Professional Documents
Culture Documents
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taala yang telah memberikan taufik-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya untuk selalu memperhatikan dan mengetahui nilai waktu-waktu kebaikan sehingga mereka berusaha untuk mendapatkannya, mereka memahami mahalnya waktu sehingga mereka berusaha untuk bersegera mengisinya; merekalah orang-orang yang bertakwa dan berbuat baik. Dan demikian pula Allah Subhanahu wa Taala menghinakan siapa saja yang dikehendakiNya dari hamba-hamba-Nya. Mereka berpaling dan tidak memiliki perhatian dan mahalnya waktu dan kesempatan. Mata dan hati mereka telah tertutup. Mereka melalaikan dan membiarkan (waktu)nya tanpa guna, mereka tidak mengisinya dengan amalan-amalan kebaikan, bahkan mereka habiskan dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan yang kecil maupun yang besar- kepada Allah Subhanahu wa Taala. Ketahuilah semoga Allah Subhanahu wa Taala merahmatimu- bahwa hari-hari dan waktuwaktu yang Allah Subhanahu wa Taala jadikan kebaikan bagi hamba-Nya pada waktuwaktu dan bulan-bulan tersebut sebagai ladang untuk memperbanyak amal shalih. Tidaklah amalan ibadah berakhir seiring dengan berakhirnya waktu tersebut dan tidaklah lenyap ibadah dengan berlalunya bulan yang agung tersebut. Oleh karena itu, barangsiapa yang pada waktu bulan Ramadhan melakukan amalan-amalan ketaatan, mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Taala, maka hendaklah ia melanjutkan dan menyempurnakannya pada waktu-waktu dan bulan-bulan yang lain pula. Karena ibadah kepada Allah Subhanahu wa Taala tidaklah akan terputus kecuali apabila telah datang kematian, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala,
* *p p
Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. AlHijr: 99) Ketahuilah, bahwa tanda diterimanya amal kebaikan (seseorang) adalah kelanggengannya dalam berbuat kebaikan setelahnya. Dan ketahuilah (pula) bahwa tanda tidak diterimanya suatu amal kebaikan ialah apabila perbuatan baik yang telah ia lakukan tersebut selanjutnya diikuti dengan perbuatan jelek. Bukankah kita adalah hamba Allah Subhanahu wa Taala sepanjang umur kita? Dan bukankah kita akan senantiasa memiliki komitmen dalam melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Taala di setiap waktu dan tempat? Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
q pq E t* p p *
Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Rabbmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi. (Kami melakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, 2|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (QS. Al-Araf: 172) Maka setiap anak Adam telah memberikan kesaksian bahwa Allah Subhanahu wa Taala adalah Rabbnya. Maknanya, hendaklah ia senantiasa melaksanakan perintah-perintah-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya. Disebutkan pula dalam Ash-Shahihain dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Dikatakan kepada seseorang laki-laki dari penduduk neraka di hari kiamat: Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau memiliki dunia, apakah engkau bersedia untuk engkau jadikan sebagai tebusanmu? Dia menjawab: Iya (tentu aku akan jadikan sebagai tebusanku). Lalu dikatakan: Sungguh dahulu Aku mengharap darimu sesuatu yang lebih ringan dari hal itu semua, dan Aku telah membuat perjanjian itu tatkala engkau masih berada di dalam sulbi Adam, yaitu agar engkau tidak berbuat syirik kepadaKu, namun engkau tetap berbuat syirik. (HR. Bukhari, no.3334, Muslim, no.2805) Dalam hadis di atas, yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam ceritakan tentang laki-laki tersebut tidak hanya khusus pada perihal dosa kesyirikan, melainkan hal itu sekedar permisalan saja. Bila tidak demikian maka seluruh amalan ibadah akan ditanya tentangnya. Dan tidaklah akan berpindah kaki anak Adam di hari kiamat melainkan ia ditanya terlebih dahulu tentang umurnya dalam apa ia habiskan, tentang masa mudanya dalam apakah ia habiskan, tentang hartanya bagaimanakah ia mendapatkan dan kemanakah ia belanjakan, dan tentang amal perbuatannya dalam apa yang ia lakukan. Maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Taala dan isilah waktu-waktumu dengan menyibukkan diri di dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Taala baik (berupa) dzikir, shalat, melaksanakan hak dan menunaikan kewajiban, menuntut ilmu yang bermanfaat, dan berakhlak dengan akhlak yang mulia. Kerjakanlah ketaatan-ketaatan itu sebelum jiwa ini mengatakan, Aduh alangkah merugi aku atas apa yang telah aku lalaikan dari hak-hak Allah Subhanahu wa Taala. Duh, alangkah menyesal diriku kerena telah menyia-nyiakan hak Allah Subhanahu wa Taala.
}72{ Z p * p z t {29} Z
p E * * z z {28} Z* > p
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata Aduhai kiranya (dahulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dahulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (QS. Al-Furqon: 27-29)
. * * * 0 * * * * N * E*. . *
Khotbah Kedua
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala 4|Disalin dari www.khotbahjumat.com
maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari, 1:67 dan Muslim, 4:146) Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
Barang siapa yang menghidupkan (malam) pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharam pahala maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari, 1:65 dan Muslim, 4:144) Maka seorang yang menjumpai Ramadhan namun tidak diampuni adalah seorang yang melalaikan dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dapat menghapuskan segala dosa yang pernah ia perbuat seperti puasa, qiyamul-lail, dan yang lainnya. Ketahuilah kaum muslimin, Tidaklah bulan yang paling mulia bagi kaum muslimin melainkan bulan Ramadhan dan tidak ada suatu bulan yang lebih memberatkan hati kaum munafikin melebihi bulan Ramadhan. Maka orang-orang mukmin berlomba-lomba meraih kebaikan di bulan tersebut namun kaum munafikin justru membenci dan melalaikannya. Akan tetapi wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa Taala- sekalipun Ramadhan sekarang telah berlalu, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala Rabb kita yang Maha Mulia dan Maha Pemurah turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir, baik di bulan Ramadhan maupun selainnya lalu Dia mengatakan, Barang siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya akan aku kabulkan, barangsiapa yang memohon kepada-Ku niscaya akan Aku beri, dan barang siapa yang memohon ampunan-Ku niscaya akan Aku ampuni, hingga terbit fajar. Maka tidaklah ada yang diucapkan oleh seorang yang mukmin tatkala itu melainkan Allah Subhanahu wa Taala akan kabulkan, dan tidaklah ada yang diminta oleh seorang yang muslim tatkala itu melainkan akan Allah Subhanahu wa Taala berikan dari semua hal-hal kebaikan, baik (berupa) kebaikan dunia maupun kebaikan untuk di akhirat kelak. Semua ini demi Allah Subhanahu wa Taala- adalah puncak dari ke-Maha-Pemurahan-Nya dan ke-Maha-Penyayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, jangan sampai kita melalaikan hal itu. Bersegeralah untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Taala, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amin.
L * N * * L
5|Disalin dari www.khotbahjumat.com
* * * . E * . * .L *E * * * * * . * E* * * * * 0 .
8-Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun ke
*E Z * Z
Aplikasi Yufid:
Imam an-Nawawi one of the greatest scholars. Amongst his works is his collection of 42 hadith's of the Prophet Sallallaahu 'alayhi wa sallam which a comprehensive explanation of Islam. This work is commonly referred as "An-Nawawi's Forty Hadith" This app offering you his work with user friendly and beautiful interface, make it easier for us to memorize. Features: - Arabic text with optional English and Indonesian translation. - Audio Recitation. - Back - Forward button Navigation. - Adjustable font size.
Developed by:
Yufid Network:
Developed by: