You are on page 1of 6

MAKALAH TEKNIK RADIO DAN TELEVISI SISTEM TRANSMISI SIARAN TELEVISI ANALOG

Disusun Oleh : Seto Ayom Cahyadi L2F008089

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

SISTEM TRANSMISI SIARAN TELEVISI ANALOG


I. Sistem Dasar Siaran Televisi Sistem siaran televisi pada dasarnya merupakan proses pengiriman dan penerimaan sinyal gambar dan suara. Siaran TV diawali dengan pengambilan suara oleh mikrofon, pemrosesan sinyal dan dipancarkan oleh pemancar. Pada penerima, sinyal diterima oleh antena pesawat penerima sinyal ditangkap kemudian audio dan video dibentuk kembali. Proses yang lebih detailnya dapat diilustrasikan dengan diagram blok di bawah ini:

7D EXQJ* DP EDU . D HD P U
0 RG DWU 0 XO R $ ' L HN U SO VH ' H RG D RU P XOW $0

0LU N RSRQ

/ R VSHN XG HU

0 RG DWU 0 XO R )

' HP R XOW ) 0 G D RU

3 HP DQ FDU

3 HQ L D HUP

Gambar 1 Diagram Blok Dasar Sistem Siaran TV

Jadi, pertama gambar diambil oleh kamera, kamera mengubah energi sinar dari suatu gambar yang bergerak alamiah dan terlihat oleh mata menjadi sinyal elektronik. Selain itu sinyal elektronik dapat diperoleh dari VTR, dari mesin telecine ataupun slade scanner, pada kamera dilakukan konversi atau perubahan dari gambar optis menjadi gambar elektris (sinyal video) sedangkan pada receiver dilakukan perubahan kembali dari gambar elektris menjadi gambar optis, jadi sinyal video adalah hasil scanning pada kamera. Pada gambar 3.1 gambar tersebut dikirimkan elemen demi elemen, kemudian pada pesawat penerima elemenelemen tadi disusun kembali secara tepat uintuk itulah sinyal video yang dikirimkan harus ditambahkan signal sinkronisasi. Sinyal elektronik ini diteruskan ke stasiun pemancar televisi, di mana sinyal gambar dengan lebar frekuensi 0-5 MHz akan memodulasi gelombang pembawa, dan sebagai hasilnya gelombang pembawa berupa Amplitude Modulation (AM) yang telah dimodulasi oleh sinyal gambar tersebut diteruskan ke antena pemancar televisi untuk kemudian diradiasikan ke semua arah sebagai sinyal siaran gambar.

Pada waktu yang sama, energi informasi suara dengan lebar frekuensi 20-20.000 Hz yang bersangkutan dengan gambar tersebut diatas diambil oleh mikrofon untuk diubah menjadi sinyal elektronik yang kemudian diteruskan ke pemancar televisi untuk memodulasi dengan gelombang pembawa yang terpisah. Hasil dari gelombang pembawa yang telah termodulasi berupa Frekuensi Modulasi (FM). Kemudian diteruskan ke antena pemancar televisi untuk diradiasikan ke atmosfer bersamaan dengan gelombang pembawa yang telah dimodulasi dengan sinyal gambar. Dalam jarak tertentu dari antena pemancar televisi, sesuai dengan kekuatan daya frekuensi yang diradiasikan, antena penerima televisi dapat menerima gelombang yang telah dimodulasi kombinasi suara dan gambar tersebut untuk diteruskan ke penerima televisi. Kemudian penerima televisi akan memperkuat sinyal yang diterima, dan memisahkan komponen gambar dan komponen suara setelah melalui proses demodulasi. Sinyal gambar yang telah dimodulasikan kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda untuk diproduksi kembali sedapat mungkin sesuai dengan gambar bergerak yang asli. Sementara sinyal suara yang telah didemodulasikan diteruskan ke loudspeaker untuk menghasilkan kembali sinyal suara asli.

II. Sistem Transmisi Sinyal Siaran Televisi Analog Pada umumnya, stasiun televisi di Indonesia menggunakan satelit untuk komunikasi antara studio di pusat dengan daerah karena keadaan wilayah Indonesia yang cukup luas dan terpisah menjadi beberapa pulau, serta konturnya yang sangat bermacam-macam, sehingga sangat sulit jika dilakukan pentransmisian secara langsung menggunakan kabel atau gelombang mikro. Sistem transmisi satelit membutuhkan peralatan yang lebih rumit, mulai dari antena parabola, penerima (receiver) khusus yang dilengkapi dengan decoder, dan lain-lain. Maka dari itu dibuatlah stasiun relay yang mempunyai fungsi memancarkan ulang serta mendecode sinyal transmisi dari satelit sehingga pada tingkat pelanggan tidak diperlukan peralatan khusus untuk menerima siaran televisi. Hal ini karena sinyal yang dipancarkan stasiun relay berbentuk sinyal analog yang bisa langsung diterima oleh TV sebagian besar

konsumen di Indonesia yang masih bersistem analog. Selain itu, stasiun relay juga memperluas daerah cakupan transmisi.

Gambar 2 Sistem Transmisi Siaran Televisi Menggunakan Satelit Acara dari stasiun pusat atau studio diolah, kemudian langsung dikirimkan menuju satelit Telkom 1 dengan menggunakan sinyal pembawa kurang lebih 6 GHz. Dari satelit sinyal tersebut diteruskan menuju stasiun relay dengan sinyal pembawa 4 GHz dan diterima oleh satelit receiver. Kemudian sinyal transmisi ditempatkan pada PIE (Program Input Equipment) rack, tempat sinyal yang diterima berupa video, audio 1, dan audio 2 akan diolah dan dikoreksi. PIE rack terdiri atas VDA (Video Distribution Amplifier), ADA (Audio Distribution Amplifier), Server, Patch Panel, Test Generator, WFM/VSCOPE, Monitor, NICAM, dan Powermeter Digital. VDA dan ADA akan mendistribusikan sinyal video dan audio ke bagian-bagian lain dengan nilai sama saperti masukannya. Bagian server berfungsi sebagai masukan siaran lokal. Pada bagian patch panel terdapat beberapa terminal jumper yang berfungsi untuk koneksi sementara pada PIE rack sehingga kita dapat menentukan bagian yang mengalami kerusakan. Pada PIE rack juga terdapat generator baik untuk sinyal audio maupun untuk sinyal video yang berguna sebagai pembangkit sinyal pengujian. WFM/VSCOPE yang pada dasarnya adalah osiloskop berfungsi mengetahui bentuk sinyal video yang diterima. Kita dapat melihat tampilan sinyal audio yang diterima receiver, pada bagian monitor. Pada bagian NICAM diolah sebuah sinyal audio yang dapat mendukung sebuah mode suara dwi bahasa (bilingual). Dari PIE rack, sinyal dikirimkan ke pemancar (transmitter/Tx) NEC untuk diolah, digabung kembali, dan dikuatkan, kemudian dipancarkan melalui antenna pemancar sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi di rumah-rumah. Bila stasiun relay relatif dekat dengan stasiun pusat dan tidak terhalang kontur permukaan bumi, maka transmisi siaran televisi dapat dilakukan dengan menggunakan microwave. Hal ini biasanya dilakukan di daerah Jakarta dan

sekitarnya. Selain itu, transmisi menggunakan microwave berguna sebagai cadangan (backup) operasi di pusat apabila terjadi gangguan pada komunikasi satelit.

Gambar 3 Sistem Transmisi Siaran Televisi Menggunakan Microwave Pada keadaan tertentu, misalnya pada siaran langsung di luar studio, aliran transmisi menjadi sedikit berbeda. Dari tempat diadakannya siaran langsung perlu dipersiapkan pemancar mini (Satellite News Gathering atau SNG). Dari SNG ini sinyal ditransmisikan langsung ke satelit (uplink) dengan terlebih dahulu dilakukan penguatan frekuensi dan penentuan transponder yang akan digunakan pada satelit, kemudian dari satelit di downlink kembali.

Gambar 4 Sistem Transmisi Siaran Televisi Secara Langsung (Live Event) Sistem televisi di Indonesia menggunakan standar PAL yang dibentuk dari pemayaran 625 garis, Amerika Serikat menggunakan standar NTSC yang dibentuk dari pemayaran 525 garis, dan Perancis menggunakan standar SECAM yang dibentuk dari pemayaran 819 garis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa televisi Perancis akan menghasilkan gambar yang lebih baik (819 garis) dibandingkan dengan yang menggunakan 625 garis maupun yang 525 garis. Tetapi karena statistik menunjukkan bahwa mata manusia tidak dapat membedakan kualitas gambar antara system 625 garis dengan 525 garis serta sistem 819 garis yang memerlukan bandwith yang sangat lebar, maka Perancis mengubah sistemnya ke 725 garis per frame.

III. Sistem Pemancar Televisi Analog Pemancar televise analog adalah peralatan yang berguna untuk memancarkan sinyal RF (Radio Frekuensi) yang terdiri dari sinyal audio dan video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara yang berbentuk gelombang analog dan langsung diterima oleh pesawat penerima televise analog. Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawanya sistem pemancar TV analog dibagi menjadi: Pemancar VHF yaitu pemancar dengan frequensi gelombang pembawa berada pada frequensi sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi (Frequence Channel). Saluran VHF dimulai dari kanal 2-13 dan saluran ini digunakan TVRI. Pemancar UHF, pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran, dimana saluran UHF merupakan sisa saluran VHF. Saluran UHF dimulai dari kanal 14-83. Saluran ini digunakan oleh stasiun stasiun televisi swasta di Indonesia, misalnya Trans TV, Trans7, RCTI, Glodal TV, Indosiar, dll. Pemancar Microwave, jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan unit siaran yang ada dilapangan atau di luar studio untuk meliput suatu acara yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan microwave ini digunakan dengan pertimbangan power yang digunakan kecil, sehingga tidak memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi karena sifat gelombang mikro ini adalah LOS (line of sight) maka jika digunakan untuk tempat yang tidak datar (pegunungan) maka diperlukan repeater.

You might also like