You are on page 1of 4

1

PENDAHULUAN
Spektakuler energi dari vulkanik (gunungapi), teror yang dibawa oleh gempa bumi, pemandangan yang megah dari lembah gunung, kerusakan yang ditimbulkan oleh landslide (tanah longsor); semuanya merupakan subyek untuk ahli geologi. Studi geologi berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang praktis dan menarik tentang lingkungan fisik kita. Geologi secara lateral berarti studi tentang bumi. Ilmu geologi secara tradisional terbagi dalam 2 bagian besar, yaitu fisik dan sejarah geologi. Geologi fisik menguji (menganalisa) material-material yang menyusun bumi dan mencoba untuk mengerti proses-proses yang terjadi di bawah dan di atas permukaannya. Geologi sejarah adalah untuk memahami asal mula jadi bumi dan perkembangannya sejalan dengan waktu. Jadi menjelaskan hubungan secara kronologi dari perubahan-perubahan perilaku fisik dan biologi yang muncul dalam waktu geologi yang lalu. Beberapa Catatan Sejarah Tentang Geologi Keadaan dari bumi kita, materialnya dan proses-prosesnya, telah menjadi pusat studi selama berabad-abad. Topik-topik yang jadi perhatian seperti fosil, batu mulia, gempa bumi dan data vulkanik telah dipelajari di Yunani lebih dari 2300 tahun yang lalu. Pelopor filosofi yang paling berpengaruh adalah Aristoteles. Beliau percaya bahwa batuan dibuat di bawah pengaruh dari bintang, dan gempa bumi muncul pada saat udara terkumpul ke dalam tanah dan dipanasi oleh panas pusat (sentra) dan keluar secara ledakan. Kemudian oleh Frank D. Adams mengatakan dalam Geological Sciences (New York : Devor, 1938) bahwa : Selama masa-masa pertengahan Aristoteles dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof; yang pendapatnya pada subyek apapun merupakan hukum dan hasil akhir. Katastrofisme Selama abad 17 dan 18, Katastrofisme sangat kuat berpengaruh pada permulasi dan dari penjelasan tentang kedinamisan dari bumi. Secara bebas dikatakan bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama katastrof. Kenampakkan seperti pegunungan, lembah yang saat ini kita lihat membutuhkan periode waktu yang sangat lama dalam pembentukkannya, dijelaskan telah terbentuk sebagai akibat perusakkan tiba-tiba dan selalu dari bumi yang lain karena sebab-sebab yang tak diketahui yang tak lagi berlaku. Filosofi ini berusaha mencocokan rata-rata dari proses-proses di dalam bumi terhadap ide-ide yang muncul tentang umur dari bumi. Archibishop James Usshen, Sarjana Alkitab, menyimpulkan bahwa bumi menghampiri 6000 tahun dan telah terbentuk pada tahun 4004 SM. Hubungan antara katastrofisme dan umur dari bumi telah disimpulkan sebagai berikut : Bahwa bumi telah mengalami petualangan kejadian yang mendebarkan dan telah dilihat banyak perubahan selama masa lalunya yang tak pasti. Lahirnya Geologi Modern Akhir abad 18 merupakan permulaan dari Geologi Modern. James Hutton, fisikawan berbangsa Scot mempublikasikan Teori Bumi yang dikenal prinsip Uniformitarisma. Uniformitarisma merupakan konsep dasar dalam Geologi modern. Secara ringkas dikatakan bahwa hukum fisika, kimia dan biologi yang dioperasikan hari ini juga berlaku dalam waktu lampau geologi, ini umumnya dikatakan Masa kini adalah kunci masa lalu. (The present is the key to the past) Charles Lyell (1830-1872) memproduksi 11 edisi dari hasil pekerjaan besarnya, antara lain : Principles of Geology (Prinsip-prinsip geologi), buku ini memiliki subjudul yang agak panjang yang menampakkan tema utama dari pekerjaannya : berusaha menjelaskan perubahan-perubahan lebih lanjut dari permukaan bumi, dengan refrensi dari sebab-sebab yang berlaku sekarang. Beliau mengilustrasikan konsepkonsep kesamaan dari alam sesuai dengan waktu. Beliau dapat memperlihatkan secara meyakinkan lebih meyakinkan dari pendahulunya bahwa proses-proses Geologi yang

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch8319/97844066.doc

2
dapat diamati sekarang dapat disimpulkan berlaku juga pada masa lalu. Walaupun doktrin uniformitarisma tidak dimulai dengan Lyell, dia adalah orang yang lebih sukses dalam menginterpretasi dan mempublikasikan pada masyarakat luas. Mengabaikan kepentingan dalam Geologi modern, doktrin uniformitarisma janganlah diambil secara literal (harafiah). Untuk mengatakan bahwa proses Geologi dimasa yang lalu sama seperti yang muncul saat ini tidaklah untuk menyarankan bahwa kesemuanya itu selalu pada keadaan yang persis sama keadaanya tak diragukan lagi sangat bervariasi selama waktu geologi. Kenampakan Bumi Kenampakan bumi yang seperti terlihat oleh Astronout Apollo VIII pada saat pesawat angkasanya datang dari belakang bulan setelah memutarinya pada pertama kali dalam bulan Desember 1968. Untuk pertama kalinya kita melihat bumi dikedalaman angkasa sebagai sebuah bentuk yang kecil, ellips yang muncul seperti benda yang mudah rapuh yang dikelilingi oleh kekelaman dari sebuah alam raya (angkasa) yang universal. Kenampakan yang tidak hanya spektakular yang belum pernah dialami bahwa alangkah kecilnya bagian bumi di alam semesta ini. Jika kita melihat lebih dekat pada planet menyolok bukanlah kontinennya, tetapi awan yang berputar yang tersuspensi di atas permukaannya dan lautan yang sangat luas. Dari posisi yang menguntungkan, kita dapat mengapresiasikan mengapa lingkungan fisik bumi secara tradisional terbagi ke dalam 3 bagian utama : bungkusan udara disebut atmosfera, hidrosfera atau porsi air dari planet kita dan tentunya bumi yang padat. Bumi kita adalah sebuah planet yang dinamis yang tidak hanya didominasi oleh batua, air dan udara saja. Melainkan dicirikan oleh interaksi yang menerus pada saat udara mengadakan kontak dengan batuan, batuan dengan air, air dengan udara. Atmosfera merupakan selimut yang memberi kehidupan bagi bumi, sebagai udara yang mempunyai tebal ratusan km, adalah bagian integral dari planet. Tidaklah hanya menghasilkan udara yang kita hirup untuk bernapas, tetapi juga melindungi kita dari matahari dan dari radiasi yang berbahaya. Perubahan energi yang muncul secara menerus atau atmosfera dengan permukaan bumi dan antara atmosfera dengan ruang angkasa yang menghasilkan efek yang disebut cuaca atau iklim. Hidrosfera adalah massa dinamis dari cairan yang terus menerus bergerak, dari lautan ke udara, ke tanah dan kembali lagi. Larutan global merupakan kenampakan penting yang nyata dari hidrosfera, menyelubungi 71 % dari permukaan bumi dan terhitung sekitar 97 % dari jumlah air. Bagaimanapun, hidrosfera juga termasuk air tawar yang ditemukan di sungai-sungai, danau dan glasier, sebanyak yang terdapat di dalam tanah. Walaupun sumber-sumber yang terakhir ini hanya mengkonstitusikan fraksi yang sederhana dari keseluruhan, tetapi tetaplah lebih penting mengakibatkan dalam memahat dan membentuk bentangalam yang bervariasi dari planet kita. Terletak di bawah atmosfera dan lautan adalah bumi yang padat, lebih dari pada sebuah badan yang homogen. Sebagian dari bumi terdiri dari cangkang atau bentukkan yang disusun oleh material yang dengan sifat yang berbeda. Pembagian prinsip dari bumi terdiri dari : 1. Inti dalam, zona yang kaya akan Fe dengan jari-jari 1216 km (756 mil). 2. Inti luar, lapisan campuran logam setebal 2270 km (1410 mil). 3. Mantel, lapisan batuan padat yang memiliki tebal maksimum 2885 km (1789 mil). 4. Kerak bumi, bagian kulit luar yang relatif lebih ringan yang tebal berkisar dari 5 40 km (3 25 mil). Zona yang sangat penting terdapat di dalam mantel dan perlu diperhatikan khusus. Zona ini disebut astenosfera, yang bertempat dikedalaman yang mendekati 100 700 km. Astenosfera adalah zona lemah yang panas yang dapat mengalir secara bertahap. Berada di atas astenosfera, ahli geologi mengenal zona yang disebut litosfera yang termasuk kerak bumi dan mantel paling atas. Berlawanan dengan asfenosfera, maka litosfera bersifat dingin dan keras.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch8319/97844066.doc

3
Bumi Yang Dinamis Bumi merupakan planet yang senantiasa berubah/dinamis. Jika kita dapat kembali ke waktu miliyaran tahun atau lebih, kita akan mendapatkan suatu planet yang permukaannya berbeda secara dramatis dengan yang ada sekarang. Seperti pemandangan yang sangat terkenal; Grand Canyon, Rocky Mountain, dan bahkan Gunung Appalachian yang berumur lebih tua, tidak ada. Kita akan menemukan benua yang mempunyai bentuk yang berbeda dan terletak pada posisi yang berbeda dari sekarang. Pada sisi lain, milyaran tahun lalu, permukaan bulan hampir sama seperti yang kita temukan saat ini. Kenyataannya, jika kenampakan bulan dilihat melalui teleskop dari bumi, kemungkinan hanya sedikit bagian yang hilang. Proses-proses yang terjadi di permukaan bumi dapat dibagi menjadi dua kategori. Kekuatan yang bekerja pada permukaan bumi tersebut terdiri atas pelapukan dan erosi. Tidak seperti bulan, pelapukan dan erosi selalu bekerja secara perlahan dan tak terbatas, proses ini mengubah secara terus menerus roman muka bumi. Terdapat diantara proses konstruksional adalah vulkanisme dan pembentukan pegunungan, yang mana meningkatkan elevasi rata-rata dari permukaan bumi yang berlawanan dengan grafitasi. Seperti yang seharusnya kita lihat, kekuatan ini tergantung pada panas di dalam bumi sebagai sumber energinya. Pada beberapa dekade terakhir, kesepakatan yang besar telah dipelajari mengenai kerja dari planet dinamis ini. Pada kenyataannya, banyak disebut periode ini suatu revolusi dalam pengetahuan kita tentang bumi yang tidak sama setiap waktu. Revolusi ini dimulai pada awal abad ke 20 dengan usulan yang radikal bahwa kontinen telah terbetuk disekitar muka bumi. Hal ini telah diterima secara skeptis. Lebih dari 50 tahun lalu dimana belum cukup data yang dikumpulkan untuk mentransformasi relatively simple hypothesis ini ke dalam suatu teori pekerjaan bersama proses dasar yang diketahui bekerja di atas bumi. Teori tersebut akhirnya muncul, disebut Plate Tectonics atau tektonik lempeng. Tektonik adalah suatu studi tentang deformasi lithosphere bumi pada skala besar yang hasilnya pada formasi struktur mayor yang berassosiasi dengan pegunungan. Menurut model tektonik lempeng, bagian terluar bumi yang keras, lithosphere, hancur menjadi beberapa bagian tersendiri yang disebut plate atau lempeng. Pemikiran lebih lanjut mengenai hal ini bahwa lempeng yang keras ini bergerak lambat tetapi kontinu. Pergerakan ini dipercaya digerakkan oleh mesin panas (thermal engine), hasil dari suatu distribusi panas yang tidak sama di dalam bumi. Sebagai material panas yang berasal dari kedalaman di dalam bumi dan menyebar secara lateral, lempeng tersebut terkumpul dalam suatu gerakan. Yang terpenting, pergerakan lempeng lithosphere bumi ini menghasilkan gempa bumi, aktivitas vulkanik, dan deformasi massa batuan yang besar menjadi pegunungan. Karena setiap lempeng bergerak sebagai suatu unit yang berbeda, semua interaksi diantara lempeng terjadi sepanjang batas-batasnya. Pendekatan pertama dari batasbatas lempeng yang dibuat/dibentuk pada basis gempa bumi dan aktifitas vulkanik. Kerja terakhir mengindikasikan eksistensi tiga tipe yang berbeda dari batas lempeng, yang dibedakan oleh kenampakan arah pergerakannya. Ketiga tipe tersebut adalah: 1. Divergent Zona dimana lempeng bergerak sebagian, meninggalkan suatu gap diantara lempeng tersebut. 2. Convergent Zona dimana lempeng bergerak bersama-sama, menyebabkan yang satu bergerak di bawah yang lainnya, seperti yang terjadi ketika kerak samudera bertabrakan. 3. Transform fault Zona dimana lempeng saling bergesekan diantara satu dengan lainnya, yang akan menghasilkan kehancuran di sepanjang zona pergeseran tersebut. Setiap lempeng dibatasi oleh suatu kombinasi dari zona-zona ini. Pemekaran lempeng dipercaya terjadi pada oceanic ridge atau punggung samudera. Seperti pemisahan lempeng, suatu gap terbentuk dan terisi batuan secara langsung yang

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch8319/97844066.doc

4
bergerak ke atas yang berasal dari astenosphere yang panas. Material ini mendingin secara perlahan yang kemudian menjadi cekungan samudera yang baru. Rangkaian pemekaran dan pengisian yang berlanjut menghasilkan lithosphere samudera yang baru diantara lempeng yang bergerak memisah. Mekanisme ini telah menghasilkan Cekungan Samudera Atlantik. Selama 200 juta tahun yang lampau, yang secara tepat disebut pemekaran lantai samudera ini diperkirakan bergerak sekitar 5 cm (2 inch) setiap tahun, meskipun terdapat beragam kondisi dari lokasi yang satu terhadap lainnya. Meskipun lapisan terluar bumi yang keras terbentuk pada punggung samudera secara konstan, total daerah permukaan bumi adalah tetap. Zona lempeng yang saling bertabrakan merupakan tempat terjadinya proses destruktif. Dua lempeng yang bergerak bersama-sama saling mendekati, lempeng yang satu akan menunjam ke bawah, berada di bawah lempeng yang lainnya. Kapan pun lithosphere kontinen dan samudera bertabrakan, hal ini akan selalu menyebabkan material samudera yang lebih padat masuk ke dalam asthenosphere yang lemah, yang berada di bawahnya. Batas lainnya, direpresentasikan oleh transform fault atau patahan mendatar, yang terletak dimana lempeng saling bergesekan tanpa menghasilkan atau menghancurkan kerak bumi. Bentuk patahan ini searah dengan pergerakan lempeng dan pertama ditemukan pada suatu set punggung samudera. Walaupun kebanyakan transform fault terletak di dalam cekungan samudera, beberapa patahan ini melalui kontinen. Penemuan saat ini menyatakan bahwa interaksi lempeng sepanjang batasbatasnya kebanyakan ditandai dengan vulkanisme, gempa bumi, dan pembentukan gunung. Batas-batas tersebut tidak konstan sepanjang waktu. Sepanjang kedalaman temperatur di dalam bumi secara signifikan lebih tinggi dari pada yang dekat permukaan, material masuk ke dalam bumi akan selalu kontinu bergerak. Aliran di dalam tersebut, berputar, akan menjaga kulit terluar bumi yang padat selalub bergerak. Dengan demikian, sepanjang mesin yang panas di dalam bumi bekerja, posisi dan bentuk kontinen dan cekungan samudera akan berubah dan bumi akan menjadi suatu planet yang dinamis.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch8319/97844066.doc

You might also like