You are on page 1of 6

Nama : HENDRA SAPUTRA NIM : 201010201027 RESUME JURNAL GIZI DAUR HIDUP: Gizi Dan Produktivitas Kerja Sumber

: Ari Agung I Gusti Ayu Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan dan Produktivitas Kerja, UHI Pengertian Kerja Kerja adalah suatu usaha untuk menghasilkan sesuatu (out put barang atau jasa). Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ataubaik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Ukuran Kerja Produksivitas Kerja. Produktivitas Kerja Rasio darihasil yang di capaidengan pengorbananyang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Hasil kerjaatau produksi per orang per satuan waktu, Bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaan atau unjuk kerja (Job perforance). Faktor Determinan Produksivitas : Modal Menyelesaikan Pekerjaan. Etos Kerja ( Berhubnungan dengan Pendidikan, Pelatihan, Budaya). Kemampuan fisik (Brhubungan Konsumsi).

Jenis Pekerjaan : Beban Kerja Fisik dan mental. Jenis dan Kondisi Peralatan. Teknologi Pendukung.

Lingkungan Kerja : Panas vs Dingin Gelap vs Terang Bising vs Tenang, dll

Waktu Kerja Bagi pekerja maka waktu kerja menurut Ketenagakerjaan UU, 13 Tahun 2003 meliputi : Tujuh Jam, 1 hari dan 40 jam, 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau.

8 jam 1 hari dan 40 jam, 1 minggu untuk 5 hari kerja alam 1 minggu. Ketentuan waktu kerja sebagaimana di mksd di atas Tidak berlaku bagi sekitar usaha/pekerjaan tertentu.

Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35% setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis / beban pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti : pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis dan lain sebagainya. Dalam keadaan yang demikian itu tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal. Usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja harus sejalan pula dengan usaha mengatasi masalah gizi tenaga kerja, yaitu dengan jalan memperbaiki keadaan kesehatan dan meningkatkan keadaan gizinya melalui pelaksanaan gizi kerja di perusahaan. Energi adalah Kemampuan Untuk Menghasilkan / memproduksi suatu perubahan /kerja. Pangan adalah sumber energi dan zat gizi yang merubah metabolisme energi. Kebutuhan Gizi bagi pekerja. Mempertimbangkan beban kerja , lama kerja, dan situasi kerja, paling penting adalah Energi. Komposisi Dianjurkan : 60% Karbonhidrat, 30% Lemak, 10 % Protein, Vitamin, Mineral, dan Air. Mkan bagi pekerja di Perusahaan di harapkan menyumbang 1/3 kebutuhan Energi/ besar sumbangan energi : 800-1100 kalori. PENGERTIAN 1. Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya. 2. Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja. 3. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja. 4. Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang digunakan). Sedang kan Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi

guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Gizi

ARTI PENTING GIZI KERJA Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI TENAGA KERJA 1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja. 2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi. 3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan bahan kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan. FAKTOR FAKTOR PENENTU KEBUTUHAN GIZI 1. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan) 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Kegiatan sehari hari 5. Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui) 6. Lingkungan kerja Jadi Dalam Kerja ada beberapa kasus yang harus kita perlu ketahui : 1. DEFISIENSI GIZI BESI DAN PRODUKTIVITAS KERJA 2. DEFISIENSI ENERGI DAN PRODUKTIVITAS KERJA 3. DEFISIENSI VITAMIN B1 DAN PRODUKTIVITAS KERJA

Pertama, Defisiensi Gizi Besi dan Produktivitas Kerja Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Penyebab pekerja menderita anemia yaitu : Jenis Makanan yang disediakan perusahaan kurang zat besi, Pendarahan pada pekerja, Pasca menopause pada pria dan wanita, serta Wanita pre-menopause.

Beberapa pengendalian yang harus diterapkan diperusahaan untuk mengurangi kejadian anemia diperusahaan antara lain : Peningkatan mutu pangan yang disediakan perusahaan, Mengendalikan perdarahan menstruasi yang sangat banyak pada pekerja yang mengalami menstruasi, Menyediakan suplemen zat besi, Pelayanan kesehatan, dan Monitoring pekerja rentan terhadap Anemia. Defisiensi besi biasanya terjadi dalam beberapa tingkat sebelum menjadi anemia. Pertama adalah keadaan cadangan zat besi dalam hati menurun, tetapi belum sampai penyediaan zat besi untuk pembentukan sel-sel darah merah terganggu. Tahap kedua adalah terjadi defisiensi penyediaan zat besi untuk eritropoiesis, yaitu suatu keadaan di mana penyediaan zat besi tidak cukup untuk pembentukan sel-sel darah merah, tetapi kadar haemoglobin (Hb) belum lagi terpengaruh. Tahap ketiga adalah terjadi penurunan kadar Hb, yang disebut anemia. Kedua Defisiensi Energi dan Produktivitas Kerja Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah, baik daya kegiatan, pekerjaanpekerjaan fisik, maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Tanpa ada gizi, energi tidak bisa dihasilkan oleh tubuh, dikarenakan selsel kita tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan loyo dan merasa malas bekerja. Sekalipun seseorang memiliki kebiasaan malas, namun kurangnya gizi merupakan penyebab utama. Lebih jauh disebutkan bahwa proses hidup utama atau yang pokok (yang memerlukan energi minimal) secara garis besarnya akan meliputi kerja-kerja : (a) untuk mempertahankan tonus otot; (b) untuk menggerakkan sistem sirkulasi; (c) untuk mengaktifkan sistem pernaasan; dan (d) mengfungsikan kelenjar-kelenjar serta aktivitas selular. Selengkapnya fungsi karbohidrat disebutkan sebagai berikut. a. Menyediakan keperluan energi bagi tubuh ( yang merupakan fungsi utamanya). b. Melaksanakan dan melangsungkan proses metabolisme lemak. c. Melangsungkan aksi penghematan terhadap protein. d. Menyiapkan cadangan energi siap pakai sewaktu-waktu diperlukan, dalam bentuk glikogen. Ketiga Defisiensi Vitamin B1 dan Produktivitas Kerja. Vitamin B1 atau thiamin sangat diperlukan tubuh, tersedianya dalam tubuh karena diserap usus dari makanan, selanjutnya diangkut bersama darah ke jaringan-jaringan tubuh. Thiamin ditemukan sebagai cadangan dalam jumlah yang terbatas di dalam hati, buah pinggang, jantung, otot dan otak, sebagai cadangan diperlukan untuk sekedar dapat memelihara fungsi alat-alat tubuh tadi dalam waktu yang singkat. Sel-sel jaringan mewujudkan/menjadikan tersedianya zat yang mengandung thiamin (koenzim), zat mana demikian membantu dalam pembakaran karbohidrat dan diangkat di dalam darah oleh sel darah putih yang mempunyai inti dengan thiamin yang bebas di dalam plasma. Koenzim tersebut berfungsi memungkinkan karboksilase memisahkan karbonioksida dari asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak menjadi karbondioksida dan air. Jadi, dapat disebutkan fungsi thiamin yaitu (1) metabolisma karbohidrat;

(2) mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh; dan (3) mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam usus. Dari fungsinya yang pertama dapatlah diperkirakan, bahwa makin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, kebutuhan akan thiamin tentunya akan banyak pula. Vitamin B1 dikenal sebagai Vitamin Semangat , karena bila terjadi kekurangan akan menimbulkan penurunan kegiatan syaraf. Penelitian pada manusia yang diberi makanan kurang vitamin B1 menunjukkan dalam waktu singkat orang-orang tersebut tidak bersemangat, mudah tersinggung, sulit konsentrasi. Dalam tiga hingga tujuh minggu timbul gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, konstipasi, kejang otot dan berbagai rasa nyeri syaraf. Keluhan ini dapat dihilangkan dan pulih setelah mengkonsumsi vitamin B1 secukupnya SIMPULAN 1. Prevalensi anemi gizi besi, defisiensi kalori dan vitamin B1 pada pekerja Indonesia masih tinggi. Zat gizi besi besar peranannya dalam kegiatan oksidasi menghasilkan energi dan transportasi oksigen, maka apabila kekurangan zat besi akan terjadi perubahan tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja. 2. Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah baik daya kegiatan, pekerjaanpekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. 3. Vitamin B1 disebutkan sebagai vitamin semangat, karena berperan sangat penting dalam proses metabolisme energi, dan memelihara fungsi organ tubuh seperti hati, buah pinggang, jantung, otot dan otak.

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN IV GIZI

Disusun oleh :

Hendra Saputra

201010201027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 2011/2012

You might also like