Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA 2011
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Ilmiyah Penugasan Akhir (KIPA) ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta,
Februari 2011
Yang menyatakan
SHOLEH BAHRUDIN
iii
Penulis di lahirkan di Banjarnegara Provinsi Jawa tengah pada tanggal 01 April 1958, anak pertama dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Murdiyoto (Alm) dan Ibu Chalimah (Almh). Lulus pendidikan sekolah dasar tahun l970, di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Penusupan, Pejwaran, Banjarnegara. Lulus SLTP tahun 1974 di SMP Muhamadiyah Banjarnegara dan lulus SLTA tahun 1980 di SPP-SPMA Purwokerto. Mengawali karier mulai tahun 1980 masuk Penyuluh pertanian tepatnya pada bulan Nopember 1980 dan diangkat CPNS tahun 1981, selanjutnya diangkat PNS tahun 1982 di Cabang Dinas Pertanaian Kabupaten Purbalingga sebagai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah. Kemudian pada tahun 2003 lulus D III pada Universitas Tebuka pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Penyuluhan Pertanian Bidang Keahlian Pertanian. Pada tahun 2010 mendapat kesempatan tugas belajar Program Alih Jenjang Diploma IV di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang di Yoyakarta yang insya Allah selesai pada bulan Maret 2011.
Yogyakarta,
Februari 2011
Penyusun
SHOLEH BAHRUDIN
iv
Motto
Seindah-indah Seindah indah hidup adalah belajar Al Quran, adalah belajar Seindah-indah hidup mengamalkan indah dan mengajarkannya Al Quran, mengamalkan dan mengajarkannya
Syukur Alhamdulillah kami sanjungkan kepada Allah dengan ilmu-Nya yang maha tinggi tiada ilmu tara, semoga kami menjadi harapan abdi hidup menurut menurut-Nya, begitu kepada : kep Kedua orang tuaku yang telah tiada,dan istri, anak-anak , cucu serta segenap keluarga. Tak lupa kepada dosen pembimbing dan handai tolan seperjuangan dan sepenanggungan di STPP Yogyakarta. Pada akhirnya selamat menempuh perjuangan hidup indah menuju Jannah Jannah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA) yang berjudul Rancangan Pemberdayaan Petani dalam Upaya Peningkatan Produtivitas Padi (Oryza sativa L.) Melalui Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pupuk Organik ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ir. Sri Sugihartiningsih, MS. dan Ir. Rika Nalinda, MP. yang telah banyak memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Ilmiah Penugasan Akhir. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan juga kepada : 1. Drs. Gunawan Yulianto, MM, M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta. 2. Ir. Sujono, MP., selaku Ketua Jurusan pada STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. 3. Semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan KIPA ini. Semoga KIPA ini dapat dipergunakan sebagai bahan rancangan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan sumber daya manusia pertanian.
Sholeh Bahrudin
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... PERNYATAAN ....................................................................................... MOTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. KATA PENGANTAR .............................................................................. RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. INTISARI ................................................................................................ I. PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang .............................................................................. B. Tujuan ........................................................................................... C. Manfaat ....................................................................................... II. LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA........................ A. Pemberdayaan .............................................................................. B. Agribisnis ...................................................................................... C. Pengetahuan .................................................................................. D. Sikap ............................................................................................. E. Penyuluhan ................................................................................... F. Pemupukan ................................................................................... G. Pupuk Organik. H. Nilai Hara Dan Nilai Ekonomi Kompos Jerami Padi I. Multi Manfaat Jerami Padi Sebagai Pupuk Organik. III. KEADAAN UMUM WILAYAH ...................................................... A. Kondisi Wilayah ........................................................................... 1. Kondisi Agroklimat ................................................................ i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii 1 1 3 3 4 4 4 5 5 7 7 7 8 9 10 10 10
vii
2. Kondisi Sosial ......................................................................... 3. Kondisi Ekonomi .................................................................... 4. Program Pembangunan Wilayah ............................................. B. Permasalahan ............................................................................... C. Kajian dan Hasil Kajian ................................................................ 1. Kajian ...................................................................................... 2. Hasil Kajian ............................................................................ 3. Kesimpulan ............................................................................. 4. Saran ..................................................................................... IV. RENCANA PEMBERDAYAAN ..................................................... A. Rancangan Sistem Agribisnis Usahatani Padi .............................. B. Rancangan Teknologi ................................................................. C. Rancangan Pemberdayaan Petani ................................................
17 22 26 27 28 28 34 45 47 48 48 53 55
58 60
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Data Curah Hujan 10 tahun terakhir 11 Tabel 2. Data Jenis, Tekstur dan Kedalaman Tanah ............................. Tabel 3. Data Kesesuaian Lahan ............................................................ Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Karangmoncol ................................ Tabel 5. Penggunaan Lahan Kecamatan Karangmoncol ........................ Tabel 6. Data Luas Lahan, Luas Panen, dan Produktivitas .................... Tabel 7. Pola Tanam Kecamatan Karangmoncol Tahun 2009 .............. Tabel 8. Data Penduduk Menurut Umur ................................................ Tabel 9. Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan .......................... Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... Tabel 11. Karakteristik Kelompok Tani Potensial ................................... Tabel 12. Keterlibatan Peranan Laki-laki dan Perempuan Terhadap Kegiatan Usaha Pertanian ........................................................ Tabel 13. Data Kelembagaan Ekonomi Masyarakat................................ Tabel 14. Trend Produksi dan Produktivitas Komoditi Unggulan .......... Tabel 15. Data Luas Panen dan Produktivitas Komoditi Unggulan Selama 5 Tahun Terakhir ........................................................ Tabel 16. Data Penyerapan Pupuk dalam 5 tahun terakhir di Kecamatan Karangmoncol ....................................................... Tabel 17. Data Sarana dan Prasarana Kecamatan Karangmoncol .......... Tabel 18. Keadaan Petani Berdasarkan Pendidikan ................................. Tabel 19. Keadaan Petani Berdasarkan Umur .......................................... Tabel 20. Luas Pemilikan/Tanah Garapan ............................................... Tabel 21. Pengetahuan Petani Dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah .................. Tabel 22. Hasil pencapaian materi pengetahuan terhadap pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Padi Sawah ........ Tabel 23. Pengetahuan Petani Dalam Pemanfaatan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah ................................................. 12 12 13 14 15 16 17 18 18 19 20 23 24 24 25 25 34 35 36 37 37 39
ix
Tabel 24. Hasil pencapaian materi pengetahuan terhadap pemanfaatan Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sawah ........................... Tabel 25. Tingkat Sikap Petani dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik pada Tanaman Padi sawah ................ Tabel 26. Hasil Pencapaian Materi Sikap terhadap Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Padi Sawah .................. Tabel 27. Tingkat Sikap Petani Dalam Pemanfaatan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi sawah .......................................................... Tabel 28. Hasil Pencapaian Materi Sikap terhadap Pemanfaatan Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sawah ........................................ ...
39 40 41 43 44
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Alokasi waktu kegiatan harian keluarga ............................... Gambar 2. Diagram Venn Kelembagaan di Kecamatan Karangmoncol Gambar 3. Skema Teknik Pengambilan Sampel..................................... Gambar 4. Skema agribisnis saat ini ....................................................... Gambar 5. Skema Rancangan Agribisnis padi Sawah yang direncanakan 21 23 30 50 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Peta Wilayah KecamatanKarangmoncol .......................... Peta wilayah Kabupaten Purbalingga ................................ Peta Jenis Tanah ................................................................ Peta Tekstur Tanah ............................................................ Peta Kedalaman Tanah ...................................................... Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi .............................. Peta Transek Kecamatan Karangmoncol .......................... . Data Luas Panen dan Produksi Padi .................................. Populasi Ternak di Kecamatan Karangmoncol ................. 60 61 64 65 66 67 68 69 70 71 79 80 83 85 88
Lampiran 10 Kuesioner........................................................................... Lampiran 11 Karakteristik Responden ................................................... Lampiran 12 Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik ......................... Lampiran 13 Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi ............................. Lampiran 14 Rekapitulasi Tingkat Sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik ........................................... Lampiran 15 Rekapitulasi tingkat Sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik ...................................................................
xii
RANCANGAN PEMBERDAYAAN PETANI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI (Oryza sativa L.) SAWAH MELALUI PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PUPUK ORGANIK Di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah Oleh : SHOLEH BAHRUDIN Nirem 05.1.4.10.5037 INTISARI Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA) bertujuan untuk menyusun rancangan sistem agribisnis usaha tani padi, rancangan teknologi dan pemberdayaan petani melalui pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik. Berdasarkan kajian tentang Pengetahuan dan Sikap Petani dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik yang dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember s/d 31 Desember 2010, di Kecamatan Karangmoncol Kabupeten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel lokasi kecamatan, desa dan kelompok tani dilakukan secara purposive, sedangkan pengambilan sampel responden 30 orang dengan cara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan data dianalisis secara diskriptif. Hasil analisis pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik pada tanaman padi, masih dalam katagori sedang (56,67%), pengetahuan petani dalam pemanfaatan pupuk organik dalam katagori tinggi (60%), sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik dalam katagori rendah (43,33%) dan sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik dalam katagori rendah (56,67%). Berdasarkan hasil kajian tersebut maka disusun Rancangan pembedayaan petani dalam upaya peningkatan produktivitas padi melalui pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik meliputi : (1) Rancangan agribisnis dengan mengoptimalkan (a) subsistem sarana produksi melalui pengadaan pupuk organik secara kelompok serta pembuatan pupuk organik, (b) subsistem usaha tani melalui penggunaan pupuk organik, (c) subsistem pengolahan hasil melalui tekologi penngaan hasil panen, (d) subsitem pemasaran melalui kemitraan dengan pedagang besar dan (e) subsistem penunjang melalui peningkatan hubungan dengan penyuluh dan bank. (2) Rancangan teknologi, melalui pembuatan bokashi jerami padi dengan menggunakan EM 4. (3) Rancangan pemberdayaan petani melalui penyuluhan, demonstrasi plot (Demplot) dan kegiatan temu karya tentang pupuk organik. Kata kunci : pemberdayaan petani, jerami padi, pupuk organik
xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka mendukung program pemerintah yang mengarah peningkatan produksi, pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta memperluas pasar baik dalam maupun luar negeri melalui pertanian maju, tangguh, efektif, efisien dan ramah lingkungan serta berkelanjutan sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Komoditas padi merupakan salah satu komoditas utama sebagai bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia seumumnya. Di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah, tanaman padi yang diusahakan petani dalam skala yang relatif luas, yaitu sekitar 2.772 hektar, rata-rata produktivitas 5,96 ton/Ha dan total produksi 16521,12 ton setiap tahunnya yang ditanam dua kali dalam setahun. Kenyataan meununjukkan bahwa data produksi padi rata-rata selama lima tahun terkhir di Kecamatan Karangmoncol ada kecenderungan menurun walau tidak tajam, namun menjadikan kewaspadaan. Program revolusi hijau telah memberikan dampak negatif yaitu terjadinya penurunan produktivitas lahan, meningkatnya pencemaran lingkungan dan lahan pertanian semakin ketergantungan pupuk anorganik, akibat dari eksploitasi yang melebihi dan melampaui daya dukung alami
lahan, serta menurunnya usia harapan hidup manusia sebagai akibat terlalu banyak terkontaminasi bahan kimia didalam tubuh (Sutanto, 2002). Prinsip pertanian berbasis lingkungan yaitu dengan penggunaan pupuk organik pada setiap musim dengan jumlah yang cukup (5 10 ton) per Ha yang diikuti pengurangan dosis pupuk kimia secara bertahap. Kenyataan dilapangan bahwa pada umumnya petani membakar jeramipadinya bila penen panen telah usai. Padahal bila jerami dirakit dengan mokroorganisme (mikroba perombak) akan menjadi bokashi (bahan organik kaya akan sumber hayati), pupuk organik yang befungsi bagi tanaman tidak kalah dengan pupuk kimia (Ginting, 2010). Teknologi yang ramah lingkungan tersebut dengan Sistem Pertanian organik yaitu sistem pertanian yang tidak menggunakan atau sangat sedikit menggunakan masukan kimia dalam usahataninya, sehingga akan
mengurangi pencemaran lingkungan pertanian dan dapat meningkatkan usia harapan hidup manusia (Sutanto, 2002). Adanya kemajuan ilmu dan teknologi yang mempengaruhi corak berpikir produsen, konsumen dan perilaku pembangunan pertanian yang lain, maka perlu untuk memperhatikan empat aspek yang harus dipenuhi dalam mensukseskan pembangunan pertanian di pedesaan (Soekartawi, 1991) yaitu sebagai berikut : 1. Pemanfaatan sumber daya dengan tanpa merusak lingkungan 2. Pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah 3. Pemanfaatan lembaga/institusi yang saling menguntungkan. 4. Pemanfaatan budaya untuk keberhasilan pembangunan. 2
Di Kecamatan Karangmoncol mempunyai banyak bahan baku pembuat pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian berupa jerami padi. Setiap tahunnya untuk luas panen 2.657 hektar menghasilkan 22.170 ton jerami segar dan limbah pertanian yang lain. Kondisi ini didukung dengan populasi ternak baik ternak besar, kecil maupun ternak unggas. Yang menjadi kendala adalah rendahnya pengetahuan dan sikap petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai pupuk organik pada tanaman padi sawah. Maka perlu adanya upaya peningkatan sumber daya manusia untuk mengolah bahan organik, melalui pemberdayaan petani padi sawah dengan pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik. B. Tujuan Tujuan penyusunan Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA) ini adalah : 1. Menyusun rancangan agribisnis padi sawah; 2. Menyusun rancangan teknologi; 3. Menyusun rancangan pemberdayaan pelaku usahatani C. Manfaat 1. Bagi petani sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan usaha taninya 2. Bagi mahasiswa sebagai sarana pengembangan pola pikir dalam membuat desain sistem berusahatani padi yang berwawasan lingkungan. 3. Bagi penentu kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi penerapan teknologi yang ramah lingkungan.
A. Pemberdayaan Menurut Lucie Setiana, (2002) pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memampukan dan memandirikan masyarakat (Kartasasmita, 1996).
Lestari Sri Budi (2002) pemberdayaan berarti mengembangkan kondisi dan situasi sedemikian rupa sehingga masyarakat memiliki daya dan kesempatan untuk mengembangkan kehidupannya, tanpa ada kesan bahwa perkembangan tersebut adalah hasil kekuatan eksternal. Dengan demikian pemberdayaan petani ditujukan untuk meningkatkan peran petani itu sendiri dalam pembangunan yang diarahkan pada pemberdayaan petani melalui kemandirian, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengadopsi teknologi, yang artinya petani memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan terhadap teknologi. B. Agribisnis Menurut Arsyad dalam Soekartawi (2003), agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti yang luas, adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. 4
C. Pengetahuan Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999), pengetahuan berasal dari kata tahu yang artinya pemahaman seseorang tentang pemahaman suatu hal yang dinilainya lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya, tahu berarti benarbenar memahami dengan pemikirannya tentang segala ilmu dan teknologi atau infomasi yang disampaikan oleh orang lain. Pengetahuan individu dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi setiap ragam sistematis yang berbeda, memahami berbagai cara pemecahan terhadap masalah tertentu, sehingga pengertian tahu tidak hanya dapat mengemukakan dan mengucapkan tentang apa yang diketahui, akan tetapi setidaknya
menggunakan pengetahuan dan tindakan. Pengetahuan memiliki peranan penting, karena dengan pengetahuan yang meningkat akan mempercepat petani dalam memutuskan dan menerapkan suatu teknologi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa petani yang memiliki pengetahuan yang cukup terhadap sesuatu teknologi akan mampu menguasai penerapan teknologi tersebut (Khairuddin, 1992 ). D. Sikap Sikap adalah potensi pendorong yang ada dalam jiwa individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya beserta segala hal yang ada di dalam lingkungannya itu, dan hal itu berupa manusia lain, binatang, tumbuhtumbuhan, benda atau konsep lain. Sikap individu di tentukan oleh keadaan fisik, keadaan jiwa, norma-norma serta konsep nilai budaya yang dianutnya. Sikap kurang lebih merupakan perasaan, pikiran dan kecenderungan yang di
miliki oleh seseorang mengenai aspek tertentu dari lingkungannya. Sikap seseorang biasanya sangat di pengaruhi oleh lingkungan sosial kehidupannya (Ban dan Hawkins, 1999). Menurut Koentjaraningrat (1990), sikap yang cocok untuk
pembangunan meliputi konsepsi bahwa orang mengintensifkan karyanya untuk menghasilkan lebih banyak karya lagi yang harus nilai tinggi individu tersebut, sikap yang aktif dan bukan sikap yang pasif terhadap hidup yang harus di nilai tinggi sebagai pengarah tindakan yang utama, dalam segala aktivitas hidup orang harus dapat sebanyak mungkin berorientasi ke masa depan dan harus menilai tinggi kerjasama dengan orang lain. Faktor lain yang membentuk sikap adalah media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, karena lembaga tersebut meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, boleh dan tidak boleh di lakukan, diperoleh dari ajaran yang di terima individu yang bersangkutan. Pengaruh emosional merupakan faktor pembentuk sikap yang disadari oleh emosi individu. Saat senang terhadap obyek, sikap yang terbentuk dalam individu mendukung atau positif. Sebaliknya, apabila seseorang dalam keadaan tidak senang terhadap obyek, maka sikap yang timbul adalah negatif. Dari uraian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa sikap petani dalam hal ini, merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri petani untuk menerima atau menolak terhadap teknologi (Koentjaraningrat, 1990).
E. Penyuluhan Penyuluhan pertanian, adalah pengetahuan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. (Totok Mardikanto, 2009). F. Pemupukan Pemupukan mempunyai dua tujuan yaitu: a. Mengisi perbekalan zat makanan tanaman yang cukup. b. Memperbaiki atau memelihara keutuhan kondisi tanah, dalam hal struktur, kondisi derajat keasaman, potensi pengikat terhadap zat makanan tanaman dan sebagainya (Rinsema, 1986). G. Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari limbah organik, kompos maupun yang berasal dari kotoran ternak (Tamad, 2005). Pupuk organik terdiri dari bahan atau limbah organik baik cair maupun padat yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar
unsur hara yang sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. (Musnamar, 2003). H. Nilai Hara Dan Nilai Ekonomi Kompos Jerami Padi Menurut Kim dan Dale (2004) potensi jerami kurang lebih 1,4 kali dari hasil panen. Rata-rata produktifitas padi nasional adalah 48,95 kw/ha, sehingga jumlah jerami yang dihasilkan kurang lebih 68,53 kw/ha. Produksi padi Nasional tahun 2008 sebesar 57,157 juta ton, dengan demikian produksi jerami nasional di perkirakan mencapai 80,02 juta
ton. Rendemen kompos yang dibuat dari jerami kurang lebih 60 % dari bobot awal jerami, sehingga kompos yang dihasilkan dari satu
hektar sawah adalah 68,53 kw x 60 % = 4,11 ton / Ha. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) kandungan hara kompos 1 ton kompos kering memiliki kandungan jerami, dengan jumlah berat hara setara dengan 41,3 kg
Urea, 5,8 kg SP36 dan 89,17 Kcl. (Anonim, 2009). Jerami padi juga mengandung senyawa N da C yang berfungsi sebagai sbtrat organisme mikrobia tanah, termasuk gula, pati,selulose, hemiselulose, pektin, lignin, lemak dan protein. Senyawa tersebut menduduki 40 % (sebagai C) berat kering jerami. Pembenaman jerami kedalam lapisan olah tanah sawah akan mendorong kegiatan bakteri pengikat N yang heterotropik dan fototropik (Matsuguchi,1979).
I.
Multi Manfaat Jerami Padi Sebagai Pupuk Organik Manfaat jerami sebagai pupuk organik (Anonim, 2009), adalah : 1. Fungsi Biologis a. menyediakan makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme (termasuk mikrobia) tanah. b. c. menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah. memberikan kontribusi pada daya puluh (resiliansi) tanah.
2. Fungsi Kimia a. b. c. merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah. penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH tanah. menyimpan sadangan hara penting, khususnya unsur N dan K.
meningkatkan stabilitas struktur tanah. b. c. meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, perubahan moderate terhadap suhu tanah.
A. Kondisi Wilayah 1. Kondisi Agroklimat a. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, 109013,, s/d 109055 berada pada bagian utara terletak diantara s/d 7029 Lintang
Selatan, berada pada bagian timur laut ibu kota Kabupaten Purbalingga, yang mempunyai batas wilayah : Sebelah Timur : Kecamatan Rembang
Sebelah Selatan : Kecamatan Pengadegan Sebelah Barat : Kecamatan Kertanegara dan Kecamataan Karangjambu Sebelah Utara : Kabupaten Pemalang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Keadaan iklim di wilayah Kecamatan Karangmoncol, yaitu suhu udara maksimum minimum 320C 220C, dengan topografi antara datar 3.646,80 Ha (60%), bergelombang 1.458 Ha (24%) dan wilayah berbukit 972,48 Ha (16%), ketinggian tempat 70 - 650 m dpl, kemiringan lahan 5 43% dan tingkat kesuburan tanah sedang sampai baik yang mempunyai pH tanah netral 5,5 6,5, draenase baik, curah hujan 3.741 mm/tahun. Berdasarkan dari data dari UPT Pengairan Rembang yang meliputi wilayah Kecamatan Karangmoncol selama 10 tahun terakhir (2000 - 2009), curah hujan tertinggi pada tahun 2000 dengan jumlah 10
5880 mm/th dan curah hujan rendah pada tahun 2007 dengan jumlah 2482 mm/th. Data curah hujan di Kecamatan Karangmoncol dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Data Curah Hujan 10 tahun terakhir di Kecamatan Karangmoncol
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jmh HH
CHTTGG
Jan 486 670 418 368 551 314 617 91 388 552 4455 22 62 445,5
Peb Mar 524 774 524 578 208 284 613 429 383 514 175 231 338 252 252 441 393 323 448 184 3858 4010 16 24 113 82 385,8 401,0 Bulan basah
Apr 798 474 319 382 248 306 419 523 300 462 4231 22 168 423,1
B u l a n Mei Jun Jul Agt Sep 242 300 25 28 115 362 428 304 0 174 87 53 121 0 0 195 182 14 19 39 106 67 130 0 65 246 115 307 50 247 150 48 22 1 1 177 122 15 0 0 145 21 0 13 55 214 259 6 0 10 1924 1595 944 91 656 15 12 4 2 6 85 88 12 20 35 192,4 159,5 94,4 9,1 65,6 Bulan Bulan kering lembab
Okt Nop Des 962 1022 604 536 1043 282 214 781 825 455 770 595 190 715 753 527 365 693 5 398 567 200 0 661 373 465 384 375 661 210 3837 6220 5574 22 27 16 112 228 124 383,7 622,0 557,4 Bulan basah
Rerata BB BL BK 10 0 2 11 0 1 8 1 3 9 0 3 11 2 1 7 0 1 7 0 5 7 1 4 8 0 4 9 0 3 89 4 27
Sesuai dengan data curah hujan periode 10 tahun terakhir Kecamatan Karangmoncol terdapat 7 bulan basah (BB), 2 bulan lembab (BL) dan 3 bulan kering (BK). Menurut Oldeman menggunakan kriteria derajat kebasahan bulan yaitu Bulan Basah (BB) yaitu bulan yang jumlah curah hujannya lebih dari 200 mm. Bulan Kering (BK) merupakan bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Suatu bulan dengan curah hujan antara 100-200 mm di golongkan kedalam Bulan Lembab (BL), (Efendi Manan, 1997).
Kecamatan Karangmoncol termasuk daerah beriklim tropis, antara musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, termasuk
11
daerah beriklim basah denga 7 bulan basah dan 2 bulan lembab serta 3 bulankering. Curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir 374.1 mm dengan jumlah hari hujan 160 hari. b. Karakteristik Lahan
Sesuai dengan hasil identifikasi di Kecamatan Karangmoncol memiliki karakteristik tanah khususnya klasifikasi jenis tanah, tekstur tanah, dan kedalaman tanah seperti tercantum pada Tabel 2 dan 3 berikut : Tabel 2. Data Jenis, Tekstur dan Kedalaman Tanah No. Desa Jenis tanah Tekstur tanah 1 Karangsari Grumososl Halus 2 Pepedan Grumosol Halus 3 Pekiringan Grumosol Halus 4 Grantung Grumosol Halus 5 Rajawana Grumosol Halus 6 Tajug Grumosol Halus 7 Tamansari Grumosol Halus 8 Baleraksa Grumosol Halus 9 Tunjungmuli Latosol Sedang 10 Kramat Latosol/podsolik Sedang 11 Sirau Latosol/podsolik Sedang Sumber data:Peta AEZ Kabupaten Purbalingga. Tabel 3. Data Kesesuaian Lahan Jenis tanaman pangan No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Uraian Padi Jagung Kedele Kacang tanah Agak Agak Agak Agak Agak Agak Agak Agak Agak/tdak Agak/tidak Tidak
Kedalama tanah 60 90 Cm 60 90 Cm 60 90 Cm 90 Cm 60 90 Cm 60 90 Cm 30 60 Cm 30 60 Cm 30 60 Cm 60 90 Cm 60 90 Cm
Karangsari Sesuai Agak/tidak Agak Pepedan Sesuai Agak/tidak Agak Pekiringan Sesuai Agak/tidak Agak Grantung Sesuai Agak/tidak Agak Rajawana Sesuai Agak Agak Tajug Sesuai Agak Agak Tamansari Sesuai Agak Agak Baleraksa Sesuai Agak Agak/tidak Tunjungmuli Agak sesuai Agak/tidak Tidak Kramat Agak sesuai Agak/tidak Tidak Sirau Tidak sesuai Agak/tidak Tidak Sumber data: Peta AEZ Kabupaten Purbalingga
12
Perlunya mengetahui jenis tanah, tekstur tanah dan kedalaman tanah adalah agar dapat menentukan kesesuaian jenis tanaman yang diusahakan dan berhubungan erat dengan kesesuaian lahan. dimana dalam kegiatan usahatani akan menentukan pilihan komoditi sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, dengan harapan akan dapat diperoleh
produksi yang optimal. Peta jenis tanah, tekstur dan kedalaman tanah dapat lihat pada Lampiran 3, 4, dan 5, serta peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi pada Lampiran 6.
c. Luas Wilayah dan Tataguna Lahan
Kecamatan Karangmoncol mempunyai luas lahan 6.078,000 Ha yang terbagi atas sebelas Pekiringan, Grantung, desa yaitu Desa Karangsari, Pepedan, Tajug, Tamansari, Baleraksa,
Rajawana,
Tunjungmuli, Kramat dan Desa Sirau, lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Karangmoncol No. Desa Luas (Ha) 1 Karangsari 395,300 2 Pepedan 251,800 3 Pekiringan 213,000 4 Grantung 316,100 5 Rajawana 316,200 6 Tajug 230,600 7 Tamansari 600,000 8 Baleraksa 433,000 9 Tunjungmuli 900,000 10 Kramat 1128,000 11 Sirau 1294,000 Jumlah 6078,000 Sumber data: Progama BPK Karangmoncol 2009
Prosentase (%) 6,50 4,14 3,50 5,20 5,21 3,79 9,87 7,13 14,81 18,56 21,29 100
13
1. Kawasan pemukiman/ pekarangan dengan vegetasinya antara lain dengan tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan dan usahatani ternak. 2. Kawasan sawah irigasi dengan vegetasinya adalah padi sawah, palawiaja dan hortikultura. 3. Kawasan tegalan dengan vegetasinya adalah tanaman perkebunan, tanaman buah-buahan, palawija dan tanaman hutan rakyat. Hubungannya dengan penggunaan lahan sesuai dengan vegetasinya masih perlu peningkatan intensifikasi dalan usaha optimalisasi lahan. Untuk lebih jelasnya kriteria penggunaan lahan yang ada terbagi sebagaimana tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Penggunaan Lahan Kecamatan Karangmoncol No. Uraian Luas (Ha) Prosentase 1 Sawah irgasi teknis 2 Sawah irigasi teknis 389,625 6,41 % 3 Sawah irigasi sederhana 537,338 8,72 % 4 Sawah tadah hujan 663,580 10,91 % 5 Tegalan 1.842,613 30,26 % 6 Pekarangan 983,360 15,14 % 7 Hutan Negara 1.645,000 26,21 % 8 Kolam 10,550 0,14 % 9 Lain-lain 195,182 3,21 % Jumlah 6.078,000 100 % Sumber data: Programa BPK Karangmoncol tahun 2009 Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa Kecamatan Karangmoncol memiliki lahan sawah seluas 1.580,543 Ha (26,04%). Berdasakan hasil identifikasi, lahan tersebut telah dimanfaatkan untuk tanaman padi dan sebagian kecil palawija dan sayuran. Lahan kering telah diusahakan
14
beberapa komoditas baik tataman pangan, perkebunan dan jenis tanaman kayu-kayuan lainnya serta tanaman lain yang belum dapat terkafer, yang kesemuanya cukup potensi untuk mendukung pendapatan keluarga tani. Adapun tanaman pokok dan dominan yang ada di kecamatan Karangmoncol seperti tersebut pada tabel 6.
Dari luas lahan tersebut, sebagian besar dimanfaatkan dalam bidang pertanian dimana petani melakukan kegiatan penanaman di sepanjang tahun, baik pada lahan sawah, pekarangan maupun lahan tegalan.
15
Usahatani yang dilakukan oleh petani dalam sepanjang tahun dapat digambarkan pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Pola Tanam Kecamatan Karangmoncol Tahun 2009 Waktu pelaksanaan atau kejadian Keadaan dan Fe Ma Ap Me Ag Se No De Kegiatan Jan Jun Jul Okt b r r i s p p s 1. Tanam padi I 2. Tanam padi II 3. Tan. Jagung 4. Tan. Kc.Tanah 5. Tan. Ubi Kayu 6. Tan. Kedelai 7. Tan. Cabe 8. Tan. kangkung 9. Tanam Kelapa 10. Tanam Karet 11. Tan. pisang 12. Tanam salak 13.Tan. rambutan 14.Tan, mangga 15.Kolam ikan 16.Ternak Sumber Data : Programa BPK Karangmoncol, 2009 Pola tanam ini merupakan usaha pemanfaatan pada sebidang lahan dengan melakukan kegiatan penanaman tanaman atas pertimbangan suatu keadaan lingkungan, perkembangan hama penyakit dan lain-lain. Pola tanaman yang dilaksanakan pada suatu kawasan memiliki perbedaan agroklimat yang berbeda, akan tetapi pada umumnya dilaksanakan selalu melihat keadaan curah hujan yang terjadi. Secara garis besar, keadaan agroklimat di Kecamatan
Karangmoncol dapat tergambar dalam gambar transek seperti terdapat pada Lampiran 7.
16
2. Kondisi Sosial a. Demografi Wilayah Kecamatan Karangmoncol memiliki jumlah penduduk 56.193 jiwa, terdiri dari laki-laki 28.583 jiwa dan perempuan 27.736 jiwa. Jumlah penduduk yang cukup besar ini dirinci lagi sesuai dengan desa menurut umur, sebagaimana tertera pada Tabel 8 dibawah ini : Tabel 8. Data Penduduk Menurut Umur No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Umur (tahun) < 15 16 25 26 35 36 - 45 46 55 56 60 > 60 Jumlah Jumlah (jiwa) 19,865 9,413 10,335 6,324 5,356 3,055 2.284 56.319 Persentase (%) 35,20 16,60 18,35 9,45 7,60 7,20 5,60 100
Menurut Nugroho dan Danuri ( 2004), usia manusia berdasarkan produktivitas kerja dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu usia belum produktif (0 15 tahun), dan usia produktif (16 55 tahun), dan usia pasca produkt (> 55 tahun). Berdasarkan tabel 8 di atas, penduduk
Kecamatan Karangmoncol sebagian besar berumur produktif. Jumlah penduduk yang berumur produktif sebayak 3.1428 jiwa. Adapun jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di
Kecamataan Karangmoncol didominasi oleh yang berpendidikan tingkat SD, yaitu sebesar 25.110 jiwa ( 47,40 %). Dimana rinciannya tertera pada Tabel 9 dibawah ini.
17
Tabel 9. Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) 1 2 3 4 5 6 7 Tidak / belum sekolah Tamat SD SLTP SLTA Perguruan tinggiAkademi Tidak tamat SD Belum tamat SD Jumlah 3.309 25.110 7.928 5.038 665 4.967 7.090 54.331
Persentase (%) 6,11 47,40 14,65 9,32 0,13 9,28 13,11 100,00
Berdasar tabel di atas kondisi penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, perlu adanya peningkatan disektor pendidikan agar terjadi peningkatan pengetahuan di tingkat petani. Jika pengetahuan petani tinggi maka pengembangan pembangunan pertanian diharapkan dapat berjalan dengan baik Dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk, di Kecamatan Karangmoncol adalah petani, seperti tertera pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan No. Jumlah (jiwa) Persentase (%) /usahapokok 1 Petani 10.732 33,62 2 Buruh Tani 7.973 26,27 3 Pedagang 3.086 10,23 4 PNS / TNI/POLRI 600 2,09 5 Buruh Industri 3.848 12,83 6 Buruh Bangunan 3.201 11,21 7 Pensiunan 146 0,15 8 Lain-lain 894 3,60 Jumlah 30.470 100 SumberData:Programa BPK Karangmoncol,2009. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di wilayah Kecamatan Karangmoncol yang memiliki pekerjaan sebagai petani berjumlah 10.732 jiwa, dan buruh tani 7.973 jiwa. Kondisi demikian
18
menggambarkan sumber daya manusia di bidang pertanian memiliki potensi yang baik untuk pengembangan usaha agribisnis. b. Kelembagaan Petani Adapun kelembagaan kelompok tani yang ada di Kecamatan Karangmoncol yang merupakan pendukung dalam kegiatan usahatani, dapat di lihat pada Tabel 11 berikut ini : Tabel 11. Karakteristik Kelompok Tani Potensial Kelas kelompok tani No. Desa P L M U Jumlah 1. Karangsari 2 4 6 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jumlah Pepedan Pekiringan Grantung Rajawana Tajug Tamansari Baleraksa Tunjungmuli Kramat Sirau 2 2 2 2 1 6 1 6 4 10 37 1 2 3 2 2 1 5 2 2 24 1 1 1 3 4 4 6 4 3 8 6 8 6 10 64
Gapoktan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kelompok adalah merupakan bagian komunitas masyarakat, karena kelompok dapat sebagai wahana belajar yang efektif dan dapat sebagai sarana media, alat baik bagi pemerintah melalui instansi terkait maupun lembaga non pemerintah dalam menyampaikan pesan pesan pembangunan.
19
c. Gender Di Wilayah Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga peran gender mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan dan melakukan kegiatan di bidang pertanian ikut berperan walau tidak sepenuhnya. Peran gender pada setiap usaha tani di antara laki-laki dan perempuan memilki kontribusi yang berbeda. Petani laki-laki cenderung melakukan pekerjaan yang secara fisik lebih berat dan petani perempuan. Adapun keterlibatan peran gender antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan usaha pertanian di Kecamatan Karangmoncol
sebagaimana pada Tabel 12 berikut : Tabel 12. Keterlibatan Peranan Laki-laki dan Perempuan Terhadap Kegiatan Usaha Pertanian Keterlibatan (%) No Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan 1 Pengadaan saprodi 70 30 2 Pengolahan tanah 100 3 penanaman 20 80 4 Pemupukan 75 25 5 Penyiangan 60 40 6 Pengairan 80 20 7 Pengendalian H/P 90 10 8 Panen & pasca panen 60 40 9 Pemasaran 30 70 10 Menentukan keputusan 60 40 Jumlah 645 350 Rata-rata 64,5 35,0
Sumber: Olahan data primer, 2010
Berdasarkan Tabel 12 diatas hasil dari kajian menyatakan bahwa peran laki-laki dalam melakukan kegiatan usaha pertanian lebih besar ratarata 64,50 % keterlibatannya dalam setiap kegiatan, akan tetapi peran perempuan juga berperan dalam kegiatan usaha pertanian rata-rata 35 %.
20
Dalam hal ini menunjukan laki laki lebih dominan peranannya dalam laki-laki usaha tani dibandingkan perempuan. Adapun alokasi waktu kegiatan harian keluarga diperjelas sebagaimana pada Gambar 1 dibawah ini :
Gambar 1 Alokasi waktu kegiatan harian keluarga 1. Keterangan Gambar : 1) Bapak a) Bangun pagi jam 04.30 b) Kerja di sawah jam 06.00 14.00 siang c) Jam 14.00 18.00 istirahat sampai dengan jam 19.00 22.00 nonton tv
21
2) Ibu a) Bangun pagi jam 04.30, bangun sholat setalah itu dilanjutkan dengan memasak sampai jam 06.00 pagi b) Kemudian ke sawah sampai jam 12.00 siang c) Jam 12.30 17.00, istirahat d) Tidur malam di mulai jam 21.00 sampai jam 04.30 pagi. 3) Anak-anak a) Bangun pagi 05.30, kemudian 07.00 13.00 sekolah b) Jam 13.00 16.00 istirahat tidur siang c) Jam 16.00 18.00 membantu orang tua d) Jam 18.00 21.00 belajar sekolah dalam mengerjakan tugas e) Jam 21.00 istirahat tidur malam. 3. Kondisi Ekonomi a. Kelembagaan Pengembangan ekonomi tidak terlepas dari peranan kelembagaan ekonomi yang ada. Kelembagaan ekonomi akan menunjang keberhasilan dan menjadi salah satu faktor pendukung dalam sistem usahatani. Adapun lembaga kelompok yang berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat pertanian di Kecamatan Karangmoncol dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :
22
Tabel 13. Data Kelembagaan Ekonomi Masyarakat No. Kelembagaan Ekonomi Jumlah 1 Kios Desa 5 2 Koperasi (KUD) 1 3 Pasar 3 4 Perbankan 2 5 Pengecer pupuk 4 Sumber Data: Programa BPK Karangmoncol 2009
Lembagalembaga seperti BRI dan lembaga keuangan lainnya, merupakan penyedia modal usaha atau merupakan lembaga keuangan yang sangat menunjang usahatani yang ada di Kecamatan Karangmoncol. Sedangkan pengecer pupuk, kios dan pasar merupakan lembaga dalam hal penyedia saprodi dan khususnya pasar merupakan tempat distribusi hasil pertanian. Kondisi kelembagaan yang berperan/mendukung kegiatan
pertanian di wilayah Kecamatan Karangmoncol dapat dilihat pada Diagram Venn pada gambar 2.
KELURAHAN
PKK
MASYARAKAT
Kelompok Tani BPK/PPL
GAPOKTA N
PASAR
KUD
BRI
Gambar 2. Diagram Venn Kelembagaan di Kecamatan Karangmoncol (Sumber : olahan data primer wilayah 2010) 23
b. Produksi dan produktivitas Komoditas unggulan yang dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Karangmoncol terdiri dari padi sawah, jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Trend produksi dari komoditas unggulan 5 tahun terakhir sebagaimana terdapat pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Trend Produksi dan Produktivitas Komoditi Unggulan Luas Komoditas Luasan Produktivitas Produksi No panen unggulan (Ha) (Ton/Ha) (Ton) (Ha) 1. Padi sawah 2.657 2.657 5,96 158.357,2 .2 Jagung 147 147 3,13 4.601,1 3 Ubi kayu 327 327 6,08 19.881,6 4 Kc. Tanah 15 15 1,25 187,5
Sumber Data : Programa BPK Karangmoncol, 2009
Sedangkan untuk mengetahui luas panen dan produktivitas beberapa komoditas unggulan yang ada di wilayah Kecamatan Karangmoncol, dapat dilihat pada Tabel 15 berikut : Tabel 15. Data Luas Panen dan Produktivitas Komoditi Unggulan Selama 5 Tahun Terakhir
No 1 2 3 4 5 Komoditas Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Luas Panen (Ha) Prod.tas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Prod.tas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Prod.tas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Prod.tas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Prod.tas (Ton/Ha) Padi
2914 6,08 2745 6,21 2812 5,86 2.678 5,92 2.657 5,69
Jagung
302 1,16 173 6,72 142 4,46 88 4,34 147 3,13
Kedele
331 6,58 314 6,85 327 6,08
Kacang Tanah
11 0,99 9 1,36 15 1,25
24
c. Sarana dan Prasarana Dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan produksi, maka di upayakan sarana berupa pupuk anorganik dan
organik di Kecamatan Karangmoncol sesuai dengan tingkat serapan oleh petani selama 5 tahun terakhir seperti pada Tabel 16 dibawah ini. Tabel 16. Data Penyerapan Pupuk dalam 5 tahun terakhir Kecamatan Karangmoncol Jenis pupuk Urea SP Kcl Ponska P. Organik No Tahun (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1 2005 728,50 218,5 2 2006 686,25 274,5 3 2007 645,75 141,5 141,5 4 2008 535,60 107,1 160,8 13,39 5 2009 531,40 1071 160,8 17,25 Jumlah 127,50 48,70 02,32 30,64 Sumber Data : Programa BPK Karangmoncol, 2009. Adapun untuk sarana dan prasarana yang berupa alat mesin pertanian tercantum pada Tabel 17 sebagai berikut : Tabel 17. Data Sarana dan Prasarana Kecamatan Karangmoncol No. Jenis sarana prasarana Jumlah Keterangan 1 Pompa air 5 2 Traktor 12 3 Penggilingan padi 18 4 Perontok gabah 7 5 Pemipil jagung 6 Pengupas kacang 7 Parutan kelapa 9 Sumber Data: Programa BPK Karangmoncol,2009. Baik Baik Baik Baik Baik
25
Kabupaten Purbalingga dilaksanakan searah dengan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Pokok-pokok kebijakan yang telah ada di wilayah tersebut meliputi : a. Kebijakan Bidang Pertanian 1) Pengembangan sistem ketahanan dan keamanan pangan yang berbasis pada kemampuan produksi tanaman padi dan palawija, keanekaragaman bahan pangan lokal. 2) Memperbaiki jaringan irigasi 3) Perbaikan lahan pertanian dengan penggunaan pupuk organik 4) Mewujudkan nilai dan harga jual produk petani 5) Pengembangan bibit unggul dan padi organik 6) Mengembangkan sentra horticultura dan menciptakan pasar agro serta agrowisata b. Kebijakan Bidang Kehutanan 1) Optimalisasi lahan kritis 2) Pengendalian alih fungsi lahan. 3) Pengembangan sistem serta berkelanjutan. c. Kebijakan Peternakan. 1) Peningkatan intensifikasi ternak besar, ternak kecil dan unggas 2) Pengembangan komoditas ternak unggul pembangunan yang berwawasan lingkungan
26
B. Permasalahan
1. Sub sistem penyedia sarana produksi Pada dasarnya di lingkungan usaha tani banyak limbah organik, terutama jerami padi, dari ternak berupa sisa rumput dan kotorannya dan masih banyak sumber lain sebagai bahan pupuk organik. Namun kenytaan yang ada pelaku usahatani masih jarang bahkan belum mau memproses sendiri bahan organik untuk dijadikan pupuk organik, padahal bahan baku pupuk organik banyak tersedia, namun karena petani belum ada kecenderungan sehingga bahan terabaikan bahkan dimusnahkan, sebagai akibat terjadinya penurunan kesuburan tanah 2. Sub sistem budidaya a. Petani terbius dan terbiasa menggunakan pupuk anorganik sehingga menganggap pembuatan ataupun penggunaan pupuk organik kurang praktis. b. Pemilikan lahan sawah petani rata-rata sempit, pemilikannya antara 0,1 - 0,3 Ha, sehingga curahan waktu untuk kegiatan pertanian sempit atau kegiatan pertaniannya sebagai usaha sampingan c. Rendahnya bahan organik tanah, sehingga pupuk organik yang digunakan belum mampu memberikan pengaruh yang optimal, bahkan terjadi kecenderungan penurunan produksi. Data produksi padi dapat dilihat pada Lampiran 8. d. Masih sering terjadi gangguan oleh hama tikus dan sundep.
27
3. Sub sistem pengolahan hasil Petani belum melakukan pengolahan hasil dengan baik, pada hal aspek ini sangat penting, disaat panen raya biasanya padi harganya jatuh, untuk menghindari hal tersebut perlu adanya upaya pengolahan dalam bentuk dan mutu yang sedang menjadi selera konsumen. 4. Sub sistem penunjang a. Petani belum memiliki modal yang cukup, sehingga diperlukan bantuan modal usaha. b. Penyuluhan tentang pemanfaatan dan penggunaan pupuk organik masih kurang dilakukan, hal ini menanggapi. karena sikap petani masih kurang
C. Kajian dan Hasil Kajian 1. Kajian a. Judul Kajian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dilakukan kajian sosial tentang Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi awah. b. Waktu dan Lokasi Kajian ini dilakukan pada 11 Nopember sampai dengan 31 Desember 2010 di Kecamatan Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. Karangmoncol Kabupaten Jumlah sampel 3 desa (Desa
28
Tunjungmuli,Tamansari dan Pepedan), 3 kelompok tani (Kelompok tani Sida Dadi, Marga utama II, dan Ngudi Raharjo). c. Tujuan Kegiatan 1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah 2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah 3) Untuk mengetahui sikap petani daalam pemanfaatan Jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah 4) Untuk mengetahui sikap petani dalam pemanfaatan pupuo organik pada tanaman padi sawah. d. Teknik Pengambilan Sampel 1. Menentukan lokasi desa secara purposive, yaitu dari 11 desa diantaranya desa Karangsari, pepedan,Pekiringan, Grantung,
Rajawana, Tajug, Tamansari, Baleraksa, Tunjungmuli, Kramat dan desa Sirau, maka terpilih tiga desa yaitu Desa Tunjungmuli, Tamansari dan Desa Pepedan, dengan pertimbangan desa tersebut memiliki luas areal sawah terluas dari 11 desa di Kecamatan Karangmoncol, dan didukung dengan populasi ternak yang ada sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Data populasi ternan dapat dilihat pada Lampiran 9. 2. Penentuan kelompok tani dilakukan secara purposive, yaitu Kelompok Tani Sida Dadi Desa Tunjungmuli, Kelompok Tani Marga Utama II
29
Desa Tamansari, dan Kelompok Tani Ngudi Raharjo Desa Pepedan, dengan pertimbangan lokasi lahan kelompok tani dekat dengan sumber bahan pupuk organik dari bahan selain jerami padi. 3. Penentuan responden sebanyak 30 orang anggota kelompok, setiap kelompom tani 10 orang, dilakukan secara simple random sampling, yaitu setiap unit populasi diberi nomor (Nazir,1988). Skema teknik pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut :
Kecamatan Karangmoncol
Purposive
Desa Tunjungmuli
Desa Tamansari
Desa Pepedan
Pepedan
Purposive
Kelompok Tani
Kelompok Tani
Kelompok Tani
Simple random
30
e. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1) Jenis Data a. Data primer, yaitu data riil yang didapat dari hasil wawancara petani reponden, b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pencatatan dari sumber informasi atau sumber data dari instansi dan kantor terkait yang hubungannya dengan kajian. 2) Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung objek yang dikaji. b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengadakan komunikasi tanya jawab dengan petani responden dengan alat kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Kuesioner terdapat pada lampiran 10. c. Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan cara membukukan semua data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan kajian. e. Metode Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan model diskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. (Moh.Nazir,Ph.D,1988). Tujuan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
31
mengenai fakta fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar venomena yang erta diselidiki. Dalam kajian menggunakan metode diskriptif yaitu proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah di baca atau ditafsirkan. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sebagai sawah, kemudian dibuat skoring dan diprosentasekan dengan cara : skoring 1. Mengukur pengetahuan petani Dalam mengukur pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah diukur dari hasil kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, untuk pengetahuan dengan jawaban sebagai berikut : a. b. c. Tahu Kurang tahu Tidak tahu score : 3 score : 2 score : 1
Hasil yang diperoleh dimasukkan dalam interval kelas, dengan rumus (Dajan, 1986) :
I : Interval kelas J : Jarak kelas ( score maksimal score minimal ) Nilai maksimal = 100 % ( untuk score / item maksimal 3 ) Nilai minimal = 33,33 % ( untuk nilai skore / item minimal 1 ) K : Jumlah kelas/katagori, sehingga :
32
Dengan demikian penentuan katagori pengetahuan patani terhadap pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah adalah : Tinggi : apabila score yang d dicapai antara 77,79 % - 100 %
Sedang : apabila score yang dicapai antara 55,56% 77,78 % Rendah : apabila score yang dicapai antara 33,33 % - 55,55 % 2. Mengukur sikap petani Dalam mengukur sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah diukur dari hasil kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, untuk pengetahuan kuesioner, dengan jawaban sebagai berikut : a. b. c. Tahu Kurang tahu Tidak tahu score : 3 score : 2 score : 1
Hasil yang diperoleh dimasukkan dalam interval kelas, dengan rumus (Dajan, 1986) :
I : Interval kelas J : Jarak kelas ( score maksimal score minimal ) Nilai maksimal = 100 % ( untuk score / item maksimal 3 ) score Nilai minimal = 33,33 % ( untuk nilai skore / item minimal 1 ) K : Jumlah kelas/katagori, sehingga :
33
Penentuan katagori sikap petani terhadap pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah adalah : Tinggi : apabila skor yang dicapai antara 77,79 % - 100 %
Sedang : apabila skor yang dicapai antara 55,56% 77,78 % Rendah : apabila skor yang dicapai antara 33,33 % - 55,55 % 2. Hasil Kajian a. Identifikasi Petani Responden Identitas responden dalam kajian ini menunjukan bahwa responden memiliki karakteristik yang beragam. Keragaman responden tersebut dapat diidentifikasikan berdasarkan pengelompokan
pendidikan, umur, luas kepemilikan lahan dan lain-lain.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data karakteistik Responden di Lampiran 11. 1) Pendidikan Tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 18. Keadaan Petani Berdasarkan Pendidikan N0 Pendidikan Jmh Responden Prosentase (%) 1 SD 19 63,33 2 SLTP 10 33,33 3 SLTA 1 3,34 Jumlah 30 100 Sumber : Olahan Data Primer, 2010 Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor bagi dengan
kondisi demikian akan mempengaruhi tingkat adopsi teknologi baru khususnya teknologi pertanian dan mempengaruhi daya pikir untuk meningkatkan keadaan ekonomi keluarga tani sehingga tercapai
34
petani melalui penyuluhan dengan beberapa metode dan alternatif yang sesuai dengan kondisi petani dan wilayah secara efektif, efisien, terpadu dan berkelanjutan, sehingga terbuntuk petani yang tangguh dan mampu berdaya saing dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas. 2) Umur Petani Hasil kajian yang dilakukan, juga dapat diketahui umur petani responden sebagaimana Tabel 19 berikut ini : Tabel 19. Keadaan Petani Berdasarkan Umur. No Umur ( tahun) Jumlah Responden 1 < 15 0 2 16 55 18 3 12 > 55 Jumlah 30 Sumber : Olahan Data Primer, 2009 Prosentase (%) 0 60,00 40,00 100
Menurut Nugoho dan Danuri ( 2004 ) usia manusia berdasarkan produktivitas kerja dapat dibedakan menjadi 3, yaitu usia belum produktif (0-15 tahun), usia produktif (16 55 tahun), dan usia pasca produktif (> 55 tahun). Sesuai dengan Tabel 2 di atas,dari 30 orang petani responden adalah merupakan gambaran awal penurunan potensi sumberdaya petani, untuk itu perlu upaya pengembangan kaderisasi sebagai pengganti atau penerus generasi tua. 3) Luas Tanah Milik Sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui pula luas garapan petani responden sebagai berikut :
35
Tabel 20. Luas Pemilikan/Tanah Garapan No Luas Garapan (Ha) Jumlah Responden 1 < 0,100 0 2 0,100 - 0,250 15 3 0,260 - 0,500 11 4 >0,500 4 Jumlah 30 Sumber : Olahan Data Primer, 2010.
Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa petani memiliki keterbatasan lahan garapan. Hal demikian akan menjadi semakin sempit, karena dipengaruh oleh perkembangan penduduk dan
pertumbuhan pembangunan perumahan serta bangunan industri. Disamping terjadi penurunan kesuburan tanah yang diikuti pula oleh penurunan produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. b. Keadaan Sosial Setelah dilakukan kajian sosial secara diskriptif terhadap 30 responden, ternyata tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah adalah sebagai berikut : 1) Analisa Diskriptif Pengetahuan Petani Dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi pengetahuan petani dalam
pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah, seperti pada Tabel 21 dibawah ini:
36
Tabel 21. Pengetahuan Petani Dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik pada Tanaman Padi No Kategori Jumlah Responden Prosentase (%) 1 Tinggi 4 13,33 2 Sedang 17 56,67 3 Rendah 9 30,00 Jumlah 30 100 Sumber olahan data primer 2010 Kondisi sebagaimana tabel 21, dari hasil perhitungan seperti pada Lampiran 12, yang perlu ditingkatkan pengetahuannya adalah 43,33% petani, hal ini karena petani masih ketergatungan dengan pupuk anorganik sehingga petani belum memperhatikan pentingnya jerami sebagai pupuk organik, maka perlu upaya penyampaian informasi pada petani melalui penyuluhan. Menurut Lucie Setiana (2005), penyuluhan sebagai proses pendidikan agar mereka meningkat pengetahuannya. Hasil pencapaian materi pengetahuan petani dalam pemanfaat jerami dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Hasil pencapaian materi pengetahuan terhadap pemanfaatan jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah
No 1 2 3 4 5 6 7 Pertanyaan Pe manfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi Cara memanfaatkan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah Dampak negatif bila jerami dibakar Jerami dapat sebagai bahan pupuk kompos Proses pembuatan BOKASHI jejami Produksi/hasil jerami basah dalam satuan luas Penggunaan jerami sebagai bahan pupuk tanaman padi dapat mengurangi penggunaan pupuk anorgaanik Total Rata-rata Prosentase 78,89 71,11 51,11 90,00 48,89 34,44 56,67 431,11 61,59 Sedang
Kategori
Berdasarkan tabel 22 di atas maka dapat diberikan penjelasan sebagai berikut : a) Kategori tinggi adalah pada materi : Mengetahui bahwa jerami dapat sebagai bahan pupuk kompos Pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi Cara pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman pada Alasan responden yang pada kategori tinggi, karena responden sering menerima informasi, telah mengamati dan mencoba dalam bentuk kompos. b) Kategori sedang pada materi : Penggunaan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi dapat menggurangi penggunaan pupuk anorganik, dengan alasan baru mendengar informasi, namun belum pernah mengalami dan membuktikan. c) Kategori rendah pada materi : Dampak negatif bila jerami dibakar Proses pembuatan bokashi jerami Jumlah produksi jerami basah persatuan luas Dalam hal ini mereka masih menganggap yang paling baik pengaruhnya pada tanaman padi adalah pupuk anorganik dan merasa berat untuk membuat bokashi jerami.
38
2) Analisa diskriptif pengetahuan petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah, perinciannya padaTabel 23. Tabel 23. Pengetahuan Petani Dalam Pemanfaatan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah No 1 2 3 Kategori Jumlah Responden Tinggi 18 Sedang 8 Rendah 4 Jumlah 30 Sumber olahan data primer 2010 Prosentase (%) 60,00 26,67 13,33 100
Tabel 23. tingkat pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah sesuai dengan hasil perhitungan seperti pada Lampiran 13 maka yang perlu ditingkatkan
pengetahuannya adalah masih 40% petani melalui kegiatan penyuluhan pada kelompok tani baik dalam bentuk demonstrasi ataupun pelatihan, dengan harapan petani dapat memanfaatkan pupuk organik sesuai rekomendasi. Hasil pencapaian materi pengetahuan petani dalam pemanfaatan pupuk organik yang terdiri dari 5 item pertanyaan, maka dapat diperoleh data seperti yang tercantum pada tabel 24. Tabel 24. Hasil pencapaian materi pengetahuan terhadap pemanfaatan Pupuk Organik Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah
No 1 2 Pertanyaan % 98,89 80,00 80,00 63,33 58,89 391,11 78,22 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Bahan dasar dan kandungan pupuk organik Proses/pengolahan pupuk organik secara konvensional/sederhana 3 Proses pengomposan sebagai pupuk organik 4 Keunggulan pupuk organik pada perbaikan tanah dan mutu produksi tanaman padi sawah 5 Kelemahan menggunakan pupuk organik yang belum cukup matang pada tanaman padi sawah Jumlah Rata-rata
Tinggi
39
Berdasarkan tabel 24 di atas maka dapat diberikan penjelasan sebagai berikut : a) Kategori tinggi pada materi : Bahan dasar dan kandungan pupuk organik Pengolahan pupuk organik seca kenvensional Proses pengomposan sebagai pupuk organik. Alasan responden yang pada kategori tinggi, karena responden pernah mengamati dan mencoba menggunakan pupuk kandang. b) Kategori rendah pada materi : Keunggulan penggunaan pupuk organik pada perbaikan taanah dan mutu produksi tanaman padi sawah Kelemahan penggunaan pupuk organik yang belum cukup matang pada tanaman padi sawah. Rendahnya pengetahuan terhadap pupuk organik, karena petani ketergantungan pada pupuk anorganik dan mengabaikan pupuk organik 3) Analisa diskriptif sikap petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah Hasil kajian sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi, seperti pada Tabel 25.
Tabel 25. Tingkat Sikap Petani Dalam Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi sawah No 1 2 3 Jumlah Responden Tinggi 5 Sedang 12 Rendah 13 Jumlah 30 Sumber : olahan data primer, 2010 Kategori Prosentase (%) 16,67 40,00 43,33 100
40
Berdasarkan Tabel 25 dari hasil perhitungan seperti pada Lampiran 14, tingkat sikap petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah dari 30 responden terdapat 83,33% dalam kategori sedang dan rendah. Dalam hal ini perlu upaya peningkatan sikap petani agar petani mau merobah sikap dirinya, melalui penyampaian informasi melalui penyuluhan dalam bentuk pelatihan dan demonstrasi, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas. Hasil pencapaian materi sikap petani dalam pemanfaatan jerami yang terdiri dari 7 item/pertanyaan, maka dapat diperoleh data seperti yang tercantum pada tabel 26 berikut : Tabel 26. Hasil Pencapaian Materi Sikap terhadap Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah No. 1 2 3 4 5 6 7 Pertanyaan Pemanfaatan jerami tanpa dibakar karena kurang baik dalam penyuburan tanah Pembakaran jerami adalah merupakan tindakan/alternatif yang tidak bijak Kompos jerami mempunyai nilai ekonomi untuk tanamanpadi sawah Jerami padi mempunyai manfaat sebagai pupuk organik dalam proses penyuburan tanah Jerami sebagai pupupk organik sangat efektif untuk pengembalian kesuburan tanah Keikutsertaan pelatihan pengolahan jerami sebagai bahan pupuk organik pada padi Pemanfaatan setelah penguasaan teknologi pembuatan kompos jerami % 54,44 57,78 50,00 44,44 47,78 85,55 78,89 Katagori Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi
41
Berdasarkan tabel 26. penjelasan sebagai berikut : a) Kategori tinggi pada materi :
Keikutsertaan pelatihan pengolahan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah Setelah mengetahui teknologi pembuatan kompos jerami, mau mau untuk membuatnya. Sebagian responden sudah mulai mengamati perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat bekas tumpukan jerami yang telah membusuk, sehingga ada kecenderungan ingin tahu kebenarannya. b) Kategori sedang pada materi : Pembakaran jerami adalah merupakan tindakan yang tidak bijak, alasannya adalah untuk mempercepat pekerjaan dan hemat waktu,biaya serta tenaga. c) Kategori rendah pada materi : Memanfaatkan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah Kompos jerami mempunyai nilai ekonomi untuk tanaman padi sawah Jerami padi mempunyai multi manfaat sebagai pupuk organik dalam proses penyuburan tanah
42
Jerami
sebagai
pupuk
organik
sangat
efektif
untuk
pengembalian kesuburan tanah. Keadaan yang demikian karena petani hanya melihat kecepatan perubahan penampakan pada tanaman padi, pengolahan jerami memerlukan banyak waktu, biaya dan tenaga. 4) Analisa diskriptif sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah Analisa diskriptif sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Tingkat Sikap Petani Dalam Pemanfaatan Pupuk Organik pada Tanaman Padi sawah Kategori Jumlah Responden Tinggi 3 Sedang 10 Rendah 17 Jumlah 30 Sumber olahan data primer 2010 No 1 2 3 Prosentase (%) 10,00 33,33 56,67 100
Berdasarkan Tabel 27 dari hasil perhitungan seperti pada lampiran 15, tingkat sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah terdapat responden dalam kategori sedang dan rendah. Dari kondisi tersebut, maka perlu upaya peningkatan sikap agar petani mau memanfaatkan pupuk organik melalui penyuluhan dalam bentuk pelatihan dan praktek berupa demonstrasi cara maupun demonstrasi plot ataupun studi banding. Menurut
43
Van Den Ban dan Hewkins (1999), sikap seseorang biasanya dipengarui oleh lingkungan sosial kehidupannya. Hasil pencapaian materi sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik yang terdiri dari 5 item pertanyaan, maka dapat diperoleh data seperti yang tercantum pada tabel 28 sebagai berikut. Tabel 28. Hasil Pencapaian Materi Sikap terhadap Pemanfaatan Pupuk Organik Sebagai Bahan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sawah
No 1 2 Pertanyaan Pemanfaatan pupuk organik pada tanamaan padi sawah dari bahan yang ada disekitarnya Pupuk organik adalah pupuk yang mempunyai keunggulan dapat memperbaiki dan memelihara kesuburan tanah Pupuk organik mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat pula meningkatkan kwalitas dan mutu produksi Penggunaan pupuk oganik dapaat membangun kelestarian lingkungan Penggunaan limbah ternak sebagai pupuk organik yang ada dilingkungan Bapak/Ibu, karena dapat menekan penggunaan pupuk anorganik % 52,22 58,89 Katagori Rendah Sedang
50,00
Rendah
4 5
53,33
Rendah
Rendah
Rendah
Berdasarkan tabel 27 di atas maka dapat diberikan penjelasan sebagai berikut : a) Kategori Sedang pada materi : Pupuk organik adalah pupuk yang mempunyai keunngulan dapat memperbaiki dan memelihara kesuburan tanah, dengan alasan sudah penah mendengar namun belum
menggunakannya.
44
b) Kategori Rendah pada materi : Untuk memanfaatkan pupuk organik dari bahan yang ada disekitanya pada tanaman padi sawah Penggunaan pupuk oganik mempunyai fungsi ganda yaitu dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat meningkatkan kwalitas serta mutu produksi Pembuatan pupuk organik, karena pupuk organik dapat membangun kelestarian lingkungan Penggunaan limbah ternak sebagai pupuk organik yang ada dilingkungannya Rendahnya penggunaan pupuk organik karena petani menganggap kurang praktis. 3. Kesimpulan Setelah dilakukan kajian di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten purbalingga, tentang pengetahuan dan sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dapat disimpulkan: a. Tingkat pengetahuan petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah termasuk dalam kategori rendah dan sedang pada materi : dampak negatif bila jerami dibakar Proses pembuatan bokashi jerami Jumlah produksi jerami basah persatuan luas 45
Penggunaan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi dapat menggurangi penggunaan pupuk anorganik
b. Tingkat pengetahuan patani dalam memanfaatkan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dalam kategori rendah pada materi : Keunggulan penggunaan pupuk organik pada perbaikan taanah dan mutu produksi tanaman padi sawah Kelemahan penggunaan pupuk organik yang belum cukup matang pada tanaman padi sawah. c. Sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dalam kategori rendah dan sedang, pada materi : Memanfaatkan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah Kompos jerami mempunyai nilai ekonomi untuk tanaman padi sawah Jerami padi mempunyai multi manfaat sebagai pupuk organik dalam proses penyuburan tanah Pembakaran jerami adalah merupakan tindakan yang tidak bijak, alasannya adalah untuk mempercepat pekerjaan dan hemat waktu,biaya serta tenaga. Jerami sebagai pupuk organik sangat efektif untuk
46
d. Sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dalam kategori rendah dan sedang, pada materi : Pemanfaatkan pupuk organik dari bahan yang ada disekitanya pada tanaman padi sawah Penggunaan pupuk oganik mempunyai fungsi ganda yaitu dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat meningkatkan kwalitas serta mutu produksi Pembuatan pupuk organik, karena pupuk organik dapat membangun kelestarian lingkungan Penggunaan limbah ternak sebagai pupuk organik yang ada dilingkungannya Pupuk organik adalah pupuk yang mempunyai keunngulan dapat memperbaiki dan memelihara kesuburan tanah 4. Saran Setelah dilakukan pembahasan dan kesimpulan dari kajian tentang pengetahuan dan sikap petani dalam pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah, dalam aspek yang dinyatakan pada kriteria sedang dan kriteria rendah maka agar diberdayakan
47
A. Rancangan Sistem Agribisnis Usahatani Padi Agribisnis adalah rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan input produksi, kegiatan produksi pertanian secara luas sampai dengan kegiatan-kegiatan industri yang berhubungan dengan pasca panen serta kegiatan pengolahan dan pemasarannya. Namun bukan berarti bahwa agribisnis merupakan kegiatan yang begitu saja dapat dilakukan tanpa ada persiapan dan konsepsi yang jelas, baik teknis maupun non teknis (Krisnamurthi, 2002). Agribisnis merupakan satu daya tarik yang saat ini dipandang menjanjikan, namun memerlukan banyak kiat untuk menentukan arah pandangan mengandung dalam menentukan sikap dan merupakan kegiatan yang keterkaitan dari setiap subsistem dan sangat mempengaruhi (Krisnamurthi, 2002). Selama ini pengertian
keberhasilan usaha
masyarakat terhadap agribisnis lebih mengarah kegiatan usahatani. Sistem Agribisnis yang selama ini dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Subsistem penyedia sarana produksi Penyediaan sarana produksi terutama pupuk masih dilakukan secara individu/perorangan, belum diorganisir oleh kelompok tani maupun Gapoktan. Jerami padi sebagai bahan pupuk organik belum dimanfaatkan, bahkan hanya dibakar.
48
2. Sub sistem budidaya. Kegiatan budidaya padi yang dilakukan petani masih sangat tergantung pada penggunaan pupuk anorganik seperti Urea, SP-36, KCl. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat merusak tanah
sehingga semakin lama kesuburan tanah menurun. 3. Sub sistem pengolahan hasil. Pengolahan hasil panen masih dilakukan secara sederhana dan tradisional sehingga mutu yang dihasilkan rendah. Sebagai contoh dalam hal pengeringan/penjemuran belum sesuai stadar yang ditentukan yaitu kadar air maksimal 14 %. 4. Sub sistem pemasaran Kegiatan pemasaran dilakukan secara perorangan, belum ada kerjasama dengan pihak lain (pedagang besar, bulog dll). Penjualan padi/beras masih terbatas pada pasar dan konsumen lokal. 5. Sub sistem penunjang Petani belum melakukan kemitraan dengan sumber permodalan seperti bank, baik bank pemerintah maupun swasta. Selain itu petani juga belum optimal melakukan kerjasama yang baik dengan dinas/instansi terkait.
49
Skema Agribisnis padi sawah yang selama ini dilakukan di Kecamatan Karangmoncol dapat dilihat pada Gambar 4.
SUB SISTEM SAPRODI Pengadaan pupuk sebagian besar masih individu Potensi jerami belum dimanfaatkan Sebagai pupuk organik
SUBSISTEM USAHATANI Belum menerapkan teknologi penggunaan pupuk organik terutama dari bahan jerami
SUB SISTEM PENUNJANG Peran kelompok tani masih kurang dalam kerjasama dengan jaringan pemasaran dan pengolahan hasil Kurang dalam kemitraan dan dalam permodalan
SUB SISTEM PEMASARAN Pemasaran masih dilakukan secara individu belum kerjasama dengan pedagang besar
SUB SISTEM PENGOLAHAN HASIL Pengolahan hasil masih secara sederhana, sehingga belum mempunyai posisi tawar yang layak
Pemberdayaan Agribisnis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Sub sistem sarana produksi Rencana pengadaan pupuk organik maupun anorganik dilakukan secara berkelompok melalui penyusunan rencana kebutuhan kelompok. Selain itu juga dengan pemanfaatan jerami untuk pupuk organik dengan menggunakan Efective Microoganism (EM-4).
50
2. Sub sistem usaha tani Pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik sesuai potensi yang ada seperti sisa tanaman dan kotoran ternak, minimal jerami yang dihasilkan dikembalikan kelahan lagi dan secara bertahap pupuk anorganik dikurangi sampai kondisi tanah menjadi subur dan mampu mempertahankan produktivitas. 3. Sub sisten pengolahan hasil Peningkatan teknologi pasca panen (panen, penngeringan, pengepakan dan penyimpanan). Selanjutnya dilakukan pengemasan beras yang sebelumnya telah dipisahkan beras kepala dan beras patah (Jawa : menir), dan beras menir-pun diolah menjadi bentuk lain seperti tepung beras. 4. Sub sistem pemasaran Untuk memperoleh harga yang layak, perlu dilakukan penjualan beras secara bersama yang dikoordinir oleh pengurus kelompok dengan menjalin kemitraan pada pengusaha/pedagang beras. 5. Sub sistem penunjang Meningkatkan hubungan kerja dengan pihak terkait (dinas/instansi, kios dan distributor), dengan optimal dan kerjasama dengan sumber permodalan seperti BRI dan BPR untuk keperluan modal usahatani dengan harapan semua sub sistem agribisnis padi dapat berjalan dengan baik.
51
Gambaran Rancangan Pemberdayaan Agribisnis Padi Sawah yang direncanakan di Kecamatan Karangmoncol, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5.
SUB SISTEM PENUNJANG BPK BPK/PPL melakukan peningkatan penyuluhan BRI, BPR melaksanakan kredit usahatani
SUB SISTEM SAPRODI Pengadaan benih dan pupuk secara berkelompok baik organik maupun anorganik Pembuatan pupuk organik dari bahan jerami padi dan efektive Microorganism
SUBSISTEM USAHATANI Perbaikan teknologi penggunaan pupuk organik dengan bahan yang tersedia (sisa tanaman, kotoran ternak SUB SISTEM PENGOLAHAN HASIL Meningkatkan teknologi pasca panen
SUB SISTEM PEMASARAN Menjalin kemitraan antara petani, poktan dengan pengusaha/pedagang beras yang besar
52
B. Rancangan Teknologi Rekomendasi rancangan teknologi yang dapat disarankan guna mendukung pengembangan padi organik adalah Teknologi Pembuatan Pupuk Organik. 1. Bokashi Jerami Padi dengan EM4 (100 kg) Bahan-bahannya : a. Jerami padi b. Sekam padi atau merang c. Dedak halus d. Molase atau gula tetes/gula pasir e. EM 4 f. Air bersih Cara membuatnya : a. Jerami padi dipotong-potong sepanjang 5 10 cm dan campurkan dedak, sekam sampai rata. b. Larutkan EM-4 dan gula pasir/molase dalam air kemudian siramkan pada adonan tersebut sambil diaduk hingga rata, dengan tingkat kebasahan 30 %. : 20 bagian ( 40 kg ) : 20 bagian ( 40 kg ) : 10 bagian ( 20 ) : 5 sendok makan : 5sendok makan : 20 liter
c. Kemudian adonan ditumpuk pada tempat yang kering dan teduh dan terhidar dari hujan dan sinar matahari, dengan ketinggian 15 20 cm. selajnutnya ditutup rapat dengan deklit atau bahan yang tesedia selama 4 hari.
53
d. Selama ditutup kondisikan panas 40 0C 50 0C, dengan jalan tutup dibuka dan diaduk/dibalik, kemudian tutup lagi. e. Proses pemeraman antara 3 sampai 4 hari. Bokashi akan jadi dengan baik dengan ditandai adanya jaringan benang-benang putih akan
tampak menutupi adonan diseluruh permukaannya. 2. Strategi Alternatif Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik Beberapa waktu sebelumnya pengomposan jerami telah digalakkan, namun program ini kurang berjalan dengan baik karena beberapa hal. Salah satu diantaranya adalah teknik pengomposan yang tidak sederha dan menyulitkan petani, seperti masalah pencacahan jerami dan bahan tambahan yang tidak mudah dicari dan didapat. Akhirnya petani enggan untuk membuatnya. Berdasarkan pengalaman pembuatan kompos jerami dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, murah dan mudah, yang perlu diperhatikan adalah rutinitas hingga menjadi budaya nyata. Pengomposan jerami sederhana : a. Pengomposan jerami dilalukan dilokasi sawah, dimana jerami di panen. b. Pengomposan jerami dilakukan tanpa pencacahan dan tanpa penambahan bahan lain yang sulit diperoleh petani. c. Pengomposan jerami dapat dibuat dengan biaya yang murah dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. d. Pengomposan jerami dapat dibuat dengan peralatan sederhana yang tersedia disekitar petani.
54
e. Caranya, jerami hasil panen ditumpuk rapi dilikasi sawah dengan ketinggian secukupnya, tumpukan paling atas dibentuk sebagai atap. Secara alami proses pengomposan jerami akan berlangsung dengan sendirinya, apabila kondisinya ideal, seperti kadar air yang cukup (kurang lebih 60 %) dan aerasi yang lancar, hanya saja dikondisikan yang demikian. Pengomposan jerami secara alami membutuhkan waktu + 2 3 bulan. Biasanya digunakan pada musim berikutnya, demikian selanjutnya dalam setiap musim. C. Rancangan Pemberdayaan Petani Berdasarkan hasil kajian lapangan tentang pengetahuan dan sikap petani dalam pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah. Maka rancangan pemberdayaan difokuskan pada aspek yang terendah melalui metode yang sesuai. Adapun metode kegiatan pemberdayaan adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kegiatan penyuluhan pertanian ini berisi tentang pemanfaatan jerami padi sebagai pupuk organik pada tanaman padi sawah. Penyuluhan ini dilakukan oleh pihak BPK melalui penyuluh, pihak swasta dan instansi/dinas terkait secara rutin dan berkesinambungan. Diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut pengetahuan dan sikap petani akan meningkat dan menjadi budaya lestari.
55
2. Pelatihan Pembuatan Pupuk organik (Bokashi jerami padi) Pelatihan ini diikuti oleh pengurus kelompok tani beserta anggota dengan harapan para petani mampu memproses bahan organik yang tersedia untuk dijadikan pupuk organik. 3. Demonstrasi (Cara, Plot, Farm ataupun Area) Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani dalam pemanfaatan pupuk bokashi jerami padi adalah dengan menyelenggarakan demonstrasi, agar petani dapat berbuat secara langsung sebagai pembuktian nyata. 4. Temu (lapang, karya, usaha dan temu wicara) Setelah kegiatan usahatani padi melalui pemanfaatan jerami padi sebagai pupuk organik telah berhasil, maka untuk mendapatkan nilai tambah dari kegiatan yang dihasilkan, perlu diadakan kegiatan temu (lapang, karya, usaha) dengan harapan agar petani mengetahui dan bersikap positif dalam pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik. Untuk lebih jelasnya matrik pemberdayaan pelaku usaha agribisnis padi sawah dapat dilihat pada Tabel 29 sebagai berikut :
56
Subsistem
2
Masalah
3
Tujuan
4
Metode
5
Sasaran
6
Volume
7
Frekuensi / unit
9
Waktu
10
Tempat
11
Sumber biaya
13
Penanggung jawab
14
1.
Sarana produksi Pembuatan pupuk Pengetahuan dan sikap petani masih organik rendah dalam pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik pada tanaman padi sawah Usaha tani Penggunaan pupuk organik
2 x/ 4 unit Agar petani tahu dan Penyuluhan mau memanfaatkan jerami sebagai pupuk organik pada Pelatihan dan tanaman padi sawah. Dem cara Pengurus/ 40 orang anggota Klp.Tani 30 orang Pengurus keompok tani
2.
Penyuluhan
Pengurus/ 40 orang 1 x / 2 unit Apri dan anggota Oktober klp.tani 2011 Anggota Klp.Tani 40 orang
Demplot
3.
Pengolahan hasil Penanganan pasca Petani belum panen melakukan penanganan pasca panen secara benar Pemasaran Pemantapan jaringan pasar
Agar petani dapat Penyuluhan melakukan pasca pelatihan dan panen dari demcara pembersihan hingga penyimpanan Agar petani mampu menjalin kemitraan dengan pedagang besar secara berkelompok.
4.
Petani masih menjual hasil kepada tengkulak secara individu sehingga posisi tawar rendah Hubungan kelembagaan masih rendah
Temu Usaha Pengurus 20 orang 1 x / 1 unit Nopember Aula BPK Anggaran BPK 2011 Kelompok penyuluhan PPL Tani
5.
Penunjang Kelembagaan
Terjalin hubungan Pembinaan kemitraan kelompok dan temu tani dengan usaha pedagang/ pengusaha.
Pengurus 20 orang 1 x / 1 unit Juni 2011 Aula BPK Anggaran BPK Kelompok penyuluhan PPL Tani
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk mengurangi penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk. Didownload dari http://isroi.wordpress.com/. akses tanggal 02/10/2010/ Budi, Lestari Sri. 2003. Dampak Penyuluhan Terhadap Pemberdayaan wanita. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik. LP3S, Jakarta. Ginting, Mustafa. 2010. Pemanfaatan Jerami menjadi Bokashi. Didownload dari http://isroi.wordpress.com/ akses tanggal 02/10/010 Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat. Liberty, Yogyakarta Kim dan Dale. 2004. dalam Isroi, 2009. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk mengurangi penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk. Didownload dari http://isroi.wordpress.com/ akses tanggal 02/10/2010 Koentjaraningrat. 1990. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Yogyakarta. Manan, E. dan Suhardianto, A. 1997. Klimatologi Pertanian. Univesitas Terbuka. Depdikbud, Jakarta. Mardikanto. 2009. Sistim Pertanian. Cet 1 LPP UNS dan UNS Press, Surakarta. Matsuguchi. 1979. dalam Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Cet. 5. Kanisius, Yogyakarta. Musnamar. 2003. Pupuk Organik : cair dan padat, pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Nugroho, Iwan dan Dachuri Rocmin, 2004. Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. LP3ES, Jakarta. Rinsema, WT. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
58
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia, Ciawi-Bogor. Soekartawi. 1993. Agribisnis teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.
Tamad. 2005. Pupuk dan Pemupukan. Ikatan Retailer dan Formulator wilayah Pekalongan, Jawa Tengah.
Van Den Ban, A. W. dan Hawkins, H. S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
59
60
61
62
64
65
66
67
Hutan 1.465,000 Ha
Tegalan 1.584,308 Ha
Permukiman 1.165,049 Ha
Sawah 1.590,943 Ha
Pinus
Ternak
Tanaman ubi kayu, jagung, pisang, salak, manggis, duku, kopi, kelapa, karet, albasia, mahoni, bambu, glagah arjuna -
Perikanan
Kerbau, sapi, domba kambing, ayam, itik, kelinci Tawes, mujaer, lele, gurami, bawal Podsolik, latosol, grumosol 60 90 cm Lereng, landai dan datar Lereng, landai, datar (5 20 %) 890 600 m 5-7 Baik -
Jenis tanah Kadalamantanah Topografi Kemiringan Ketinggian (dpl) pH Draenase Irigasi (tadah hujan,sederhana dan tknis) Potensi
Podsolik, latosol 30 60 cm Gunung, berbukit Sangat curam (30-59%) 400 765 m 4,5 6,0 Baik -
Podsilik, latosol, grumosol 60 90 cm Bergelombang dan berbukit Curam-agak curam (15 30%) 120 565 m 4,5 7,0 Baik -
Tawes, nilam, gurami Mujaer, bawal Podsolik, latosol, grumosol 60 90 cm Lereng, landai dan datar Lereng, landai, datar (5 20 %) 70 447 m 5,5 7,6 Baik 1.590.943 Ha
Getah pinus
Masalah
Penyebab masalah
Hutan pinus tidak dapat menyimpan air hujan Tanaman pinus mengandung minyak Jenis tanamn yang dapat menahan air
Tanaman hutan rakyat, perkebunan, buahbuahan Berkurangnya populasi tanaman hutan rakyat Penebangan tidak imbang dengan penanaman. Konservadi lahan dan air
Tanaman buahbuahan dan ternak Lahan semakin sempit Perkembangan bangunan rumah penduduk Peningkatan keluarga berencana
Tanaman padi dan palawija Penurunan produktivitas lahan dan ganggua OPT Penggunaan pupuk anorganik tidak dimbangi pupuk organik Pemberian pupuk organik dan peningkatan PTT
Pemecahan masalah
68
Lampiran 8 TABEL 1 DATA LUAS PANEN DAN PRODUKTIFITAS KOMODITAS PADI SAWAH SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2005 S/D 2009) MENURUT KECAMATAN DIKABUPATEN PURBALINGGA Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Jumlah Kecamatan Rata-rata
L.Pann (ha) P.Vitas (ton/ha) L.Pann (ha) P.Vitas (ton/ha) L.Pann (ha) P.Vitas (ton/ha) L.Pane n (ha) P.Vitas (ton/ha) L.Panen (ha) P.Vitas (ton/ha) L.Panen (ha) P.Vitas (ton/ha)
1. Kemangkon 2. Bukateja 3. Kejobong 4. Pengadegan 5. Kaligondang 6, Purbalingga 7. Kalimanah 8. Padamara 9. Kutasari 10.Bojongsari 11.Mrebet 12.Bobotsari 13.Karangreja 14.Karangjambu 15.Karanganyar 16.Kertanegara 17.Karangmonc ol 18.Rembang Jumlah
3.953 2.923 498 76 1.972 1.386 3.109 2.256 1.147 1.597 354 2,800 297 211 2.316 2.011 2.914 3.021 32.84 1
6,35 6,37 6,04 5,96 6,21 6,15 6,28 6,17 6,15 6,17 6,32 6,26 6,08 6,17 6,21 6,21 6,08 6,32 6,26
4.355 2.224 476 66 2.073 1.369 3.036 2.296 1.132 1.635 1.452 2.773 310 624 2.078 1.460 2.745 2.866 32.98 0
6,35 6,38 6,05 5,96 6,22 6,16 6,29 6,18 6,16 6,18 6,33 6,27 6,09 6,18 6,22 6,22 6,21 6,33 6,27
3.873 3.347 440 66 1.865 1.333 2.822 2.029 2.463 1.536 2.254 2.336 789 1.041 2.179 2.448 2.812 2.340 34.87 3
6,38 6,37 6.07 6,08 6,24 6,18 6,33 6,21 6,34 6,21 6,21 6,29 5,66 5,64 6,24 6,24 5,86 6,35 6,27
3.850 3.726 429 69 1.703 1.365 3.005 2.157 2.379 1. 872 2.318 2.292 476 837 2.330 1.923 2.678 1.721 33.826
6,48 6,47 6,17 6,19 6,34 6,38 6,43 6,30 6,45 6,32 6,32 6,38 5,92 5,86 628 6,31 5,96 6,32 6,38
4.078 3.536 441 63 1.784 1.348 2.309 1.860 2.527 2.516 1.483 1.444 741 1.065 2.288 1.646 2.712 2.852 34.693
5,73 5,73 5,56 5,45 5,70 5,72 5,71 5,61 5,72 5,71 5,72 5,71 5,37 5,33 5,53 5,54 5,69 5,68 5.66
3.129 3.153 457 68 1.879 1.360 2.856 2.120 1.920 1.831 1.572 2.329 523 755 2.238 1.598 2.772 2.564 3.384
6,26 6,26 4,76 5,93 6,14 6,12 6,21 6,09 6,16 6,12 6,18 6,18 5,82 5,84 6,09 6,10 5,96 6,20 6,17
69
Lampiran 9 DATA POPULASI TERNAK MENURUT DESA DI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Desa Karangsari Pepedan Pekiringan Grantung Rajawana Tajug Tamansari Baleraksa Tunjungmuli Kramat Sirau Jumlah Sapi 27 15 8 13 9 8 32 29 53 73 269 536 Kerbau 42 8 12 38 8 26 64 39 78 41 272 628 Populasi ternak (ekor) Kambing Domba Ayam buras 259 31 5.223 217 68 3.513 82 4 2.418 203 8 2.377 292 22 3.792 198 18 2.787 553 47 6.411 459 42 6.328 1.971 48 7.104 1.822 35 3.786 1.274 32 3.786 7.366 435 47.525 Ayam broiler 40.000 305.000 60.000 224.000 630.000 Itik 518 528 236 895 255 155 683 465 562 397 195 4.889
70
Lampiran 10
KUESIONER
1. Apakah bapak/ibu mengetahui manfaant jerami sebagai bahan pupuk organik a. b. c. pada tanaman padi sawah ? (3) (2) (1)
Standar : Fungsi biologis menyediakan makanan dan tempat hidup organisme tanah, menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah, memberikan kontribusi pada daya pulih tanah (Anonim, 2009)
sebagai
bahan pupuk organiak pada tanaman padi ? a. Tahu (3) (2) (1)
Standar : Jerami sebagai bahan pembuatan BOKASHI (Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati) yaitu pupuk ompos yang dihasilkan dari proses fermrntasi bahan organik dengan
a. b. c.
71
Standar : Sering kali jerami atau sisa pertanaman dibakar sehingga menyebabkan nitrogen, sulfur dan karbon hilang dalam bentuk gas. Praktek semacam ini menimbulkan dampak negatif karena menyebabkan polusi udara (Sutanto, 2002).
dalam bentuk kompos ? a. b. c. Tahu, Kurang tahu Tidak tahu (3) (2) (1)
Standar : Bahan dasar pupuk organik dalam bentuk kompos dapat berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tahu dan bahan hijauan lainnya (Sutanto, 2002).
5. Apakah bapak/ibu mengetahui proses pembuatan bokashi jerami ? a. b. c. Tahu Kurang mengetahui Tidak tahu (3) (2) (1)
Standar : Jerami sebagai bahan pembuatan BOKASHI (Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati) yaitu pupuk ompos yang dihasilkan dari proses fermrntasi bahan organik dengan
6. Apakah bapak/ibu tahu, berapa produksi/hasil jerami basah dalam satuan luas ? a. b. c. Tahu Kurang mengetahui Tidak tahu (3) (2) (1)
Standar : Menurut Kim dan dale (2004),potensi jerami kurang lebih adalah 1,4 kali dari hasil penennya (Ginting, 2010)
72
7. Apakah bapak tahu, dengan penggunaan jerami sebagai bahan pupuk tanaman padi dapat mengurangi pupuk anorganik /kimia ? a. b. c. Tahu, Kurang tahu Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Kompos jerami memiliki kandungan hara N 1,86%, P2O5 0,21%, K2O 5,35%, setara dengan 41,3 kg. urea, 5,8 kg.SP36 dan 89,17 kg.Kcl per ton kompos kering Anonim, 2009)
B. Pemanfaatan Pupuk Organik 1. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang bahan dasar pupuk organik ? a. b. c. Tahu, Kurang tahu Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar dari alam yang jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami (Musnamar, 2003).
2. Apakah bapak/ibu mengetahui proses/pengolahan pupuk organik secara konvensional/sederhana ? a. b. c. Tahu, Kurang tahu Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Pengolahan pupuk secara konvensional adalah kotoran hewan yang baru keliar dari tubuh hewan difermrntasikan sekitar 1,5 2 bulan dengan cara ditumpuk dan didiamkan
( Musnamar, 2003)
73
3.
Apakah bapak/ibu mengetahui proses pengomposan sebagai pupuk organik ?bahan lain ? a. b. c. Tahu, Kurang tahu Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Pengomposan ditakrifkan sebagai proses biologi oleh mikroorganisme secara terpisah atau bersama-sama dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan semacam humus (Sutanto, 2002).
4. Apakah bapak/ibu mengetahui keunggulan pupuk organik terhadap perbaikan sifat tanah ? a. b. c. Tahu, Kurang mengetahui Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Pupuk orgnik mempunyai keunggulan fungsi dapat menyuburkan tanah, memperbaiki sifat tabah baik kimia, biologis dan fisik tanah (Musnamar, 2003)
5. Apakah bapak/ibu tahu kelemahan pupuk organik yang belum cukup matang bila diberikan pada pertanaman padi sawah ? a. b. c. Tahu, Kurang mengetahui Tidak Tahu (3) (2) (1)
Standar : Kelemahannya dibutuhkan dalam jumlah yang banyak untuk mmenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi, Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan belum cukup matang
(Sutanto, 2002).
74
II. ASPEK SIKAP A. Pemanfaatan Jerami 1. Kiranya bapak/ibu mau memanfaatkan jerami sebagai bahan pupuk organik, karena bila jerami dibakar kurang bermanfaat ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Jerami atau sisa pertanian yang lain bila dibakar menyebabkan nitrogen, sulfur dan karbon hilang dalam bentuk gas ( Sutatnto, 2002).
2. Pembakaran jerami adalah tindakan yang kurang bijak, karena menjadikan pencemaran lingkungan, kiranya bapak/ibu mau untuk menghindari tindakan tersebut ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Teknologi ramah lingkungan dengan sistem pertanian organik, yaitu sistem pertanian yang tidak menggunakan atau sangat sedikit menggunakan masukan kimia dalam usahataninya, sehingga akan mengurangi pencemaran lingkungan pertanian dan dapat meningkatkan usia harapan hidup manusia ( Sutanto, 2002)
3. Kompos jerami
sawah,apakah bapak/ibu mau menggunakan ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
75
Standar : Kompos jerami memiliki kandungan hara N 1,86%, P2O5 0,21%, K2O 5,35%, setara dengan 41,3 kg. urea, 5,8 kg.SP36 dan 89,17 kg.Kcl per ton kompos kering Anonim, 2009)
4.
Jerami padi mempunyai multi manfaat sebagai pupuk organik dalam proses penyuburan tanah, apakah bapak /ibu mau memanfaatkan ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Fungsi biologis menyediakan makanan dan tempat hidup organisme tanah, menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah, memberikan kontribusi pada daya pulih tanah Anonim, 2009)
5.
Jerami
padi
sebagai
pupuk
organik
sangat
efektif bapak/ibu
untuk mau
kesuburan
tanah,
kiranya
Standar : kompos jerami mempunyai potensi besar, bila benarbenar dimanfaatkan, lahan sawah akan semakin subur, petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia (Ginting, 2010).
6. Bila ada pelatihan pengolahan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah, maukah bapak/ibu mengikuti ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
76
Standar : Dapat dikatakan bahwa petani yang memiliki pengetahuan yang cukup terhadap suatu teknologi akan mampu menguasai teknologi tersebut (Khairudin, 1992).
7. Setelah bapak/ibu mengetahui teknologi pembuatan kompos jerami, apakah bapak/ibu mau memanfaatkan jerami sebagai bahan pembuatan kompos ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Dapat dikatakan bahwa petani yang memiliki pengetahuan yang cukup terhadap suatu teknologi akan mampu menguasai teknologi tersebut (Khairudin, 1992).
1.
Apakah bapak/ibu mau untuk memanfaatkan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar dari alam yang jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami (Musnamar, 2003).
2. Pupuk organik adalah pupuk yang mempunyai keunggulan dapat memperbaiki dan memelihara kesuburan tanah, kiranya bapak/ibu mau menggunakannya ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
77
Standar : Pupuk organik dapat memperbaiki atau memelihara keutuhan kondisi tanah, dalam struktur, kondisi derajat keasaman, potensi pengikat terhadap zat makanan tanaman dan sebagainya (Rinsema, 1986).
3. Pupuk organik mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat pula meningkatkan kualitas dan mutu produk si, setelah mngetahu hal tersebut apakah bapak/ibu mau
Standar : penggunaan pupuk organik akan menjadikan aktifitas dalam pertumbuhan mikroorganisme meningkat, kapasitas
penukaran ion stabil, kesuburan tanah meningkat, sehingga akan membikin kualitas tanaman lebih baik (Sutanto, 2002)
4. Penggunaan pupuk organik dapat membangun kelestarian lingkungan, apakah bapak/ibu mau membuatnya ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Teknologi ramah lingkungan dengan sistem pertanian organik, yaitu sistem pertanian yang tidak menggunakan atau sangat sedikit menggunakan masukan kimia dalam usahataninya, sehingga akan mengurangi pencemaran lingkungan pertanian dan dapat meningkatkan usia harapan hidup manusia ( Sutanto, 2002)
78
5. Maukah bapak/ ibu menggunakan limbah ternak yang ada dilingkungan bapak/ibu sebagai pupuk pada tanaman padi sawah ? a. Mau b. Ragu-ragu c. Tidak mau (3) (2) (1)
Standar : Jerami mempunyai potensi besar, bila benar-brnar dimanfaatkan, lahan sawah akan semakin subur, petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia (Ginting, 2010).
79
LAMPIRAN 11. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama Responden Solahudin Minardi Idris Rudiyono Sahudi Ngamprun Alisodikin Muhasim Ali Murtado Sururi Ach.Basori Abdul Hadi H.Muchtar Muchyari Sanrochmat Sulhadi Sutarso Mukodir Tiliah Nurmustofa Nur Aziz Hadiyuworo Ladim Juwarno Musyanto Kasmiarto Maryanto Nurcholik Sujarwo Muchroni Kelompok Tani Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Sida Dadi Marga Utama Marga Utama Marga utama Marga Utama Marga utama Marga Utama Marga Utama Marga utama Marga Utama Marga utama Ngudi Raharjo Ngudi Raharjo Ngudi Raharjo Ngudi Raharja Ngudi Raharjo Ngudi Raharjo Ngudi Raharjo Ngudi Raharjo Ngudi Raharja Ngudi Raharjo Umur (Th) 49 51 53 47 52 50 55 59 61 51 58 56 45 63 64 50 57 51 53 46 44 59 42 65 46 52 58 48 52 58 Pendidik an SD SD SD SLTP SLTP SLTP SD SD SD SD SLTP SD SLTP SD SD SD SD SD SD SLTA SLTP SD SLTP SD SLTP SLTP SD SLTP SD SD Jumlah keluarga 6 8 5 4 4 8 7 6 3 6 4 8 3 6 6 7 6 3 6 6 4 6 5 4 4 4 6 8 4 5 Luas Garapan (Ha) 0,250 0,500 0,100 0,250 0,150 0,300 0,250 0,600 0,100 0,150 1,000 0,400 0,500 0,200 0,300 0,500 0,200 0,700 0,500 0,500 0,250 0,150 0,150 0,300 0,150 0,500 0,250 0,400 0,250 1,000
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Desa Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tunjungmuli Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan Pepedan
80
Lampiran 12. REKAPITULASI TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH No. Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Solahudin Minardi Idris Rudiyono Sahudi Ngamprun Alisodikin Muhasim Ali Murtado Sururi Ach.Basori Abdul Hadi H.Muchtar Muchyari Sanrochmat Sulhadi Sutarso Mukodir Tiliah Nurmustofa Nur Aziz Hadiyuworo Ladim Juwarno Musyanto Kasmiarto Maryanto Nurcholik Sujarwo Machroni 1 3 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 71 Skor Jawaban Item penggetahuan 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 64 3 2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 46 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 81 5 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 44 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 7 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 51 Jum- Ratalah 15 14 10 16 10 13 9 10 16 12 20 13 14 12 16 10 14 10 9 15 14 13 8 14 13 16 9 15 14 14 388 Katagori
rata Tinggi Sedang Rendah 2,14 2,00 1,43 2,28 1,43 1,86 1,28 1,43 2,28 1,71 2,86 1,86 2,00 1,71 2,28 1,43 2,00 1,43 1,86 2,14 2,00 1,86 1,14 2,00 1,86 2,43 1,86 2,14 2,00 2,00
55,43
Jumlah
Prosentase ( % )
81
Lanjutan Lampiran 12. ANALISA DISKRIPTIF FAKTOR PRNGETAHUAN DALAM PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH (Nurgiantoro, 2000). Pertanyaan No. 1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui manfaat jerami sebgai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? Apakah Bapak/Ibu mengetaui cara memanfaatkan jeramI sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak negatif bila jerami dibakar ? Apakah Bapak/Ibu mengethui bahwa jerami dapat sebagai bahan pupuk kompos ? Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses pembuatan BOKASHI jejami ? Apakah Bapak/Ibu tahu, berapa produksi/hasil jerami basah dalam satuan luas ? Apakah Bapak/Ibu tahu, dengan penggunaan jerami sebagai bahan pupuk tanaman padi dapat mengurangi penggunaan pupuk anorgaanik ? Nilai yang dicapai 71 Nilai Max. Min 90 30 78,89 Tinggi % Katagori
64
90
30
71,11
Tinggi
3 4 5 6
46 81 44 31
90 90 90 90
30 30 30 30
51
90
30
56,67
Sedang
Total Rata-rata Tingkat Prosentase : - Skor tertinggi - Skor terendah - Interval kelas
388 55,43
630 90
210 30
= 90 (Asumsi 100 %) = 30 (Asumsi 33,33 %) = Skor tertinggi skor terendah Jumlah kelas = 100 % - 33,33 % = 22,22 % 3
Penerapan :
- Katagori tinggi = ( 77,79 % - 100 % ) - Katagori sedang = ( 55.56 % - 77,78 % ) - Katagori rendah = ( 33,33 % - 55,55 % 82
Lampiran 13. REKAPITULASI TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH No. Nama Responden Skor Jawaban Item Pengetahuan Jumlah Ratarata 1 2 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 89 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 72 3 3 1 2 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 3 72 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 57 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 53 13 13 8 11 13 10 13 8 10 13 15 11 13 12 13 9 10 12 7 15 12 13 8 13 12 15 10 10 13 13 343 2,60 2,60 1,60 2,20 2,60 2,00 2,60 1,60 2,00 2,60 3,00 2,20 2,60 2,40 2,60 1,80 2,00 2,40 1,40 3,00 2,40 2,60 1,60 2,60 2,40 3,00 2,00 2,00 2,60 2,60 68,60 Katagori Tinggi Sedang Renda h T T R S T S T R S T T S T T T S S T R T T T R T T T S S T T 18 60,0 0 8 27,00 4 13,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Solahudin Minardi Idris Rudiyono Sahudi Ngamprun Alisodikin Muhasim Ali Murtado Sururi Ach.Basori Abdul Hadi H.Muchtar Muchyari Sanrochmat Sulhadi Sutarso Mukodir Tiliah Nurmustofa Nur Aziz Hadiyuworo Ladim Juwarno Musyanto Kasmiarto Maryanto Nurcholik Sujarwo Muchroni
Jumlah Prosentase ( % )
83
Lanjutan Lampiran 13. ANALISA DISKRIPTIF FAKTOR PENGETAHUAN PETANI DALAM PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH (Nurgiantoro, 2000). Nilai yang dicapai 89 72 Nilai Max. Min 90 90 30 30 98,89 80,00 Tinggi Tinggi % Katagori
No. 1
Pertanyaan
Apakah Bapak/Ibu mengetahuitentang pupuk organik ? 2 Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses/pengolahan pupuk organik secara koenvensional/sederhana ? 3 Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses pengomposan sebagai pupuk organik ? 4 Apakah Bapak/Ibu mengetahui keunggulan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? 5 Apakah Bapak/Ibu tahu kelemahan menggunakan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? Jumlah Rata-rata
72 57
90 90
30 30
80,00 63,33
Tinggi Rendah
53 343 68,60
90 450 90
30 150 30
Rendah
Tinggi
Tingkat Prosentase : - Skor tertinggi - Skor terendah - Interval kelas = 90 (Asumsi 100 %) = 30 (Asumsi 33,33 %) = Skor tertinggi skor terendah Jumlah kelas = 100 % - 33,33 % = 22,22 % 3 Penerapan : - Katagori tinggi = ( 77,79 % - 100 % ) - Katagori sedang = ( 55.56 % - 77,78 % ) - Katagori rendah = ( 33,33 % - 55,55 % )
84
Lampiran 14 REKAPITULASI TINGKAT SIKAP PETANI DALAM PEMANFAATAN JERAMI SEBAGAI BAHAN ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH No. Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Solahudin Minardi Idris Rudiyono Sahudi Ngamprun Alisodikin Muhasim Ali M. Sururi Ach.Basori Abdul Hadi H.Muchtar Muchyari Sanrochmat Sulhadi Sutarso Mukodir Tiliah Nurmustofa Nur Aziz H yuworo Ladim Juwarno Musyanto Kasmiarto Maryanto Nurcholik Sujarwo Muchroni 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 1 3 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 49 Prosentase ( % ) Skor Jawaban Item Pengetahuan Jumlah Rata-rata 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 1 1 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 52 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 45
17,00 40,00 43,00
4 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 3 1 2 2 1 40
5 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 43
6 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 77
7 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 71 13 13 9 15 11 14 11 9 14 12 20 10 12 9 19 10 16 10 9 18 15 10 9 16 11 19 10 14 14 13 337 1,88 1,88 1,28 2,14 1,57 2,00 1,28 1,28 2,00 1,71 2,86 1,86 1,71 1,28 2,28 1,43 2,28 1,86 1,28 2,56 2,14 1,43 1,28 2,28 1,28 2,71 1,43 2,00 2,00 2,00 48,14
S S R T R S R R S S T R S R T R S R R T S R R S R T R S S S 5 12 13
Jumlah
85
Lanjutan Lampiran 14 ANALISA DISKRIPTIF FAKTOR SIKAP DALAM PEMANFAATAN JERAMI SEBAGAAI BAHAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH (Nurgiantoro, 2000). No. Pertanyaan Nilai Nilai yang Max. Min dicapai 49 90 30
% 54,44
Katagori Rendah
Kiranya Bpak/Ibu mau memanfaatkan jerami sebagai bahan pupuk organik pada tanaman padi sawah ? Bila dilakikaan pembakaran jerami adalah 52 merupakan tindakan/alternatif yang tidak bijak, kiranya Bapak/Ibu mau untuk menghidari hal tersebut ? Kompos jerami mempunyai nilai ekonomi 45 untuk tanamanpadi sawah, apakah Bapak/Ibu mau menggunakan ? Jerami padi mempunyai multi manfaat 40 sebagai pupuk organik dalam proses penyuburan tanah, apakah kiranya Bapak/Ibu mau untuk memanfaatkan ? Jerami sebagai pupupkorganik sangat efektif 43 untuk pengembalian kesuburan tanah, apakah kiranya Bapak/Ibu mau memanfaatkannya ? Bila ada pelatihan pengolahan jerami sebagai 77 bahan pupuk organik pada tanaman padi, maukah Bapak/Ibu mengikuti ? Setelah Bapak/Ibu mengetahui teknologi 71 pembuatan kompos jerami, apakah Bapak/Ibiu mau memanfaatkan jerami sebagai bahan pembuatan kompos ?
90
30
57,78
Sedang
90
30
50,00
Rendah
90
30
44,44
Rendah
90
30
47,78
Rendah
90
30
85,55
Tinggi
90
30
78,89
Tinggi
Total Rata-rata
337 48,14
630 90
210 30
86
Tingkat Prosentase : - Skor tertinggi - Skor terendah - Interval kelas = 90 (Asumsi 100 %) = 30 (Asumsi 33,33 %) = Skor tertinggi skor terendah Jumlah kelas = 100 % - 33,33 % = 22,22 % 3 Penerapan : - Katagori tinggi = ( 77,79 % - 100 % )
87
Lampiran 15 REKAPITULASI TINGKAT SIKAP PETANI DALAM PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH No. Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Solahudin Minardi Idris Rudiyono Sahudi Ngamprun Alisodikin Muhasim Ali Murtado Sururi Ach.Basori Abdul Hadi H.Muchtar Muchyari Sanrochmat Sulhadi Sutarso Mukodir Tiliah Nurmustofa Nur Aziz Hadiyuworo Ladim Juwarno Musyanto Kasmiarto Maryanto Nurcholik Sujarwo Muchroni 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 1 3 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 47 Skor Jawaban Item Sikap 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 1 1 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 53 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 45 4 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 1 48 5 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 45 Jumla Ratah 9 8 6 10 7 9 5 5 10 7 14 6 8 5 13 6 10 6 5 10 9 6 5 10 6 12 6 9 9 7 238 rata 1.80 1.60 1.20 2,00 1.40 1.80 1,00 1,00 2,00 1.40 2.80 1.20 1.60 1,00 2.60 1.20 2,00 1.20 1,00 2,00 1.80 1.20 1,00 2,00 1.20 2.40 1.20 1.80 1.80 1.40 47.0 Tinggi Katagori Sedang Rendah S R R S R S R R S R T R R R T R S R R S S R R S R T R S S R 3 10,00 10 30,00 17 60,00
Jumlah Prosentase ( % )
88
Lanjutan Lampiran 15 ANALISA DISKRIPTIF FAKTOR SIKAP DALAM PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH (Nurgiantoro, 2000). Nilai yang dicapai 47 Nilai % Min. 90 Max 30 47 Rendah Katagori
No. 1
Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu, mau untuk memanfaatkan pupukmorganik pada tanamaan padi saah ? Pupukmorganikadalah pupukyang mempubyai keunggulan dapat memperbaiki dan memelihara kesuburan tanah, kiranya Bapak/Ibu mau memanfaatkannya ? Pupuk organik mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat pula meningkatkan kwalitas dan mutu produksi,setelah mengetahui hal tersebut, apakah kiranya Bapak/Ibu mau menggunakan ? Penggunaan pupuk oganik dapaat membaangun kelestarian lingkungan, apakah Bapak/Ibu mau membuatnya ? Maukah Bapak/Ibu menggunakan limbah ternak sebagai pupuk organik yang ada dilingkungan Bapak/Ibu, karena dapat menekan penggunaan pupuk anorganik ?
53
90
30
59
Sedang
45
90
30
50
Rendah
48
90
30
43
Rendah
45
90
30
50
Rendah
Total Rata-rata
238 46.4
450 90
150 30
Tingkat Prosentase : - Skor tertinggi - Skor terendah Interval kelas = 90 (Asumsi 100 %) = 30 (Asumsi 33,33 %) = Skor tertinggi skor terendah Jumlah kelas = 100 % - 33,33 % = 22,22 % 3 Penerapan : - Katagori tinggi = ( 77,79 % - 100 % )
68
62