You are on page 1of 45

POSYANDU Pada sekitar tahun 1982 ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional oleh Menteri Kesehatan RI (waktu itu Dr.

Suwardjono Suryaningrat) yang menetapkan pembangunan kesehatan sebagai suatu system dari supra sistem pembangunan nasional. Selanjutnya berdasarkan Ketetapan MPR No. II/1983 tentang GBHN disebutkan bahwa Dalam rangka mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat, pembangunan kesehatan termasuk perbaikan gizi perlu makin ditingkatkan dengan mengembangan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Peningkatan kesehatan dilakukan dengan meibatkan peran

serta(partisipasi)masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota. Panca Karsa Husada sebagai tujuan pembangunan panjang bidang kesehatan mencakup : (1) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan; (2)Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin keshatan; (3) Peningkatan status gizi masyarakat; (4) Pengurangan kesakitan dan kematian; dan (5) Pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pencapaian tujuan tersebut dan dikaitkan dengan komitmen Indonesia untuk mengimplementasikan primary health care ditetapkan hal-hal sebagai berikut 1. Hirarki tingkat pelayanan kesehatan sehubungan dengan komponen atau unsure-unsur pelayanan kesehatan menurut SKN,mulai dari tingkat rumah tangga,selajutnya ke tingkat masyarakat,terus sampai ke tingkat yang lebih tinggi. 2. Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) yang dilakukan masyarakat minimal mencakup saah satu dari 8 unsur primary health caresebagai berikut a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta perlindungannya . b. Peningkatan Persediaan makanan dan peningkatan gizi. c. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.

d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana e. Imunisasi untuk penyakit yang utama f. Pencegah dan pengendalian penyakit endemic setempat . g. Pengobatan penyakit umum dan luka-luka h. Penyediaan obat esensial. 3. Pengembangan dan pembinaan PKMD yang berpedman pda GBHN dilakukan sebagai berikut: a. Dilakukan dengan kerja sama lintas program dan lintas sector melalui pendekatan eduktif. b. Koordinasi pembenaan melalui jalur fungsional pada gubernur, bupati, atau camat. c. Merupakan bagian interal dari pembangunan desa secara keseluruhan d. Kegiatan dilaksanakan dengan membentk mekanisme kerja yang efektif antra instansi yang berkepentingan dalam penbinan masyarakat desa e. Puskesmas sebagai pusat pembangunan dan pengembangan kesehatan berfungsi sebagai dinamisator Secara konseptual, Posyandu merupakan bentuk modifikasi yang lebih maju dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk menunjang pembangunan kesehatan, khususnya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angka kematian bayi. Modifikasi tersebut adalah dengan tetap mempertahankan prinsip dari,oleh dan untuk masyarakat,gotong royong dan sukarela, namum bentuk kegiatan masyarakat dalam bentuk Posyandu,diharapkan dapat berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat,khususnya penurunan angka kematian bayi dan balita . Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok

rentan,yakni ibu hamil,ibu menyusui,bayi dan anak balita. Pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi gizi, penanggulangan diare dan keluarga berencana. Tujuan dikembangkannya posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan seperti berikut.

a. Mempercepat penurunan angka kematin bayi dan anak balita, dan angka kelahiran b. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagi dan sejahtera c. Berkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat dalam rangka menunjang meningkatnya kesehatan masyarakat, sesuai engan kebutuhan dan kemampuannya. Pelayanan Posyandu menganut sistem 5 meja dengan urutan sebagai berikut. 1. Meja 1: melayani pendaftaran bagi para pengunjung posyandu yang dikelompokkan menjadi 3 yakni: bayi dan anak balita, ibu hamil dan menyusui, dan PUS (pasangan usia subur). Palayanan meja 1 dilakukan oleh kader kesehatan 2. Meja 2 : melayani penimbangan bayi, balita, dan ibu hamil, dalam rangka memantau perkembngan bayi, balita dan janin dari ibu yang sedang hamil, yang dilayani leh kader kesehatan 3. Meja 3: melayani pencatatan hasil dari penimbangan dari meja 2 didalam KMS (kartu menuju sehat), baik KMS bayi/balita maupun KMS ibu hamil, juga dilayani oleh kader. 4. Meja 4: melakukan penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ibu hamil, sebagai tindak lanjut dari hasil pemantauan status gizi, balita dn ibu hamil, dan KB. Meja ini dilayani oleh petugas atau keder 5. Meja 5: dilakukan pelayanan elh petugas medis/para medis dari puskesmas untuk imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang memerlukan, dan periksa hamil. Bila terdapat kasus yag tidak dapat ditangani oleh posyandu, mereka akan dirujuk ke puskesmas. Desa siaga 1. mengapa desa siaga? masih tingginya kematian bayi masih tingginya kematian ibu masih ada kasus gizi kurang dan buruk

lingkungan hidup cenderung rusak yang berdampak terhhadap kesehatan

masih sering terjadi penyakit menular menjadi wabah (diare, demam berdarah, dsb)_unfinished agenda

beberapa jenis penyakit yang kasusnya meningkat kembali (TB Paru, malaria, dsb)_reemerging deseases

munculnya penyakit-penyakit baru: HIV/AIDS, SARS. flu burug, kecanduan narkoba, kecelakaan dijalan raya, dsb _ new emerging disesases

berbagai bencana terjadi di negeri ini dan mungkin akan terjadi terus sejalan dengan terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global

meningkatnya ancaman berbagai factor risiko kesehatan lainnya, dsb

2. Hakekat Desa Siaga merupakan upaya men-bumi-kan cita-cita visi Indonesia sehat menjadi kenyataan yang dimulai dari setiap desa. Di setiap desa terdapat banyak keluarga yang didorong menjadi keluarga yang menerapkan gaya hidup sehat Indonesia Sehat akan terwujud bila provinsi sehat, kabupaten/kota sehat, kecamatan sehat, desa sehat yang diawali dengan keluarga sehat. 3. Pengertian Desa Siaga Pengertian Desa Siaga (Kepmenkes No. 564/Menkes/SK/VIII/2006), adalah desa yang memiliki kesiapana sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawat-daruratan kesehatan) secara mandiri (desa = lurah = nagari = dll yang sepadan) 4. Tujuan Desa Siaga tujuan umum: terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. tujuan khusus: meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan dan

meningkatnya kewaspadaan dan kesiap siagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, kegawatdaruratan)

meningkatnya keluarga sadar gizi dan menerapkan PHBS (prilaku hidup bersih dan sehat)

meningkatnya kesehatan lingkungan di desa meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuyk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

5. Sasaran Pengembangan Desa Siaga semua individudan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya. pihak-pihak yang mempunai pengaruh terhadap prilaku individu dan kelurga di desa atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut (yaitu tikih masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, kader desa, dll) pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijaka, peraturan per-uu-an, dana, tenaga, sarana, dll (yaitu kepala desa, camat, pejabat pemerintah lainnya, dunia usaha, donator dan stakeholder. 6. Tata Kerja Di Desa Siaga adanya proses alih pengetahuna dan olah keterampilan surveillance berbasis masyarakat kesiap-siagaanmadyarakat dengan banyak melakukan latiha, simulasi, dsb pelayanan kesehatan dasar gerakan masyarakat yang peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan

Peran Puskesmas Fungsi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dilakukan denga cara seperti di bawah ini. Memotivasi, memfasilitasi, menggali partisipasi aktif masyarakat di bidang kesehatan, yang antara lain ditandai dengan munculnya berbagai bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) kemitraan dengan berbagai Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan lainnya Kemitraan dengan konkes (konsil Kesehatan) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas) dalam membangun kesehatan masyarakat di wilayahnya. Indikator berkembangnya fungsi berbagai pemberdayaan bentuk masyarakat (Upaya adalah tumbuh dan

UKBM

Kesehatan

Berbasis

Masyarakat), khususnya posyandu dan polindes. Fungsi Pemberdayaan keluarga Fungsi pemberdayaan keluarga merupakan fingsi puskesmas yang paling berat di era desentralisasi yang menggunakan paradigm sehat ini. puskesmas harus mempunyai informasi tentang semua keluarga, karena akan mengupayakan agar keluarga yang sehat tetap sehat, sementara yang sakit diupayakan untuk kembali sehat. Kita harus proaktif memantau dan memberdayakan keluarga, baik yang sering dating ke puskesmas maupun yang tidak dating atau belum pernah mengunjungi puskesmas. Pendekatan secara proaktif menjangkau keluarga ini kita sebut sebagai puskesmas peduli keluarga, jadi dapat dikatakan bahwa puskesmas peduli keluarga adalah implementasi dari fungsi pemberdaayn keluarga. Konsep Puskesmas Peduli Keluarga Pengertian Puskesmas peduli kelurga (family friendly heath center) adalah puskesmas yang proaktif mendeteksi, memantau dan meningkatkan kesehatan tiap keluarga di

wilayah kerjanya dan memberlakukan keluarga sebagai mitra pembangunan kesehatan Tujuan tujuan umum : Meningkatnya jumlah kelurga sehat di wilayah kerja puskesmas. tujuan Khusus: meningkatnya indeks potensi kelurga sehat (IPKS) di wilayah kerjanya meningkatnya cakupan program-program prioritas yang berkaitan dengan meningkatkan IPKS Ciri Puskesmas Peduli Keluarga o Puskesmas yang memandang keluarga sebagai satu kesatuan dan bukan sekedar gabungan dari anggota keluarga o Puskesmas yang memberlakukan keluarga sebagai mitra pembangunan kesehatan, sehingga kelurga bukan lagi sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek yang dapat membangkitkan potensinya sendiri, sehingga mampu mengatasi masalah kesehatan keluarganya o Puskesmas yang secara proaktif mendeteksi, memantau dan meningkatkan kesehatan tiap kelurga di wilayah kerjanya, untuk ini diperlukan instrumen yang sederhanan di tingkat keluarga. Pendekatan Keluarga Memperkuat Pendekatan Komunitas Pendekatan keluarga yang dikembangkan ini bukan menggantikan pendekatan masyarakat (community approach) yang selama ini digunakan, tetapi merupakan tambahan pendekatan yang diperlukan, agar dapat menjangkau sampai tingkat keluarga. pendekatan keluarga sekarang harus dilakukan karena memperhatikan hal berikut: Digunakan paradigm sehat,sehingga prioritasnya adalah menjaga yang sehat dan merawat yang sakit agar menjadi sehat. Tidaklah mungkin puskesmas pasif menunggu di dalam gedung atau di luar gedung sewaktu mengunjungi UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

Menjangkau

sampai

keluarga,

digunakan

jalur

institusi

masyarakat.manjangkau kelurga, maka berbagai bentuk UKBM tersebut justru harus diperkuat, karena merupakan wahana untuk menjangkau keluarga Dapat memberdayakan keluarga, diperlukan interaksi yang intensif dan berkesinambungan, oleh karena itu keberadaan kader harus diperkuat, agar intervensi di bidang teknis kesehatan oleh petugas, dapat dibarengi dengan dukungan para kader. Menampung berbagai inspirasi masyarakat dan membantu puskesmas dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayahnya, petlu dibentuk konsil kesehatan kecamatan atau badan peduli kesehatan masyarakat (BPKM) atau badan penyantun puskesmas (BPP) yang anggotanya terdiri dari tokoh masyarakat, LSM. organisasi masyarakat, dll. PENINGKATAN PENDAPATAN 3.1 Pendahuluan Komponen penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan, menurunkan kemiskinan adlah peningkatan pendapatan keluarga. Ada jenis lain yaitu berupa modal dari Bank atau kredit usaha mikro, yang dicontohkan sebagai pemberi Kail. Lebih jauh lagi perlu diberikan dalam bentuk contoh adalah tambak berarti mulai membuat kolam, menanam, memelihara ikan, sudah besar, baru dapat dipancing; perlu proses yang lebih dalam yang perlu pendekatan pembangunan masyarakat desa. 3.2 Konsep PNPM Dasar yang penting diperlihatkan adalah: 1. Mempercepat penanggulangan kemiskinan 2. Perluasan kesempatan kerja 3. Merupakan harmonisasi dan sinkronisasi dari program 4. Merupakan program pemerdayaan masyarakat 5. Dibiayai oleh APBN

Ciri penting konsep ini :


Intervensi yang terkoordinasi Kerelevanan social

Efektifitas

Efisiensi

MDGs

MDGs adalah Melinium Development Goals yang ada indikatornya dengan target pada tahun 2015. Pengertian a. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program program penanggulangan kemiskinan berbasis pemerdayaan masyarakat. b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/

meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Hal di atas penting diperhatikan adanya : 1. Program nasional yang berbasis pemberdayaan masyarakat, berarti masyarakat sebagai subyek. 2. Program didorong oleh pemerintah. 3. Masyarakat harus dibina agar dapat menjamin program berkelanjutan.

Tujuan dari PNPM Mandiri sebagai berikut : 1. Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. 2. Tujuan khusus a. Meningkatkan partisispasi seluruh masyarakat b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representative, dan akuntabel. c. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. d. Meningkatkan sinergi masyarakat e. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat. 3.3 Pelaksanaan Pendekatan pengelolaan program berbasis masyarakat yang dilakukan antara lain seperti dibawah ini : a. Menggunakan kecamatan sebagai kota program dan untuk

mengharmonisasikan program.

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian

b. Meposisikan masyarakat sebagai penentu kebijakan dan pelaku utama pembangunan pada tingkat local. c. Mengutamakan nilai nilai universal dan budaya local dalam proses pembangunan partisipatif. d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik social, budaya dan geografis. e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,

kemandirian, dan berkelanjutan. Prinsip kegiatan sebagai berikut : a. Penyediaan dan perbaikan prasarana permukiman, social, ekonomi secara padat karya. b. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin.

10

c. Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini. d. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs. e. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah local melalui

penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha. PENGELOLAAN SAMPAH 4.1 Pendahuluan A. Latar Belakang 1. Kenyataan samapi sekarang masalah sampah yang seperti di DKI Jakarta menjadi lebih besar dan rumit dari tahun ke tahun. 2. Upaya yang dilakukan masih terlihat: Sektoral, untuk kepentingan sendiri. Individual, sewaktu waktu dan tidak berkesinambungan.

3. Sampah terkait dengan perilaku masyarakat yang perlu dididik dan diarahkan. 4. Penanganan sampah diperlukan upaya yang terintegrasi agar secara bertahap dapat terlihat kemajuannya. 5. Di Indonesia berbagai segi penanganan saudah ada, yang belum adalah : 1. Intergrasi program 2. Kesinambungan program 3. Dan terpenting keterkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak 6. Di masa dating program perlu terlihat secara jenis kemajuan dan keberhasilannya. B. Tujuan 1. Adanya konsep yang terintegrasi dalam rangka penanganan sampah. 2. Adanya pola implementasi yang bertahap dan prospektif pada berbagai sector terkait. 3. Adanya hasil nyata yang terukur dari sector yang dikembangkan. 4. Adanya manfaat nyata penanganan sampah sebagai sumber daya dan tantangan bukan beban.

11

4.2 Konsep 1. Konsep sampah sebagai sumber Daya

Kotor Makan tempat Sampah Beban kerja Berbahaya

Tantangan untuk membersihkan Sampah Daur ulang menjadi bahan berguna Kesempatan kerja
Sumber Daya

Ada perlindungan

Gambaran di atas menunjukkan perubahan peradigma dari sampah menjadi sumber daya yang merupakan peluang dan tantangan. 2. Konsep Integrasi

KESEHATAN
L I N G K U N G A N

KEBERSIHAN

L I M B A H

SAMPAH

INDUSTRI DAUR ULANG

D A N A

PEKERJAAN KESEJAHTERAAN

Gambar diatas merupakan pola terintegrasi pada pelaksanaan daur ulang sampah

12

4.3 Implementasi Pelaksanaan penanganan sampah pada masing masing sector sudah ada, hanya : Skala kecil Sewaktu waktu Berjalan sendiri sendiri

Maka implementasi yang akan diusulkan berpedoman pada : Skala besar dalam bentuk kegiatan kecil Dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan Dilakukan integrasi secara bagian per bagian sampai keseluruhan terkait

4.4 Program

Program merupakan upaya nyata dari implementasi yang secara jelas dapat dilakukan : Kegiatan yang skala besar dalam pekerjaan yang kecil kecil. Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Dialakukan integrasi secara bertahap dan menyeluruh Maka program masih dalam bentuk yang umum dan perlu dirinci lebih lanjut.

4.5 Pendanaan

Pendanaan meliputi komponen : 1. Persiapan program, termasuk di dalamnya studi kelayakan proyek dan koordinasi anar sector. 2. Pelaksanaan program oleh masing masing sector atau secara koordinasi oleh badan pengelola integrasi.

13

3. Beberapa program aka nada penerimaan yang perlu pula secara terintegrasi diperhitungkan sehingga secara jelas berapa komponen subsidi yang diperlukan dan dapat dihitung cost effectiveness analysis. 4. Dampak yang terjadi secara tidak langsung dapat pula diukur sehingga dapat diukur cost benefit analysis. 5. Beberapa program harus dikerjakan bila program sebelumnya sudah selesai seperti kali pancing dapat bejalan apabila kali bersih telah terjadi. 6. Pembiayaan evaluasi proses, hasil dan dampak harus diadakan.

4.6 Dampak

Kaitan dampak dilihat sebagai hasil lanjutan di program yang dilaksanakan, seperti kali yang bersih dapat dijadikan : Sarana transportasi air Arena wisata Arena mancing

Selanjutnya kampung yang bersih akan menjadi alat pencegahan: Penyakit diare Demam berdarah Pola kebersihan karena melibatkan para manula akan menjadi contoh bagi yang muda dan anak anak dan industry Daur Ulang dapat dijadikan upaya mengurangi pengangguran dan sarana parawisata. Keseluruhan akan melindungi lingkungan dan mengurangi global warmning.

SENI DAN PARIWISATA 5.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, dengan tampilnya teknologi informasi dan multimedia telah terlihat beberapa perubahan yang mencolok baik secara langsung atau tidak. Masalah yang timbul telah pula dibicarakan dan dicarikan solusinya, dan ternyata masih terasa belum terlihat hasilnya, dan sering momenmomen berat yang muncul. Momen itu diantaranya:
14

1. Pengaruh narkoba yang meningkat, penyakit AIDS meningkat, tawuran pelajar dan pilkada meningkat; 2. Pengangguran meningkat karena diantaranya skill yang kurang; 3. Seni dan budaya biaya lokal berkurang drastis dan nyaris beberapa punah; 4. Keberhasilan juara olahraga memacu jelas ditingkat ASEAN sekalipun; Keempat hal tersebut tentu berbgai faktor saling berpengaruh oleh berbagai sebab baik sendiri atau bersama. Faktor yang terjadi saling berpengaruh ada yang cepat atau lambat, dan ada yang sekarang sering menjadi tidak jelas lagi penyebab langsung, tidak langsung dan apalagi sulit mencari akar masalah, dari pengalaman pendidikan yang dialami pada kronologi berikut ini. 1. Saat TK (Taman Kanak-kanak) yang masing menggunakan asbak dan gerip. 2. Pada SD yang belajar olahraga satu jenis sampai dapat bukan hanya ilmunya, disekolah ada alat semi daerah yang belajar pada hari krida, hari sabtu dan ada pekan olahraga dan seni pada tiap tahun ajaran. 3. Ada tampilan karya seni pada akhir lulusan sejak SMP dan SMA tidak mengundang dari luar tetapi tampilan bersama. 4. Saat S1 sangat padat dengan kuliah dan pengetahuan pada tingkat pre klinik, baru tingkat klinik sekolah dilapangan soft skill relatif sedikit. 5. Pada saat S2 pola pengajar secara kuliah dan pengetahuan sangat menggunung yang seharusnya trampil dengan keterampilan memecahkan masalah melalui tesis yang dibuat sebagai bagian dari obsesi dan persiapan bekerja. 6. Saat S3 pola yang menghasilkan yang baru sangat sulit karena sistem yang kurang mendukung, ide yang baik yang belum dimengerti dianggap salah, terjadi setelah secara gigih diperjuangkan, maka ternyata hak paten. Dari ilustrasi di atas penting diperhatikan: 1. Fasilitas yang terbatas tetap berguna apabila proses berjalan dengan baik;

15

2. Ada integrasi antara pengetahuan, keterampilan, olahraga, seni, budaya, dan agama sebagai pendidikan tidak secara terpisah seperti sekarang dan hanya berjalan saja; 3. Pendidikan yang bertumppu pada pengetahuan semata ternyata tidak cukup untuk menopang kehidupan masyarakat; 4. Ada kesenjangan yang jauh antara ilmu dan praktek, antara ilmu dan skill sehingga sulit bekerja. Gambaran sekarang ini menunjukkan hal penting berikut ini. 1. Tahun 1960 Delly Carnegi menunjukkan bahwa keberhasilan seseorang 20% oleh ilmu dan 80% sikap mental, 15% oleh IQ (Interest Quesion) dan 85% oleh EQ (Emotional Quesion) dan yang paling akhir oleh adanya SQ (Spiritual Quesion). 2. Pendidikan yang hanya menjanjikan pengajaran dan pola kulia htelah mulai ditinggalkan dengan pola problem base learning dan pola pendidikan yang lebih menyenangkan dengan outbond dan pengajaran dilingkungan, tidak hanya ilmu tetapi sampai skill. 3. Seni dan budaya akan memperkaya manusia tentang kemanusiaannya, sehingga tidak ada kesempatan hidup maka tidak perlu lari ke narkoba, seks bebas dan minuman keras, dengan kegiatan seni dan olahraga akan mendorong soft skill yang lebih baik. 4. Agama dengan dogmanya bukan hanya untuk ilmu saja yang harus dipelajari, tetap harus dapat dijalankan dan menjadi bagian perilaku hidup kita dengan diberi contoh yang benar pula. Buku-buku tentang pengembangan pribadi seperti Delly Carnegi, Mario Teguh dan juga sangat populer termasuk ESQ dari Ari Ginanjar sangat besar pengaruh dan harapannya, seharusnya d=ini diadakan mulai dari jenis pendidikan yang ada dari tingkat TK, SD sampai S3. Dari uraian diatas 3 hal penting yang perlu diperhatikan: 1. Keseimbangan faktor yang berpengaruh dalam porsi yang tepat; 2. Integrasi berbagai komponen penting dalam pola pendidikan;

16

3. Tingkat pelaku teladan bagi masing-masing bukan hanya saja pengetahuan yang baik; Digambarkan seperti berikut. IQ

EQ

Integrasi

SQ

Prilaku

Perilaku akan sangat penting dan akan memerlukan contoh dari orang tua, pimpinan, ulama, dan guru, jadi perlu akhlak mulia yang dijalankan, dikerjakan dan menjadi contoh adalah ironis guru menjadi tersangka karena membantu siswa agar lulus, suatu situasi yang terbalik secara moral dengan alasan yang secara rasional logis saja. 5.2. Masalah Masalah yang ada semua pihak telah banyak tahu dan telah melakukan upaya, yang ternyata tidak cukup, diperlukan adanya pemahaman yang memerlukan perbedaan cara pandang dan berupay dari yang ada selam ini terhadap jati diri bangsa menghadapi masalah yang ada sekarang. Masalah mendasar yang tidak dapat dihindari adalah adanya kenyataan seperti berikut ini. 1. Globalisasi Globalisasi dengan gempuran multimedia sangat dasyat dan merubah tatanan komunikasi antar manusia sampai pada pola kehidupan seperti: a) Adanya handpone, dari presiden sampai tukang sayur dorong: b) TV dengan jangkauan dunia, seperti tayangan starworld dengan sepakbola Eropa yang digandrungi;

17

c) Transportasi, dan pergerakan cepat antar negara termasuk diantaranya pariwisata. 2. Budaya Asing Gempuran budaya asing yang sangat dasyat, mulai: a) Mode pakaian yang cepat diterima dari kota sampai desa; b) Seni, mulai film dan masih sangat menonjol organ tunggal dibanding cianjuran; c) Budaya, budaya gotong royong dan saling membantu telah terlihat budaya mengurangi timbangan, mutu sampai menipu, mulai minyak oplosan, sampai pupuk palsu; d) Perilaku yang lugu, apa adanya sesuai kebenaran telah mengarah pada perilaku acting seperti pengemis dan korupsi yang berjamaah. 3. Narkoba Jaringan narkoba, obat terlarang dan minuman keras yang secara internasional dikendalikan sering diluar kemampuan aparat pemerintah menangani, seperti: a) Narkoba, kelompok yang tergolong obat narkotika seperti morfin, ganja, dan apium lainnya telah menyerang orang kaya, miskin, pejabat sampai pemulung juga aparat polisi. b) Obat terlarang, seperti ekstasi dan lainnya mingkat sejalan dengan dunia hiburan dan keinginan kepuasan yang secara tidak langsung terkait, seni, budaya dan ketehanan beragama.

4. Kecakapan Memang di Indonesia ada jurnag yang sangat lebar dar ibuta huruf, malah manusia yang terbelakang sampai sarjana yang menganggur. Kenyataan yang ironis banyak orang lulusan pendidikan yang baik tetapi kondisi tetap belum mengangkat derajat kehidupan secara merata dan makin terlihat kesenjangan antara proses pendidikan dengan manfaa t pendidikan. Kecakapan sebagai saalah satu tolak ukur pendidikan ternyata tidak cukup menopang hidup di dunia nyata. Salah satu yang mnonjol adalah kemunduran bidang olahraga ditingkat dunia. Secara spesifik masalah akan terkait dengan hal berikut ini.

18

Globalisasi

Agama

Budaya Asing

Narkoba

Pen didi kan

Seni dan Budaya

Olahraga dan Soft Skill

Kecakapan

Pengajaran

Waktu saya SD, SMP ada alat kesenian daerah disekolah, sekaramg departemen pendidikan dan kebudayaan dipisahkan. Kebudayaan dan pariwisata seharusnya sekarang telah mendorong budaya lokal tumbuh, tetapi di Indonesia malah budaya lokal makin terkikis. 5.3. Tujuan 1. Identitas masalah yang ada sebagai bagian dari jati diri bangsa, terutama terkait pendidikan. 2. Mengembangkan konsep pemecahan masala hyang terintegrasi, berimbang sampai perilaku teladan. 3. Memberi arahan bagi implementasi dan tindak lanjut agar konsep dapat dijalankan. Katiga hal di atas terutama hal-hal terkait masalah yaitu: 1) Globalisasi 2) Budaya asing 3) Narkoba 4) Kecakapan Merupakan bagian secara langsung terkait jati diri bangsa. Sejalan dengan kebangkitan nasional kedua, 20 mei 2008 ingin mengembangkan konsep sebagai solusi yang mencegah keterpurukan lebih lanjut dari bangsa Indonesia.

19

5.4. Konsep Konsep yang dikembangkan meliputi 2 bagian yaitu: 1) Upaya terintegrasi, kesinambungan agar tercapai perilaku teladan; 2) Keterkaitan upaya dengan manfaat secara nyata pada kehidupan sehari-hari bagi jati diri bangsa dan daya saing bangsa. Upaya yang ada sebenarnya telah sebagian ada dan masih bersifat persial dan masih merasa egonya masing-masing sering hanya sampai pada tatanan: Wacana; Debat, seminar dan pembicaraan;

Belum taraf perilaku sepesifik dapat dilaksanakan. Gambaran berikut diharapkan akan mempermudah mengaitkan antar harapan dan kegiatan yang akan dijalankan. 5.4.1. Konsep Upaya Ada 5 hal penting yang terkait yang harus merupakan suatu kesatuan. 1. Komponen terkait Komponen yang terkait langsung atau tidak adalah: a) Fasilitas, fasilitas pendidikan, sekolah, lapangan olahraga; b) Konsep, konsep integrasi baik langsung atau tidak langsung; c) Proses, yang jelas saling terkait sedapat mungkin dapat diukur; d) Sumber daya manusia, yang ada dikoordinasi dengan tingkat kesejahteraan yang cukup; e) Lingkungan yang mendorong seperti contoh yang baik, kompetensi yang jujur, pameran dan pementasan seni. 2. Integrasi Integrasi dalam artian integrasi pengetahuan bagi kehidupan sehari-hari bukan hanya tingkat pendidikan atau ijazah. 3. Kesinambungan Berarti seimbang dalam pengembangan: a) Kemampuan berpikir (IQ)

20

b) Kemampuan emosional (EQ) c) Kemampuan spiritual dan keagamaan (SQ dan RQ) 4. Perilaku teladan Harapannya tidak hanya akhlaqul qarimah untuk sendiri, tetapi bersama dan mengajak yang lain berbuat sebagai contoh. 5. Inovasi bagi peningkatan jati diri bangsa dan daya saing bangsa. Suatu yang mulia, mungkin contoh yang sederhana agar E-mild consert bukan hanya band atau lagu pop tetapi pergelaran tari jaipongan atau pergelaran topeng betawi yang tetap dikemas sebagai showbiz yang profitable entertainment. Kelima hal diatas digambarkan sebagai berikut.
Fasilitas SDM Konsep Proses Lingkungan

Integrasi

Kesinambungan

Soft Skill

Pengetahuan

Skill

Perilaku Teladan Jati Diri Bangsa Inovasi Daya Saing Bangsa

21

5.4.2

Konsep Manfaat

Pada konsep ini ada 2 hal pokok yaitu: 1) Manfaat yang terkait yang diharapkan dapat diperoleh dan dicapai; 2) Bidang garapan, yang merupakan wahana agar konsep upaya dapat dijalankan dengan benar. Konsep manfaat akan terkait dengan Jati Diri Bangsa yaitu: a) Kebudayaan; b) Pariwisata; c) Kesejahteraan; Yang secara kasat mata akan terlihat seberapa besar bangsa itu berada. Konsep manfaat yang terkait dengan Daya Saing Bangsa adalah: a) Penguasaan ilmu pengetahuan; b) Penguasaan dan aplikasi teknologi; c) Ketersediaan lapangan kerja yang menghilangkan pengangguran. Konsep bidang garapan, akan terkait dan dikelompokkan pada pendidikan, bukan pengjaran saja, pendidikan dalam arti menjadi tahu dari asalnya tidak, menjadi dapat mengerjakan dari sebelumnya tidak, dari gagap menjadi terampil. Gambarannya seperti berikut. a) Pendidikan yang terintegrasi, seimbang dan harus menghasilkan perilaku teladan sesuai dengan konsep upaya; b) Pengajaran, yang berpedoman kepada student centre dan problem solving bukan hanya penguasaan materi, termasuk cara berpikir dan mencari pengetahuan sendiri, seimbang dan proporsional antara eksakta dan non eksakta; c) Seni dan budaya, bukan hanya pengetahuan atau sejarah tetap dapat mengerjakan dan melestarikan. Alat seni tiup bukan tahu jenisnya saja tetapi dapat menggunakan seruling dengan baik. Pakaian, adat istiadat dikerjakan dan dilestarikan bukan hanya dikuliahkan dan diuji pada alam nyata bukan hanya soal ujian saja;

22

d) Olahraga dan soft skill, bukan hanya di ajarkan ukuran net permainan badminton, tetapi dapat mengajarkan olahraga badminton yang menjadi bibit bagi latihan selanjutnya hingga mencapai atlit dunia. Soft skill seperti sportifitas di ajarkan dan dikerjakan bukan hanya untuk diujikan, bila kalah diterima jangan tawuran; e) Agama, untuk dikerjakan dan ditujukan dengan kesholehan pribadi dan bermasyarakat, bukan hanya ujian agar lulus. Menyontek dan membantu agar lulus ujian nasional sampai ditahan polisi, suatu yang sebenarnya jauh dari ajaran yang kita pegang melalui agama.

Hal-hal diatas diatas digambarkan sebagai berikut.


Ilmu + Teknologi + Lapangan Pekerjaan

Pengajaran Eksakta Non eksakta

Agama

Pendidikan

Seni Budaya

Olahraga + Soft Skill


Fasilitas

Kebudayaan + Pariwisata + Kesejahteraan

5.5. Implementasi Implementasi merupakan pelaksanaan dari konsep agar secara nyata dapat dilaksanakan dan diharapkan memperoleh manfaat. Penjelasan meliputi:

23

1. Konsep Inti dari konsep tersebut secara spesifik; 2. Implementasi Gambaran pelaksanaan secara nyata, jelas dan sedapat mungkin dapat diukur; 3. Contoh Contoh secara praktis yang perlu dilaksanakan sehingga memperoleh gambaran yang nyata bukan hanya wacana. Gambaran lebih rinci sebagai berikut. No . A Upaya 1. Komponen terkait 1. Fasilitas dan peralatan 1) Beberapa bergabung sekolah punya Konsep Implementasi Contoh

olahraga dan kesenian dan agama 2. Pelatihan

fasilitas bersama olahraga, 2) Beberapa bergabung sekolah punya

kesenian dan agama

pelatih yang sama 2. Intergrasi Kurikulum yang terintegrasi 1) Berbasis antara kemampuan + seni dan modul

yang student centre

budya + olahraga dan soft 2) Di ajarkan teknik skill + agama 3. Keseimban gan berpikir

Seimbang dalam komposisi 1) Pola problem base IQ + EQ + SQ dan RQ learning 2) Belajar dilingkungan bond) (out

4. Perilaku teladan

Pengukuran sampai perilaku pengetahuan tingkat

keberhasilan 1) Ujian praktek skill dan 2) Ujian observasi hanya 3) Ujian hasil karya

bukan

5. Inovasi

Pegelaran

dan

kompetensi Pagelaran seni topeng

berkala dan berjenjang atas gaya baru setiap tahun

24

hasil inovasi

di DKI antar Perguruan Tinggi, dan SD SLTA/SLTP

Manfaat Jati Bangsa

bagi Diri

6. Kebudayaa n pariwisata + kesejahtera an

Pengembangan

daerah 1) Seperti pantai Sanur ada restoran ada

+ pariwisata yang terpadu

pagelaran kesenian 2) Kalender tetap

kebudayaan seperti Seribu Indonesia Thamrin di Tari Jl.

seperti

festival tari di Brazil C Manfaat Daya Bangsa 7. Ilmu pengetahua n + 1. Kompetensi karya inovasi 2. Pagelaran dan koordinasi industri pendidikan dengan 1) Olimpiade Indonesia untuk pengetahuan bagi Saing

dan teknologi 2) Kompetensi teknologi tepat guna yang dikerjakan 3) Pemodalan penerapan teknologi inovasi langsung

teknologi + lapangan kerja

Manfaat bidang garapan 8. Pendidikan Proporsional 5 hari belajar Senin : olahraga + soft TK, SD, SLTP, skill

25

SLTAseperti sekolah

Selasa

pengajaran

PTSelasa + Kamis materi eksakta spesifik Rabu : seni dan budaya Kamis : pengajaran non eksakta Jumat : agama 9. Pengajaran Student center dan problem 1) Pola modul base learning serta SPICES 2) Berbasis ICT 3) Contoh FKUI 10. Seni dan 1. Latihan budaya 2. Pagelaran 3. Inovasi 1) Kompetensi tingkat kabupaten propinsi 2) Kalender budaya dan

nasional, Seribu Tari Indonesia di jalan Thamrin 11. Olahraga 1. Ilmu 2. Latihan 3. Prestasi 12. Agama 1. Ilmu 2. Praktek 3. Teladan 1) Kompetisi daerah 2) Talent scouting 1) MTQ teruskan 2) Tokoh teladan 3) Polasaling mengingatkan 4) Pelatihan Dawah antar

5.6 Tindak Lanjut 1. Persamaan persepsi 2. Studi kelayakan masing-masing konsep 3. Integrasi konsep 4. Proyek percontohan 5. Apalikasi nasional secara bertahap

26

ORGANISASI MASYARAKAT DESA 6.1. Revitalisasi PKMD Merupakan langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga (Revitalisasi PKMD), yang menggunakan pendekatan edukatif/PKMD seperti berikut. 1. Pengembangan Tim Petugas (internal) 2. Pengembangan Tim Masyarakat (eksternal) Pertemuan masyarakat di desa (PTD) 3. Survai Mawas Diri (SMD) / Telaah Mawas Diri 4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 5. Pelaksanaan Merajut berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat, rekonstruksi ulang 6. Pembinaan kelestarian dengan cara membangun networking dan kemitraan di desa. I. Tahap Penggerakan/Pemberdayaan Masyarakat

1.

PENGEMBANGAN TIM TUGAS LINTAS PROGRAM, LINTAS SEKTOR, LSM, DLL TK. PROV.

FASILITATOR

FORUM DESA SIAGA TK. PROV.

LINTAS PROGRAM, LINTAS SEKTOR, LSM, DLL TK. KAB/KO.

FORUM DESA SIAGA TK. KAB/KO.

PUSKESMAS, LINTAS SEKTOR, LSM, DLL TK.KEC.

= BISA DALAM BENTUK RAPAT/LOKAKAR YA/LAINNYA FORUM DINAMAI SESUAI KESEPAKATAN GUNAKAN NAMA YANG SUDAH ADA, MIS: FORUM KOTA SEHAT

FORUM DESA SIAGA TK. KEC.

Gambar 10: Pengembangan Tim Pertugas

27

2.

PENGEMBANGAN TIM DI MASYARAKAT


PEMUKA MASYARAKAT, LPD, PKK, DLL DIDESA TERPILIH

FORUM DESA SIAGA TK.KEC

FORUM MASYARAKAT DESA


S M D

3.

SURVEI MAWAS DIRI (SMD)


HASIL : MASALAH KESEHATAN, PENYEBAB (TERMASUK PERILAKU TIDAK SEHAT), KONDISI ukbm ( JIKA ADA), POTENSI DI DESA, DLL.

MASYARAKAT DESA

Gambar 11 : Pengembangan Tim Di Masyarakat Dari gambaran di atas, penting diperhatikan : 1. pengembangan para profesional sebagai penggerak yang merupakan tim dari petugas yang telah terlatih 2. koordinasi lintas sektor menjadi penting dalam rangka pengembangan Kondisi dan identifikasi masyarakat menjadi penting sebagai awal untuk menentukan pendekatan yang perlu dilakukan.

4.

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA


RAPAT FORUM MASYARAKAT DESA HASIL RAPAT: URUTAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DI DESA ALTERNATIF PEMECAHAN SETIAP MASALAH KESEHATAN PENTINGNYA POS KESEHATAN DESA POTENSI YANG ADA UNTUK PEMECAHAN MASALAH BANTUAN DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN DAN PIHAK YANG AKAN DI ADVOKASI DLL HASIL MUSYAWARAH: KESEPAKATAN TENTANG URUTAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN RENCANA PEMBENTUKAN POSKESDES RENCANA OPERASIONAL PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN PERTAMA RENCANA JANGKA PANJANG (UMUM) -GARIS BESAR RENCANA PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN KEDUA, KETIGA DAN SETERUSNYA.

HASIL SMD

ADVOKASI KE BERBAGAI PIHAK

BERBAGAI PIHAK

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

Gambar 12 : Musyawarah Masyarakat Desa

28

Forum komunikasi yang ada di daerah perlu dilestarikan dan disesuaikan dengan kebutuhan, tidak perlu membentuk baru apabila sudah ada, dan tinggal mengembangkan apabila ada tetapi belum berjalan dengan baik, hal penting untuk: 1. Membuat program yang akan dikembangkan lebih selaras 2. Tidak memerlukan waktu yang panjang untuk siap 3. Proses perubahan yang terjadi akan relatif berjalan secara alamiah

5.

PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMILIHAN PENGURUS DAN KADER MATERI : PENGELOLAAN DESA SIAGA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN POSKESDES, PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN UKBM, SURVEILANSI, KESIAPAN DAN KEDARURATAN, PENYEHATAN LINGKUNGAN, PENGEMBANGAN KADARSI, DLL PENYELENGGARAAN POKESDES, PENGEMBANGAN REVITALISASI UKBM, PENYELENGGARAAN UKBM, SURVEILANSI, KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURATAN, PENYEHATAN LINGKUNGAN, PENGEMBANGAN KADARSI, DAN PHBS, DLL

ORIENTASI/PELATIHAN KADER

PEMBANGUNAN POSKESDES DAN PENGEMBANGAN UKBMUKBM LAIN

PENYELENGGARAAN KEGIATAN

Gambar 13: Pelaksanaan Kegiatan Desa Siaga Pelaksanaan kegiatan perlu secara lebih realistis dipertimbangkan: 1. Proses kegiatan jangan sampai beban biaya dihabiskan pada proses tingkat birokrasi, tetapi beban besar harus pada pengembangan masyarakat 2. Kepengurusan tingkat desa dan posyandu tetap sebagai kader, bukan karyawan yang digaji sehingga rasa kepedulian tetap tinggi 3. Kader adalah dari dan untuk masyarakat

29

6.

PEMBINAAN DAN PENINGKATAN

YANG SANGAT PENTING UNTUK DIKEMBANGKAN ADALAH UPAYA-UPAYA MEMELIHARA KELESTARIAN KADER MOTIVASI KADER

KADER DENGAN KEBUTUHAN PSIKOLOGI

- PEMBERIAN TUGAS YANG MENANTANG DAN MENDATANGKAN KEBANGGAAN - PENGHARGAAN

KADER DENGAN KEBUTUHAN SOSIAL KADER DENGAN KEBUTUHAN DASAR/EKONOMI


JENIS-JENIS KADER BERDASARKAN KEBUTUHANNYA

- PEMBERIAN SEBANYAK MUNGKIN KESEMPATAN BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN - PEMBERIAN ATRIBUT - PEMBERIAN INSENTIF - PEMBERIAN FASILITAS - DIFASILITASI UNTUK WIRAUSAHA

MOTIVASI PEMENUHAN KEBUTUHAN

Gambar 14: Pembinaan dan Peningkatan Desa Siaga Kelestarian kader bukan kader itu menjadi terus menerus sepanjang puluhan tahun, tidak pernah diganti, tetapi kader yang ada dilatih secara terus menerus, sehingga dalam waktu 10-20 tahun semua orang dewasa pernah: 1. Dilatih 2. Menjadi kader aktif

6.2. Rapat Kerja Mini Tujuan dari Rapat Kerja Mini 1. Menampung harapan-harapan masyarakat yang secara secara lebih spesifik kebutuhan masyarakat 2. Mengidentifikasi peluang yang ada yang mungkin dapat dikembangkan

30

3. Koordinasi program dengan pemerintah agar lebih efektif dan efisien 4. Evaluasi program yang telah direncanakan dan telah dikerjakan

Tabel 8. Komponen Rapat Kerja Mini No 1 Desa Asal Komponen Perangkat Desa LKMD/PKK/KR Tokoh Masyarakat 2 Pemerintah Kecamatan Camat Sub Dinas 3 4 5 6 7 Perwakilan Posyandu Peningkatan Pendapatan Pemanfaatan Sampah Seni dan Pariwisata Kabupaten, propinsi, pusat Ketua Posyandu Ketua Kelompok Ketua Kelompok Ketua Kelompok Uraian Sebagai perangkat desa yang mengelola desa waktu itu Sebagai ORMAS desa Ulama, ketua adat, orang terpelajar, dll Kepala wilayah kecamatan Kepala seb dinas kecamatan Bila ada program yang terkait maka perlu ada perwakilan Penanggung jawab posyandu Usaha peningkatan pendapatan keluarga Usaha pemanfaatan sampah Latihan dan pagelaran seni terintegrasi dengan pariwisata

Tabel 9. Hasil Rapat Kerja Mini No Hasil Uraian Merupakan usulan bagi pemda Kabupaten/Kota, 1 Usulan Propinsi atau Pusat untuk program yang tidak bisa disiapkan oleh tingkat kecamatan Merupakan rencana kegiatan tahunan seperti jadwal 2 Rencana Tahunan posyandu, unit usaha dan pemanfaatan sampah, olah raga dan seni, serta pembinaan masyarakat 3 Evaluasi Tahunan Merupakan pembahasan masalah, kekurangan dan hambatan yang perlu melakukan perbaikan

Laporan memuat kata kunci yang penting, terdokumentasi dan dapat digabung dengan tahun berikutnya, adanya standar format jangan menjadikan lebih sulit. Dalam pelaksanaannya diperlukan:

31

1. Leading section, Koordinator program 2. Perlu adanya keterlibatan kecamatan, dalam artian mengkoordinasi dan mengatur prioritas yang perlu dilakukan lebih dahulu 3. Dinamika yang dikembangkan berbarengan 4. Secara tidak langsung akan terus membina seni budaya masyarakat agar jangan sampai punah Gambaran skematis seperti berikut ini. (D) POSYANDU PENINGKATAN PEDAPATAN PENGOLAHAN SAMPAH SENI DAN PARIWISATA (D) (D) PKK KT LKMD

KESEHATAN

USULAN

PENDAPATAN SAMPAH

RKM

RENCANA TAHUNAN

EVALUASI TAHUNAN KECAMATAN KAB/KOTA PROPINSI PUSAT

Gambar 15: Rapat Kerja Mini Catatan: LKMD = Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa PKK KT D = Pembinaan Kesejahteraan Keluarga = Karang Taruna = Desa

RKM = Rapat Kerja Mini 32

6.3. Lokakarya Mini Lokakarya merupakan kegiatan pertemuan bulanan yang hasil utamanya adalah rencana kegiatan nyata untuk bulan depan, termasuk evaluasi kegiatan bulan sebelumnya. Pola yang perlu dikembangkan saat ini : 1. Pola award bagi yang dapat melakukan inovasi baru 2. Pola award bagi yang berhasil mencapai manfaat Adapun polanya seperti berikut. KAB/KOTA PROFINSI PUSAT

KECAMATAN AKADEMISI TEKNOLOGI TEPAT GUNA RISET


DUNIA USAHA

EVALUAS I LKM

KEGIATAN JADWAL PETUGAS

RENCANA
SENI DAN PARIWISATA PENGOLAHAN SAMPAH PENINGKATAN PEDAPATAN POSYANDU (D) (D)

SUMBER DAYA

LKMD KT PKK (D)

Gambar 16: Lokakarya Mini Catatan: LKM = Loka Karya Mini

6.4. Peran Pusat dan Daerah Dari hasil usulan rapat kerja mini maka atas dasar sifat : 1. Kompleksitas 2. Pendanaan 3. Kompetisi para pelaksana 4. Kebutuhan teknologi

33

5. Peluang Dan yang penting pula adalah waktu pencapaian maka dengan bantuan sistem informasi dakan dapat dibagi menjadi yang dapat dikerjakan oleh tingkat : 1. Kabupaten 2. Propinsi 3. Pusat Dalam hal ini Bappeda Kota/Kab, Bappeda Propinsi dan Bappenas dapat melakukan koordinasi dan perilaku mana yang cocok dan selaras 6.5. Prioritas Pembangunan Prioritas yang benar adalah yang sesuai dengan kebutuhan yang tepat, dan perlu secara spesifik sesuai kebutuhan yang nyata. Tabel 10. Prioritas Pembangunan No 1 Prioritas Kesehatan Uraian Kegiatan posyandu, posyandu manula, pembinaan warga terlantar Terkait pendapatan keluarga yang secara langsung 2 Pendapatan terkait gizi keluarga dan kesehatan rumah, melakukan usaha mandiri, peningkatan pendapatan Sampah dibuat paradigma baru untuk dimanfaatkan 3 Sampah bukan dibuang, sampah menjadi kompos atau daur ulang 4 Seni dan Pariwisata Seni daerah supaya tidak punah harus terintegrasi dengan pariwisata dan showbiz

6.6. Segi Penting 1. Rapat kerja mini dan Lokakarya Mini adalah milik masyarakat yang harus didorong agar percaya diri 2. Pihak pemerintah desa, kecamatan, kab/kota, propinsi dan pusat membantu dukungan infrastruktur program

34

3. Akademisi, lembaga riset dan dunia usaha mengembangkan teknologi tepat guna yang relevan dan dapat dilaksanakan 4. Kegiatan bertahap tetapi berkesinambungan sampai pada manfaat bagi masyarakat bukan hanya hasil MANAJEMEN PROGRAM 7.1 Perencanaan dan Evaluasi Perencanaan dan evaluasi merupakan rangkaian yang berkesinambbungan sebagai upaya peningkatan yang terus menerus seperti gambar berikut.

PERENCANAAN

PERENCANAAN

EVALUASI

EVALUASI

Gambar 17 : Keterkaitan Perencanaan dan Evaluasi Terputusnya suatu program terjadi karena proses tersebut tidak berjalan, diantaranya karena : 1. Masalah semakin menumpuk 2. Masalah tidak dapat diselesaikan 3. Proses tidak mencapai manfaat Perencanaan dan evaluasi tahunan dilaksanakan pada saat rapat kerja mini yang dilaksanakan setahun sekali juga, dalam hal ini perlu: 1. Dokumen rencana yang jelas dan tertulis 2. Laporan evaluasi yang telah disampaikan 3. Sangat baik apabila didukung oleh para ahli yang bersifat sebagai narasumber dan dukungan teknis Perencanaan dan evaluasi bulanan dilaksanakan pada saat loka karya mini, berarti secara jelas :

35

1. Merencanakan kegiatan bulan depan 2. Mengevaluasi kegiatan bulan lalu 3. Menyelesaikan masalah dan mengurangi hambatan yang terjadi seperti musim panen, musim hujan, sehingga jalan sulit. 7.2. Pengorganisasian Di desa ada 3 organisasi besar yang penting, dan sebenarnya akan baik apabila berjalan dengan benar tidak hanya nama dan bergerak secara benar pula untuk kepentingan desa yaitu: 1. LKMD merupakan wadah organisasi desa 2. PKK merupakan wadah para wanita dan ibu-ibu 3. KT merupakan wadah para pemuda Peran yang harus dijalankan oleh organisasi ini diantaranya: 1. Mengembangkan usulan perencanaan 2. Membantu pelaksanaan agar berjalan dengan baik 3. Melakukan pengawasan secara benar 4. Memberikan masukan pada saat evaluasi dilakukan

7.3. Pelaksanaan dan Pengendalian Pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan, maka perlu adanya : 1. Laporan pelaksanaan 2. Hasil yang dicapai Yang secara langsung harus tercatat dengan benar akan menjadi bahan untuk pengendalian apabila dibandingkan dengan rencana yang sudah ada dan bahan evaluasi Lokakarya Mini bulan selanjutnya.

36

PEMBENTUKAN STANDAR

PENGUKURAN HASIL KERJA

MEMBANDINGKAN ANTARA STANDAR DENGAN HASIL KERJA

EVALUASI

TINDAK LANJUT
Gambar 18. Pola Pengendalian 7.4. Koordinasi Ada 2 kelemahan yang sering ditemui dalam artian ini: 1. Banyak pihak melakukan kegiatan sehingga rancu dan tidak jelas hak dan tanggung jawabnya 2. Saling mengandalkan yang lain sehingga tidak ada sama sekali yang mengerjakan Dalam hal ini perlu diperjelas: 1. Tugas 2. Hak 3. Kewajiban Hasil penting dari koordinasi adalah: 1. Kegiatan diketahui 2. Adanya kesamaan pendapat tentang kegiatan dan hasilnya 7.5. Segi Penting 1. Perencanaan dan evaluasi perlu secara tertulis dan dilaksanakan

berkesinambungan

37

2. Banyaknya organisasi masyarakat yang ada harus dibina dan didorong terus berusaha agar tumbuh lebih subur 3. Pelaksanaan dan pengendalian perlu secara nyata ada pencatatan dan laporan 4. Koordinasi perlu jelas, tegas, hak dan kewajibannya agar dapat menghasilkan kejelasan dan persamaan pendapat

SISTEM INFORMASI 8.1. Tingkatan Kewenangan Sistem informasi akan sangat berguna apabila: 1. Kejelasan wewenang 2. Kejelasan tanggung jawab Pada masing-masing tingkatan sehingga data, informasi, analisis, akan lebih jelas bagi pengambilan keputusan, informasi tidak hanya menjadi tampilan saja. Pembagian diperlukan agar beban sistem menjadi: Jelas Bertingkat Tersaring secara otomatis

8.2. Pengembangan Sistem Tahapan pengembangan sistem seperti di bawah ini.

Tabel 12. Pengembangan Sistem

NO 1

Tahapan

Uraian analisis meliputi dan 4

Analisis dan rancangan Dikembangkan sistem rancangan sistem

tingkatan kewenangan 2 Pembuatan sistem dan uji Sistem dibuat dan masih dapat

38

coba

disesuaikan sesuai hasil ujicoba yang dilaksanakan

Penyebaran sistem

Sistem

disebarluaskan,

dilatihkan

dan digunakan 4 Pemeliharaan sistem Sistem dipelihara, dan dijamin tetap berjalan dengan benar 5 Peningkatan sistem Sistem ditingkatkan sesuai kebutuhan

Target optimis di seluruh Indonesia tercapai dalam 10 tahun ataupaling tidak secara pesimis 20 ttahun. Pengalaman memberikan pelajaran yang penting: 1. Orientasi proyek sangat tidak langgeng, ternyata cepat ambruk; 2. Sangat mengutamakan hasil sehingga manfaat tidak terlihat; 3. Hanya berbasis angka bukan pada makna; maka penting diperlihatkan: 1) Program sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2) Internalisasi program terus menerus dijalankan 3) Berorientasi pada manfaat dan jangka panjang, hindari aji mumpung 4) Intensifikasi program terus berlangsung berbarengan dengan kaderisasi 8.3. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan ada baiknya secara pyramidal, sehingga lebih sederhana dan jelas kewenangannya. Tingkatan itu: 1. Pusat 2. Propinsi 3. Kabupaten/kota 4. Kecamatan Sedangkan dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah: a. Kompleksitas b. Pendanaan

39

c. Kompetensi d. Teknologi e. Peluang Dengan demikian beban informasi lebih besar ke tingkat atas, bukan seperti sekarang terasa terlalu banyak laporan bagi posyandu dan puskesmas. 8.4. Jejaring Informasi Penggunaan internet yang telah meluas akan mempermudah proses dan akan makiin murah, tetapi tetap perlu dokumen tertulis, tetapi tidak lagi merupakan beban tertulis dan biaya kertas serta cetak. Perlunya jejaring informasi akan memperkecil beban kerja dan transfer yang lebih mudah. Pola jejaring informasi didasari oleh: 1. Data inti terstandarisasi 2. Pola rekapitulasi berjenjang 8.5. Segi Penting 1. Pengembangan sistem informasi hendaklah berdasarkan tingkat

kewenangan agar lebih sederhana dari pusat, propinsi, kab/kota dan kecamatan 2. Perlu pengembangan sistem mulai analisis dan rancangan sistem, pembuatan sistem dan ujicoba, pemeliharaan dan peningkatan sistem. 3. Sistem informasi harus dikembangkan sesuai dengan tingkatan

pengambilan keputusan 4. Jejaring informasi hendaklah digarap dengan indikator inti yang terstandarisasi, dengan tetap tidak membebani posyandu atau unit terbawah PENGEMBANGAN PROGRAM 9.1. Sosialisasi

40

Pola sosialisasi dengan kampanye besar-besaran dan melibatkan pejabat pemerintah sampai menteri bahkan presiden sangat baik hasilnya pada taraf tahu, belum tentu cukup sampai tergerak atau tertarik melaksanakannya. Pola pengenalan melalui 5 tahap, dengan analogi kepuasan petugas. 9.2 Institusionalisasi Pada konsep penerimaan ide baru apabila sudah tahap internalisasi, yaitu telah menjadi bagian dari kehidupan secara nyata, maka penting untuk jaminan kesinambungan yang terjaga dan telah merupakan kebiasaan dan perilaku yang baik dan natural, berarti dapat dilaksanakan secara terus menerus. Pencapaian posisi ini perlu dilakukan: 1. Fase ujicoba yang berhasil dan member keyakinan 2. Peningkatan kemampuan kader dan masyarakat terus dilakukan sehingga menghilangkan kebosanan 3. Adanya saling kunjungan antar kelompok sehingga akan menambah wawasan dan mungkin pemasaran 4. Pembinaan institusi terkait, terutama teknologi baru tepat guna agar terus berlangsung sehingga kondisi dinamis tercapai 9.3. Peningkatan Bertahap Harus secara bijak dan realistik tidak dapat semuanya berjalan sekaligus dalam tingkatan yang baik, hal ini perlu: 1. Pentahapan sesuai dengan penerimaan ide baru 2. Tidak mudah mencapai institusionalisasi dan lama pencapaian sangat berbeda tergantung daerahnya. 3. Perlu adanya pemilihan program yang sangat berkesesuaian atau menyentuh dengan segera permasalahan mereka sehingga lebih cepat terasa hasil dan manfaatnya, 9.4. Pembinaan Pembinaan merupakan upaya peningkatan terus menerus, sehingga harus jelas tindakan apa dan hasilnya apa dan manfaat apa.

41

Seberapa mudah indikator dari pembinaan itu adalah: 1. Terlihat adanya kemajuan, atau progress 2. Mencegah kerusakan atau kesalahan lebih lanjut Maka dengan pola yang relatif sama akan dapat diidentifikasi beberapa faktor yang dapat dijadikan patokan pembinaan. Pembinaan oleh sektor yang sama atau lintas sektor perlu diatur agar: Tidak menjadi beban yang dikunjungi Ada cara atau upaya yang lebih maju sehingga tidak hanya menghabiskan waktu Pembinaan untuk kepentingan masyarakat, organisasi desa, bukan untuk pejabat yang mengunjungi Hasil pembinaan dicatat dan dilaporkan pada Rapat Kerja Mini dan Lokakarya Mini, sehingga dapat disebarluaskan Khusus seni dan pariwisata harus terkait dengan pendidikan di sekolah

9.5. Hasil Dan Manfaat No 1 Program kesehatan Indikator 1. Cakupan perkembangan 2. Cakupan imunisasi 3. Cakupan KB 4. Cakupan hamil 5. Pemeriksaan bayi 2 Peningkat an pendapata n 1. Modal 2. Omset 3. Keuntungan 4. Karyawan 5. Pendapatan % Penambaha n % penambaha Kemauan usaha Perluasan usaha Peningkatan pendapatan Peningkatan Hasil D/S Manfaat Gizi buruk

% imunisasi menurun lengkap % ber KB % K IV ibu % Penyakit terkait imunisasi menurun

check Kel dengan anak >2 menurun

up/bulan

42

n % keuntungan % penambaha n jumlah Peningkatan jumlah 3 Pengelola 1. Sampah plastik Jumlah terkumpul (kg) Jumlah terkumpul (kg)

kesempatan kerja Peningkatan kesejahteraan

Daur ulang, jadi apa? Daur ulang, jadi apa? Daur ulang, jadi apa? Kerajinan, apa? Kompos, untuk apa? jadi

an sampah 2. Sampah kaleng+botol+gela s+besi 3. Sampah kertas 4. Sampah kayu

5. Sampah biologis, Jumlah daun, binatang kotoran terkumpul (kg) Jumlah terkumpul (kg) Jumlah terkumpul (kg) 4 Seni dan 1. Beberapa sekolah ada bergabung mempunyai peralatan, program, seni daerah 2. Pagelaran pelajar semester

grup Seni

daerah

pariwisata

seni daerah berkembang dan yang kokoh grup pelatih hidup rapat seni mini tiap semarak dorongan lestari

seni Pariwisata lebih semarak tidak

kerja hanya alam saja Rapat kerja mini kegiatan menarik yang

43

3. Pagelaran tahunan 4. Pagelaran propinsi 5. Pagelaran nasional

seni grup terbaik

seni Seni akan

daerah

seni kabupaten untuk seni tampil pawai seribu

berkembang dan semarak Ajang pariwisata

tari internasional

di Thamrin

Tentu saja perlu diperhatikan: 1. Dapat diperluas secara bertahap 2. Manfaat lanjutnya adalah derajat kesehatan meningkat, kesejahteraan meningkat dan lingkungan bersih 3. Secara tidak langsung dapat saling terkait dan berdampak bagi jangka panjang 9.6. Segi Penting 1. Sosialisasi harus melalui tahapan penerimaan ide baru 2. Institusionalisasi perlu dicapai agar jaminan kesinambungan program terus berjalan 3. Perlu disadari peningkatan bertahap juga penting, jangan sampai karbitan 4. Pembinaan benar-benar meningkatkan kemampuan dan mencegah kesalahan bukan kunjungan yang membebani 5. Ada 15 indikator awal yang penting dan perlu di kembangkan lebih lanjut

44

DAFTAR PUSTAKA Sabaguna, Boy S. 2009. Pengembangan Posyandu, peningkatan pendapatan, pengelolahan sampah, seni dan pariwisata dalam rangka pembangunan masyarakat desa, Jakarta: Sagung Seto

45

You might also like