You are on page 1of 34

Epidemiologi:

Sekitar 40-50% dari seluruh pasien dengan ablasio memiliki miopia, 30-40% telah menjalani operasi katarak, dan 10-20% telah mengalami trauma langsung pada mata. Ablasi akibat trauma orang muda, ablasi retina akibat miopia usia 25-45 tahun. Sekitar 15 % ablasio juga pada mata sebelahnya. Risiko terjadinya ablasio bilateral meningkat 25-30% pada pasien yang telah menjalani katarak ekstraksi bilateral

Definisi

Ablasio retina menandakan pemisahan retina sensorik yaitu fotoreseptor dan lapisan jaringan bagian dalam, dari epitel pigmen retina di bawahnya.

Antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat adanya perlekatan struktural dengan koroid titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis
Sel kerucut dan sel batang retina yang lepas dari koroid atau sel epitel pigmen

gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid

gangguan fungsi yang menetap

Ablasio retina dapat dihubungkan dengan : 1. Kelainan kongenital. 2. Gangguan metabolik 3. Trauma 4. Kelainan vaskular 5. Miopia tinggi 6. Kelainan vitreus 7. Degenerasi

Klasifikasi
Regmatogenosa Tipe tarikan (traksi) Non-regmatogenosa eksudatif (serosa)

Tipe Regmatogenosa

robekan retina fluid vitreous masuk ke ruang subretina pendorongan retina retina terlepas dari lapis epitel pigmen koroid

* Tipe regmatogenosa merupakan tipe yang paling sering terjadi.

Tipe Non Regmatogenesa

Jenis traksi
Bagian sensoris retina terlepas akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit. Dapat terjadi bersamaan dengan tipe regmatogenosa (ablasio kombinasi traksi-regmatogenosa) ketika proliferasi fibrovaskular menyebabkan ablasio traksi yang juga menyebabkan robekan pada retina Ablasio retina jenis ini merupakan ablasi kedua tersering setelah ablasi retina regmatogenesa. 4 penyebab tersering dari jenis traksi adalah retinopati diabetik proliferatif, sickle cell disease, retinopathy of prematurity lanjut, dan trauma tembus

Jenis ablasio ini lebih jarang terjadi


Terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum, degenerasi makular, hipertensi akut yang berat

Secara normal aliran air dalam badan kaca mengalir melalui koroid
Pada keadaan kebocoran pembuluh darah dan kerusakan sawar darah retina, cairan yang masuk ke dalam badan kaca akan meningkat aliran ke koroid aliran masuk ke badan kaca cairan akan terkumpul di dalam ruang subretina ablasi retina eksudatif

Rusaknya epitel pigmen retina juga akan mengganggu kerja pompa cairan dalam badan kaca

Jenis eksudatif
Ekstravasasi pembuluh darah retina & koroid

Cairan masuk ke ruang subretina melalui kerusakan lapisan epitel pigmen retina
Tertimbunnya eksudat Retina terangkat
* Berhubungan dengan penyakit degeneratif, inflamasi, infeksi,
neovaskularisasi subretina

Anamnesis faktor risiko penyebab PVD prematur, yaitu: miopia, operasi intraokular sebelumnya, riwayat keluarga, ablasio retina tipe regmatogenosa mata sebelahnya

Fotopsia, yaitu persepsi adanya kilatan cahaya Defek lapang penglihatan adanya tirai hitam yang menutupi lapang pandang akibat cairan subretinal yang bergerak ke arah posterior menuju ekuator

Floaters
Kehilangan penglihatan sentral. Ketika makula terlepas pasien akan mengalami penglihatan yang tiba-tiba menurun

Metamorphopsia, merupakan distorsi gambaran visual yang

biasanya dideskripsikan seperti gelombang oleh pasien. Secara umum, onset baru dari floaters atau fotopsia merupakan indikasi adanya robekan retina sampai dibuktikan tidak ada

Gejala fotopsia dan floaters tidak bisa membantu menentukan lokasi dari robekan retina atau letak ablasio
Defek lapang pandang adalah spesifik untuk menentukan lokasi ablasio Pasien biasanya kurang menyadari adanya defek lapang pandang superior (menandakan ablasio bagian inferior) jika dibandingkan dengan defek lapang pandang inferior (menandakan ablasio superior)

Fluorescein angiography (FA)

Edema makula dapat merupakan komplikasi dari operasi pada ablasio. FA dapat membantu untuk mengetahui edema makula ini Elektroretinogram ERG digunakan untuk evaluasi pasien yang diduga ablasi. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan bila media penglihatan keruh/sukar dilihat (seperti perdarahan vitreous dan katarak). ERG juga dapat membantu jika pada pemeriksaan USG sulit membedakan antara ablasio atau penebalan membran hialoid posterior yang terlepas sebagian

USG

Ablasi retina,USG B

Bila berupa retinal break 1. Laser photocoagulation menambal lubang pada retina

2. Cryotherapy
menyebabkan peradangan

timbul jaringan parut

menahan retina dengan jaringan dibawahnya

1.Scleral buckling menempatkan flexible band/scleral buckle mengelilingi mata untuk menahan tarikan pada retina.

2. Vitrectomy

Gelatin vitreous diambil dan diganti dengan gelembung udara.

3. Pneumatic retinopexy injeksi gelembung udara ke dalam rongga vitreous sehingga menekan retina dekat dengan dinding mata.

Harus sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Peradangan Anti inflamasi Infeksi Antibiotik Anomali vaskular laser, cryotherapy, atau vitrectomy.

Penglihatan pasien ablasi tergantung dari keadaan makula (lepas atau tetap melekat) sebelum operasi Sekali makula lepas degenerasi fotoreseptor akan mulai terjadi sehingga akan mengganggu penyembuhan Umumnya, jika terjadi makula ablasi lebih dari 4-5 hari kehilangan visus walaupun prosedur operasi berhasil

Cara yang paling efektif untuk mencegah ablasio adalah dengan edukasi yang baik kepada pasien mencari dokter speseialis mata jika mengalami gejala ablasio retina
Pemeriksaan awal memungkinkan deteksi dari robekan retina yang dapat diterapi dengan laser atau krioterapi.

You might also like