You are on page 1of 4

Kronologi Pembobolan Deposito Elnusa di Bank Mega

7 September 2009 Elnusa put some fund in bank mega (on jababeka,cikarang branches) aince September 7th 2009 Rp 161 Miliar. The fund is divide into 5 billed deposito which have interval 1-3 month. All fund have been transferred by elnusa and received by Bank Mega. Elnusa mulai menempatkan dana di Bank Mega cabang Jababeka, Cikarang sejak 7 September 2009 sebesar Rp161 miliar. Dana tersebut terbagi dalam lima bilyet deposito berjangka waktu antara 1-3 bulan. Seluruh dana telah ditransfer Elnusa dan diterima oleh Bank Mega.

5 Maret 2010 Elnusa take Rp 50 milliard from their deposits and the fund have received properly to their account as elnusa order. So there are Rp 111 milliard left on their deposits Pada tanggal 5 Maret 2010 Elnusa mencairkan deposito senilai Rp50 miliar dan dananya telah diterima dengan baik di rekening sesuai perintah Elnusa. Sehingga dana Elnusa pada bank mega tersisa sebesar Rp111 miliar dalam bentuk deposito.

19 April 2011 The problem came when elnusa want to take some fund on their deposit on 19th april 2011. According to Bank mega Jababeka,cikarang head branches,There is no fund because they have taken their fund on 5 march. Elnusa asked how the system and prosedur in bank mega because elnusa think that they never take some deposit and they told that they just take 50 milliard their fund only on 5 march2010. Permasalahan tentang dana deposito Elnusa baru muncul ketika Elnusa akan mencairkan deposito tersebut pada 19 April 2011. Menurut kepala cabang Bank Mega Jababeka Cikarang, penempatan dana itu sudah tidak ada karena telah dicairkan. Elnusa mempertanyakan sistem dan prosedur yang ada di Bank Mega. Karena pihak Elnusa merasa belum pernah mencairkan dana mereka, mereka menyatakan baru satu kali melakukan pencairan dana deposito yaitu sejumlah Rp50 miliar dari total penempatan dana sebesar Rp161 miliar pada tanggal 5 Maret 2010.

Pihak direktur keuangan Elnusa yaitu Pak Eteng (Dirut Elnusa sebelumnya) dan Direktur SDM merangkap Direktur Keuangan Elnusa, Lucy Syicilia (Dirut Elnusa sekarang) tidak pernah membubuhkan tanda tangan perintah pencairan sehingga tanda tangan yang ada di dalam surat tersebut diduga palsu. Pencairan dana tersebut diduga dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur perbankan

yang berlaku. Dan di duga bahwa dana deposito tersebut ditransfer ke pada dua perusahaan lain yaitu Discovery dan Harvestindo.

Untuk menangani kasus ini, PT Bank Mega Tbk menyerahkan kasus pencairan dana PT Elnusa Tbk kepada pihak berwajib. Bank Mega juga menegaskan telah memecat kepala cabang Bank Mega Jababeka. Direktur Risk Compliance and Human Resources Bank Mega (Suwartini) menyatakan bahwa pihaknya menunggu hasil pemeriksaan kepolisian terhadap mantan pegawainya. Pihak direktur juga menyatakan bahwa penempatan dana yang dilakukan pada masa Direktur Utama Elnusa (Eteng A Salam) sudah sesuai dengan standar perbankan yang berlaku.

Penyidik pun berhasil menangkap Direktur Keuangan PT Elnusa berinisial SN, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka IHB, Komisaris PT Discovery berinisial AJ, Dirut PT Discovery berinisial IL dan RL. RL tercatat sebagai daftar pencarian orang yang telah beberapa kali melakukan pencurian dana rekening bank salah satu kasusnya pembobolan dana Pemkab Aceh di Bank Mandiri Cabang Jelambar, Jakarta Barat. Para tersangka dikenakan pasal penyalahgunaan jabatan, pencucian uang dan tindak kejahatan perbankan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya (Kombes Baharudin Djafar) menambahkan terdapat lima rekening yang telah diblokir pihak kepolisian karena diduga terkait aliran dana PT Elnusa Tbk sebesar 20 persen dari total deposito berjangka senilai Rp 111 miliar di Bank Mega. kepolisian juga menyatakan 80 persen dana Elnusa di Bank Mega yang diduga mengalir juga ke tiga perusahaan investasi di bahwa PT Discovery dan PT Harvestindo. Namun, dari lima rekening milik para tersangka tersebut, jumlah dananya tak lagi signifikan. Rekening yang diblokir yakni atas nama ICL dua buah yang diletakkan di bank pemerintah dan bank swasta milik PT Discovery. Di rekening pertama hanya tersisa Rp 400.000 sedangkan di rekening kedua hanya tersisa Rp 11,4 juta. Rekening yang diblokir selanjutnya atas nama AG yang hanya berjumlah Rp 1 juta serta rekening milik SN senilai Rp 2 miliar. Selain itu, ada sebuah rekening atas nama keluarga dari seorang tersangka yang masih belum diketahui jumlahnya.

Polda Metro Jaya juga berhasil menemukan bukti bahwa 80 persen dana PT Elnusa Tbk dari Rp 111 miliar dialirkan Bank Mega ke dua perusahaan investasi berjangka, PT Discovery Indonesia dan PT Harvestindo. Temuan Polda Metro Jaya ini berdasarkan keterangan dari para tersangka yang kini mendekam di sel Polda Metro Jaya. Namun, Direktur Utama Elnusa Suharyanto mengaku tak tahu menahu adanya aliran dana tersebut. Ia menjelaskan, Polda Metro Jaya memang pernah menyebutkan ada proses lanjutan setelah Elnusa membuat deposito berjangka di Bank Mega. Terdapat sebuah rekening giro yang tercatat melakukan transaksi ke PT Discovery Indonesia dan PT Harvestindo. Suharyanto juga menyatakan sejak awal perusahaannya hanya membuat deposito berjangka dengan jangka waktu 1-3 bulan di Bank Mega. Hal ini sekaligus meluruskan rilis yang dikeluarkan Bank Mega

yang menyebutkan pihak Elnusa menanamkan dana dalam bentuk deposit on call (DOC). Kepala Satuan Fiskal Moneter Devisa Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Arismunandar menyatakan pelaku melakukan modus mencairkan dana deposito milik PT Elnusa pada Bank Mandiri dengan memalsukan tanda tangan Direktur Utama PT Elnusa berinisial E. Selanjutnya, tersangka mengirimkan dana senilai Rp 161 miliar untuk kepentingan investasi pada PT Discovery dan Harvestindo ke rekening penampung pada Bank Mega Cabang Jababeka. Para tersangka tidak menggunakan dana milik PT Elnusa untuk kepentingan investasi, namun dibagikan kepada pelaku.

Selain menangkap para pelaku, polisi juga menyita uang tunai senilai Rp 2 miliar, 34.400 dollar Amerika Serikat, empat unit kendaraan mewah, motor Kawasaki senilai Rp 45 juta, Ruko di Makassar senilai Rp 1,4 miliar, dan sebidang tanah di daerah Bekasi senilai Rp 4,5 miliar. Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah menegaskan bahwa pihak BI meminta penjelasan dari direktur kepatuhan Bank Mega terkait sistem dan prosedur terkait kasus pembobolan dana depisota PT Elnusa. Difi menambahkan pembobolan bank terjadi bukan hanya sistem pengawasan yang lemah, namun juga masalah sumber daya manusia (SDM) perbankan. BI meminta, ke depan agar bank lebih mengawasi kualitas SDM. BI akan menilai kebijakan human capital oleh bank sebagai bagian dari penilaian risiko operasional. Problem: Knp ini bisa terjadi padahal pihak audit internal bisa mencegah hal ini sebelum kasus ini mulai terjadi? Ini terjadi mungkin karena pengawasan audit internal(baik elnusa dan bank mega) yang lemah. Bisa dikatakan lemah karena pada semua bentuk pemborosan, kesalahan, dan ketidakberesan apapun sebabnya dan betapapun kecilnya, artinya walaupun pemborosan, kesalahan, dan penyelewengan tersebut tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan, auditor intern harus sangat memperhatikan kondisi tersebut. Perhatian tersebut bukan disebabkan perlunya memeriksa setiap penyimpangan kecil, akan tetapi berakar pada pemahaman bahwa kesalahan kecil dapat berkembang menjadi masalah besar yang pada akhirnya dapat menghambat jalannya aktivitas perusahaan. Di dalam pengawasan,audit internal menganalisa dan memeriksa laporan keuangan secara periodik. Jadi seharusnya masalah ini sudah diketahui jauh sebelumnya. Skandal ini terjadi karena adanya kolusi antara oknum nasabah dan oknum pegawai Bank Mega. Pelaku pun tidak sendiri, melainkan ada kolaborasi dengan beberapa pihak, dengan Bank Mega sebagai tempat transaksi.Mereka bekerjasama untuk melakukan kejahatan ini dan keuntungannya pun mereka nikmati bersama. Dengan permasalahan sejauh ini,perlu kita pertanyakan indepensi internal audit dari masingmasing pihak. Kemungkinan mereka bekerja dibawah tekanan. Padahal Internal auditor harus memiliki independensi dalam melakukan audit dan mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya dan standar audit yang berlaku. Banyak hal yang dapat mempengaruhi independesi dari internal audit dari kasus ini. Hal apa sajakah yang harusnya dilakukan oleh internal audit dalam mencegah masalah ini terjadi?

1. 2. 3. 4.

Pengawasan oleh audit internal diperketat Mereka harus memeriksa dan menganalisa lebih teliti di dalam laporan keuangan. (sama cari pengendalian internal ya glo :D ) Untuk bank mega, membenahi elemen-elemen utama system pengendalian intern bank seperti yang tertuang dalam Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia 5. pengendalian yang perlu dikakukan oleh Bank Mega yaitu dari aspek SDM kenapa saya bilang SDM sumber daya manusia memang banyak tetapi dalam merekrut SDM harus dilakukan seleksi yang serius memang banyak orang yang mempunyai kompetensi yang baik tetapi belum tentu semua orang yang berkompetensi itu mempunyai perilaku baik. sebagus apapun pengendalian iternal suatu perusahaan kalau SDM nya sendiri tidak mampu menjaga komitmen perusahaan maka sia-sia adanya pengendalian internal tersebut. jadi SDM yang bisa menjaga nama baik perusahaan dan menjaga komitmen perusahaan adalah salah satu upaya yang dibutuhkan oleh Bank Mega agar kasus yang seperti ini tidak terulang lagi. 6. memperketat prosedur pengambilan dana yang ada. juga peningkatan komunikasi antar nasabah dan pihak bank agar tidak terdapat discomunikasi dan tidak terdapat penyelewengan yang dilakukan oleh pihak diluar wilayah nasabah

You might also like