You are on page 1of 2

Stefen Andrean 112010101071 Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara di Era Global (Hal 79 & 80)

Menjelang berakhirnya abad ke20, dunia telah diguncangkan oleh berbagai peristiwa yang tak terduga terjadi dan membawa perubahan2 sangat drastic serta spektakuler, yang menjungkir hafikkan berbagai pra anggapan yang sudah berakar puluhan tahun. Pasca perang dingin telah meruntuhkan raksasa Uni Soviet menjadi negara2 kecil. Kegagalan negara2 komunis mengembangkan pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan rakyat telah melumpuhkan konsep pembangunan berdasarkan ajaran komunis. Pola pembangunan dengan perencanaan sentrat, pola politik dengan kekuatan partai tunggal dan pola kemasyarakatan yang terkontrol menderita keruntuhan untuk diganti dengan pola baru. Kemudian tampil ke depan pola pembangunan yang dianggap lebih unggul, yaitu pola pembangunan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang dikendalikan oleh perilaku kepentingan diri (self interest), berperhitungan dan berinteraksi secara bebas. Sehingga mode pembangunan beralih dari model ekonomi tertutup menjadi ekonomi terbuka, sedangkan pola politik beralih ke system demokrasi dan pola kemasyarakatan didasarkan pada unsure kebebasan (Emil Salim). Blok negara2 yang semula terbagi terutama atas blok komunis dan blok kapitalis kini berubah dalam satu dunia global yang menghadapi lima tantangan pokok, yaitu : (1) tantangan sekuriti yang memiliki perubahan bentuk; (2) globalisasi ekonomi yang didasarkan pada mekanisme pasar dan dirangsang oleh perkembangan teknologi; (3) perkembangan politik negara; (4) tantangan social sebagai akibat perkembangan dan perubahan lembaga ekonomi dan politik; (5) pengembangan system nilai sebagai akibat pembangunan social dan ekonomi. (Said Ati Asad 2010) Globalisasi membawa peubahan2 dalam tatanan dunia internasional, yang berpengaruh langsung terhadap perubahan2 diberbagai negara. Arus Globalisasi yang difasilitasi kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, menjasdi kekuatan yang demikian penetrative menembus ke segala penjuru dunia dan bahkan keseluruh celah2 kehidupan suatu bangsa Indonesia (Djoko Santoso, 2008:4) Sejak reformasi, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan yang radikal. Reformasi yang sebenarnya memiliki tujuan yang sangat mulia, ternyata telah menghantarkan bangsa Indonesia pada dunia baruyang sama sekali berbeda dengan sebelumnya, yaitu sangat

terbuka dan liberal, ditengah suatu gelombang yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi tidak hanya berhasil mengubah selera dan gaya hidup suatu masyarakat bangsa menjadi sama dengan bengsa lain, tetapi juga menyatukan orientasi dan budaya menuju satu budaya dunia (world culture). Salah satu dampak serius dari perubahan2 tersebut adalah adanya kecenderungna memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia. Kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia. Kecenderungan tersebut timbul karena posisi nasionalisme bengsa Indonesia sedang berada dalam kisaran tarik menarik antara kekuatan arus perubahan global dengan kekuatan komitmen kebangsaan dan ke Indonesiaan yang ingin dipertahankan oleh bangsa Indonesia. Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama bengsa2 modern memasuki era globalisasi yang semakin meningkat dinamikanya, sehingga dapat menggoda serta melanda semua bangsa2, apalagi terhadap bangsa yang tidak teguh kesetiaan dan integritas nasionalnya.

You might also like