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan, Prosedur kerja yang harus dipatuhi,

Struktur organisasi yang harus dipenuhi.

c) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal-hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalam perencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan : 2. Penetapan prosedur kerja, Metode-metode kerja, Tenaga-tenaga pelaksana, Waktu, dan sebagainya.

Jenis perencanaan menurut jangka waktunya a) Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun. b) Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun. c) Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun.

3.

Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya a) National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagi seluruh wilayah negara. b) Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah. c) Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangat terbatas.

4.

Jenis perencanaan menurut penggunaannya a) Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuk sekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi b) Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali.

5.

Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan a) General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran. b) Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai kegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar di kelas IPA.

C.

Model-model Perencanaan Pendidikan Beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui, antara lain: 1. Model Perencanaan Komperehensif Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik kearah tujuantujuan yang lebih luas. 2. Model Target Setting Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal: 1. 2. 3. Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk, Model untuk memproyeksikan enrolmen ( jumlah siswa terdaftar ) sekolah, Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

3. Model Costing dan keefektifan biaya Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam criteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternatif penanggulangan masalah yang dihadapi. Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu. 4. Model PPBS PPBS (planning, programming, budgeting sistem) bermakna bahwa

perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif. Beberapa ahli memberikan pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang. Sedangkan Harry J. Hartley (1968)

mengemukakan bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program budget sebagai komponen utamanya. Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa: 1. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh kaena itu, untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori sistem. 2. PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif. Penerapannya hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan pada masalah yang rumit dan komprehensif. Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut: 1. Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai. 2. Mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan. 3. Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan datang, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uang. 4. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternative dan bagaimana alternative itu mencapai tujuan. 5. Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling besar dari suber yang ada dalam pencapaian tujuan ( Jujun S, 1980).

D.

Metode Perencanaan Pendidikan Beberapa metode yang umum digunakan dalam perencanaan, tetapi dapat diterapkan di bidang pendidikan ditemukan oleh Augus W. Smith (1982), antara lain: 1. Metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)

Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu dianalisis dalam metode ini, yaitu: means yang berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang berhubungan dengan cara dan alternatif tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih dan ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek tersebut ditelaah dan dikaji secara timbal balik.

2.

Metode input-output analysis Metode ini dilakukan dengna mengadakan pengkajian terhadap interelasi dan interdependensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu sistem. Metode ini dapat digunakan untuk menilai alternatif dalam proses transformasi.

3.

Metode econometric analysis Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan statistika dalam mengukur perubahan dalam kaitan dengan ekonomi. Metode ekonometrik mengembangkan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan

ketergantungan di antara variable-variabel yang ada dalam suatu sistem. 4. Metode Cause-effect Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sikuen hipotetik untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk perencanaan yang bersifat strategic. 5. Metode Delphi Metode ini bertujuan untuk menentukan sejumlah alternatif program. Mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi Judgments tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu consensus. Biasa metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang bersifat umum untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan dalam metode ini biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu. 6. Metode heuristic Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentangan atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan atas seperangklat prinsip dan prosedur yang mensistematiskan langkahlangkah dalam usaha pemecahan masalah. 7. Metode life-cycle analysis Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek, program atau aktivitas. Dalam kaitan ini seringkali digunakan bahan-bahan komperatif dengan menganalogkan data, langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah: 1. Fase Konseptualisasi; 2. Fase Spesifikasi; 3. Fase Pengembangan Prototype; 4. Fase Pengujian dan Evaluasi;

5. Fase Operasi; 6. Fase Produksi. Metode ini bisa dipergunakan dalam bidang pendidikan terutama dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan dengan melihat kecenderungankecenderungan dari berbagai aspek yang dapat dipertimbangkan untuk merumuskan rencana dan program. 8. Metode value added analysis Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan gambaran singklat tentang konstribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainnya.

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ELSA AYU DAMAYANTI SEMESTER VI


2011/2012

STAI NW SAMAWA

You might also like