You are on page 1of 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KRITIS DAN TERMINAL

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Lilik malikatun 2. Febriani S 3. Lidia Haji Sulaiman 4. Abdul rouf B 5. Edi purnomo 6. Adinia anggraini 7. Ahmad anik 8. Amalia kusuma P.

9. Aminudin 10. Anik Faidatul L. 11. Ardin Maulana K.P 12. Arumsari 13. Ayu Anggraeni 14. Bakti Setiawan 15. Bhintari Dian P.

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011/2012

KATA PENGANTAR

Asalamuallaikum.wr.wb Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan lancar. Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada rekanrekan yang memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun. Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari sisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu saya mohon maaf dan

mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 27 maret 2012

Kelompok I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar peranya terhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecil persentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalami ketidak seimbangan. Pada penderita penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psikoSosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan,Kehilangan Kemandirian, Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman. Dan keadaan tersebut dapat memperburuk status kesehatan klien. Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus diselesaikan oleh peran perawat baik secara independen maupun dependen, sebagai contoh masalah secara umum yang biasa di hadapi adalah Klien tidak dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan. Klien tidak dapat mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau membina hubungan dengan keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan

sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi

B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Tujuan Umum a. Memahami Konsep keperawatan khususnya dengan masalah adaptasi kritis dan terminal secara teoritis. b. Meningkatkan pengetahuan dan menerapkan konsep asuhan keperawatan Psikologis dengan masalah adaptasi kritis dan terminal. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang asuhan keperawatan kondisi kritis dengan fungsi perawat dalam pengelolaaan kecemasan keluarga pasien

2. Tujuan KhususMahasiswa dapat menjelaskan : a. Konsep dasar penyakit kritis dan terminal. b. Respon psikologis klien dengan penyakit krisis dan terminal. c. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

C. Metode Penulisan Penulisan ini menggunakan metode studi literature yang diperoleh dari bukubuku perpustakaan

D. Sistematika Penulisan Tulisan ini terdiri dari 3 (tiga) bab, yaitu : BAB I merupakan PENDAHULUAN yang terdiri dari: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan. BAB II merupakan KONSEP DASAR asuhan keperawatan jiwa dengan masalah adaptasi kritis dan terminal yang meliputi : Pengertian, Etiologi/Predisposisi, Patofisiologi, Manifestasi Pathways, fokus Klinik, Penatalaksanaan, Pengkajian fokus,

intervensi dan rasional.

BAB III merupakan PENUTUP yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.

BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN Kritis adalah Suatu keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal. Contoh: Gangguan kesadaran (coma meninggal) Keadaan hampir meninggal / sakaratulmaut Ca.Stadium lanjut Terminal adalah Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan lagi. Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal.

B. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon BIO-PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL ini akan meliputi respon kehilangan. 1. Kehilangan Kesehatan Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas. 2. Kehilangan Kemandirian Ditunjukkan ketergantungan. 3. Kehilangan Situasi Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga / kelompoknya. 4. Kehilangan Rasa Nyaman Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti : panas, nyeri, dll. 5. Kehilangan Fungsi Fisik Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa. 6. Kehilangan Fungsi Mental melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,

Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional. 7. Kehilangan Konsep Diri Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya. Hal ini akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri menjadi rendah. 8. kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

C. PSIKODINAMIKA INDIVIDU KELUARGA DAN LINGKUNGAN 1. Dinamika Individu a. Protes dan Penangkaran Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada kenyataan. Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masuk kedalam fase berikutnya. b. Depresi, Cemas dan Marah Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah muncul Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdaya. Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya harapan. Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan petugas. c. Pelepasan dan Reinvestasi Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian diri terhadap realita.

2. Dinamika Keluarga Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran, marah, cemas dan depresi.

3. Dinamika Lingkungan Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal.

D. PRILAKU KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan. 1. Kehilangan Kesehatan Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas. 2. Kehilangan Kemandirian Ditunjukkan ketergantungan. 3. Kehilangan Situasi Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga / kelompoknya. 4. Kehilangan Rasa Nyaman Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti : panas, nyeri, dll. 5. Kehilangan Fungsi Fisik Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa. 6. Kehilangan Fungsi Mental Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional. 7. Kehilangan Konsep Diri Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya. Hal ini akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri menjadi rendah 8. kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,

E. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi. Contoh : Bagaimana perasaan saya pada saat melihat orang mengalami kesulitan, Bagaimana perasaan saya tentang penyakit klien dalam keadaan kritis, Apakah keyakinan saya tentang penyakit kronik sama/berbeda dengan klien/keluarga.

F. PENGKAJIAN 1. Pengkajian a. Pengkajian Terhadap Klien Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan yang terjadi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain : 1. Respon emosi klien terahadap diagnose 2. Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi 3. Upaya klien dalam mengatasi situasi 4. Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan 5. Persepsi dan harapan klien 6. Kemampuan mengingat masa lalu.

b. Pengkajian Keluarga Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang memerlukan dukungan dan intervensi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain : 1. Respon keluarga terhadap klien 2. Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya. 3. Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui 4. Kapasitas dan sistem pendukung yang ada. 5. Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional 6. Proses pengambilan keputusan 7. Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi.

c. Pengkajian Lingkungan Selain itu perawat juga harus mengkaji lingkungan kehidupan klien, hal yang perlu dikaji antara lain 1. Sumberdaya yang ada. 2. Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit 3. Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan 4. Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja.

2. Diagnosa Keperawatan 1. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan. 2. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan

mengekspresikan perasaan. 3. Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL) 4. Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami 5. Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.

G. PERENCANAAN Tujuan 1. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan. 2. Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas 3. Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas 4. Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini. 5. Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.

Interfensi 1. Individu a) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah, frustasi dan depresi. b) Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif

c) Berikan informasi secara benar dan jujur d) Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan e) Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap penyakitnya. f) Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan. 2. Keluarga a) Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya. b) Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas c) Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan d) Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien e) Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien f) Optimalkan sumber daya yang ada g) Beri informasi tentang penyakit ynag jelas h) Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses penyembuhan i) Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi,

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan Kritis merupakan Suatu keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal. Terminal adalah Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan lagi. Keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul antara lain : Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan, Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan, Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL), Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami dan Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.

Daftar pustaka

1. Purnamaningsih, wahyu dan inakarlina. (2009) Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika Press : Jogjakarta 2. Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar KeperawatanKesehatan Jiwa. EGC : Jakarta

You might also like