You are on page 1of 5

K-51 PATOGENESIS ATHEROSCLEROSIS DAN PJK

Aterosklerosis ditandai dengan penebalan jaringan fibrosa terlokalisir dari dinding arteri yang berhubungan dengan plak yang disusupi lipid yang akhirnya dapat mengapur.

Patogenesis kejadian awanya adalah: Infiltrasi low-density lipoprotein (LDL) ke wilayah sub endotel. Endotelium pembuluh darah merupakan daerah yang selalu terkena shear stress (tegangan geser), sehingga cenderung untuk ditarik bersama aliran darah atau rusak karena aliran darah. LDL yang teroksidasi ataupun yang berubah dengan cara lain, diambil oleh makrofag, akhirnya makrofag membentuk sel busa. Sel busa membentuk bercak lemak (fatty streak) Dalam dekade pertama kehidupan, garis-garis (fatty streak) muncul di aorta, pada dekade kedua di arteri koroner, dan dalam dekade ketiga dan keempat di arteri otak. Sel otot polos vaskuler di sekitar sel busa, dirangsang dan kemudian bergerak dari media ke intima, di mana sel otot polos ini berproliferasi dengan kolagen dan molekul matriks lainnya, yang akhirnya berkontribusi terhadap pembentukan lesi yang lebih besar. Sel otot polos juga menangkap LDL teroksidasi dan menjadi sel busa. Seiring dengan matangnya plak, sel otot polos membentuk cap (kapsul) fibrosa membentuk bagian atas plak atheroma. Plak dengan cap yang cacat atau rusak paling rentan untuk rupture/pecah. Plak yang tebal lebih susah untuk ruptur (stabil). Plak yang tipis tidak stabil mudah ruptur. Lesi sendiri dapat merusak pembuluh ke poin di mana akan menyebabkan terjadinya penyumbatan; plak yang pecah atau yang mengalami ulserasi juga dapat memicu trombosis (pembentukan trombus), yang dapat menghalangi aliran darah.

Faktor Risiko Gender Pria (dan perempuan setelah menopause):pada wanita karena kurangnya ekstrogen yang menyebabkan penurun LDL; estrogen mungkin bertindak dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL di hati. Riwayat keluarga penyakit jantung iskemik, stroke: Mungkin beberapa mekanisme genetik bisa berperan terhadap patogenesisnya.

Hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder (Peningkatan trigliserida yang bersirkulasi yang disebabkan oleh diuretik, badrenergik blocking obat, konsumsi alkohol berlebih) Merokok: karbon monoksida menyebabkan injury hipoksia pada sel endotel. Hipertensi: shear stress meningkat, menyebabkan kerusakan endotelium. Diabetes mellitus (tipe 1 dan 2): Penurunan eliminasi LDL dari sirkulasi yang dilakukan di hati; peningkatan glikosilasi kolagen, yang meningkatkan ikatan LDL pada dinding pembuluh darah. Obesitas, terutama obesitas perut (abdominal): Nefrotik sindrome: Peningkatan produksi hepatic lipid dan lipoprotein (a). Hypothyroidisme: Penurunan pembentukan reseptor LDL di hati.

Coronary Artery Disease Ketika aliran melalui arteri koroner berkurang ke titik di mana miokardium menjadi hipoksia, "faktor P" dikeluarkan dan akhirnya menumpuk sehingga angina pektoris muncul. Jika iskemia miokard parah dan berkepanjangan, perubahan yang ireversibel dapat terjadi pada otot, dan hasilnya adalah infark miokard. arteri koroner yang tersumbat parsial dapat merupakan hasil konstriksi oleh vasospasme, yang nantinya menyebabkan infark miokard.

Penyebab paling umum dari infark miokard adalah pecahnya plak aterosklerotik, atau perdarahan ke dalamnya, yang memicu pembentukan clot pada tempat plak.

saat istirahat, untuk menyebabkan terjadinya iskemia selular, lumen arteri menyempit sampai 90% ketika berolahraga, penurunan 50% dalam ukuran lumen dapat menyebabkan timbulnya gejala. Pada angina tidak stabil, luka/injury pada plak aterosklerosis dapat menyebabkan terpanggilnya platelet yang nantinya menyebabkan akumulasi platelet dan episode transien dari oklusi(penyumbatan) trombotik, biasanya berlangsung 10-20 menit. pelepasan faktor vasokonstriksi trombosit seperti tromboksan A2 atau serotonin dan disfungsi endotel dapat menyebabkan vasokonstriksi dan berkontribusi terhadap menurunnya aliran darah. Pada infark miokard, luka/injuri arteri yang dalam akibat pecahnya plak dapat menyebabkan pembentukan trombus yang relatif tetap dan kuat. Ketika sel-sel miokard benar-benar mati, terjadilah kebocoran enzim ke dalam sirkulasi sehingga kita dapat mengukur kenaikan enzim serum dan isoenzim yang diproduksi oleh sel miokard infark. Ini memainkan peranan penting dalam diagnosis infark miokard. Enzim yang paling sering diukur saat ini adalah isomer MB creatine kinase (CK-MB), troponin T, dan troponin I.

You might also like