You are on page 1of 26

MATA KULIAH MANAJEMEN KUANTITATIF 3 SKS

MODUL 7 TEORI JARINGAN KERJA

TATAP MUKA : KE 10 - 11 - 12 PENYUSUN : NURMATIAS,SE,MM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA T.A 2006/2007

ANALISIS NETWORK ( ANALISA JARINGAN KERJA) I. Pendahuluan Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton, yang disusun untuk perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan penyusunan network ini dirasakan karena perlu adanya koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan pabrik yang kompleks, yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Nama prosedur ini disebut PERT (Program Evaluation and Review Technique). Banyak lembaga-lembaga lain yang kemudian menerapkan/menyusun konsep analisa network ini. Akibatnya nama untuk menyebut konsep analisa network ini banyak sekali, meskipun konsepnya hampir sama. Nama yang paling umum dipakai adalah PERT dan CPM (Critical Path Methode). CPM disusun pertama kali oleh Du Pont Company tanpa meniru PERT. Perbedaan dari kedua konsep itu adalah, CPM berusaha untuk mengoptimumkan biaya proyek total (total project cost) bila jangka waktu proyek diperpendek (dengan memperpendek salah satu atau beberapa kegiatan dari proyek itu). Jadi CPM mengusahakan optimalisasi biaya total (overhead and activity cost) untuk jangka waktu penyeselesaian yang bisa dicapai. ) TEKNIK PEMBUATAN NETWORK Jaringan kerja (network) adalah visualisasi proyek berdasarkan network planning berupa jaringan kerja proyek daro simbol kegiatan, simbol peristiwa dan bila diperlukan simbol antar peristiwa yang bukan merupakan kegiatan, dengan kata lain kegiatan semu atau dummy. Jaringan kerja menyatakan logika ketergantungan antar kegiatan yang ada dalam proyek yang bersangkutan dan menyatakan urutan-urutan peeristiwa yang terjadi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 2

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

selama penyelenggaraan proyek, dimulai pada suatu waktu awal dean selesai pada suatu saat akhir, yaitu pass suatu saat tujuan proyek tercapai A. PRASYARAT YANG HARUS DIPENUHI Agar jaringan kerja (network) suatu proyek bisa dibuat maka harus diperhatikan prasyarat berikut, yaitu : 1. Menginvestarisasikan seluruh pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam proyek atau menguraikan proyek yang bersangkutan menjadi pekeerjaanpekerjaan. Pekerjaan ( kegiatan) yang terdapat dengan cara tersebut harus betul-betul yang terdapat dalam proyek, sehingga bila pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dengan cara dan waktu tyang tepat, tujuan proyek bisa dicapai. 2. Menentukan urutan logis bagi setiap kegiatan berdasarkan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Dalam menentukan urutan logis bagi setiap kegiatan, hal-hal yang perlu diperhatikan : a. b. c. Kegitan-kegiatan yang mendagului (predecessor). Kegiatan-kegiatan yang menyusul (successor) Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam waktu

bersamaan. Dalam menentukan urutan kegiatan tersebut, harus diusahakn onerlaps (lewatan) antara kegiatan yang satu terjadi kekosongan dalam pelaksanaan. Agar dihasilkan sebuah jaringan kerja yang tepat berikut ini akan diuraikan pula syarat-syarat yang harus dipenuhi disamping prasyarat diatas. Hal ini dimaksud agar tidak terjadi cara menggambaran yang salah sehingga mengakibatkan penyajian ilustrasi yang salah juga. Oleh kaarena itu dapat dimengerti bahwa network planning yang tepat dan dipakai secara konsekuen merupakan alat yang sangat menolong dalam penyelenggaraan proyek. B. SYARAT YANG HARUS DIPENUHI Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 3

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

DEFENISI DAN PENGGUNAAN SIMBOL. Sebuah jaringan PERT (PERT NETWORK) merupakan suatu pernyataan secara grafik dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan akhir. Untuk membentuk gambar jaringan PERT, perlu digunakan simbol-simbol dan ditulis dalam bentuk definisi. 1. SIMBOL-SIMBOL Jumlah simbol yang digunakan dalam network planning ada 3 (tiga) macam, ketiga macam tersebut antara lain adalah: a. Anak panah Anak panah utuh, digunakan untuk menyatakan senuah pekerjaan/ kegiatan yang dimulai dari pangkal dan berakhir pada ujung panah. Pada umumnya ujung kegiatan dicantumkan di atas anak panah dan waktu kegitan yang diharapkan di bawah anak panah. b. lingkaran kecil.

TE

Nomor Event

TL

Lingkaran kecil digunakan untuk menyatakan sebuah peristiwa atau event. Lingkaran kecil ini dibagi menjadi tiga ruangan, yaitu : sebelah kiri merupakan tempat bilangan yang menyatakan nomor peristiwa. Ruangan sebelah kanan atas tempat bilangan yang menyatakan waktu tercepat yang diharapkan (TE). Ruangan sebelah kanan bawah merupakan tempat bilangan yang menyatakan waktu terlama yang diizinkan (TL).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

c. Anak panah terputus-putus. . Anak panah terputus-putus menyatakan suatu kegiatan atau pekerjaan semu ( dummy). 2. DEFINISI-DEFINISI. Dalam pembuatan jaringan kerja sering digunakan beberapa istilah dasar. Agar lebih mudah di bawah ini akan ditulis dalam bentuj definisi, diantaranya : a. Kegiatan ( Activity). Suatau kegiatan adalah bagian tertentu dari proyek kerja, membutuhkan waktu dan sumber untuk menyelesaikannya. b. Peristiwa (Event). Suatu peristiwa adalah suatu keadaan yang etrjadi seketika itu juga pada titik waktu tertentu, tetapi keadaan itu sendiri tidak membutuhkan waktu dan sumber-sumber. c. kegiatan semu ( dummy). Kegiatan semu adalah sutu kegiatan yang menyatakan berpindahnya suatu peristiwa ke peristiwa lainnya dengan tidak membutuhkan waktu dan sumber fasilitas lainnya, sehingga tidak diperhitungkan. Oleh karena itu waktu kegiatan dihitung sama dengan nol. Meskipun tidak diperhitungkan, hubungan dummy harus ada ( bila diperlukan) untuk menyatakan logika ketergantungann kegitan yang patut diperhatikan. d. Waktu tercepat yang diharapkan ( Ealiest time/TE ). Adalah waktu dimana peristiwa akan terjadi bila kegiatan kegitan sebelumnya (pendahulunya) dimulai sedini mungkin. e. waktu terlama yang dizinkan (Latest Time/ TL)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

adalah waktu terakhir dimana suatu peeristiwa dapat (boleh) terjadi tanpa menunda selesainya proyek diluar waktu tercepat yang diharapkan. f. Lintasan kritis.

Adalah kegiatan yang dilalui sederatann kegitan-kegiatan kritis, peristiwa peeristiwa kritis dan dummy. Dummy hanya ada dalam lintasan kritis bila diperlukan. g. kegiatan kritis. Adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan sehingga bila sebuah kegitan kritis terlambat sedangkan kegiatan lainnya terlambat, aka proyek akan mengalami keterlambatan penyelesaian yang direncanakan. h. peristiwa kritis. Adalah peristsiwa yang tidak mempunyai waktu luang (slack nya sama dengan nol) atau TE sama dengan TL. i. Waktu luang (Slack).

Adalah jangka wqaktu yang merupakan ukuran toleransi keterlambatan dan disusun berdasarkan peeristiwa. Slack merupakan selisih antara TE dan TL. HUBUNGAN LOGIKA KETERGANTUNGAN ANTAR KEGITAN. Antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dapat dihubungkan secara logika sebagai hubungan seri dan hubungan paralel. Ke 2 (dua) macam hubungan anatar kegiatan tersebut adalah: A. HUBUNGAN SERI. Antara dua kegiatan terdapat hubungan seri bila sebuah kegiatan tidak dapat mulai dikerjakan kalau kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan. Hubungan seri ada dua macam, yaitu : 1. hubungan seri langsung. 2. Hubungan seri tidak langsung.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Untuk llebih jelas perhatikan gambar 1 A TE A Penjelasan gambar. Kegiatan C tidak bisa dimulai, bila peristiwa 3 belum terjadi dan kegiatan B belum selesai, Hubungan kegiatan A dengan kegiatan B dengan kegiatan C adalah hubungan seri langsung. Kegiatan B tidak bisa dimulai bial peeristiwa 2 belum terjadi dan kegiatan A belum selesai. Hubungan kegiatan A dengan kegiatan B adalah hubungan seri langsung. Kegiatan C tidak bisa dimulai bila kegiatan A belum selesai sedangkan bila kegiatan sudah selesai belum tentu kegiatan C bisa dimulai, hubungan kegiatan A dengan kegitan c adalah hubungan seeri tidak langsung. B. HUBUNGAN PARALEL. Antara dua kegiatan terdapat hubungan paralel, bila untuk memulai dan atau menyelesaikan sebuah kegiatan tidak perlu menunggu kegiatan lainnya dan atau lainnya selesai. Hubungan paralel hanya ada saatu macam pengertian, tetapi mempunyai 4 (empat) alternatif yaitu : 1. Memiliki satu peristiwa akhir bersama 2 B TE B 3 C TE C 4

A TE A

B TE B

C TE C

P enjelasan Gambar diatas : Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 7

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Kegiatan A dan Kegiatan B dapat dilakukan bersama sama Kegiatan C baru bisa dimulai setelah kegiatan A dan kegiatan B selesai

3. Memiliki satu peristiwa awal bersama B TE B A TE A C TE c Penjelasan Gambar Kegiatan B dan Kegiatan C dapat dimulai setelah kgiatan A selesai

4. Memiliki satu peristiwa awal dan peristiwa akhir bersama A TE A

TE B Penjelasan Gambar diatas : kegiatan B Untuk memulai atau menyelesaikan kegiatan A tidak perlu memperhatikan mulainya kegiatan B atau memperhatikan selesainya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

5. Memiliki peristiwa awal berlainan dan peristiwa akhir berlainan

A TE A

B TE B

Penjelasan Gambar diatas adalah : kegiatan B Untuk memulai dan menyelesaikan kegiatan tidak perlu memperhatikan mulai nya kegiatan B dan atau memperhatikan selesainya

Dalam menyatakan hubungan logika ketergantungan antara kegiatan dengan menggunakan simbul simbol tadi, ada beberapa ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan : 1. Setiap Jaringan PERT suatu proyek harus diawali pada suatu peristiwa

awal dan harus selesai pada satu peristiwa akhir.

A TE A C TE A

A C

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

B TE B

TE C

B TE B

TE C

(a)

(b)

Penjelasan Gambar diatas adalah (a) Jaringan PERT tidak memnuhi syarat 1 (b) perbaikan dari gambar (a) 2. Antara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan atau satu kegiatan semu

B A A

B TE B C

TE A

C TE C (a)

TE A

TE C

(b)

Penjelasan Gambar diatas adalah Pada Gambar (a) terlihat bahwa antara peristiwa nomor satu dengan peristiwa nomor 2 terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan B dan kegiatan C . Hal ini tidak memenuhi ketentuan 2 diatas, maka harus diperbaiki, dan paerbaikannya adalah pada gambar (b)

5.
6. (Loop)

Tiap kegiatan dinyatakan oleh satu dan hanya satu anak panah Urutan urutan kegiatan tidak boleh membentuk lingkaran tertutup

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 10

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Penjelsana Gambar diatas : 7. Urutan-urutan kegiatan P Q R S membentuk Bila terjadfi sebuah kegiatan lepas , maka kegiatan lepas tersebut harus lingkaran tetutup tidak memnuhi syarat 4 lah dapat dihubungkan atau dimasukkan kedalam jaringan PERT

(a )

(b) F

A
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 11

B NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Penjelasan gambar diatas terlihat bahwa kegiatan F terlepas (terpisah) dari

jaringan pkok (jaringan ABCD) . Hal ini tidak terjadi . Maka kegiatan F harus dimasukkan ke dalam jaringan pokok seperti tampak gambar (b)

6. Arah anak panah menuju kekanan, kearah berakhirnya proyek 7. Panjang anak panah tidak menunjukkan lamanya waktu penyelesaian suatu kegiatan 8. Jumlah peristiwa dan jumlah dummy harus cukup, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang Jika syarat 8 diatas tidak dipenuhi , maka a. Jika logika dummy kurang jumlahnya , maka logika ketergantungan antar kegiatan tidak sesuai dengan realita dan ini mertupakan kesalahan

b. Jika kelebihan dummy , maka ada kemungkinan akan kehilangan tenggang


waktu kegiatan dan ini artinya kehilangan satu atau beberapa kebebasan pelaksanaan kegiatan Agar syarat 8 ini bisa dipenuhi, ketentuan-ketentuan pokok dibawah ini harus dipenuhi lebih dahulu : 1. Bila ada satu kelompok atau sekelompok kegiatan (kegiatan pendahulu) hanya diikuti oleh satu atau kelompok kegiatan lainnya (pengikut) , dan demikian juga sebaliknya kelompok pengikut tersebut hanya didahului oleh kelompok

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 12

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

pendahulu yang sama, maka peristiwa akhir kelompok pendahulu merupakan peristiwa awal kelompok pengikut.

(a) L K Y N N W X K L

(b) W X Y Z

Penjelasan Gamabr diatas Gambar (a) tidak memnuhi ketentuan gambar diatas , sehingga harus diper baiki seperti tampak pada gambar (b) 2. Bila dua buah kegiatan atau lebih diikuti oleh kegiatan yang macam-macam dan banyaknya saama, maka dua buah kegiatan atau lebih tadi mempunyai satu peristiwa akhir bersama Kegiatan A B C Pengikut P, S B P, Q, R, S P, Q, R, S P, Q, R C

3. Bila dua kegiatan atau lebih didahului oleh kegiatan kegiatan yang macam dan banyak sama, maka dua buah kegiatan atau lebih tadi mempunyai satu peristiwa awal sama Kegiatan P Pengikut A, B, C, D

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 13

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Q Q R S B, C, D B, C, D B A, B, C

Penjelasan Gambar diatas Kegiatan Q dan R , kedua-duanya didahului oleh tiga buah kegiatan yang masing-masing adalah B, C, dan D. Maka kegiatan Q dan R memenuhi ketentuan 3 diatas , sehingga kegiatan Q dan R memiliki satu peristiwa awal bersama. Pemberian Nomor pada Lingkaran Peristiwa Prosedur pemberian nomor pada lingkaran peristiwa 1. 2. 3. Peristiwa paling awal (terletak paling kiri dalam jaringan diberi nomor 1) berikan nomor berikutnya pada lingkungan peristiwa yang semua Ulangi proses nomor dua hingga semua lingkaran peristiwa telah diberi

lingkaran peristiwa pendahulunya sudah diberi nomor nomor semua.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 14

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Sebagai contoh perhatikan jaringan PERT pada gambar diatas bila lingkaran peristiwa pada jaringan PERT diatas diberi nomor , maka akan tampak seperti pada gambar dibawah ini .

2 5 1 4 6

Manfaat analisa Network Analisa network bisa digunakan untuk merencanakan suatu proyek anatara lain sebagai berikut : Pembangunan rumah, jalan atau jembatan. Kegiatan penelitian. Perbaikan, pembongkaran dan pemasangan mesin pabrik. Kegiatan-kegiatan advertansi. Pembuatan kapal, kapal terbang. Kegiatan-kegiatan penataran dan sebagainya.

Tahap -tahap aplikasi network planning pada penyelenggaraan proyek : A. Pembuatan 1. Inventarisasi kegiatan : menguraikan proyek menjadi kegiatan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 15

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

2. 3. 4. 5.

Hubungan antar proyek : menentukan hubungan setiap kegiatan Network diagram : merangkai kegiatan yang berkaitan. Data kegiatan : mencari data seperti, lama kegiatan, biaya, Analisa waktu dan sumber daya.

dengan kegiatan lain.

sumber daya dan lain-lain.

Tujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan sehingga bila terjadi keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumber daya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan sumber daya sehingga persiapan agar sumber daya selalu dalam keadaan siap pakai dan bisa diselenggarakan secepat-sepatnya.

1. 2.

Batasan : Diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumber daya. Usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak selesainya keadaan ideal (tahap-tahap sebelumnya) dengan batasan-batasan yang berlaku.

B. Pemakaian Jika telah selesai model dipakai pada proses pelaksanaan proyek dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan yang ada dalam network diagram. C. Perbaikan Tahap ini mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau hanya yang berkaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut. II. Analisis Network (jaringan kerja) : PERT/CPM Langkah awal dalam proses penjadualan sebuah proyek adalah menentukan urutan pekerjaan atau kegiatan yang terkandung dalam proyek tersebut. Daftar bab urutan pekerjaan yang ada dalam sebuah proyek sangat berpengaruh dan merupakan kunci awal dalam penyelesaian proyek tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 16

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Langkah berikutnya adalah menampilkan semua pekerjaan kedalam sebuah Pembuatan Diagram Network (Jaringan Kerja) namun sebelumnya kita harus memahami dan menyamakan persepsi tentang beberapa hal yaitu : Proyek adalah rangkaian pekerjaan yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Didalam jaringan kerja, proyek selalu dimulai dari sebuah lingkarang (node) dan berakhir pada satu lingkaran (node). Event (Peristiwa) adalah tempat dimulainya satu atau beberapa pekerjaan serta tempat berakhirnya satu atau beberapa pekerjaan. Didalam diagram jaringan kerja EVENT/PERISTIWA ditampilkan dalam bentuk lingkaran. Pekerjaan adalah bagian dari sebuah proyek dan didalam diagram jaringan kerja setiap satu pekerjaan/kegiatan selalu ditampilkan dengan tanda panah, diberi symbol dengan huruf A sampai Z serta dilengkapi dengan keterangan waktu yang diperlukan oleh setiap pekerjaan/kegiatan tersebut. Setiap pekerjaan dimulai dengan satu lingkaran dan berakhir pada satu lingkaran

D A C B

1.

Selalu mulai dengan membuat sebuah lingkar. Mulailah membuat tanda panah untuk pekerjaan A dengan arah kekanan (boleh keatas, kesamping kanan atas; kesamping kanan bawah atau horizontal kekanan)

2. Usahakan membuat panjang tanda panah yang ideal artinya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 17

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Penjadwalan proyek dengan waktu yang tidak tentu (Uncertain Activity Time) Setelah diagram jaringan kerja sebuah proyek dibuat ada kemungkinan kita perlu mengetahui informasi tentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian setiap pekerjaan dari proyek tersebut. Jika sebuah proyek mempunyai beberapa urutan pekerjaan dimana waktu yang diperlukan untuk setiap penyelesaian tidak begitu pasti maka kita perlu menentukan estimasi atau perkiraan waktu yang diperlukan dengan menerapkan penggunaan 3 (tiga) macam klasifikasi waktu dibawah ini ; Optimistic Time (a) : Waktu perkiraan yang diyakini dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan apabila tidak ada hambatan yang mendasar. Most Probable Time (m) : Waktu perkiraan yang paling memungkinkan/mendekati untuk penyelesaian sebuah pekerjaan. Pessimistic Time (b) : Waktu perkiraan yang diperlukan dalam penyelesaian sebuah pekerjaan seandainya diduga akan ada rintangan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Ketiga klasifikasi diatas didasarkan atas peluang keberhasilan dari estimasi waktu yang diperlukan mulai dari peluang keberhasilan yang tinggi (yakin) sampai peluang yang rendah (kurang yakin). Didalam perhitungan kita akan mengacu kepada waktu rata dari ketiga macam waktu diatas yang disebut dengan Expected Time (Et) atau waktu yang diharapkan dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan.

a + 4m+ b Et = 6
Contoh : Pekerjaan A B C D E F Pekerjaan Sebelumnya --A A A C a 4 1 2 3 2 1.5 Waktu (hari) m 5 1.5 3 4 3 2

b 12 5 4 11 4 2.5

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 18

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

G H I J

D BE H FGI

1.5 2.5 1.5 1

3 3.5 2 2

4.5 7.5 2.5 3

Pertanyaan : 1. Berikan diagram jaringan kerja proyek diatas ? 2. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut ? 3. Sebutkan pekerjaan yang kritis dan yang tidak kritis ? Untuk menjawab pertanyaan diatas dapat kita lakukan dengan langkah-langkah berikut :

D E A B

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 19

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Hitung Expected Time (Et) setiap pekerjaan seperti Et (A) = aA + 4 mA + bA / 6 = 4 + (4 * 5) + 12 / 6 = 36 / 6 = 6 hari Et (B) = aB + 4 mB + bB / 6 = 1 + (4 * 1.5) + 5 / 6 = 12 / 6 = 2 hari 1. Setelah diperoleh waktu penyelesaian waktu Et setiap pekerjaan maka kita dapat menghitung berapa lama (hari) proyek dapat diselesaikan dengan menggunakan dua cara : Pertama : mencari lintasan kritis yaitu lintasan yang terpanjang yang dihitung mulai dari lingkaran awal sampai lingkaran akhir. Ukuran yang dipakai adalah waktu dari setiap pekerjaan (Et). Jumlah waktu dari lintasan terpanjang inilah yang menentukan berapa lama (hari) proyek terebut dapat diselesaikan. Begitu juga, setelah mendapatkan lintasan kritis, kita juga sekaligus dapat mengetahui pekerjaan yang kritis, yaitu semua pekerjaan yang dilalui oleh lintasan kritis tersebut. Kedua : sama dengan cara diatas, namun alternatif lain untuk menentukan pekerjaan kritis adalah dengan menghitung waktu setiap pekerjaan dengan menggunakan formula dibawah ini :

Forward Pass (menghitung dari depan ke belakang)

EF = Max Es + t

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 20

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Keterangan : EF ES T : Earliest Finish Time atau waktu paling awal sebuah pekerjaan DAPAT diselesaikan. : Earliest Start Time atau waktu paling awal sebuah pekerjaan DAPAT dimulai. : Time yaitu waktu yang diperlukan untuk sebuah pekerjaan. Penekanan kata DAPAT mempunyai arti kita diberikan kesempatan untuk memilih (Optimal), semakin segera kita memulai sebuah pekerjaan semakin cepat dapat diselesaikan. Contoh : Waktu (hari) Pekerjaan A B C D E F G H I J Pekerjaan Sebelumnya --A A A C D BE H FGI 2 2 5 3 2 3 4 2 2 t 6 ES 0 0 6 6 6 8 11 9 13 15 EF 5 2 8 11 9 10 14 13 15 17

Disetiap lingkaran awal waktu untuk ES selalu nol Pekerjaan A dimulai dari lingkaran awal Berarti ES (A) Maka EF (A) EF (A) = 0 = ES (A) + t (A) = = EF (B) EF (B) 0 6 + 6

Begitu juga dengan pekerjaan B = ES (B) + t (B) = = 0 2 + 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 21

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Pekerjaan C dimulai dari lingkaran no. 2 atau setelah pekerjaan A selesai. Berarti waktu memulai C atau ES (C) sama dengan waktu berakhirnya A atau EF (A) maka untuk mencari EF (C) : EF (C) EF (C) = ES (C) + t (C) = = EF (D EF (D) 6 9 + 3

Demikian juga dengan D, E, F, G, dan I = ES (D) + t (D) = = EF (E) EF (F) EF (F) EF (G) EF (G) EF ( I ) EF ( I ) = = = = = = = = 6 11 6 9 8 10 11 14 13 15 + 2 + 3 + 2 + 3 + 5

EF (E) = ES (E) + t (E)

= ES (F) + t (F)

= ES (G) + t (G)

= ES ( I ) + t ( I )

Sedangkan untuk menghitung waktu penyelesaian paling awal (EF) pekerjaan H dan J berlaku dengan rumus EF = Max ES + t. Pekerjaan H baru dapat dihitung apabila pekerjaan B dan E telah selesai, dengan memilih waktu penyelesaian yang paling besar atau maximum diantara B dan E tersebut. Dimana EF (B) = 2 EF (E) = 9 Maka EF (H) = ES (H) + t (H) = = 9 13 + 4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 22

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Demikian juga dengan pekerjaan J, kita harus memilih EF yang paling maximum antara F, G dan I. Dimana EF (F) = 10 EF (G) = 14 EF ( I ) = 15 Maka EF (J) = ES (J) = = 15 17 + t (J) + 2

Backward Pass (menghitung dari belakang ke depan)

LS = Min LF - t
Keterangan : LF LS : Latest Finish Time atau waktu paling lambat sebuah pekerjaan HARUS diselesaikan. : Latest Start Time atau waktu paling lambat sebuah pekerjaan HARUS dimulai. Penekanan pada kata HARUS mempunyai arti penalty atau Deadline untuk pekerjaan tersebut, yang apabila tidak dilaksanakan sesuai ketentuan maka pekerjaan lainnya atau penyelesaian proyek secara keseluruhan akan mundur. Contoh : Pekerjaan A B C D E F G H Pekerjaan Sebelumnya t --A A A C D BE 6 2 3 5 3 2 3 4 Waktu (hari) LS 0 7 10 7 6 13 12 9 LF 6 9 13 12 9 15 15 13

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 23

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

I J

H FGI

2 2

13 15

15 17

Perhitungan LF dan LS setiap pekerjaan dengan menggunakan Backward Pass selalu dimulai dari lingkaran terakhir dimana dengan menggunakan tabulasi diatas kita menghitung dari bawah ke atas. Maka kita memulai hitungan dengan menggunakan rumus : LS = Min LF - t. Karena LF (J) Maka LS (J) LS (J) = EF (J) = 17 = LF (J) - t (J) = = 15 Karena LS (J) merupakan LF untuk pekerjaan F, G dan I, berarti LS (J) = LF (F) = LF (G) = LF ( I ). LS (F) = LF (F) - t (F) LS (F) = = LS (G) = = LS ( I ) = 15 13 15 12 15 - 2= 13 - 3 - 2 17 - 2

LS (G) = LF (G) - t (G)

LS ( I ) = LF ( I ) - t ( I ) Sedangkan untuk pekerjaan B, C, D, E dan H. LS (B) = LF (B) - t (B) LS (B) = = LS (C) = = LS (D) = = 9 7 13 10 12 7 - 5 - 3 - 2

LS (C) = LF (C) - t (C)

LS (D) = LF (D) - t (D)

LS (E) = LF (E) - t (E) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 24

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

LS (E) LS (H) LS (H)

= = = =

9 6 13 9

- 3

= LF (H) - t (H) - 4

Untuk menghitung pekerjaan A harus menggunakan nilai LF terkecil (minimum) diantara LS (C), LS (D) dan LS (E). Karena terdapat tiga pekerjaan yang bermulai dari lingkaran dimana pekerjaan A selesai. Maka LS (A) LS (A) = Min LF (A) - t (A) = = 6 0 - 6

Pekerjaan Fiktif atau Dummy Activities Untuk menyusun suatu network (jaringan kerja) kadang-kadang diperlukan dummy activities atau kegiatan-kegiatan semu dan kejadian-kejadian semu (dummy events). Kegiatan semu adalah bukan kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan, hanya saja tanpa memerlukan waktu, biaya, dan fasilitas. Adapun kegunaan dari dummy activities adalah untuk menghindari terjadinya dua kejadian dihubungkan oleh lebih dari satu kegiatan, untuk memenuhi ketentuan dimana suatu network harus dimulai oleh satu kejadian dan diakhiri oleh satu kejadian, dan untuk menunjukkan urutan-urutan pekerjaan yang tepat. Setiap dummy selalu diberi nilai waktu sama dengan nol (0).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 25

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 26

NURMATIAS,SE,MM
MANAJEMEN KUANTITATIF

You might also like