You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb Syukur Alhamdulillah. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Zakaryati skm. selaku dosen yang telah mengajar dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Setiap pembahasan makalah ini, diambil dari apa yang telah kami pelajari dan ditambah dengan literatur yang ada. Sesuai kata orang bijak Tak ada yang sempurna dalam hidup ini . Demikian halnya dengan malakah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak akan membantun dalam penyempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya dan dapat membantu dalam proses belajar-mengajar serta isinya dapat menjadi sumber referensi yang baik bagi generasi mendatang.

Makassar, desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................................. KATA PENGANTAR........................................................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang........................................................................................................... Rumusan Masalah...................................................................................................... Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 Biografi Martha E. Rogers........................................................................................ Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers................................................... Asumsi Dasar............................................................................................................
Teori Roger : Prinsip Hemodinamik.............................................................................

Perbandingan Dengan Teori Lain............................................................................. Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia................................................................. Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan............................................. Kelemahan Roger tentang hemodinamik.................................................................. Teori Rogers dan karakteristik Teori........................................................................ Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan........ Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan......... Bagan Ilustrasi Dinamisme Proses Keperawatan Martha E. Rogers.......................... Teori Konseptual........................................................................................................ Prinsip prinsip rogers dalam praktik keperawatan.....................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 3.1 3.2 Kesimpulan............................................................................................................... Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma, sedangkan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. Jenis konsep : 1. Empirical concept : observable concept : konsep yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, misalnya meja, kursi 2. Inferential concept : non observable concept : konsep yang sulit diamati dalam kehidupan sehari-hari, contoh tekanan darah 3. Abstract concept Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah Model konsep keperawatan berfungsi untuk : 1. Mengklarifikasi ide/pola pikir tentang keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan 2. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi 3. 4. 5. 6. 7. Memberi arahan bagi pelayanan klien 8. Memberi corak/warna pada pelayanan yang diberikan Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut

dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar, yaitu metode induktif dan metode deduktif 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan menurut Martha E. Rogers serta dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.?

1.3

Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan menurut Martha E. Rogers serta dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

BAB II ISI
A. Biografi Martha E. Rogers. Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dg memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954. Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994. Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970). Manusia yang utuh merupakan Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya (Maminer Toey,1994). Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

B.

Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya. C. Asumsi Dasar Menurut Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu: 1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini , menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini. 2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi 3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula. 4. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis. 5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini. Berdasarkan kelima asumsi tersebut ada empat pelindung yang menghalangi identifikasi oleh Rogers energi dasar, keterbukaan, pola, dan sifat pandimensional. Suatu konsep yang keduanya menghidupkan dan mematikan lingkungan, energi dasar tidak punya batasan-batasan; mereka tak terpisahkan, menyebar tanpa batas, dan dinamis. Bidang ini bersikap terbuka, membiarkan pertukaran dengan bidang lainnya. Simpangan diantaranya dan selama energi dasar memiliki pola yaitu merasa seperti gelombang tunggal; pola ini tidak sulit tetapi berubah sesuai kondisi. Pertukaran terjadi di dalam pandimensional sebuah bidang tidak segaris yaitu tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Dengan pelindung ini sebagai dasarnya, kesatuan manusia

didefinisikan seperti sesuatu yang tidak dapat diperkecil lagi, tidak dapat dibagi, pandimensional energi dasar diidentifikasikan dengan pola dan manifestasi karakterikstik yang berbeda dari bagian-bagian itu dan tidak bisa diprediksi oleh pengetahuan dari bagian-bagian tersebut. Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada lingkungan. Teori sistem umum adalah keseluruhan pengetahuan umum. Berkaitan dengan masalah organisasi, fenomena yang tidak ditetapkan pada masalah individu dan dinamika interaksi diwujudkan dalam tingkah laku yang berbeda ketika diasingkan. Jadi, keseluruhan anggapan dan pola hasil kompleks bangunan. Dengan menggunakan 5 anggapan dan perlindungan sebagai dasar, proses hidup di dalam badan manusia menjadi sebuah fenomena, dari keberlanjutan dan dari dinamika dan pertukaran kreatifitas, yang mempunyai kesatuan kepemilikan. Itu dibedakan dari lingkungan dan kejadian dalam pandimensional. Karena individu adalah penerima pelayanan perawat, proses kehidupan manusia intinya di sekitar perawat. Menurutt Rogers (1970,1988,1992), pengetahuan perawat adalah pembelajaran manusia dan bidang lingkungannya dan langsung pada pendeskripsian proses kehidupan manusia dan menjelaskan dan memprediksi alam dan langsung pada perkembangannya. D. Teori Roger : Prinsip Hemodinamik Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip integral, resonansi dan helicy Roger (1970,1988, 1992). Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk melayani umat manusia. 1. Integral Prinsip pertama adalah integral. badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral adalah kelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan. 2. Resonansi

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat 3. Helicy Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan. Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang lingkungan hidup manusia. Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman pola tumbuh. E. Perbandingan Dengan Teori Lain Prinsip-prinsip yang homeodinamik erat keterkaitannya dengan prinsip teori terpilih. Sistem prinsip umum homeodinamik dari helicy dapat dibedakan menjadi equifinaliti dan negenytropi. Equifinality berarti bahwa sistem terbuka dapat mencapai keadaan waktu kemandirian kondisi awal dan ditentukan hanya oleh parameter tujuan sistem itu. Prinsip negentropic mengatur bahwa sistem terbuka memiliki mekanisme yang dapat memperlambat proses gerakan menuju kurang efisiensi. Pertukaran lingkungan dapat memberikan dukungan untuk mekanisme tersebut. Misalnya, kasus Susie kembar identik dan Joanie. Setelah ulang tahun mereka dua bulan, salah satu kembar, Susi, menghabiskan enam minggu di kaki bilateral untuk mengobati cacat bawaan. Akibatnya Susie dipertahankan di dataran tinggi, dan Joanie terus mengembangkan sepanjang sumbu sekuensial. Susie mengalami pola perubahan perkembangan, perbedaan perkembangan antara si kembar substansial, sedangkan pada bulan kedelapan perbedaan telah sangat berkurang. Bagian equifinal dari perkembangan ini akan tercapai meskipun lama. Perkembangan teori telah menunjukkan bahwa kompetensi bawaan bayi berkembang melalui waktu. Sebagai contoh, Erikson (1963) tahapan perkembangan psikososial, dimulai dengan kepercayaan versus ketidakpercayaan dan otonomi versus keraguan malu, melalui

generativity versus penyerapan diri dan integritas ego versus putus asa, mengakui pertumbuhan ke depan dari seorang individu yang semakin kompleks. Pembangunan adalah proses yang berkelanjutan dari mempelajari tugas-tugas dasar pertama berjalan, makan, dan berbicara untuk mengontrol fungsi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan pensiun, dan / atau kematian pasangan. Contoh lain adalah Piaget (Piaget & Inhelder, 1969) konsep pengembangan intelektual. Kohlberg (1973) memvalidasi kerja Piaget menemukan bahwa perkembangan moral dimulai ketika proses berpikir bergeser dari sebelum operasi pada operasi konkret. Kohlberg menemukan bahwa laki-laki berkembang melalui serangkaian tahapan, dari hukuman premoral dan orientasi ketaatan pada moralitas yang berprinsip dan orientasi prinsip universal etika. Giligan (1982) telah menantang teori perkembangan dan pengecualian mereka pemikiran perempuan dan pembangunan di presentasi pekerjaan mereka. Pengamatan Gilligan, pemikiran yang mendukung model konseptual Roger keunikan manusia kesatuan. Menurut Roy (Roy & Adrews, 1991) model adaptasi mungkin dapat diperlihatkan dengan kekonsistennya dengan sistem abstrak Roger. Model postulat Roy menyatakan bahwa tingkat adaptasi individu merupakan fungsi dari interaksi antara mekanisme adaptasi dan lingkungan. Adaptasi psikologi terhadap stimulus lingkungan mengalami perubahan kedudukan seperti yang dialami oleh pendaki gunung menunjukkan interaksi timbal balik antara individu dan lingkungan. Perubahan stimultan pendaki gunung dan kenaikannya konsisten dengan prinsip integral. Menurut Roy (Roy & Adrews, 1991), adaptasi individu dari konsep diri dipengaruhi oleh pengalaman sosial, yang mencerminkan stimulus eksternal yang mengelilingi orang tersebut dan proses dari persepsi dan pembelajaran sosial. Prinsip Rogers tentang dalil helicy, setiap interaksi timbal balik yang baru meningkatkan perubahan inovatif. Sebagai contoh, seorang wanita yang menjadi seorang istri sekaligus ibu mengembangkan diri konsep diri yang konsisten dengan presepsi interaksi dengan suaminya dan anak-anaknya. Ketika wanita itu menjadi mahasiswa, interaksinya dengan dosen, mahasiswa, dan lingkungan kampus meningkatkan perubahan dan adaptasi dalam konsep-diri-nya. Menjadi seorang ibu, istri sekaligus mahasiswa membuatnya mengalami perubahan di lingkungannya. Ini adalah perwakilan dari perkembangan. Pada titik tertentu dalam waktu perubahan disebabkan oleh lingkungan baru yang menciptakan perubahan dalam pola hidup di mana wanita itu telah berfungsi. Perubahan ini mempengaruhi kebiasaan yang berhubungan dengan gaya hidup nya dahulu. Sebelum kuliah, ibu akan memasak untuk keluarganya, setelah ia kuliah, tidak ada anggota keluarga yang berperan memasak, sehingga fungsi keluarga berubah. Sesuai dengan prinsip Roger, (helicy) perubahan kebiasaan terjadi karena

perubahan lingkungan. Resonancy menguji variasi yang terjadi selama proses kehidupan dari orang yang "utuh". F. Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentang bagian - bagiannya. Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya, individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral dengan bidang manusia. Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan. Ditujukan terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (Rogers, 1992). Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara bagian Rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai. G. Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan. Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah

bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya. Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988). Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi

dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas. Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkahlangkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

H.

Kelemahan Rogers tentang homeodinamik Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974). Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas.

I.

Teori Rogers dan karakteristik Teori 1. Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk pelayanan kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda. 2. Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangunan, dengan prinsip homeodynamic. 3. Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi Rogers manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert, 1989). Namun, teori jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi pada kesulitan pemahaman. Serta didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks. 4. Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori. 5. Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi mereka. Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian,

kurangnya kesederhanaan, definisi operasional, dan instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger. 6. Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.. Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan penggunaan cahaya, warna, musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran Rogers. 7. Teori harus konsisten dengan validasi teori laim, hukum, dan prinsipprinsip. Sifat abstrak dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi lebih lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem Rogers juga telah berperan dalam pengembangan teori-teori lainnya. Newman (1994) Parse dan (1992) karya dua contoh tersebut. J. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka berada dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok (Rogers, 1985) K. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers. 1) Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien 2) Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar 3) Penyesuaian terhadap pola 4) Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.

5) Menunjukkan suatu perubahan yang positif 6) Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan 7) Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup. L. Bagan Ilustrasi Dinamisme Proses Keperawatan Martha E. Rogers Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers membuat ilustrasi dalam bentuk bagan sebagai berikut : Manusia Lingkungan Sehat Secara terus menerus berhubungan dengan individu Sejahtera Melakukan pertukaran energi dengan individu Profesi memberikan pelayanan kepada semua orang, memaksimalkan potensi kesehatan dalam interaksi antara manusia dengan lingkungan Konsep diambil dari studi dan observasi manusia yang memberikan dasar untuk model konseptual M. Teori Konseptual Konsep manusia seutuhnya : 1. Medan energi 2. Keterbukaan 3. Pola 4. Dimensi N. Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan Prinsip prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan antara perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan dengan masalah yang terjadi. Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan baik perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah bagian dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien. Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik. membangun dasar teori yang luas dari berbagai disciplins, Rogers mengembangkan prinsip-prinsip homeodynamics. Melekat pada prinsip-prinsip yang lima asumsi dasar: (1) manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya; (2) individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu sama lain; (3) proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally sepanjang waktu; (4) mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif; dan (5) individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi. Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonancy dibandingkan dengan teori sistem umum, teori pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsipprinsip dalam proses keperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami prinsipprinsip, kurangnya definisi operasional, instrumen abd tidak memadai untuk pengukuran adalah keterbatasan utama penggunaan efektif dari teori ini. b. Saran .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba medika : Jakarta, 2007 WHO. Pedoman Perawatan Pasien. EGC : Jakarta, 2005

You might also like