You are on page 1of 23

KATA MAJEMUK NOMINA BAHASA JAWA(KAJIAN BENTUK, FUNGSI, PERAN DAN MAKNA) A. Pendahuluan1.

Latar Belakang Masalah Kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitasintern dan mobilitas posisional yang berarti memiliki komposisi tertentudan secara relatif memiliki distribusi yang bebas (Gorys Keraf, 2005:21).Berdasarkan kategorinya, kata dapat dibedakan menjadi delapan jenisyaitu nomina, verba, adjektiva, pronomina, numeralia, adverbia, katatugas dan interjeksi (Sudaryanto, 1992: 70). Gabungan dari kata akanmembentuk frasa, kata majemuk, kalimat, paragraf, hingga wacana.Setiap gabungan itu memiliki maksud dan tujuan tertentu serta memilikiperbedaan.Unsur yang kesemuanya cenderung memiliki makna leksikalmenjadikan mudahnya konstruksi kata majemuk dikacaukan dengankonstruksi satuan lain, misalnya frasa. Kata majemuk dan frasa adalahbentuk gabungan kata yang mempunyai kemiripan tersendiri. Keduanyamemiliki struktur pembentuk yang hampir sama, tetapi mempunyaimakna yang berbeda setelah proses penggabungan. Jika frasamengandung makna yang dapat terlihat dari morfemmorfempembentuknya, maka kata majemuk memiliki makna yang berbeda darimorfem pembentuknya setelah proses penggabungan terjadi atau maknabaru.Terdapat tujuh kiat yang dapat dilakukan untuk mengikat suatukonstruksi lingual menjadi berstatus polimorfemis jenis majemuk. Tujuhkiat itu adalah penghadiran makna baru yang tak terkembalikan,penghadiran makna baru yang berambu-rambukan makna bentuk dasar,penghadiran bentuk fonemis antarbentuk dasar, penghadiran bentuk dasar yang berupa unsur unik, penghadiran bentuk penggalan sebagaibentuk dasar, dan onomatope sebagai bentuk dasar (Sudaryanto dkk,1992:47) C ontoh dari kata majemuk nomina dalam kalimat bahasa Jawa (1) Suket wit-witan kalempit wedhus gembel (JG, Kalawarti/No188/Januari/2001/halaman IX) Rumput dan pepohonan dibinasakanawan panas. Kata wedhus gembel awan panas termasuk kata majemuk nomina karena mempunyai makna baru setelah proses penggabungan.Kata wedhus gembel awan panas diberi makna berdasarkan bentuk awan yang menyerupai wedhus gembel kambing gembel

. Inimembuktikan bahwa kata wedhus gembel awan panas merupakan katamajemuk nomina berdasarkan pendapat Sudaryanto dalam buku TataBahasa Baku Bahasa Jawa yaitu penghadiran makna baru yang berambu-rambukan makna bentuk dasar.Jika wedhus gembel awan panas pada kalimat (1) Suket wit-witankalempit wedhus gembel Rumput dan pepohonan dibinasakan awanpanas disisipi dengan sufiks e menjadi wedhuse gembel kambing jenis gembel , maka akan mengubah makna kata majemuk. Hasil penyisipanini jika diterapkan dalam kalimat akan menjadi (1a) Suket wit-witankalempit wedhuse gembel Rumput dan pepohonan dibinasakan kambingjenis gembel . Perubahan struktur inilah yang digunakan untuk membedakan kata majemuk dengan kumpulan kata lain seperti frasa.Berdasarkan uraian di atas penelitian tentang kata majemuk yangberhubungan dengan penelitian ini dan pernah dilakukan antara lain: (1) Morfologi Bahasa Jawa oleh Soepomo Poedjosoedarmo, 1978,dalam bentuk buku. Buku ini tidak hanya membahas kata majemuk saja,tetapi halhal yang berkaitan dengan morfologi bahasa Jawa.Pembahasan kata majemuk dibahas pada bab VII dari segi batasan,klasifikasi dan makna yang terbentu. (2) Kata Majemuk dalamBahasa Jawa oleh Tugiya tahun 1991 dalam bentuk skripsi. Skripsi inimembahas tentang bentuk, ciri morfologis, dan makna kata majemuk bahasa Jawa berupa dua kata.Dari uraian di atas, penelitian secara khusus mengenai KataMajemuk Nomina Bahasa Jawa (Kajian Bentuk, Fungsi, Peran, danMakna) perlu dilakukan. Penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian di atas. Perbedaannya terletak pada pengkhususan kategori katamajemuk yang mengkhususkan pada kategori nomina (kata benda) danbentuk kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan dua kata. Olehkarena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Kata Majemuk Nomina Bahasa Jawa (Kajian Bentuk, Fungsi, Peran, dan Makna). 2 .

Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan mengenai katamajemuk nomina, maka berdasarkan latar belakang, lingkup penelitianhanya terbatas pada bentuk, fungsi, peran, dan makna kata majemuk nomina bahasa Jawa yang terdiri dari satu kata ( c amboran tugel ) dan duakata ( c amboran wutuh ). 3 . Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskantiga masalah penelitian sebagai berikut.a. Bagaimanakah bentuk kata majemuk nomina dalam bahasaJawa? (Masalah ini diteliti untuk menjelaskan bentuk katamajemuk nomina dalam bahasa Jawa)b. Bagaimanakah fungsi dan peran kata majemuk nomina dalambahasa Jawa? (Masalah ini diteliti untuk menjelaskan fungsi danperan kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa)c. Bagaimanakah makna kata majemuk nomina bahasa Jawa?(Masalah ini diteliti untuk menjelaskan makna leksikal danmakna gramatikal kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa) 4 . Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:a. Menjelaskan bentuk kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa.b. Menjelaskan fungsi dan peran kata majemuk nomina dalambahasa Jawa.c. Menjelaskan makna kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa Manfaat Penelitian a. Manfaat TeoretisDengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikanmanfaat secara teoretis yakni menambah teori morfologikhususnya tentang kata majemuk ( tembung c

amboran ) dalambahasa Jawa dan teori sintaksis bahasa Jawa.b. Manfaat PraktisSecara praktis penelitian ini diharapkan memberi manfaatsebagai berikut.1. Masyarakat dapat mengetahui kata majemuk bahasa Jawabaik yang berbentuk satu kata ( c amboran wudhar ) maupundua kata ( c amboran wutuh ).2. Menambah referensi dalam penelitian morfologi.3. Dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya. 6 . Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab yaitu sebagaiberikut.Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, pembatasanmasalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dansistematika penulisan.Bab II Landasan Teori dan Kerangka Pikir yang meliputimorfologi, proses pamajemukan atau komposisi, kata majemuk, struktur sintaksis, makna leksikal dan makna gramatikal, dan kerangka pikir.Bab III Metode Penelitian, meliputi jenis penelitian, populasi dansampel,data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisisdata, dan teknik penyajian data.Bab IV Analisis Data dan Pembahasan mengenai bentuk, fungsi,dan makna kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa.Bab V Simpulan dan Saran dari hasil penelitian yang telahdilakukan.Daftar PustakaLampiran Landasan Teori dan Kerangka Pikir1. Morfologi Morfologi berasal dari kata morfo morfem dan logos ilmu.Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya selalu stabil dantidak dapat dibagi atas bagian bermakna. Morfologi dapat diartikansebagai ilmu yang mengkaji bentuk bahasa serta pengaruh perubahanbahasa pada fungsi dan arti bahasa. C abang ilmu linguistik inimenyelidiki sturktur kata, bagian-bagiannya, serta cara pembentukannya.Menurut Harimurti, morfologi adalah 1. bidang linguistik yangmempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; 2. bagian daristruktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaknimorfem (2008:159). Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal (Verhaar, 2001: 97). Bidang morfologimempelajari kata dan pembentukan kata.Kata adalah bentuk bebas

yang secara morfemis adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk lain yangdigabung dengannya dan dapat dipisahkan dari bentuk-bentuk bebaslainnya yang terletak didepan maupun dibelakangnya. Kata sebagaibagian dari sistematika tata bahasa, bukan pertama dicirikan oleh sifatfonologis atau semantik, melainkan oleh sifat tata bahasa (S. C . Dik,1994:152). Tiga sifat yang disebut adalah :a. Kegunaan kata sebagai ujaran yang lengkap.b. Bakat-pencil ( isolatility) kata dalam kalimat.c. Kesatuan yang kokoh atau bakat-pencil pada bagian kata di dalam katasebagai imbangan atas ciri b. 2 . Kalimat Sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat bukanlahbanyaknya kata yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. MenurutRamlam (1996: 27) kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi olehadanya jeda panjang yang disertai nada naik atau turun. Selain intonasi,kalimat dapat diidentifikasi dari tanda baca yang mengakhirinya. W.J.S.Poerwadarminta (1984: 437-438) memberi definisi kalimat sebagai sepatah kata atau sekelompok kata yang merupakan suatu kesatuan yangmengutarakan suatu pikiran atau perasaan (atau pikiran dan perasaan)dan perkataan. C ontoh kalimat adalah sebagai berikut. N alika isih taruna Raden Wasudewa sakadang sajake ya padhathukmis. Ketika masih muda Raden Wasudewa bersaudara kelihatannyajuga seorang pecinta wanita. 3 . Proses Pamajemukan atau Komposisi Kata majemuk merupakan hasil dari proses pemajemukan ataukomposisi. Yang dimaksud dengan komposisi adalah peristiwabergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara padu danmenimbulkan arti yang relatif baru (Masnur Muslich, 2008:57). Prosespamajemukan ini merupakan salah satu dari empat proses morfemis.Abdul C haer (2003:185) juga berpendapat bahwa komposisi adalah hasildan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat sehingga

terbentuk konstruksiyangmemiliki identitas leksikal yang berbeda atau yang baru. Disini terlihatperbedaan dan persamaan antara Masnur Muslich dengan Abdul C haer.Keduanya sama-sama menyebut proses penggabungan dengankomposisi, sedangkan perbedaannya terletak dari penyebutan hasilproses penggabungan. Jika Abdul C haer tetap menyebutnya dengankomposisi, Masnur Muslich menyebut dengan bentuk majemuk.Soepomo Poedjosoedarmo (dalam Tugiya, 1999:22) menyebutkandua bagian proses kata majemuk yaitu kata majemuk yang langsungterjadi dan kata majemuk yang melalui proses. Kata majemuk yanglangsung terjadi menurut Soepomo Poedjosoedarmo ialah kata majemuk yang timbul secara spontan atau sekali terjadi. Kata majemuk ini dapatditemui pada penamaan suatu benda, tanaman, makanan, nama tempat,karya seni, dan nama orang. C ontoh proses pamajemukan ini adalah sida mukti motif batik, nagasari makanan dari pisang, kumis ku c ing kumis kucing, Surabaya Surabaya, dan pawira utama nama tuasetelah menikah. Kata majemuk yang melalui proses adalah kata majemuk yang tidak langsung terjadisecar spontan, tetapi melalui suatuproses (Soepomo dalam Tugiya, 1991:22). Dalam proses ini SoepomoPoedjosoedarmo membagi lagi atas tiga bagian yaitu arti dari salah satuunsurnya tidak dimengerti lagi, makna yang diacu istilah ini berubahsehingga pelambangannyaterus tidak langsung dan berakibatkeduakomponen kata majemuk erat, dan proses perubahan maknayang diacuitu disertai dengan menghilangnya beberap komponenyang produktif. C ontoh dari proses pemajemukan ini adalah palakesimpar umbi-umbianyang terletak di atas tanah, juru

tulis sekretaris, dan juru madharan koki.Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa katamajemuk yang terjadi secara spontanlah yang keberadaannya tidak diragukan. Hal ini diperkuat dengan adanya kata majemuk yang munculdengan kesatuan bentuk dan kesatuan arti yang baru. Misalnya kata nagasari nama pohon dalam kalimat (2) Mligine para peziarah jaluwestri padha golek berkah ana sangisoring wit na g a s ari sarampungenyekar (PS No. 52 25 Desember 2010 halaman 42) Umumnya parapeziarah laki-laki perempuan mencari berkah di bawah pohon nagasariselesai ziarah. 4. Kata Majemuk Kata majemuk merupakan gabungan dua unsur yang masing-masing mempunyai makna, tetapi setelah bergabung akan memilikimakna sendiri. Kriteria kategori majemuk dapat dilihat dari cirinya yaitudari segi semantik, memiliki satu makna, dari segi fonologis, memilikisatu tekanan, dan dari segi struktur, dua unsur, sistem gabungan dari duaunsur (Fatimah Djajasudarma, 1993:47). Hal ini yang membedakanantara kata majemuk dengan frasa.Harimurti Kridalaksana (2008:111) berpendapat bahwa katamajemuk merupakan gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnyaberstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dansemantik yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan; pola 8 khusus tersebut membedakannya dari gabungan leksem yang bukan katamajemuk.Kata majemuk mempunyai ciri tersendiri jika dibandingkan dengankumpulan kata lain seperti frasa. Kata majemuk mempunyai ciri-ciriyaitu, terdiri dari dua kata, sistem keeratannya ketat atau bersifat rapat,setelah bergabung membentuk makna baru, dan diberlakukan sebagaisatu kata. Menurut Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka kata majemuk dibagi menjadi dua yaitu tembung c amboran wutuh (kata majemuk duakata) dan tembung c

amboran tugel (kata majemuk satu kata) (2008: 113-114). Tembung c amboran tugel adalah kata majemuk yang terdiri darikata yang utuh dan kata penggalan atau kata majemuk yang merupakanbentuk panggalan dari dua kata. C ontoh: bangjo lampu lalu lintas yangberasal dari kata abang merah dan ijo hijau. C amboran wutuh adalahkata majemuk yang terdiri dari kata-kata yang masih utuh. C ontoh: randha royal nama makanan.Jadi, kata majemuk adalah gabungan dua unsur yang masing-masing mempunyai makna dan mempunyai pola fonologis, gramatikal,dan semantik yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan,tetapi setelah bergabung memiliki makna tersendiri. Kata majemuk berkategori nomina adalah kata majemuk yang mempunyai maknamenunjukkan kata benda (nomina). 5 . Struktur Sintaksis Struktur sintaksis menurut Sudaryanto (1983:13-14) terdiri daribentuk, fungsi, kategori, dan peran. 5 .1 Bentuk Bentuk adalah penampakan atau rupa satuan bahasa; penampakanatau rupa satuan gramatikal atau leksikal dipandang secara fonis ataugrafemis. Bentuk dibedakan menjadi bentuk asal, bentuk bebas, bentuk dasar, bentuk kata, dan bentuk terikat (Harimurti Kridalaksana, 2008:32-34). Dalam bahasan ini bentuk yang dikaji adalah bentuk nominamajemuk bahasa Jawa. Berdasarkan konstituen pembentuknya, katamajemuk dibedakan menjadi empat yaitu kata majemuk yang terdiri dari morfem asal plus morfem asal (misalnya: sida

luhur motif batik),morfem pangkal plus morfem asal (misalnya: kebo giro namatembang), morfem asal plus morfem pangkal (misalnya: sangga wedhi sanggurdi), dan morfem pangkal plus morfem pangkal (misalnya: kalamenjing jakun) (Wedhawati ddk, 2006: 225). Dalam buku MorfologiBahasa Jawa Soepomo Poedjosoedarmo mengklasifikasikan katamajemuk berdasarkan segi bentuk, posisi modifikasi, luluhnyakomponen, persamaan arti, dan arti (1978: 167-171). 5 . 2 Fungsi Fungsi adalah hubungan antara satu satuan dengan unsuregramatikal, leksikal, atau fonologis dalam suatu deret satuan-satuan(Harimurti Kridalaksana, 2008: 67). Fungsi bersifat relasional, artinyaadanya fungsi yang satu tidak dapat dibayangkan tanpa hubungandengan fungsi yang lain. Kita tidak dapat mengatakan suatu kataberfungsi sebagai P jika tidak melihat fungsi lain seperti S atau O dalanderet satuan tersebut. Bagian fungsi terdiri dari subjek (S), predikat (P),objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). C ontoh: P akdhe nandur pandhan wangi ing sawah .S P O K tempat Paman menanam padi jenis pandan wangi di sawah. 5 . 3 Kategori Kategori adalah 1. bagian dari suatu system klasifikasi; mis.kategori gramatikal dan kategori leksikal; 2.hasil pengelompokan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan pengalaman manusia; 3. Golongansatuan bahasa yang anggota-anggotanyamempunyai perilaku sintaksisdan mempunyai sifat hubungan yang sama (Harimurti Kridalaksana,2008: 113). Kategori dalam bahasa Jawa yaitu.a. Nomina/kata benda secara semantis adalah kategori kataleksikal yang mengandung konsep atau makna kebendaan baik yang bersifat kongret atau abstrak. Nomina dapat berangkaidengan kata ingkar dudu

bukan, nomina dapat berangkaidengan pronominal persona atau enklitik pronominal sebagai pewatas posesif, dan dalam kalimat yang berpredikat verba,nomina cenderung mengisi subjek, objek, atau pelengkap.b. Verba/kata kerja adalah kata yang dapat mengikuti subjek yangdiisi dengan kata dasar.c. Adjektiva/kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina.d. Numeralia/kata bilangan adalah kata yang menunjukkanbilangan atau kuantitas.e. Adverbial/kata tambahan adalah kata yang dipakai untuk memerikan verba atau adjektiva.f. Interjeksi/kata seru adalah kata yang tidak dapat diberi afiksdan yang tidak memiiki dukungan sintaksis dengan lain, danyang dipakai untuk mengungkapkan perasaan.g. Kata tugas adalah kata yang menyatakan hubungan gramatikalyang tidak dapat bergabung dengan afiks dan tidak mengandung makna leksikal, seperti konjungsi dan preposisi.Dalam bahasan ini yang dikaji adalah kategori kata yangmembentuk kata majemuk nomina dalam bahasa Jawa. C ontoh: kata kuping gajah nama makanan yang terbentuk dari kategori nominadengan nomina. Kuping gajah nama makanan.Nom Nom 5 . 4 Peran Peran adalah hubungan antara predikator dengan sebuah nominadalam proposisi (harimurti Kridalaksana, 2008: 187). Peran bersifatrelasional dan struktural. Peran dibagi atas dua kelompok besar yaituperan konstituen pusat, pada umumnya terdapat pada predikat, dan perankonstituen pendamping yang biasanya terdapat pada subjek, objek danketerangan. Peran konstituen pusat terbagi atas empat peran yaitu.a. Peran aktif yaitu peran yang menyatakan tindakan aktif,misalnya palakrama menikah, nggulawentah mengasuh.b. Peran pasif yaitu peran yang menyatakan tindakan pasif,misalnya dirudhapeksa

diperkosa. 11 c. Peran resiprokal adalah peran yang menyatakan hubungantimbal-balik atau makna saling, misalnya adu geger salingbersandar.d. Peran reflektif adalah peran yang menyatakan tindakan yangmengenai atau dimanfaatkan oleh yang bertindak sendiri atauperbuatan untuk diri sendiri, misalnya sanggauwang berpotangdagu . Peran konstituen pendamping terbagi atas sembilan peran yaitu.a. Peran agentif adalah peran yang menampilkan perbuatan atauyang menyebabkan suatu kejadian. Peran ini umumnya terdapatpada subjek atau onjek suatu kalimat. C ontoh: P ak dhe nglukusawah Paman membajak sawah. P akdhe paman dalamkalimat berperan sebagai agent.b. Peran objektif adalah peran yang menampilkan objek. Peran initerdapat pada kalimat yang berobjek. C ontoh: I bu gawe na g a s ari Ibu membuat kue nagasari

. N agasari namakue/makanan sebagai objek dalam kalimat. c. Peran reseptif yaitu peran yang menyatakan subjek mengalamikeadaan psikologis dari P. contoh: P ari mu ka diantemi warga Perampok dipukuli warga. P arimuka perampok merupakanperan reseptif dalam kalimat.d. Peran benefaktif adalah peran yang diuntungkan atau peranyang menyatakan perbuatan yang dilakukan untuk orang lain. C ontoh: I bu numbasake mbako mb a h k u n g Ibu membelikantembakau untuk kakek. Mbahkung kakek dalam kalimatberperan sebagai benefaktif.e. Peran faktor yaitu peran yang menyatakan sebab atau factor. C ontoh: W ulu ka lo n

g nutupi dhadhane Bulu halus menutupidadanya. Wulu kalong bulu halus sebagai faktor dalamkalimat.f. Peran target adalah peran yang menyatakan sasaran yang ingindicapai dari suatu perbuatan. C ontoh: Wong kuwi mlaku rindhik-rindhik ameh j ara h ra j a h sertfikat omah saka sedulure Orang itu jalan dengan hati-hati mau merebut sertifikat rumahdari saudaranya. J arah rajah merebut dalam kalimatberperan sebagai target dari tindakan.g. Peran lokatif yaitu peran yang menunjukan tempat. C ontoh: P rabu P andhudewanata kautus sowan Begawan Abiyasa ing S aptaar g a Prabu Pandudewanata diutus menemui BegawanAbiyasa di Saptaarga. Saptaarga nama pertapaan/tempatdewa merupakan lokatif dalam kalimat ini.h. Peran kompanional yaitu peran yang menyatakan kesertaan. C ontoh: I bu tindak peken kaliyan

budhe Ibu ke pasar bersamabibi. Budhe bibi mempunyai peran kompanional.i. Peran instrumen yaitu peran yang menyatakn alat. C ontoh: P akathik nuntun jaran nganggo a mbe n ap us Perawat kudamenarik kuda menggunakan tali amben apus . Amben apus nama tali merupakan peran instrument dalam kalimat. 6 . Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Makna kata majemuk dapat ditelusuri melalui kategori kata yangmembentuknya (Mansoer Pateda, 2001:146). Dalam bukunya SoepomoPoedjosoedarmo memperinci arti kata majemuk menjadi arti lebih luas,lebih khusus, arti yang sama sekali baru, dan arti yang menyangatkan(1978: 171). Makna kata majemuk dapat membentuk berbagai maknamisalnya jenis binatang dan harta benda.Makna gramatikal ( grammati c al meaning) adalah makna yangmuncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Makna leksikaladalah makna kata ketika kata itu berdiri sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap.Makna leksikal suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri.dikatakan berdiri sendiri sebab makna sebuah kata dapat berubah apabilakata tersebut bergabung dengan kata lain atau dalam kalimat.Misalnya dalam kaliamat (3) ra j a kaya

lan ra j a b rana kari ninggal c rita (JG, kalawari/No188/Januarai/2011 halaman IX)binatang dan kekayaan hanya meninggalkan cerita. Kata raja kaya binatang (berkakiempat), jika dibagi unsur langsungnya terdiri dari kata raja penguasakerajaan dan kaya hampir sama. Secara gramatikal kata raja kaya bermakna raja (yang) mirip dan secara leksikal kata raja kaya bermaknabinatang berkaki empat. 7 . Kerangka Pikir Data dalam penelitian ini adalah bahasa tulis berupa kalimat bahasaJawa yang terdapat dalam majalah, suplemen berbahasa Jawa di dalamsurat kabar, kumpulan cerkak, kumpulan geguritan, dan buku ajar.Berikut adalah kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini. Klom 1. kalimat bahasa jawa Klom 2. kata majemuk Klom 3. kata majemuk nomina Klom 4. bentuk, fungsi, mkna, peran

Penggabungan satuan lingual dengan satuan lingual yang lain akanmembentuk kalimat bahasa Jawa. Diantara satuan lingual tersebut adalahkata majemuk. berdasarkan kategori, terdapat bentuk kata majemuk nomina. Selanjutnya kata majemuk nomina tersebut diteliti berdasarkanbentuk, fungsi, peran, dan makna.

14 C . Metode Penelitian1. Jenis Penelitian Jenis penelitian kajian ini adalah deskriptif kualitatif. Lexy JMoleong (2007: 6) berpendapat bahwa, penelitian kualitatif adalahpenelitian yang bermaksud untuk memahami fenomana tentang apa yangdialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikandalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yangalamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 2 . Data dan Sumber Data

Data adalah fenomena lingual khusus yang mengandung danberkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud (Sudaryanto,1992:5). Data dalam penelitian ini adalah data tulis yaitu berupa kalimatyang mengandung kata majemuk nomina yang terdapat dalam sumber data.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagaisumber data tulis berbahasa Jawa. Hal ini bertujuan untuk mencari tipe-tipe kata majemuk nomina bahasa Jawa. Adapun sumber data tersebutadalah majalah bahasa Jawa, surat kabar, lembar kerja siswa (LKS),buku ajar, kumpulan cerkak, kumpulan geguritan. 3 . Populasi dan Sampel Edi Subroto (1992:32) mengatakan bahwa populasi adalah objek penelitian yang pada umumnya merupakan keseluruhan individu darisegi-segi tertentu bahasa. Populasi dalam penelitian ini adalah semuawacana tulis yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa penulisan.Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian langsung yang mewakili populasi secara keseluruhan (EdiSubroto, 1992:32). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan), maksud dari sampling dalam halini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagaimacam sumber dan bangunannya ( c ontru c tions ) (Lexy J Moleong, 007:224). Sampel dalam penelitian ini adalah kalimat yangmengandung kata majemuk nomina bahasa Jawa yang terdapat pada:a. Jayabaya nomor 44 minggu I Juli 2010b. Penjebar Semangat nomor 52 25 Desember 2010c. Jagad jawa, kalawarti III/No 188/Januari/2011d. Mekar Sari Minggu Kliwon 6 Februari 2011 (2 Mulud 1944)e. EKSIS Buku Ajar Bahasa Jawa kelas 3 semester 2f. Seneng Basa Jawa kanggo SD/MI kelas III pengarang Drs.Sawukir, Sutadi, S. Pd, dan Drs. Mulyadig. Banjire Wis Surut Kumpulan C erkak JFX Hoeryh.

Pagelaran Kumpulan Geguritan karya JFX Hoery 4 . Alat Penelitian Alat penelitian meliputi alat utama dan alat bantu. Alat utamadalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. disebut alat utama karenaalat tersebut yang paling dominan dalam penelitian khususnya dalampencarian data. Alat bantu berguna untuk memperlancar jalannyapenelitian. Adapun alat bantu dalam penelitian ini adalah bolpeint berwarna untuk menandai data dalam sumber data, bolpeint, tipe-ex, buku catatan, kertas hvs, katu data, dan alat bantu elektronik berupakomputer dan flash disk. 5 . Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metodesimak, yakni peneliti mengamati kalimat yang mengandung katamajemuk nomina dalam berbagai sumber data tulis. Kemudiandilanjutkan dengan teknik mencatat dan pengelompokan data sesuaikasusnya. Pengelompokan ini untuk memudahkan dalam analisis data. 6 . Metode Analisis Data Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis denganmenggunakan metode agih, yaitu metode analisis data yang alatpenentunya adalah unsur dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15).Teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL),Teknik ini digunakan untuk menganalisis bentuk kata majemuk nomina. Teknik lanjutan yang digunakan berupa tenik lesap. Teknik inidigunakan untuk menganalisis fungsi dan peran kata majemuk nominabahasa Jawa dalam kalimat. Metode padan ialah metode metode yangdipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentudengan memaki alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas daribahasa , dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (EdiSubroto, 1992: 55-56). a. Bentuk kata majemuk nomina Bentuk kata majemuk nomina dapat dianalisi dengan teknik BUL.Teknik ini dilaksanakan dengan membagi satuan lingual data menjadibeberapa unsur dan unsur-unsur yang berkaitan dipandang sebagaibagian yang membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto,1993: 31). Penerapan teknik ini dapat dilihat dari contoh berikut.(4) Sadurunge dadi pandhita, Hurada dadi patih kraton M a

j apa h it .(EKSIS/3/II/halaman 30)Sebelum menjadi ahli agama, Hurada menjadi patih di keratinMajapahit.Kata majapahit majapihit merupakan kata majemuk nomina yangberasal dari kata maja nama buah dan pahit pahit. maja pahit .Nom Adjmono mono b. Fungsi dan peran kata majemuk nomina Sifat dari fungsi yang relasional dapat dianalisis menggunakanteknik lesap. Begitu pula dengan peran kata majemuk nomina. Teknik lesap dilaksanakan dengan cara melesapkan (melepaskan,menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuanlingual yang bersangkutan. Jika hasil dari pelesapan tidak gramatikalmaka, unsur yang bersangkutan memiliki kadar keintian yang tinggi.Pelesapan yang dilakukan adalah pelesapan kata majemuk nomina dalamkalimat. C ontoh penggunaan teknik lesap adalah sebagai berikut.(5) B ul ik ora mangsuli pitakone Mas Gito malah ngendika marang Bagas . (MS/ Minggu Kliwon, 6 Februari 2001) Bibi tidak menjawab pertanyyan Mas Gito, tetapi berbicaradengan Bagas.Kata majemuk nomina bulik bibi pada kalimat (5) dilesapkan,sehingga menjadi kalimat seperti di bawah ini.(5a) * ora mangsuli pitakone Mas Gito malah ngedika marangBagas. tidak menjawab pertanyaan Mas Gito, tetapi berbicara kepadaBagas.Hasil dari pelesapan kata majemuk nomina dalam kalimat di atasternyata tidak gramatikal. Dari pelesapan ini, jika dikembalikan kekalimat sebenarnya maka didapat fungsi dan peran dari kata majemuk nomina dalam kalimat yaitu berfungsi sebagi subjek (S) dan berperansebagai agent/pelaku.(5) Bulik ora mangsuli pitakone Mas Gito malahFungsi S P O KonjPeran Agent Aktif Objektif ngedika marang Bagas.Fungsi P PelPeran aktif Target c .

Makna kata majemuk nomina Metode padan digunakan untuk menganalisis makna kata majemuk nomina bahasa Jawa. Metode padan yang digunakan adalah jenis yangalat penentunya pengawet bahasa atau tulisan. Kata ialah satuan lingualyang di dalam bahasa tulis ditulis/dicetak dengan berjarak satu spasi (EdiSubroto, 1992: 60). Penulisan kata majemuk ada yang tertulis secaraberangkai dan ada juga yang tertulis menggunakan spasi. C ontohpenerapan metode ini adalah.(7) Sawise saka B any uw an g i , Ridwan sajak susah mergarumangsa anggone nyedhaki Fenti ora berhasil, saterusedheweke nyoba nyedhaki Atika. (JB/ No. 44/ Minggu I/Juli2010/ halaman 22)Sesudah dari Banyuwangi, Ridwan terlihat sedih karenamerasa gagal dalam mendekati Fenti, akhirnya ia mendekatiAtika.Kata banyuwangi banyuwangi merupakan kata majemuk nominayang berasal dari kata banyu air dan wangi harum. Secara leksikal ata banyuwangi mempunyai makna air yang berbau harum, tetapisecara gramatikal kata itu mempunyai makna nama sebuah kota di JawaTimur atau lokasi. 7 . Metode Penyajian Hasil Analisis Teknik penyajian hasil analisis yang digunakan dalam penelitianini menggunakan teknik informal dan formal.a. Teknik informal dengan bentuk penyajian data berupa uraianberwujud kalimat-kalimat yang diikuti pemerian secaraterperinci (Sudaryanto, 1993:145).b. Teknik formal dengan perumusan tanda dam lambang-lambangatau an artifi c ial language

, antara lain *dan lambang huruf sebagai singkatan nama (S, P, O, K) (Sudaryanto, 1993:145). 8 . Jadwal Penelitian NamaKegiatan/BulanJan Februari Maret April Mei JunPengumpulan dataPembuatan proposalSeminar proposalRevisi proposalAnalisis dataPenyususnan LaporanUjian

19 DAFTAR PUSTAKA Abdul C haer. 2003. L inguistik Umum. Jakarta: PT Rineka C iptaEdi Subroto. 1992. P engantar Metode P enelitian L inguistik.

Surakarta: UNSPressFatimah Djajasudarma. 1993. Metode L inguistik An c angan Metode P enelitian danKajian. Bandung: Eresco.---------. 1993. Semantik 1 P engantar ke Arah I lmu Mkana. Bandung: ErescoGorys Keraf. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.Harimurti Kridalaksana. 2008. Kamus L inguistik Edisi Keempat. Jakarta: PTGramedia Pustaka UtamaLexy J Moleong. 2007. Metodologi P enelitian Kualitatif Edisi Revisi . Bandung:PT Remaja RosdakaryaMansoer Pateda. 2001. Semantik L eksikal (Edisi Kedua). Jakarta: PT Rineka C iptaMasnur Muslich. 2008. Tata Bentuk Bahasa I ndonesia Kajian ke Arah TataBahasa Deskriptif . Jakarata: Bumi AksaraRamlan. 1996. I lmu Bahasa I ndonesia Sintaksis. Yogyakarta: C V KaryonoS. C Dik/J.G. Koooij. 1994. I lmu Bahasa Umum.

Jakarta: RUL Soepomo Poedjosoedarmo. 1978. Morfologi Bahasa J awa. Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan NasionalSry Satriya Tjatur Sasangka. 2008. P arama Sastra Gagrag Anyar Basa J awa. Jakarta: yayasan ParalinguaSudaryanto. 1988. Metode dan Aneka Teknik P engumpulan Data. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press--------------. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: DutaWacana University PressSudaryanto, dkk. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa J awa . Yogyakarta: DutaWacana University PressTugiya. 1991. Skripsi Kata Majemuk dalam Bahasa J awa. Surakarta: FSSR UNS Verhaar,J.W.M. 2001. Asas-Asas L inguistik Umum . Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity PressWedhawati, dkk. 2006. Tata Bahasa J awa Mutakhir . Yogyakarta: KanisiusW.J.S. Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa I ndonesia. Jakarta: BalaiPustaka

You might also like