Professional Documents
Culture Documents
Oleh
I Made Sumadiyasa
1011011103 Dosen Pengampu Mata Kuliah Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd., Kons. 19570801 198303 1 003
Kelompok
Problem bimbang membuat keputusan studi lanjut 3. Mengkaji hasil psikotes dan hasil belajar
Klasikal
No.
1
Teori Konseling
Psikoanalitik
Teknik Konseling
Asosiasi bebas Hipnotis (Hipno Konselin g)
Seting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
1.
Action
Datang pada konselor untuk meminta bantuan dalam menyelsaikan masalah. Setelah itu, mengikuti segala arahan dan petunjuk yang diberikan konselor. Saat diberikan proses terapeutik oleh konselor, tetap tenang, dan berusaha tidak tertutup. Membuka diri saat terjadi proses terapeutik.
2.
3.
4.
5.
6.
Jawab setiap pertanyaan yang diajukan agar masalah yang dihadapi dapat diketahui konselor. Setelah proses selesai, klien agar menjadi lebih tenang, karena masalah yang dihadapi dapat dikeluarkan.
No
Teori Konseling
Teknik Konseling
Menggunakan pendekatan 1. Holistik 2. Sosioteologis 3. Psikologi individu
Seting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
1.
Action
Holistik, menggunakan pendekatan holistik ini dalam proses psikokonseling. Yaitu proses saat terjadi konseling antara konselor dan klien. Sosioteologis, perbuatan-perbuatan in dividu hanya bisa dipahami ketika diobservasi oleh teman yang lain. Psikologi individu, setiap individu memiliki bagian-bagian jiwa mandiri yaqng kuat.
2.
Self
2.
3.
No.
3
Teori Konseling
Teori Konseling Kelompok Psikodinami ka dalam Teori Asumsi oleh Melanie Klein
Teknik Konseling
Pergantian Situasi dan Interprestasi
Seting
Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
1. Klien datang kepada konselor 2. Kemudian konselor menyuruh klien untung mengatakan apa problem / masalah yang dialami 3. Konselor memebrikan nasehat yang berupa penetnraman hati kepada klien tentang masalah hidup atau keluarga mereka. 4. Kemudian menggunakan teknik iterprestasi yaitu mengganti pemahaman kenyataan dan fantassi dari hubungan
No.
4
Teori Konseling
Teori Konseling yang berpusat pada pribadi oleh Carl Rogers
Teknik Konseling
Client Centered
Seting Individu
Proses Klasikal
Deskripsi
Action
1. Konselor dihadapkan pada persoalan dari membayangkan perasaan klien atau pengulangan dari kata terakhir mereka. 2. Konselor mendorong klien agar dpat menceritakan permasalahan yang dialaminya secara bebas. 3. Ketika klien sudah menceritakan permasalahannya cecara bebas,konselor menerima dan memahami ungkapan perasaan konseli.
Kelompok
No
5.
Teori Konseling
Teori Konseling Gestalt
Teknik Konseling
Tehnik Drama
Setting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
1. Pertama, monodrama dan monokonseling yang dilakukan klien yang individual memainkan semua peranan dalam sebuah drama dari ciptaan mereka sendiri dan dibawah petunjuk mereka sendiri. 2. Kedua, tehnik pulang pergi dimana klien merubah perhatian mereka dari satu daerah kedaerah yang lain.
3. Ketiga, teknik kursi panas, dimana klien yang ambil bagian dalam sesi kelompok dan pembimbing bekerja dengan klien itu di depan kelompok. 4. Keempat, dialog antara orang sial orang beruntung yaitu pertukaran tempat duduk dan pekerjaan khayalan.
1. Simpati diperlukan juga tetapi simpati pada dirinya sendiri bisa memanjakan klien. Kombinasi yang paling baik adalah penggabunga n antara simpati dan frustrasi. Di mana klien diajarkan untuk tidak menjadi takut ketika mereka merasa tidak nyaman.
2. Konselor menciptakan situasi dimana konselor mengecewaka n klien dengan tujuan untuk membantu klien menghadapi halangan mereka dengan mengungkapk an keperluankeperluan mereka secara langsung.
No
Teori Konseling
Teknik Konseling
Individu
Setting
Kelompok Klasikal
Proses
Action
6.
Interogasi
Deskrisi
1. Konseli mendatangi konselor, kemudian konselor menyambut konseli. Dan menanyai konseli tentang masalahnya. 2. Karena konselor memakai teknik pembebasan, konselor pun menyuruh klien untuk duduk, dan konselor menanyakan point2 masalah klien.
3. Konselor harus mengali informasi penting pada klien, hal ini bertujuan mengumpulka n informasi penting dan menyelesaika n masalah klien.
1. Konseli mendatangi konselor dan menceritakan masalahnya. 2. Konselor menyarankan konseli untuk memutar balikan keputusankeputusan klien. 3. Tujuannya agar klien dapat memutuskan kembali keputusannya. dan sekaligus klien dapat membedakan baik buruk keputusannya.
No.
7.
Teori Konseling
Reality Counseling (William Glasser)
Teknik Konseling
1. Mengidentifik asi keinginan dan keperluan 2. Menilai Tingkah Laku Secara Keseluruhan 3. Rencana dan perubahan tingkah laku secara keseluruha
Seting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
1.Membuat klien rilex dan tenang dengan menyuruh klien duduk, kemudian menarik nafas agar klien melepaskan beban yang ada dipikirannya 2. Kalau klien sudah merasa lebih tenang dilihat dari raut muka klien ,barulah konselor atau dapat mulai melakukan terapinya. 3.Klien kemudian menceritakan hal-hal apa saja yang menjadi keluhan yang dialami dirinya (klien).
4. Setelah itu konselor, memberikan gambarangambaran mengenai apa yang klien inginkan yang dalam pikiran klien. Kemudian jika pikirannya ada pada perubahan orang lain maka pemikiran ini akan di ubah dengan bagaimana klien bisa mengubah dirinya sendiri karena sistem tingkah laku mereka tidak dapat di kontrol oleh orang lain. Jika klien merasa bimbang mengenai keinginan dengan
pemikirannya terhadap orang lain maka konselor akan bertanya pada klien, jika saya mempunyai sebuah pertimbangan keperluan dan kamu bisa mempunyai satu atau lebih sebelum kamu pergi sekarang, mana yang akan kamu pilih - cinta, kekuatan pribadi, kesenangan atau kebebasan? Kemudian klien memberikan jawaban atas pemikiran dan pertimbangan nya tersebut. Setelah klien memberikan jawabannya, klien akhirnya melaksanakan komitmennya.
No.
8
Teori Konseling
Motivasi Manusia Maslow
Teknik Konseling
Pendekatan pada klien
Seting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
Pada saat memulai proses konseling, konselor mempersilahkan klien duduk. Kemudian konselor menanyakan secara umum tentang asal usul klien. Setelah itu konselor mulai melakukan pendekatan pada klien, konselor mulai menanyakan sedikit demi sedikit masalah atau keluh kesah apa yang dihadapi oleh klien.
Apakah masalah tersebut menyangkut masalah umum, pribadi, atau sosial. Setelah konselor mendengarkan apa yang menjadi masalah klien., kemudian konselor mencari cara pemecahan masalahnya. Setelah cara pemecahan masalah ditemukan, konselor menanyakan kembali apakah klien sudah merasa lega dan tenang? kalau memang klien sudah merasa puas
No
9.
Teori Konseling
Logo konseling
Teknik Konseling
De-refleksi
Seting
Proses Klasikal
Deskripsi
Action
Klien diminta untuk mengalihkan perhatian yang terlalu terfokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkann ya pada orang lain. Persoalanpersoalan itu akan hilang dengan sendirinya.
Individu
Kelompok
Intensi Paradoksal
Deskripsi
Klien diminta agar mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hiperintensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti.
No
10.
Teori Konseling
Kognitif
Teknik Konseling
Terapi Kognitif Perilaku
Proses
Deskripsi
Action
Klien Diminta Untuk Berusaha Secara Simultan Memperkuat Timbulnya Perilaku Adaptif Dan Memperlemah Timbulnya Perilaku Yang Tidak Adaptif Melalui Pemahaman Proses Internal Yaitu Aspek Kognisi Tentang Pikiran Yang Kurang Rasional Dan Upaya Pelatihan Keterampilan Coping Yang Sesuai.
No
Teori konseling
Teori Melatih konseling Tingkah Laku
Teknik konseling
1.Desensitisa si Sistematis
Seting Individu
Proses Klasikal
Deskripsi Teknik Desensitisasi Sistematis yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara rileks.
Action
Kelompok
11
Deskripsi Pejamkan mata anda,tarik nafas dalam-dalam hembuskan,buat diri anda tenang dan se-nyaman mungkin.
Rileksasi.
Deskripsi Teknik ini memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara rileksasi.
Deskripsi Pejamkan mata anda,tarik nafas dalam-dalam hembuskan,buat diri anda tenang dan se-nyaman mungkin.
No.
12
Teori Konselin g
Teori Behavioral (tingkah laku)
Teknik Konseling
Pembentukan Tingkah laku Model
Seting
Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk
Action
Deskripsi Dalam hal ini konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh.
Rileksasi
Deskripsi teknik rileksasi ini memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara rileksasi.
Deskripsi Pejamkan mata anda,tarik nafas dalam-dalam hembuskan,buat diri anda tenang dan se-nyaman mungkin.
No
13
Teori Konseling
Kognitif Sosial
Teknik Konseling
-Motivasi -Penguatan
Seting Individu
Proses Klasikal
Konselor melakukan identifikasi masalah yang menyebabkan klien mengalami kecemasan
Action
Langkah pertama. Konselor berulangulang mencontohkan kegiatan yang ditakuti Langkah kedua. Klien dan konselur melakukan kegiatan itu bersama-sama, yang kalau dikerjakan oleh klien sendiri akan terlalu menakutkanya Langkah ketiga. Konselor dapat menggunakan alat bantu pembangkit respon atau kondisi protektif untuk mengurangi
Kelompok
ekspektasi konsekuensi yang ditakuti sehingga membantu klien melaksanakan tugas dengan baik. Langkah keempat. Secara bertahap konselor mengurangi bantuannya untuk memastikan bahwa klien dapat berfungsi secara efektif tanpa bantuan. Langkah kelima. Klien melaksanakan kinerjanya secara mandiri.
Pada tahap awal kinerja mandiri ini, konselor dapat tetap berada di dalam ruangan bersama klien, tetapi kemudian dia meninggalkan klien seorang diri, mengamati klien dari balik kaca satu arah.
No
14
Teori Konseling
Rasional Emotive Behavioral
Teknik Koseling
Assertive adaptive
Seting
Individu Kelompok Klasikal
Proses
Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batasbatas tujuan yang disusun secara bersamasama oleh konselor dan klien.
Action
Konselor mengajak koseli untuk merelaksasikan diri dimulai dari merentangkan badan, duduk santai, perlahanlahan melakukan latiahan pernafasan, yang diikuti memejamkan mata. Dalam sesi berikutnya klien diberikan sugesti yang bermanfaat, untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
Bermainperan
A-B-C-D Rational Emotive Image
Tugas konselor menunjukkan bahwa Masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional Usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebabsebab permulaan.
dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
1. Membukatab irkenyataanir asional. 2. Pembahasan keyakinanira sional 3. Teknikpekerja anrumah. 4. Pembahasan masalah. 5. Memeliharap erubahan.
Konselor mengajak koseli untuk merelaksasikan diri dimulai dari merentangkan badan, duduk santai, perlahanlahan melakukan latiahan pernafasan, yang diikuti memejamkan mata. Dalam sesi berikutnya klien diberikan sugesti yang bermanfaat, untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan (perasaanperasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
No
Teori Konseling
Teori Konsepsi
Teknik Konseling
Self-ch Arakterisasi
Seting Individu
Proses Klasikal
Deskripsi
Action
Kelompok
15
Meminta Klien Untuk Menulis Sket Tentang Dirinya Sebagai Karakter Utama Dalam Sebuah Permainan Klien ditanya bagaimana atau apa ini bermanfaat ketika eksperimen prilaku.
Piramida
Diskripsi
Teknik A-B-C
Diskripsi
Disini tugas seorang konselor yaitu mengarahkan atau merubah pola pikir klien dari irasional menjadi rasional
Diskripsi
Bersama-sama konselor & klien memodifikasi sket sampai menjadi suatu format sehingga klien dpt mengatasi dgn nyaman &memasuki kehidupan yg baru pd beberapa lama kemudian.
No
16
Teori Konseling
Teori Eklectism
Teknik Konseling
Kursi Kosong
Seting Individu
Proses Klasikal
Deskripsi
Action
Klien Duduk Dan Menghadapi Suatu Kursi Kosong. Klien Memulai Suatu Dialog Dengan Orang Lain,kemudian Dia Pindah Ke Kursi Berikutnya Untuk Melanjutkan Dialog Dan Ini Terus Menerus Dilakukan Dengan Bantuan Konselor. Dimulai dgn pelatihan relaksasi umum &menghadapi perumpamaan. Klien diajak untuk berkonsentrasi
Kelompok
Deskripsi
pada gambaran tenang, untuk memperdebatkan gagasan yg tidak logis. Modeling Deskripsi Disini konselor menetapkan prilaku tertentu dan klien menirunya. Konselor mulai dengan memerankan klien dan menunjukan bagaimana cara bertindak pada simulasi yang dibuat oleh konselor,
Teknik Prilaku
Deskripsi
No.
17
Teori Konseling
Personologi Murray
Teknik Konseling
Motivasi
Setting
Individu
Klasikal
Kelompok
Proses Deskripsi
Deskripsi
Action Deskripsi
Konselor menanyakan tentang keadaan konselinya. Konselor menjelaskan tentang motivasi yang meliputi bagan motivasi.
Konselor memberikan penjelasan yang seperlunya untuk meningkatkan moivasi konseli
18
Deskripsi
Konselor menanyakan tentang keadaan konselinya. Konselor menjelaskan tentang pemilihan pekerjaan atau profesi sesuai dengan tipe-tipe kepribadian. Konselor mengakhiri proses konseling.
No.
19
Teori Konseling
Teori Perkembanga n Karier dan Perkembanga n Hidup (Super)
Teknik Konseling
Pendeka tan
Klasikal
Proses
Pendekatan multidisipliner terhadap pengembangan karir yang dipergunakan oleh Super tercermin dalam minatnya terhadap psikologi diferensial atau teori trait-andfaktor sebagai media pengembangan instrument testing dan norma-norma asesmen yang menyertainya.
Action
Dia berpendapat bahwa psikologi diferensial sangat penting dalam upaya untuk memperkaya data tentang perbedaan okupasional yang terkait dengan kepribadian, aptitude, dan minat.
Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super terhadap
perilaku vokasional. Penelitian menunjukkan bahwa vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman pada umumnya. Pada akhirnya, perbedaan
dan persamaan antara diri sendiri dan orang lain akan terasimilasi. Bila pengalaman yang terkait dengan dunia kerja sudah menjadi lebih luas, maka konsep diri vokasional yang lebih baik pun akan terbentuk. Meskipun vocational selfconcept hanya merupakan bagian dari konsep diri secara keseluruhan, namun
konsep tersebut merupakan tenaga penggerak yang membentuk pola karir yang akan diikuti oleh individu sepanjang hidupnya. Jadi, individu mengimplementa sikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi dirinya yang paling efisien. Kontribusi penting lainnya dari Super adalah formulasi
tentang tahapan perkembangan vokasional. Tahapan tersebut adalah: 1. Growth (sejak lahir hingga 14 atau 15 tahun), ditandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri; 2. Exploratory (usia 15-24), ditandai dengan fase tentative di mana kisaran pilihan dipersempit tetapi belum final;
3. Establishment (usia 25-44), ditandai dengan trial dan stabilisasi melalui pengalaman kerja; 4. Maintenance (usia 4564), ditandai dengan proses penyesuaian berkelanjutan untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja; dan 5. Decline (usia 65+), ditandai dengan pertimbanganpertimbangan
pra-pensiun, output kerja, dan akhirnya pensiun. Tahapan perkembangan vokasional ini menjadi kerangka untuk perilaku dan sikap vokasional, yang dimanifestasikan melalui lima aktivitas yang dikenal dengan vocational developmental tasks.
No
20
Teori Konseling
Teori pemilihan jabatan atau karir menurut Anne Roe
Teknik Konseling
Teknik pendekatan
Seting Individu
Kelompok
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
Pola-Pola Pengalaman Pada Masa Bayi Dan Kanak-Kanak Dengan Sikap-Sikap Orang Tua Ada berbagai macam pengalaman anak pada masa lalu mempunyai pengaruh terutama berkaitan dengan posisi anak dalam struktur emosi keluarga, diantaranya :
1. Anak sebagai pusat curahan emosi orang tua Anak yang terlalu dilindungi (overprotection) Anak yang terlalu dituntut (overdemanding) 2. Anak yang dijauhi orang tua Anak yang menjadi pelampiasan penolakan Anak yang tidak diperhatikan atau diabaikan 3. Anak yang diterima
Orang tua menerima anak secara kebetulan Orang tua yang menerima anak sepenuh hati 3. Hubungan sikap-sikap orang tua dengan kebutuhan rasa puas pada diri anak Berbagai macam sikap orang tua terhadap anak, apakah itu berupa menerima, memperhatikan, melindungi, maupun terlalu dituntut,
menolak, dan tidak memperhatikan memiliki variasi tertentu terhadap kebutuhan rasa puas pada anak dan berpengaruh terhadap arah pilih jabatan di kemudian hari. 4. Pola Asuh Oaring Tua Dan Pola Tingkah Laku Orang Tua Terhadap AnakAnaknya Pola asuh dan pola tingkah laku yang diberikan kepada
anak-anak mempunyai pengaruh didalam pola orientasi dalam lapangan kehidupan seorang anak di kemudian hari 5. Refleksi pengalamanpengalaman masa lalu dalam pilihan pekerjaan Pengalaman masa yang lalu mempunyai peranan yang penting terutama dalam mengembangkan sikap dasar, minat ataupun potensi-
minat ataupun potensi-potensi yang semuanya kemudian akan tercermin pada kehidupannya pada masa dewasanya berkaitan dengan pribadi, reaksi emosi, kegiatannya, serta pilihan lapangan kerja.
No
21
Teori Konseling
Perkembangan Karir
Teknik Konseling
Kompromi
Action
Memberikan pilihan kepada klien, dimana pekerjaan merupakan perpaduan antara faktor minat, kemampuan dan nilai. Memberikan motivasi pada klien terhadap pilihan pekerjaan yang merupakan proses pengambilan keputusan yang
Motivasi
Deskripsi
berlangsung sepanjang hayatbagi merea yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya dan mereka harus berulang ulang melakukan enilaian kembali dengan maksud mereka dapat lebih mencocokkan tujuan karir yang berubah-ubah dengan keyataan dunia kerja.
No.
22
Teori Konseling
Trait dan faktor
Teknik Konseling
Analisa Sintesa Ramalan Follow-up
Klasikal
Proses
Deskripsi
Action
Proses dari bimbingan karir dalam pendekatan traitand-faktor adalah apa yang bisa ditandai secara rasionalistik. Itu mendekati metode sceintific umum didalam memecahkan masalah. Williamson menggambarkan tiga langkahlangkah dalam proses konseling:
Penyesuaian masalah Kebimbangan dalam masalah Ketidaknyataan permasalahan ANALISA Mengumpulkan data dari banyak sumber tentang sikap, minat, latar belakang, keluarga, pengetahuan, kemajuan bidang pendidikan, keserasian, dll. SINTESA Mengumpulkan dan meringkas data oleh alat dari teknik kasus
studi dan tes profil untuk menyoroti keunikan atau ciri khas. 3.RAMALAN Menghakimi konsekwensi permasalahan yang mungkin, kemungkinan untuk penyesuaian. 4.FOLLOW-UP Mengulangi langkah-langkah diatas sebagai permasalahan baru yang muncul dan lebih lanjut membantu klien untuk.