You are on page 1of 41

GRAF

A. Definisi Graf Himpunan terhingga yang tidak kosong yang memuat objek-objek yang disebut titik/simpul/vertex dan himpunan pasangan tak urut antara titik yang berlainan yang disebut rusuk. Vertex/Titik/Simpul Edge/Sisi/Rusuk/Garis

B. Lambang Graf Grap dilambangkan dengan huruf capital. Contoh: V = Grap V={ }

C. Himpunan Pasangan Tak Urut E=* =( ) +

Contoh Soal : V (G) = * E (G) = *( )( + )( )( )( )( )+

Buatlah grap G tersebut! Jawab :


a b

e d

Tugas : ( ) ( ) Jawab.
2 4 5 1 6

* *( )(

+ )( )( )( )( )( )( )+

TITIK TERISOLASI, LOOP, AJASENSI DAN INSIDENSI

A. Titik Terisolasi Titik yang tidak terhubung dengan titik lainnya.

B. Loop Sisi yang menghubungkan suatu titik ke titik tersebut. Contoh : A

C. Ajasensi (Bertetangga) Titik yang terhubung dengan titik yang lain. ( { ( ( Contoh : 4 ) )( ) ) ( ) ( ) ( )

4 terajasensi dengan 3 dan 5

D. Insidensi Garis dengan titik. {

Contoh Soal : V(H) = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} E(H) = {(1,2), (1,5), (2,5), (3,4), (4,5), (5,2), (5,7), (7,7)} Buatlah graf, matriks ajasensi dan matriks insidensi! Jawab :
7

1 2

6 4 5 Catatan : 6 = titik terisolasi

Catatan : Untuk matriks insidensi, jumlah ke samping harus 2, dan jumlah ke bawah harus sama dengan jumlah derajat titik (d). d(1) = 2 d(2) = 3 d(3) = 1 d(4) = 2 d(5) = 5 d(6) = 0 d(7) = 3 d(G) = 16 Derajat terbesar pada G = 5, dan derajat terkecil pada G = 0. +

Tugas : Diketahui derajat titik : a, b, c, d, e, f, g, h 1. 2. 3. 3, 2, 4, 5, 2, 2, 1, 1 2, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 4 1, 2, 2, 3, 3, 4, 4, 3

Buatlah grafnya, matriks ajasensi dan matriks insidensi! Jawab : 1. V(H) = {a, b , c, d, e, f, g, h}

h e c

F E(H) = {(a,b), (a,d), (a,g), (b,c), (c,d), (c,f), (d,c), (d,e), (d,h), (e,f)}

[ d(a) = 3 d(b) = 2 d(c) = 4

d(d) = 5 d(e) = 2 d(f) = 2 d(g) = 1 d(h) = 1 d(H) = 16 +

2. 3.

Tidak bisa dibuat grafnya karena d(H) ganjil yaitu 29 V(H) = {a, b , c, d, e, f, g, h} a
h

E(H) = {(a,d), (b,c), (c,d), (d,e), (d,h), (e,f), (e,h), (f,f), (f,g), (g,g), (g,h), (h,h)}

[ d(a) = 1 d(b) = 2 d(c) = 2 d(d) = 3 d(e) = 3 d(f) = 4 d(g) = 4 d(h) = 5 d(H) = 22 +

JALAN, LINTASAN, JEJAK DAN SIRKLUS/SIRKUIT/CYCLE

G Jalan dari A ke F yaitu A, , C, , D, , F.

Lintasan adalah jalan yang titik dan sisinya berlainan. Contoh : Bukan Lintasan A, , C, , D, . E, , B, , C, , G, ,F

Sama Jejak adalah jalan yang sisinya berlainan. Contoh : A, , C, , D, . E, , B, , C, , G, ,F

Siklus adalah jejak tertutup. Contoh : A, , C, , B, ,A

Latihan : Dari gambar berikut, buatlah : 1. 2. 3. 4. Jalan dari Lintasan dari Jejak dari Siklus 5 titik ke ke ke (7 titik) (5 titik)

Jawab : 1. 2. 3. 4. Jalan = , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Lintasan = Jejak = Sirklus = ,

Tugas : P O N B

A Buatlah : 1. 2. 3.

Lintasan terpanjang dari A ke B Jalan terpendek dari A ke B Berapa cara jalan terpendek dari A ke B

Jawab : 1. A, P, 2. 3. A, , I, , O, , C, , H, , N, , D, , C, ,B , E, cara , F, , M, ,B , D, , G, , F, , M, , L, , K, , J, ,

JALAN TERPENDEK

n = banyak titik yang dilewati k = banyak baris

Rumus dasar ( )

( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )

) ( ( ( ( ( ( )+ (

( )

) ( ) ) ) ) ) ( ) ) ( ( ( (

( ) ( ) ) ) ) ( )

) ( *( ( *( ) (

( ) ) ) ) ( ( (

)+ ) )+

*(

)+(

Catatan : Maksimal sesuai dengan k.

Contoh Soal : Berapa banyak jalan terpendek dari a ke b dari gambar berikut :

b
1 4 10 20 30

10 1 3 6 10

a maka jalan terpendek dari a ke b adalah 30 jalan. Tugas : Berapa banyak jalan terpendek dari a ke b dari gambar berikut : b 96

21

36

66

15

15

30

30

10

15

10

15

1 a

maka jalan terpendek dari a ke b adalah 96 cara.

MACAM MACAM GRAF KHUSUS

A. Graf Nol Graf nol adalah graf yang tidak memiliki sisi. Notasi graf nol adalah Nn dengan n sebagai banyaknya titik dari N. Contoh : . ..

B. Graf Sederhana Graf sederhana adalah sebuah graf yang tidak memiliki loop dan sisi paralel. Contoh :

C. Graf Lingkaran Setiap titik berderajat dua. Notasi graf lingkaran adalah Cn dengan n sebagai banyak titik. Contoh :

C3

C4

D. Graf Teratur Graf teratur adalah sebuah graf yang semua titiknya berderajat sama. Contoh :

E. Graf Lengkap Graf lengkap adalah sebuah graf yang setiap titiknya terhubung dengan titik lainnya. Sebuah graf lengkap sering juga disebut graf universal. Karena tiap titik dalam graf lengkap selalu dihubungkan dengan titik lain melalui satu sisi, maka derajat tiap titik dalam sebuah graf lengkap G dengan titik adalah n-1. Sebuah graf lengakap dengan n titik dapat dinotasikan dengan Kn. Contoh :

F. Graf Bipartite Graf bipartite adalah sebuah graf yang setiap sisinya terhubung dengan sisi lainnya.

Contoh :

Bipartite lengkap :

G. Graf Bagian (Subgraf) Sebuah graf g disebut graf bagian (subgraf) dari G jika semua titik dan sisi dari g termuat dalam G. Untuk menyatakan bahwa g merupakan bagian dari graf G dapat ditulis g < G. Contoh : a b a b

d (G)

d (H)

E (G) = {(a,b),(a,c),(a,d),(b,c),(b,d),(c,d)} E (H) = {(a,b),(a,d),(b,d)} H < G jika E(H) < E(G)

H. Graf Komplemen Graf komplemen adalah sebuah graf dengan himpunan titik yang sama seperti dalam G dan dengan sifat bahwa dua titik dari G ajasen jika dan hanya jika dua titik yang sama dalam G tidak ajasen. Graf komplemen dinotasikan G. Contoh :
a b

d
G

A = V A E(G) = E(KG) E(G) E(G) ={(a,b),(b,c),(a,d)} E(G) = {(a,c),(b,d),(c,d)}

I.

Graf Isomorfik Graf isomorfik adalah dua buah graf yang memiliki kesamaan. Contoh : a b = a

J.

Graf Pohon

Graf Pohon adalah graf sederhana yang tidak memiliki siklus. Daun (leaf/ranting) adalah titik yang berderajat 1. Contoh :

K. Graf Hutan (Forest) Graf hutan adalah graf yang terdiri dari beberapa pohon. Rumus : Contoh : 2 titik : 3 titik : a a a b 4 titik : a a a a a a b b b d d b b c a b b c c d d a c d a a c b c c d b d b c c d c b c d c d b c b d a a c b

d a

b b

c c

a a c b

d a d b b

d a c

c Latihan : V(G)= {a,b, c, d, e} d(a)= 3 d(b)= 2 d(c)= 1 d(d)= 1 d(e)= 1 Berapa banyak pohon yang dapat dibentuk ? Jawab :
c a d

L. Graf Bidang Graf bidang adalah sebuah graf jika pada sajian geometrik suatu graf ternyata setiap pasangan sisinya saling berpotongan hanya pada titik ujungnya.

M. Graf Planar Graf planar adalah suatu graf G yang isomorfik dengan graf bidang.

N. Graf Terhubung Graf terhubung adalah jika setiap dua titik dari G terhubung.

EULER

d(A)= 5 d(B)= 3 d(C)= 3 d(D)= 3 Sisi - sisinya tidak bisa dilewati semua karena semua derajatnya ganjil.

d(A)= 6 d(B)= 3 d(C)= 2 d(D)= 3

Sisi-sisinya bisa dilewati semua karena harus ada 2 titik yang berderajat ganjil.

A. Teorema Euler Suatu graft memiliki sirkuit euler pasti terhubung dan derajat tiap titik genap. Contoh : C

B Bisa kembali ketitik asal apabila semua titik berderajat genap.

B. Teorema Hierholzer Jika suatu graft terhubung dan tiap titik derajat genap memiliki sirkuit Euler.

C. Sirkuit Euler Sirkuit yang melewati dari 1 titik kembali ke titik tersebut dengan melewati semua titik.

D. Sirkuit Hamilton Jika terdapat 5 titik (1, 2, 3, 4, 5) yang titiknya bertetangga dengan titik yang terakhir.

Contoh :
2

10

7 6

Iya, karena titiknya bertetangga secara urut.


C

Bukan, karena b tidak bertetangga dengan c. Lingkaran / Sirquit Hamilton adalah lingkaran yang terdiri dari semua titik di graft G.

E. Tapak Euler Jejak yang melewati semua titik dan sisi tetapi tidak kembali ke titik asal lagi. Suatu grafik yang memiliki tapak Euler jika dan hanya jika graft G memiliki tepat 2 titik berderajat ganjil. Contoh : 4 A 5 D B 3 2 1 C

F. Planaritas Graft planar adalah graft yang semua sisinya tidak berpotongan Contoh : n (E(A))= 3 n (V(A))= 3 n (F(A))= 2

n (E(B)= 6 n (V(B))= 4 n (F(B))= 4

n (E(C))= 9 n (V(C))= 5

n (F(C))= 6

G. Formula Euler

F+V-E=2 F=E-V+2

Keterangan : E = Sisi V = Titik F = derajat

PLANAR MAKSIMAL

Rumus: Setiap grap pohon tidak memiliki siklus, karena tidak memiliki siklus maka daerah pohon adalah satu. E=V1 F=EV+2 =V1V+2 =1 G = *( G= *( )+ )+ dari grap G dengan menghapus 1 sisi di E di dapat bahwa E

merupakan grap planar dengan berkurangnya 1 daerah dari G. F= ( E 1 ) V + 2 =EV+1 Dengan memasukkan kembali sisi E maka jumlah daerah G menjadi F = E V + 2.

PEWARNAAN GRAF

Pewarnaan graf adalah kasus khusus dari pelabelan graf. Pelabelan disini maksudnya, yaitu memberikan warna pada titik-titik pada batas tertentu. Ada tiga macam pewarnaan graf : 1. Pewarnaan titik (vertex coloring) Pewarnaan titik (vertex coloring) yaitu memberikan warna berbeda pada setiap titik yang berdekatan sehingga tidak ada dua titik yang berdekatan dengan warna yang sama. Contoh :

2.

Pewarnaan sisi (edge coloring) Pewarnaan sisi (edge coloring), yaitu memberikan warna berbeda pada sisi yang berdekatan sehingga tidak ada dua sisi yang berdekatan mempunyai warna yang sama. Contoh :

3.

Pewarnaan daerah atau pewarnaan wilayah Pewarnaan daerah atau pewarnaan wilayah, yaitu memberikan warna pada daerah sehingga tidak ada daerah yang berdekatan mempunyai warna yang sama. Pewarnaan graf pada daerah dilakukan dengan terlebih dahulu membentuk graph tersebut menjadi graph planar kemudian melakukan pewarnaan untuk tiap daerah yang berbeda pada daerah yang berdekatan. Jumlah warna diambil yang paling minimum.

Bilangan kromatik atau chromatic number dari G adalah jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai graph G, dilambangkan dengan ( ) { ( ) adalah huruf Yunani chi}.

PEWARNAAN TITIK (VERTEX COLORING)

2 Banyak warna minimum disebut juga bilangan kromatik. 1 1 ( )

2 ( ) 1 3

1 ( )

1 2 3 1 2

2 1 ( ) 2 1

1 1 3

1 2 2 ( )

Banyaknya pewarnaan : Contoh : 2 1 1 2

k2 Banyak Pewarnaan = k(k-1)(k-1)(k-2)(k-2) k2 k1 ( ( k k1 = 12 )( ) ( ) )

Atau

k1

k -2

k2

k1

Tugas :

Berapa banyak bilangan kromatik dan pewarnaan?

Jawab : 2 atau (k 2)

3 atau (k 2)

1 atau (k 1) ( )

1 atau (k) H Banyak pewarnaan = (

2 atau (k 2)

)( )

= ( )( =6

PEWARNAAN SISI (EDGE COLORING)

Edge coloring (pewarnaan sisi) dari sebuah graf G adalah penetapan warna pada sisi dari suatu graf. Pewarnaan sisi sejati adalah sebuah pewarnaan sisi dengan tambahan properti sehingga dua sisi yang berdekatan tidak menerima warna yang sama.

Teorema 1 : Misal G adalah sebuah graf. Jumlah dari warna yang diperlukan untuk pewarnaan sisi sejati dari G adalah lebih besar atau sama dengan derajat maksimal setiap titik di G. Bukti : Jika v adalah titik yang bertemu (incident) dengan t sisi, maka harus ada sedikitnya t warna dalam pewarnaan sisi sejati pada sisi ini, karena sisi tersebut berdekatan satu sama lain. Contoh : Graf K4 memiliki derajat maksimal 3 sehingga pewarnaan sejati pada sisi dapat diberikan dengan 3 warna.

Sebuah graf G dikatakan berderajat teratur atau k-teratur, jika setiap titik dari G berderajat sama yaitu k. Graf lengkap Kn adalah graf teratur berderajat n-1. Graf pada gambar dibawah adalah graf teratur berderajat 3.

Bilangan kromatik sisi dari sebuah graf G adalah jumlah warna minimal yang diperlukan untuk pewarnaan sisi sejati pada setiap sisi dari G. Dalam hal tertentu, kebanyakan graf 3-teratur mempunyai bilangan kromatik sisi sejumlah 3. Contohnya adalah graf K4, graf dedocahedron dan graf kubus.

Tetapi ada juga Graf 3-teratur yang mempunyai bilangan kromatik 4 dan mereka disebut snark. Graf petersen (figure 2) adalah sebuah contoh dari snark, begitu juga dengan graf pada figure 1.

Teorema (Vizing) : Bilangan kromatik sisi dari sebuah graf k-teratur adalah salah satu dari k atau k+1. Contoh teorema vizing pada pewarnaan graf 3-teratur dari figure 1 adalah :

Teorema vizing menyebutkan bahwa setiap graf kubik dapat diberikan pewarnaan sisi sejati menggunakan paling banyak 4 warna. Graf Kn adalah graf teratur dengan derajat n-1. Dengan teorema vizing, Kn dapat diberikan pewarnaan sisi menggunakan salah satu dari n atau n-1 warna, dengan ketentuan : {

Teorema 2 : Jumlah bilangan kromatik sisi dari K2n adalah 2n-1. Bukti : Pembuktian teorema ini menggunakan teknik yang disebut sebagai trik memutar. Misal kita labeli titik-titik dari K2n dengan 0,1,2, ..., 2n-2, x. Kemudian kita susun titik titik tersebut sebagai graf teratur dengan derajat (2n-1). Sehingga akan terdapat paling tidak (2n-1) warna berbeda untuk memberikan pewarnaan sejati pada graf ini. Misal untuk 2n = 10, pelabelan titiknya dapat dilihat sebagai berikut:

Titik x ditempatkan di luar. Misal C1, C2, ..., C2n-1 menunjukkan 2n-1 warna yang berbeda. Sisi-sisi yang kita warnai dengan C1 adalah sebagai berikut. (C1) 0 x, 1 2n-2, 2 2n-3, ... , n n-1.

Untuk mendapatkan sisi-sisi yang berwarna C2, kita ambil sisi 1x sebagai sisi terluar, maka kita memutar segala sesuatu lainnya yang satu unit ke arah kanan, Sehingga diperoleh: (C1) (C2) 0 x, 1x, 1 2n-2, 2 0, 2 2n-3, 3 2n-2, ... ... n n-1. n+1 n

Sisi-sisi untuk sisa warna adalah: (C1) (C2) (C3) (C4) . . . (C2n-1) 2n-2 x, 0 2n-3, 1 2n-4, . . . n-2 n-1 0 x, 1x , 2x, 3x, 1 2n-2, 2 0, 3 1, 4 2, 2 2n-3, 3 2n-2, 4 0, 5 1, ... ... ... ... n-1 n n n+1

n+1 n+2 n+2 n+3

Hal ini memberikan sebuah pewarnaan sisi pada K2n dengan 2n-1 warna. Dengan Teorema 2 paling sedikit 2n-1 warna yang dibutuhkan, maka teorema 2 terbukti. Berikut ini diberikan contoh pewarnaan sisi sejati dari K10 dengan menggunakan teorema 3 (C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6) (C7) (C8) (C9) 0x 1x 2x 3x 4x 5x 6x 7x 8x 18 20 31 42 53 64 75 86 07 27 38 40 51 62 73 84 05 16 36 47 58 60 71 82 03 14 25 45 56 67 78 80 01 12 23 34

Pewarnaan sisi sejati yang terjadi adalah sebagai berikut:

Teorema 3 : Jumlah bilangan kromatik sisi dari K2n-1 adalah 2n-1. Bukti : Pewarnaan sisi sejati pada sisi-sisi dari K2n-1 dapat diberikan dengan 2n-1 warna, karena menurut Teorema 2 kita dapat memberikan pewarnaan sisi sejati pada K2n dengan menggunakan 2n-1 warna, kemudian hapus sebuah titik untuk mendapatkan K2n-1 tanpa mengganggu proses pewarnaan. kita harus menunjukkan bahwa kita tidak bisa memberikan pewarnaan sisi sejati pada K2n-1 menggunakan hanya 2n-2 warna. Untuk melihat ini, sebut kembali bahwa ada ( ( )( )

) sisi di K2n-1. Jika sisi-sisinya diwarnai hanya dengan 2n-2 warna

maka akan ada dua sisi yang bersebelahan memiliki warna yang sama. Oleh karena itu 2n1 warna diterima. Contoh dan ilustrasi dari pembuktian terema 2 pada graf K5 :

Sebuah spanning subgraph H dari suatu graf G disebut 1-faktor dari G jika H adalah graf teratur berderajat 1. Sebuah r-faktor dari suatu grafik G adalah spanning subgraph r-teratur dari G.

Sebuah graf dengan jumlah titik ganjil tidak pernah mempunyai 1-faktor. Tetapi ada juga beberapa graf yang terhubung dengan jumlah titik genap yang tidak memiliki 1-faktor. Contoh dua graf seperti itu digambarkan pada Gambar 4

Catatan : Dalam bukti teorema 2 menggunakan trik memutar disebutkan untuk mengisi pewarnaan sisi sejati dari K2n menggunakan 2n-1 warna. Perhatikan bahwa sisisisinya diwarnai dengan warna beraturan yang sebenarnya adalah 1-faktor dari K2n.

You might also like