You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu yaitu secara bertahap, pertumbuhan dan perkembangan antara anak laki-laki dan perempuan amatlah berbeda (Supartini, 2004). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, dratis, tidak beraturan dan terjadi pada sistem reproduksi. Hormon-hormon mulai di produksi dan mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh (Manuaba, 2009) Setiap remaja putri pasti akan mengalami yang namanya fase mentruasi. Walupun tidak sama pada setiap orang, tetapi biasanya mentruasi mulai usia 10 tahun. Dengan semakin dininya mendapat mentruasi akan memberikan konsekuensi menyiapkan mereka untuk tidak panik menghadapinya.setiap remaja putri akan mengalami perubahan yang drastis pada tubuhnya karena untuk pertama kali alat kelamin mengeluarkan darah yang disebut menstruasi (Setiawan, 2009). Menstruasi atau haid sama tuanya dengan sejarah umat manusia, namun sampai sekarang masih merupakan topik yang banyak menarik minat sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulannya wanita selalu mengalami menstruasi dan sering

mengalami nyeri. Nyeri ini timbul bersamaan dengan menstruasi, sebelum menstruasi atau bisa juga segera setelah menstruasi. Nyeri haid atau yang biasa disebut dengan dismenore merupakan kram & nyeri menusuk yang terasa di perut bagian bawah & paha, punggung bawah, mual muntah diare, kram yang nyeri selama menstruasi, lemah, dan berkeringat (Anonim, 2007). Penyebab nyeri haid bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab tersering nyeri haid diduga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi (Arifin S, 2007). Ada dua jenis nyeri haid, yaitu primer dan sekunder. Pembagian ini atas dasar sudah diketahui sebabnya dan yang belum diketahui sebabnya. Pada yang primer biasanya terjadi pada umur kurang 20 tahun dan biasanya bisa hilang bila yang bersangkutan hamil. Sebaliknya yang sekunder terjadi pada umur lebih 20 tahun dan biasanya dijumpai adanya kelainan pada alat kelamin dalam, seperti infeksi, tumor atau perlekatan. Kebanyakan penderita dismenore adalah wanita muda, walaupun dijumpai juga dikalangan yang berusia lanjut. Dismenore yang paling sering terjadi adalah dismenore primer, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat yang sampai menggangu aktivitas dan kegiatan sehari-hari wanita. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun (Anonim, 2007).

Rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada juga yang benar-benar muntah (Kingston, 2005). Dismenore yang dialami saat terjadi menstruasi bisa sangat menyiksa. Kadangkadang wanita membungkukkan tubuh atau merangkak lantaran tidak tahan dengan nyeri haid. Pengetahuan remaja tentang disminore amat sedikit sehingga mereka tidak tahu apa yang dilakukan jika nyeri datang, begitu juga sikap remaja mengenai

disminore amatlah sedikit, kadang remaja berharap mereka tidak mendapatkam haid, mereka berangapan haid merupakan hari yang amat menyiksa bagi mereka (Setiawan. 2009). Pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang, terutama mengenai disminore pada saat menstruasi akan menimbulkan sikap kecemasan akan datangnya haid itu suatu yang tidak menyenangkan dengan kata lain remaja mengembangkan sikap negatif tentang menstruasi. Diperkirakan 9,2 % penduduk remaja putri yang berusia 10-16 tahun sudah mengalami mentruasi (Setiawan, 2009). Hasil studi pendahuluan di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay didapatkan bahwa remaja perempuan di daerah tersebut pernah mengalami nyeri haid (dismenore) dan kadang ada yang sampai tidak tahan dan tidak dapat beraktivitas karena nyeri terhadap

dismenore yang mereka alami. Dari data pendahuluan dari remaja di daerah tersebut, didapatkan data bahwa hampir disetiap bulannya sekitar 10% selalu ada remaja yang sakit yang berkunjung ke puskesmas atau mengalami dismenore. Jumlah remaja di wilayah kerja puskesmas Beringin Lubay sebannyak 169 remaja putri yang berusia antara 10 20 tahun. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Beringin Lubay Informasi reproduksi yang kurang, rendahnya pengetahuan dan sikap juga menjadi kendala dalam sosiologi bagi remaja, karena masih banyak remaja yang masih memberikan pendapat yang salah tentang menstruasi, serta banyak faktor yang mempengaruhi menstruasi, peran bidan amatlah penting dengan memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi akan menggurangi kecamasan pada remaja putri tentang menstrusi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Disminore di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 (episentrum.com, 2010)

1.2

Rumusan Masalah Apakah terdapat antara Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Terhadap

Kejadian Disminore di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay Kabupaten Muara Enim Tahun 2010?.

1.3 1.3.1

Tujuan penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang disminore di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay Kabupaten Muara Enim Tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang disminore di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay Kabupaten Muara Enim tahun 2010. 2. Diketahui hubungan sikap remaja putri tentang disminore di Desa Jiwa Baru Kecamatan Lubay Kabupaten Muara Enim tahun 2010.

1.4

Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi Remaja Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi masukan bagi remaja tentang hal-hal yang berkaitan dengan mentruasi khususnya tentang disminore. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dan menambah wawasan mahasiswa Akademi Kebidanan Muara Enim tentang kesehatan reproduksi

1.4.3

Bagi Puskesmas Beringin Lubay Hasil penelitian ini dapat di jadikan masukan Puskesmas Beringin Lubay dalam

memberikan pelayanan, sosialisasi dan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja.

1.4.4

Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk mengapilikasikan ilmu yang telah didapatkan selama

mengikuti perkuliahan, khususnya kesehatan reproduksi ..

1.5

Ruang Lingkup Penelitian Karena banyaknya faktor yang berhubungan dengan disminore antara lain

pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang, sikap, pendidikan, informasi yang kurang tepat dan benar, mitos, budaya masyarakat, dan hormon. Mengingat

keterbatasan penelitian, maka penelitian hanya mengambil 2 faktor yaitu pengetahuan dan sikap sebagai variabel yang akan ditelitu, di mana penelitian di laksanakan di Wilayah kerja Puskesmas Beringin Lubay (Manuaba, 2004).

You might also like